BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Ikatan Akuntan Imdonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Ijarah pada Bank Muamalat. 1. Perhitungan Akuntansi Pembiayaan Ijarah

AKUNTANSI IJARAH (PSAK 107)

BAGIAN V AKAD SEWA V.1. IJARAH ATAS ASET BERWUJUD

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

Dealin Mahaputri Leonika

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANKAN SYARIAH IJARAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB VI AKUNTANSI IJARAH

ANALISIS KOMPARASI SAK 30 SEWA DENGAN SAK SYARIAH 107 IJARAH

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 107

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN. IJARAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk SKRIPSI. Program Studi Akuntansi : GEFI MAHPUTRA

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB II LANDASAN TEORI

Materi: 12 AKUNTANSI IJARAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB II LANDASAN TEORI. transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

BAGIAN III AKAD JUAL BELI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No.107 AKUNTANSI IJARAH

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III.2. ISTISHNA. B. Dasar Pengaturan 01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. 02. PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH BERMASALAH PADA PT. BANK SYARIAH X DI INDONESIA

Bab 10 AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

BAGIAN IX ASET

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LO DAN BEBAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II LANDASAN TEORI

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI PENYELESAIAN UTANG PIUTANG MURABAHAH BERMASALAH

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

Perbankan Syariah. Akuntansi Ijarah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Rajawali Perkasa melakukan usaha dagang bahan-bahan bangunan.

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

No. 10/ 34 / DPbS Jakarta, 22 Oktober S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

NPM : ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO. Nama : Sri Mulyani

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2018

Oleh Iwan Sidharta, MM.

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 MARET 2017

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Januari 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2017

55,049 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

TOTAL ASET ,708,580

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Pencatatan akuntansi pembiayaan ijarah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dilakukan seperti dibawah ini, pencatatan didasarkan pada bank sebagai pemilik obyek Ijarah: 1. Tanggal 1 Maret 2008, Bank syariah membeli mobil Inova, dengan harga dan biaya-biaya lain (harga perolehan) sebesar Rp. 120.000.000,-- 2. Tanggal 10 Maret 2008, Bank syariah melakukan transaksi Ijarah dengan PT X. Berikut ini adalah data-data transaksi ijarah antara lain: Tabel 4.1 Data spesifikasi aktiva ijarah 1) Jenis barang yang disewa : Kijang Inova 2) Harga barang perolehan : Rp. 120.000.000,-- 3) Nilai sisa / residual value : Rp. 0,-- 4) Uang muka sewa : Rp. 20.000.000,-- 3. Kebijakan penyusutan aktiva tersebut selama 5 tahun 4. Return yang diharapkan 20% / pa Alternatif pilihan: a) Ijarah b) IMBT untuk masa sewa 2 tahun

A. Analisis Hasil 1. Jurnal tanggal 1 Maret 2008 (pembelian mobil) Tabel 4.2 Jurnal pembelian mobil Db. Persediaan ijarah Rp. 120.000.000,-- Kr. Kas / rekening pemilik Rp. 120.000.000,-- Asset Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat pembelian mobil kijang inova sebagai persediaan ijarah (disebelah debit) dan mencatat kas / rekening pemilik aset sebagai pos lawannya (disebelah kredit) pada saat terjadinya pembelian mobil. Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia untuk mencatat pembelian mobil yang berupa kendaraan kijang inova telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 9 tahun 2009 yang berisi tentang obyek ijarah diakui pada saat obyek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan.

2. Jurnal tanggal 10 Maret 2008 (saat penyewaan mobil) Tabel 4.3 Jurnal penyewaan mobil Db. Aktiva Diperoleh untuk ijarah Rp. 120.000.000,-- Kr. Persediaan ijarah Rp. 120.000.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa aktiva diperoleh untuk ijarah (disebelah debit) dan mencatat persediaan ijarah (disebelah kredit) pada saat terjadinya penyewaan aktiva ijarah. Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat penyewaan aktiva ijarah yang berupa kendaraan kijang inova telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 9 tahun 2009 yang berisi tentang obyek ijarah diakui pada saat obyek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan.

Tabel 4.4 Perhitungan penyusutan aktiva ijarah (metode garis lurus straight line method) Ijarah IMBT Beban penyusutan per tahun Rp 24.000.000,-- Rp 60.000.000,-- Beban penyusutan per bulan Rp 2.000.000,-- Rp 5.000.000,-- Keterangan: Rumus = (Harga perolehan nilai residu ) : jangka waktu penyusutan / sewa a) Ijarah (kebijakan bank disusut 5 th) 1. Beban penyusutan per tahun : (120.000.000 00) : 5 = 24.000.000 2. Beban penyusutan per bulan : 24.000.000 : 12 = 2.000.000 b) Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT) => masa sewa 2 thn 1. Beban penyusutan per tahun: (120.000.000 00) : 2 = 60.000.000 2. Beban penyusutan per bulan: 60.000.000 : 12 = 5.000.000 Perhitungan penyusutan aktiva ijarah yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia. Mencatat perhitungan berdasarkan metode garis lurus-straight line methode yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia pada perhitungan penyusutan aktiva ijarah telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 12 pada tahun 2009 yang berisi kebijakan penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang diharapkan dari manfaat ekonomi di masa depan dari obyek ijarah. Umur ekonomis dapat berbeda dengan umur

teknis. Misalnya, mobil yang dapat dipakai selama 10 tahun di-ijarah-kan dengan akad ijarah muntahiyah bittamlik selama 5 tahun. Dengan demikian, umur ekonomisnya adalah 5 tahun. Tabel 4.5 Perhitungan harga sewa Ijarah IMBT Harga perolehan Rp. 24.000.000,-- Rp. 60.000.000,-- Return (20%) Rp. 4.800.000,-- + Rp. 12.000.000,-- + Harga sewa Rp. 28.800.000,-- Rp. 72.000.000,-- Angsuran per bulan Rp. 2.400.000,-- Rp. 6.000.000,-- Perhitungan harga sewa yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia. Mencatat perhitungan yang didapat berdasarkan kebijakan penyusutan aktiva selama 5 tahun untuk ijarah dan 2 tahun untuk Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT) yang dikeluarkan pihak bank telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 11 pada tahun 2009 yang berisi obyek ijarah disusutkan atau diamortisasi, jika berupa aset yang dapat disusutkan atau diamortisasi, sesuai dengan kebijakan penyusutan atau amortisasi untuk aset sejenis selama umur manfaatnya (umur ekonomis).

3. Tanggal 10 Maret 2008 bank muamalat menerima uang muka sewa sebesar Rp. 20.000.000,-- dari penyewa. Tabel 4.6 Jurnal penerimaan uang muka Db. Kas / Rekening penyewa Rp. 20.000.000,-- Kr. Sewa diterima dimuka Rp. 20.000.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat bahwa bank syariah menerima uang sewa dari penyewa dicatat sebagai kas / rekening penyewa (disebelah debet) dan diakui sebagai sewa diterima dimuka (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia pada saat menerima uang sewa dari penyewa telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 14 pada tahun 2009 yang berisi tentang pengakuan pada saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada penyewa.

4. Jurnal beban penyusutan: a. Ijarah Tabel 4.7 Jurnal beban penyusutan ijarah Db. Beban penyusutan Rp. 2.000.000,-- Kr. Akm. Penyusutan Rp. 2.000.000,-- aktiva ijarah Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia melakukan penjurnalan untuk kebijakan penyusutan Ijarah (selama 5 tahun): bank mencatat beban penyusutan (disebelah debit) dan akumulasi penyusutan aktiva ijarah (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia pada saat kebijakan penyusutan aktiva ijarah selama 5 tahun telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 11 pada tahun 2009 yang berisi obyek ijarah disusutkan atau diamortisasi, jika berupa aset yang dapat disusutkan atau diamortisasi, sesuai dengan kebijakan penyusutan atau amortisasi untuk aset sejenis selama umur manfaatnya (umur ekonomis).

b. Ijarah Muntahiah Bittamlik (IMBT) Tabel 4.8 Jurnal beban penyusutan Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT) Db. Beban penyusutan Rp. 5.000.000,-- Kr. Akm. Penyusutan Rp. 5.000.000,-- aktiva ijarah Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia melakukan penjurnalan untuk kebijakan penyusutan IMBT (selama 2 tahun): bank mencatat beban penyusutan (disebelah debit) dan akumulasi penyusutan aktiva ijarah (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia pada saat kebijakan penyusutan aktiva IMBT selama 2 tahun telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 12 pada tahun 2009 yang berisi kebijakan penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang diharapkan dari manfaat ekonomi di masa depan dari obyek ijarah. Umur ekonomis dapat berbeda dengan umur teknis. Misalnya, mobil yang dapat dipakai selama 10 tahun di-ijarah-kan dengan akad ijarah muntahiyah bittamlik selama 5 tahun. Dengan demikian, umur ekonomisnya adalah 5 tahun.

5. Jurnal penerimaan pendapatan Ijarah a. Pengakuan pendapatan sewa (dari uang muka) Tabel 4.9 Jurnal pengakuan pendapatan sewa (dari uang muka) Db. Sewa diterima dimuka Rp. 2.400.000,-- Kr. Pendapatan sewa Rp. 2.400.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia melakukan penjurnalan untuk penerimaan pendapatan ijarah, pengakuan pendapatan dari sewa (dari uang muka) mencatat bahwa bank menerima uang sewa sebagai pos sewa diterima dimuka (disebelah debit) dan mencatat pendapatan sewa (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia pada saat pengakuan pendapatan sewa (dari uang muka) telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 14 pada tahun 2009 yang berisi tentang pendapatan sewa selama masa akad diakui pada saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada penyewa.

b. Pengakuan pendapatan sewa langsung (tidak dari uang muka) Tabel 4.10 Jurnal pengakuan pendapatan sewa langsung (tidak dari uang muka) Db. Kas/rekening penyewa Rp. 2.400.000,-- Kr. Pendapatan sewa Rp. 2.400.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia melakukan penjurnalan untuk kebijakan penerimaan pendapatan ijarah, pengakuan pendapatan sewa langsung (tidak dari uang muka) mencatat pos kas/rekening sewa (disebelah debit) dan mencatat pendapatan sewa (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia pada saat pengakuan pendapatan sewa langsung tidak dari uang muka telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 15 pada tahun 2009 yang berisi tentang piutang pendapatan sewa diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan.

6. Jurnal penerimaan pendapatan IMBT a. Pengakuan pendapatan sewa (dari uang muka) Tabel 4.11 Jurnal pengakuan pendapatan sewa (dari uang muka) Db. Sewa diterima dimuka Rp. 6.000.000,-- Kr. Pendapatan sewa Rp. 6.000.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia melakukan penjurnalan untuk penerimaan pendapatan IMBT berdasarkan pengakuan pendapatan sewa (dari uang muka) mencatat bahwa bank syariah menerima uang sewa sebagai pos sewa diterima dimuka (disebelah debit) dan mencatat pendapatan sewa (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia pada saat pengakuan pendapatan sewa (dari uang muka) telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 14 pada tahun 2009 yang berisi tentang diakui pada saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada penyewa.

b. Pengakuan pendapatan sewa langsung (tidak dari uang muka) Tabel 4.12 Jurnal pengakuan pendapatan sewa langsung (tidak dari uang muka) Db. Kas/rekening penyewa Rp. 6.000.000,-- Kr. Pendapatan sewa Rp. 6.000.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia melakukan penjurnalan untuk penerimaan pendapatan IMBT berdasarkan pengakuan pendapatan sewa langsung (tidak dari uang muka) mencatat kas/rekening sewa (disebelah debit) dan mencatat pendapatan sewa (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia pada saat pengakuan pendapatan sewa langsung (tidak dari uang muka) telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 15 pada tahun 2009 yang berisi tentang piutang pendapatan sewa diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan pada akhir periode pelaporan.

7. Jurnal biaya pemeliharaan a. bank syariah mencadangkan biaya perbaikan rutin dan pemeliharaan aktiva ijarah sebesar Rp. 2.000.000,--. Tabel 4.13 Jurnal pencadangan Db. Beban perbaikan aktiva Rp. 2.000.0000,-- ijarah Kr. Cadangan beban Rp. 2.000.000,-- perbaikan aktiva ijarah Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia melakukan pencatatan untuk biaya pemeliharaan dengan asumsi bank syariah mencadangkan biaya perbaikan rutin dan pemeliharaan aktiva ijarah, bank mencatat beban perbaikan aktiva ijarah (disebelah debit) dan cadangan beban perbaikan aktiva ijarah (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia pada saat mencadangkan biaya perbaikan rutin dan pemeliharaan aktiva ijarah telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 16 bagian b pada tahun 2009 yang berisi tentang jika penyewa melakukan perbaikan rutin obyek ijarah dengan persetujuan pemilik, maka biaya tersebut dibebankan kepada pemilik dan diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

b. Apabila pada bulan yang bersangkutan dilakukan perbaikan aktiva ijarah sebesar Rp. 500.000,-- 1) Dengan sistem pencadangan: Tabel 4.14 Jurnal dengan sistem pencadangan Db. Cadangan beban Rp. 500.000,-- perbaikan aktiva Ijarah Kr. Kas / rek Rp. 500.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia melakukan pencatatan untuk biaya pemeliharaan dengan asumsi bank syariah mencatat apabila pada bulan yang bersangkutan dilakukan perbaikan aktiva ijarah dengan opsi sistem pencadangan, bank mencatat cadangan beban perbaikan aktiva ijarah (disebelah debit) dan kas/rekening (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia dengan sistem pencadangan telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 16 bagian a pada tahun 2009 yang berisi tentang biaya perbaikan tidak rutin obyek ijarah diakui pada saat terjadinya.

2) Dengan sistem langsung (tanpa pencadangan) Tabel 4.15 Jurnal dengan sistem langsung (tanpa pencadangan) Db. Beban perbaikan Rp. 500.000,-- aktiva Ijarah Kr. Kas / rek Rp. 500.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia melakukan pencatatan untuk biaya pemeliharaan dengan asumsi dengan sistem langsung (tanpa pencadangan), bank mencatat beban perbaikan aktiva ijarah (disebelah debit) dan kas/rekening (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 18 pada tahun 2009 yang berisi tentang biaya perbaikan obyek ijarah merupakan tanggungan pemilik. Perbaikan tersebut dapat dilakukan oleh pemilik secara langsung atau dilakukan penyewa atas persetujuan pemilik.

8. Jurnal Pemindahan Hak (khusus hanya IMBT) a. Melalui hibah => seluruh pendapatan sewa telah diterima dan obyek sewa tidak memiliki nilai sisa Tabel 4.16 Jurnal pemindahan hak melalui hibah Db. Akumulasi penyusutan Rp. 120.000.000,-- aktiva ijarah Db. Beban hibah ijarah Rp. 0,-- (residu) Kr. Aktiva ijarah Rp. 120.000.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat pemindahan hak (khusus hanya IMBT) dengan atau melalui hibah, bank mencatat pos akumulasi penyusutan aktiva ijarah (disebelah debit), beban hibah ijarah (disebelah debit), sedangkan aktiva ijarah (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat pemindahan hak melalui hibah telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 19 bagian a pada tahun 2009 yang berisi tentang hibah maka, jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai beban.

b. Penjualan obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga jual sebesar sisa cicilan sewa atau harga disepakati: 1) jika harga jual lebih besar dari nilai buku => harga disepakati Rp. 50.000.000,-- nilai buku Rp. 15.000.000 (sisa cicilan) Tabel 4.17 Jurnal harga jual lebih besar dari nilai buku Db. Kas / rekening penyewa Rp. 50.000.000,-- Db. Akumulasi penyusutan Rp. 105.000.000,-- aktiva ijarah Kr. Aktiva ijarah Rp. 120.000.000,-- Kr. Keuntungan Rp. 35.000.000,-- penjualan aktiva ijarah Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat penjualan obyek sewa sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga jual lebih besar dari nilai buku, bank mencatat pos Kas/rekening penyewa (disebelah debit), akumulasi penyusutan aktiva ijarah (disebelah debit), dan untuk pos lawannya, aktiva ijarah (disebelah kredit) dan keuntungan penjualan aktiva ijarah (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat penjualan jika harga jual lebih besar dari nilai buku telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 19 bagian b

pada tahun 2009 yang berisi tentang penjualan sebelum berakhirnya masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian. 2) jika harga jual sama dengan nilai buku, => sisa cicilan Rp. 15.000.000,-- nilai buku aset Rp. 15.000.000 Tabel 4.18 Jurnal harga jual sama dengan nilai buku Db. Kas / rekening penyewa Rp. 15.000.000,-- Db. Akumulasi penyusutan Rp. 105.000.000,-- aktiva ijarah Kr. Aktiva ijarah Rp. 120.000.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat harga jual sama dengan nilai buku, bank mencatat kas/rekening penyewa (disebelah debit), akumulasi penyusutan aktiva ijarah (disebelah debit) dan aktiva ijarah (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat jika harga jual sama dengan nilai buku telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 19 bagian b pada tahun 2009 yang berisi tentang penjualan sebelum berakhirnya masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

3) jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, => harga disepakati Rp. 10.000.000,-- Nilai buku Rp. 15.000.000 Tabel 4.19 Jurnal harga jual lebih kecil dari nilai buku Db. Kas / rekening penyewa Rp. 10.000.000,-- Db. Akumulasi penyusutan Rp. 105.000.000,-- aktiva ijarah Db. Kerugian penjualan Rp. 5.000.000,-- aktiva ijarah Kr. Aktiva ijarah Rp. 120.000.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat harga jual lebih kecil dari nilai buku, bank mencatat kas/rekening penyewa (disebelah debit), akumulasi penyusutan aktiva ijarah (disebelah debit), kerugian penjualan aktiva ijarah (disebelah kredit) dan aktiva ijarah (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia jika harga jual lebih kecil dari nilai buku telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 19 bagian b pada tahun 2009 yang berisi tentang penjualan sebelum berakhirnya masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

c. Penjualan setelah selesai masa akad, 1) Jika harga jual lebih besar dari nilai buku => harga disepakati Rp. 50.000.000,-- dan nilai buku Rp. 15.000.000 (sisa cicilan) Tabel 4.20 Jurnal harga jual lebih besar dari nilai buku Db. Kas / rekening penyewa Rp. 50.000.000,-- Db. Akumulasi penyusutan Rp. 105.000.000,-- aktiva ijarah Kr. Aktiva ijarah Rp. 120.000.000,-- Kr. Keuntungan penjln. Rp. 35.000.000,-- aktiva ijarah Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat penjualan setelah selesai masa akad dengan harga jual lebih besar dari nilai buku, bank mencatat pos kas/rekening penyewa (disebelah debit), akumulasi penyusutan aktiva ijarah (disebelah debit), dan untuk pos lawannya, aktiva ijarah (disebelah kredit) dan keuntungan penjualan aktiva ijarah (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat penjualan jika harga jual lebih besar dari nilai buku telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 19 bagian c tahun 2009 yang berisi tentang penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih

antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian. 2). Jika harga jual sama dengan nilai buku, => sisa cicilan Rp. 15.000.000,-- dan nilai buku aset Rp. 15.000.000 Tabel 4.21 Jurnal harga jual sama dengan nilai buku Db. Kas / rekening penyewa Rp. 15.000.000,-- Db. Akumulasi penyusutan Rp. 105.000.000,-- aktiva ijarah Kr. Aktiva ijarah Rp. 120.000.000,-- Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat penjualan setelah selesai masa akad dengan harga jual sama dengan nilai buku, bank mencatat kas/rekening penyewa (disebelah debit), akumulasi penyusutan aktiva ijarah (disebelah debit) dan aktiva ijarah (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat jika harga jual sama dengan nilai buku telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 19 bagian c tahun 2009 yang berisi tentang penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

d. Pemindahan secara bertahap Dijurnal sebesar pemindahan kepemilikannya saja (aset milik bersama). Jika penyewa berjanji untuk membeli tetapi kemudian membatalkan, dan nilai wajar obyek sewa lebih rendah dari nilai buku dan dibebankan kepada penyewa/lessor : Tabel 4.22 Jurnal nilai wajar lebih rendah dari nilai buku dibebankan penyewa Db. Piutang kepada penyewa Xxxxx Kr.Akumulasi penyusutan Xxxxx aktiva ijarah (catatan: jumlah yang dicatat sebesar porsi penurunan nilai aktiva ijarah) Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat pemindahan secara bertahap: piutang kepada penyewa (disebelah debit) dan akumulasi penyusutan aktiva (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia pada saat pemindahan secara bertahap telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 19 bagian d 1) pada tahun 2009 yang berisi tentang selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek ijarah yang telah dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

e. Jika penyewa tidak berjanji untuk membeli dan kemudian memutuskan untuk tidak membeli, dan nilai wajar obyek sewa lebih rendah dari nilai buku maka penurunan nilai buku tersebut diakui sebagai kerugian. Tabel 4.23 Jurnal nilai wajar lebih rendah dari nilai buku sebagai kerugian Db. Beban penyusutan aktiva Xxxxx ijarah Kr.Akumulasi penyusutan Xxxxx aktiva ijarah Pencatatan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat jika penyewa tidak berjanji untuk membeli dan kemudian memutuskan untuk tidak membeli, bank mencatat pos beban penyusutan aktiva ijarah (disebelah debit) dan akumulasi penyusutan aktiva ijarah (disebelah kredit). Pencatatan yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia mencatat jika penyewa tidak berjanji untuk membeli dan kemudian memutuskan untuk tidak membeli telah disesuaikan dengan PSAK No. 107 paragraf 19 bagian d 2) pada tahun 2009 yang berisi tentang bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai aset tidak lancar atau aset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan aset tersebut.

B. Pembahasan Setelah melihat bagaimana pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk mengenai pembiayaan ijarah melalui kasus dan jurnal-jurnal yang terkait dengan transaksi pembiayaan ijarah beserta analisas yang dibuat penulis di atas. Bahwa perlakuan akuntansi mengenai pembiayaan ijarah yang ada di Bank Muamalat Indonesia, Tbk pada dasarnya telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum yaitu PSAK No. 107 yang terbaru tahun 2009. Selain menggunakan PSAK No. 107 tahun 2009 sebagai dasar perlakuan akuntansi pembiayaan ijarah, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk juga menggunakan peraturan Bank Indonesia 9/9/PBI/2007 tentang perubahan atas peraturan Bank Indonesia nomor 8/21/PBI/2006 tentang penilaian kualitas aktiva bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (pasal 39). Kewajiban untuk membentuk PPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku bagi Aktiva Produktif untuk transaksi sewa berupa akad Ijarah atau transaksi sewa dengan perpindahan hak milik berupa akad Ijarah Muntahiyah bit Tamlik. Bank wajib membentuk penyusutan/amortisasi untuk transaksi sewa, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Ijarah disusutkan/diamortisasi sesuai dengan kebijakan penyusutan Bank bagi aktiva yang sejenis. b. Ijarah Muntahiyah bit Tamlik disusutkan sesuai dengan masa sewa.

Seandainya penyewa ingin memiliki barang yang ia sewa, bisa dilakukan dengan akad ijarah muntahiyah bit tamlik dengan catatan jika seluruh pembayaran sewa atas objek ijarah yang dialihkan telah diselesaikan dan objek ijarah telah diserahkan kembali kepada pemberi sewa. Kemudian untuk perpindahan kepemilikan akan dibuat akad baru, terpisah dari akad ijarah sebelumnya. Perpindahan kepemilikan obyek ijarah dari pemilik kepada penyewa dalam ijarah muntahiyah bit tamlik dengan cara: (a). Hibah, maka jumlah tercatat obyek ijarah diakui sebagai beban; (b). Penjualan sebelum berakhirnya masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat obyek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian; (c). Penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat obyek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian; (d). Penjualan secara bertahap, maka: (1) Selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagai obyek ijarah yang telah dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian; dan (2) Bagian obyek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai aset tidak lancar atau aset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan aset tersebut.

Ada 2 ketentuan untuk melakukan pembiayaan syariah menggunakan akad ijarah muntahiyah bittamlik antara lain: a. Pihak yang melakukan ijarah muntahiyah bittamlik harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah. b. Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati diawal akad ijarah adalah wa ad, yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah.