PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN MODEL SPASIAL

dokumen-dokumen yang mirip
Pemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Regresi Spasial

PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL 1 Defi Mustika Sari, 2 Dwi Endah Kusrini dan 3 Suhartono

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

Arrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA

TENTANG WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Pemetaan Wilayah Berdasarkan Tindak Kriminalitas Dengan Pendekatan Analisis Korespondensi di Kota Surabaya

Oleh : Fanial Farida Dosen Pembimbing : Santi Wulan Purnami, M.Si. Ph.D

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

PEMODELAN SPATIAL ERROR MODEL (SEM) UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Pemodelan Pneumonia pada Balita di Surabaya Menggunakan Spatial Autoregressive Models

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

Spatial Pattern Analysis Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue untuk Informasi Early Warning Bencana di Kota Surabaya

PEMODELAN KRIMINALITAS DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia Wajib Belajar Menggunakan Metode Regresi Spasial di Jawa Timur

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pemodelan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas di Jawa Timur dengan Analisis Regresi Spasial

SIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Herry Purnama Sandy ( )

MODEL REGRESI SPASIAL UNTUK ANAK TIDAK BERSEKOLAH USIA KURANG 15 TAHUN DI KOTA MEDAN

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN MATRIKS PEMBOBOT SPASIAL ROOK CONTIGUITY UNTUK PEMODELAN GINI RATIO DI INDONESIA TAHUN 2014.

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMUNGUTAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Annisa Nurul Aini, 2013

MODEL SPASIAL DURBIN EROR UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8%

Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

Pemodelan Jumlah Kasus Hiv dan Aids di Kota Surabaya Menggunakan Bivariate Generalized Poisson Regression

Jenis Industri/Type of Industries Sub-District

TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA

PENGARUH PERKEMBANGAN PERUMAHAN TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA DI KOTA SURABAYA

(R.16) KAJIAN MODEL SPASIAL DURBIN (SDM) DALAM PEMODELAN KEADIAN DIARE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Kasus : Kabupaten Tuban)

PEMODELAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BALITA GIZI BURUK DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL

PEMETAAN DAN MODEL REMAJA PUTUS SEKOLAH USIA SMA DI PROVINSI JAWA TIMUR PADA TAHUN 2009 DENGAN METODE GWR (GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION)

1,526 1, ,024 Sumber : Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Surabaya Source : Scout Associations, Branch of Surabaya City

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Tabel : Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors (1) (2) (3)

1 Novita Dya Gumanti, 2 Sutikno, 3 Setiawan

Banyaknya Gugus Depan dan Anggota Pramuka per Kecamatan Number of Local Scout Organization and Scout Members by Sub District ###

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Menggunakan Regresi Spasial

BAB III METODE PENELITIAN. Keterangan Tinggal Sementara dengan menggunakan model End User Computing. 1. Identifikasi permasalahan, tujuan dan manfaat

TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ( X Print) D-193

Rendra Suprobo aji

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL. Bertoto Eka Firmansyah 1 dan Sutikno 2

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Maslim Rajab Syafrizal 1, Setiawan 2, Sutikno 3

Kata kunci : LISA, Moran I, Spatial Autocorrelation. Abstract

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BURUK BALITA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE SPATIAL DURBIN MODEL SKRIPSI

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN

ESTIMASI MODEL SIMULTAN SPASIAL PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR

PEMETAAN KOTA SURABAYA BERDASARKAN INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN. ANISA BETA CHANDRA R Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah sandang, pangan, dan papan. Setiap rumah tangga (RT) pasti menginginkan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Wilayah dan pengumpulan data yang diambil adalah di Kabupaten Bekasi

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II GAMBARAN UMUM. merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. II-1

8, ,403 Sumber : Kantor BAPEMAS dan KB Kota Surabaya Source : National Family Planning Coordinating Board Office of Surabaya City

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Pemetaan Akibat Kecelakaan dan Jenis Kriminalitas di Wilayah Surabaya Menggunakan Pendekatan korespondensi

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Model regresi adalah persamaan matematik yang dapat meramalkan nilai-nilai

2.11. Penduduk Yang Bekerja di Sektor Pertanian Pengangguran... 40

OPTIMALISASI MATRIK BOBOT SPASIAL BERDASARKAN K-NEAREST NEIGHBOR DALAM SPASIAL LAG MODEL

BAB 1 PENDAHULUAN. konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi

Pola Distribusi Hujan Kota Surabaya

APLIKASI MODEL SPATIAL AUTOREGRESSIVE UNTUK PEMODELAN ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG PENDIDIKAN SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BURUK BALITA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE SPATIAL DURBIN MODEL ABSTRACT

Transkripsi:

SEMINAR TUGAS AKHIR 28 Juni 2013 PEMODELAN KASUS TINDAK PIDANA DI KOTA SURABAYA DENGAN PENDEKATAN MODEL SPASIAL Defi Mustika Sari (1309100078) Pembimbing Co-pembimbing : Dwi Endah Kusrini, S. Si., M. Si. : Dr. Suhartono, S. Si., M. Sc JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

AGENDA PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PENELITIAN ANALISIS DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN 1

2 PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG DIMANAPUN KAPANPUN SIAPAPUN 3

LATAR BELAKANG Pemodelan Kasus Tindak Pidana di Kota Surabaya dengan Pendekatan Model Spasial 4

Penelitian Sebelumnya Metode spasial Pemodelan angka gizi buruk pada balita di Kota Surabaya dengan SAR (A yunin, 2011) Spatial Durbin Model untuk Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Angka Kematian Bayi di Jawa Timur (Aditie, 2011) Tindak pidana Analisis ekonomi kejahatan property di Indonesia (Husnayain, 2005) Hutang personal, efek spasial, dan kejahatan. deng menggunakan metode Bayesian Spatial Econometrics (Lacombe, 2012). 5

Rumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik kejadian tindak pidana yang terjadi di Kota Surabaya? 2. Bagaimana pemodelan kasus tindak pidana yang terjadi di Kota Surabaya dengan menggunakan pendekatan metode spasial? 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kasus tindak pidana di Kota Surabaya berdasarkan pendekatan spasial? Tujuan Penelitian 1. Mengetahui karakteristik kejadian tindak pidana yang terjadi di Kota Surabaya 2. Mendapatkan pemodelan kasus tindak pidana yang terjadi di Kota Surabaya dengan menggunakan pendekatan metode spasial 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kasus tindak pidana di Kota Surabaya berdasarkan pendekatan spasial 6

Manfaat Penelitian Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya masyarakat kota Surabaya mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan tindak pidana, sehingga masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan. Selain itu dapat memberikan informasi kepada dinas kepolisian agar melakukan peningkatan penjagaan di wilayah-wilayah yang rawan tindak pidana. Dan juga sebagai pengembangan dan pengaplikasian ilmu statistika, khususnya tentang pemodelan spasial. Penelitian dilakukan dengan studi kasus di kota Surabaya dengan unit amatan 28 kecamatan yang mempunyai kantor kepolisian sektor. Data yang digunakan adalah banyaknya tindak pidana yang terjadi di Surabaya pada tahun 2011. Variabel depeden yang digunakan adalah risiko penduduk terkena tindak pidana (crime rate). Penentuan bobot spasial (W) menggunakan pendekatan area dengan metode Contiguity yaitu Queen dan Customized Contiguity 7 Batasan Penelitian

8 TINJAUAN PUSTAKA

DEPENSI SPASIAL Dependensi spasial terjadi karena adanya keterkaitan yang mendasar pada daerah-daerah yang diamati. Dalam koten regresi, terdapat dua efek spasial, yaitu spatial autocorrelation dan spatial heterogeneity 9

Pemodelan Spasial Titik Area Geographically Weighted Regression (GWR) Geographically Weighted Poisson Regression (GWPR) Space-Time Autoregressive (STAR), Geographically Space- Time Autoregressive (GSTAR) Spatial Autoregressive Models (SAR) Spatial Durbin Models (SDM) Spatial Error Models (SEM) Conditional Autoregressive Models (CAR) Spatial Autoregressive Moving Average (SARMA) 10 (Anselin, 1988)

REGRESI SPASIAL 11 (LeSage, 1999; dan Ansenlin, 1988)

REGRESI SPASIAL W 2 = 0 λ = 0 W 1 = 0 ρ = 0 SPATIAL AUTOREGRE SSIVE MODEL (SAR) 12 SPATIAL ERROR MODEL (SEM) W 1,W 2 0 λ 0 ρ 0 λ = 0 ρ = 0 SPATIAL AUTORESS IVE MOVING AVERAGE MODEL (SARMA) REGRESI LINEAR SERDERH ANA

REGRESI SPASIAL 13 (LeSage, 1999; dan Ansenlin, 1988)

SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL Dalam bentuk matrik (Anselin, 1999) 14

ESTIMASI PARAMETER 15 Fungsi lnlikelihood (Anselin, 1999)

ESTIMASI PARAMETER logaritma natural untuk mengestimasi ρ 16

ESTIMASI PARAMETER Selanjutnya estimasi parameter didapatkan dengan optimalisasi persamaan Melalui evaluasi pada interval seperti pada persamaan berikut (LeSage & Pace, 2009). 17 (LeSage & Pace, 2009)

UJI PARSIAL (Anselin, 1998) 18

SPESIFIKASI MORAN S I Formula Moran s I Korelasi Pearson 19 (Paradis, 2013)

20 UJI INDEPENDENSI MORAN S I

MATRIK PEMBOBOT Matriks Pembobot Spasial (W) diketahui berdasarkan jarak atau persinggungan (contiguity) antara satu region ke region yang lain (LeSage & Pace, 2009), yaitu 1. Liniear Contiguity (Persinggungan Tepi) 2. Rook Contiguity (Persinggungan Sisi) 3. Bhisop Contiguity (Persinggungan Sudut) 4. Double Liniear Contiguity (Persinggungan Dua Tepi) 5. Double Rook Contiguity (Persinggungan Dua Sisi) 6. Queen Contiguity (Persinggungan Sisi-Sudut) 21 7. Customized Contiguity (Persinggungan Sisi-Sudut)

TINDAK PIDANA Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) definsi tindak pidana adalah segala tindakan yang disengaja atau tidak, telah terjadi atau baru percobaan, yang dapat merugikan orang lain dalam hal badan, jiwa, harta benda, kehormatan, dan lainnya serta tindakan tersebut diancam hukuman penjara dan kurungan. Kejahatan Transnasional Common Law Crime Kejahatan Transnasional Jenis Penelitian Tentang Tindak Pidana 22 Crime Index Crime Totals Crime Rate

JENIS TINDAK PIDANA No Jenis Tindak Pidana 1 Kejahatan terhadap ketertiban 2 Pembakaran 3 Kebakaran 4 Memberi suap 5 Kejahatan pemalsuan surat dan merk 6 Perkosaan 7 Lain-lain kej. Kesopanan 8 Perjudian 9 Penculikan 10 Pembunuhan 11 Aniaya berat 12 Aniaya ringan 13 Pencurian dengan pemberatan 14 Pencurian dengan kekerasan 15 Pencurian ringan 16 Pencurian biasa 23 No Jenis Tindak Pidana 17 Pencurian Ranmor 18 Pencurian kawat telepon 19 Pemerasan 20 Penggelapan 21 Penipuan 22 Penadahan 23 Merusak 24 Laporan palsu 25 Narkotik 26 Psikotropika 27 Pengancaman 28 Penghinaan 29 Bawa lari perempuan 30 Sengketa tanah 31 Lain-lain kejahatan

24 METODOLOGI PENELITIAN

SUMBER DATA Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Polrestabes Kota Surabaya dan dari Badan Pusat Statistika kota Surabaya tahun 2011. Variabel dependen yang digunakan adalah risiko penduduk terkena tindak pidana (crime rate). Unit pengamatan yang digunakan adalah seluruh kecamatan yang ada di Surabaya yang memiliki kantor kepolisian sektor, yaitu terdapat 28 kecamatan. 25

VARIABEL PENELITIAN 26 Variabel Keterangan Skala Y i Risiko penduduk terkena tindak pidana di Rasio/ kecamatan i di Kota Surabaya (Lacombe, 2012) seratus ribu X 1i Rata-rata pendapatan per kapita di setiap kecamatan i di Kota Surabaya (Lacombe, 2012) X 2i Tingkat kepadatan penduduk di setiap kecamatan i di Kota Surabaya (Lacombe, 2012) X 3i Tingkat pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan di masing-masing kecamatan i di Kota Surabaya (Ariyanti, 2011) X 4i Rumah Tangga kemiskinan di kecamatan i di Kota Surabaya (Husnayain, 2005) X 5i Jumlah angkatan kerja di kecamatan i (Husnayain, 2005) penduduk Interval/ ribuan Rasio/ribua n Rasio/ribua n Rasio/ribua n Rasio/ seratus ribu penduduk

LANGKAH ANALISIS 1 2 Melakukan eksplorasi data peta tematik untuk mengetahui pola penyebaran dan dependensi pada masing-masing variabel serta melakukan uji korelasi untuk mengetahui pola hubungan antara variabel x dan y Melakukan pengolahan data untuk mengetahui karakteristik kejadian tindak pidana beserta variabel yang mempengaruhinya, yang terjadi di berbagai kecamatan di Surabaya Melakukan penetapkan Matriks Pembobot Spasial (W) 3 4 Melakukan uji dependensi spasial atau korelasi dengan Moran s I untuk masingmasing variabel 27

LANGKAH ANALISIS 5 Melakukan pemodelan Spatial Autoregressive Model (SAR) dengan tahapan sebagai berikut. Melakukan koding pembobotan setelah matrik W terbentuk dengan elemnen-elemennya (w ij ) bernilai 0 dan 1. Koding pembobot dilakukan untuk mendapatkan matrik W yang standart dengan mengatur jumlah elemen baris sama dengan 1. Melakukan estimasi parameter, menguji signifikansin dari parameter dengan uji Wald, dan uji asumsi residual regresi dari model spasial yang terbentuk Melakukan pemilihan model terbaik berdasarkan kriteria AIC Mengintepretasikan model terbaik dan menyimpulkan hasil yang diperoleh 28

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 29

KARAKTERISTIK CRIME RATE Kategori Skala (per seratus ribu penduduk) Kecamatan Sangat tinggi 253.6-326.9 Lakarsantri, Dukuh Pakis, Tengilis Mejoyo, Jambangan Tinggi 190.9-253.6 Karang Pilang, Gayungan, Wonocolo, Rungkut, Mulyorejo, Asemrowo, Tegalsari, Genteng 30 Sedang 140.5-190.9 Pakal, Benowo, Tandes, Krembangan, Pabean Cantingan, Sukolilo Rendah 0-140.5 Wiyung, Wonokromo, Sawahan, Sukomanunggal, Bubutan, Simokerto, Gubeng, Tambaksari, Kenjeran, Semampir Sangat rendah 0 Bulak, Sambikerep, Gunung Anyar

KARAKTERISTIK PENDAPATAN PER KAPITA 31 Kategori Skala (per ribu rupiah) Sangat tinggi 204.59-315.3 Genteng Kecamatan Tinggi 103.35-204.59 Dukuh Pakis, Tengilis Mejoyo, Sukolilo, Gubeng, Tegalsari Sedang 165.19-103.35 Tandes, Asemrowo, Karang Pilang, Gunung Anyar, Bubutan Rendah 35.95-65.19 Lakarsantri, Wiyung, Gayungan, Wonokromo, Rungkut, Mulyorejo, Tambaksari, Bulak, Kenjeran Sangat rendah 12.34-35.95 Pakal, Benowo, Sambikerep, Gayungan, Sukomanunggal, Sawahan, Krembangan, Semampir, Simokerto, Wonocolo, Jambangan

KARAKTERISTIK KEPADATAN PENDUDUK Kategori Skala Kecamatan Sangat tinggi 22719-40477 Sawahan, Tegalsari, Bubutan, Simokerto, Tambaksari Tinggi 15085-22718 Wonokromo, Gubeng, Genteng, Semampir, Kenjeran Sedang 8624-15084 Jambangan, Tengilis Mejoyo, Wonocolo, Sukomanunggal, Krembangan, Pabean Cantingan Rendah 2816-8623 Tandes, Dukuh Pakis, Wiyung, Karang Pilang, Gayungan, Gunung Anyar, Rungkut, Sukolilo, Mulyorejo, Bulak 32 Sangat rendah 2030-2815 Pakal, Benowo, Sambikerep, Lakarsantri, Asemrowo

KARAKTERISTIK PENDUDUK MISKIN Kategori Skala Kecamatan Sangat tinggi 13233-20467 Semampir Tinggi 5944-13232 Sawahan, Tegalsari, Bubutan, Tambaksari, Bulak, Simokerto, Pabean Cantingan, Rungkut Sedang 2661-5943 Lakarsantri, Wiyung, Tandes, Sukomanunggal, Asemrowo, Krembangan, Kenjeran, Sukolilo Rendah 1618-2660 Dukuh Pakis, Karang Pilang, Jambangan, Gubeng, Mulyorejo, Wonocolo Sangat rendah 921-1617 Pakal, Benowo, Sambikerep, Genteng, Wonokromo, Tengilis Mejoyo, Gayungan, Gunung Anyar 33

KARAKTERISTIK PENDUDUK BERPENDIDIKAN SD 34 Kategori Skala Kecamatan Sangat tinggi 33771-72413 Sawahan, Tambaksari, Kenjeran, Semampir Tinggi 19337-33770 Krembangan, Pabean Cantingan, Simokerto, Bubutan, Gubeng, Wonokromo Sedang 9935-19336 Benowo, Sambikerep, Lakarsantri, Karang Pilang, Asemrowo, Sukomanunggal, Genteng, Tegalsari, Wonocolo, Rungkut, Sukolilo, Mulyorejo Rendah 4973-9934 Dukuh Pakis, Jambangan, Gayungan, Tengilis Mejoyo, Gunung Anyar Sangat rendah 2086-4972 Pakal, Tandes, Wiyung, Bulak

KARAKTERISTIK PENDUDUK BERPENDIDIKAN SMP Kategori Skala Kecamatan Sangat tinggi 19673-35196 Sawahan, Wonokromo, Tambaksari, Semampir Tinggi 15023-19672 Krembangan, Bubutan, Simokerto, Kenjeran, Tegalsari, Gubeng Sedang 10262-15022 Wiyung, Tandes, Sukomanunggal, Sukolilo, Rungkut, Pabean Cantingan Rendah 7623-10261 Karang Pilang, Pakal, Benowo, Genteng, Wonocolo, Mulyorejo, Bulak Sangat rendah 4727-7622 Sambikerep, Lakarsantri, Asemrowo, Dukuh Pakis, Jambangan, Gayungan, Tengilis Mejoyo, Gunung Anyar 35

KARAKTERISTIK PENDUDUK BERPENDIDIKAN SMA Kategori Skala Kecamatan Sangat tinggi 49347-70040 Sawahan, Wonokromo, Tambaksari Tinggi 29552-49346 Sukomanunggal, Krembangan, Bubutan, Tegalsari, Gubeng, Kenjeran, Semampir Sedang 19982-29551 Karang Pilang, Rungkut, Sukolilo, Mulyorejo, Pabean Cantingan, Simokerto, Genteng, Wonocolo Rendah 9000-19981 Benowo, Sambikerep, Lakarsantri, Tandes, Dukuh Pakis, Jambangan, Gayungan, Tengilis Mejoyo, Gunung Anyar. 36 Sangat rendah 5263-8999 Pakal, Asemrowo, Wiyung, Bulak

KARAKTERISTIK PENDUDUK USIA 15+ 38 Kelompok Skala Kecamatan Sangat tinggi 103144-143839 Sawahan, Tegalsari, Wonokromo, Tambaksari Tinggi 64022-103143 Krembangan, Bubutan, Semampir, Kenjeran, Gubeng, Rungkut, Gunung Anyar Sedang 46373-64021 Tandes, Sukomanunggal, Wonocolo, Mulyorejo, Simokerto, Pabean Cantingan Rendah 29185-46372 Sambikerep, Dukuh Pakis, Wiyung, Karang Pilang, Tengilis Mejoyo, Sukolilo, Genteng Sangat rendah 16226-29184 Pakal, Benowo, Asemrowo, Lakarsantri, Jambangan, Gayungan, Bulak

KORELASI ANTAR VARIABEL Variabel Korelasi P-value Jumlah rumah tangga miskin (X 1 ) -0.490 0.008 Kepadatan penduduk (X 2 ) -0.418 0.027 Jumlah penduduk berpendidikan terakhir SD (X 3 ) Jumlah penduduk berpendidikan terakhir SMP (X 4 ) Jumlah penduduk berpendidikan terakhir SMA (X 5 ) -0.590 0.001-0.704 0.000-0.505 0.006 Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (X 6 ) -0.574 0.001 Pendapatan per kapita (X 7 ) 0.427 0.01 39

MORAN S I QUEEN CONTIGUITY 40 Variabel Moran s I z hitung Crime rate -0.104-0.529 Kepadatan penduduk (X 1 ) 0.404 3.499 Jumlah rumah tangga miskin (X 2 ) 0.152 1.498 Jumlah penduduk berpendidikan terakhir SD (X 3 ) 0.304 2.707 Jumlah penduduk berpendidikan terakhir SMP (X 4 ) -0.009 0.219 Jumlah penduduk berpendidikan terakhir SMA (X 5 ) 0.098 1.077 Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (X 6 ) -0.004 0.261 Pendapatan per kapita (X 7 ) 0.028 0.517 Z 0.025 = 1.96 I 0 = -0.037

MORAN S I CUSTOMIZED CONTIGUITY Variabel Moran s I z hitung 41 Crime rate -0.036 0.009 Kepadatan penduduk (X 1 ) -0.060-0.285 Jumlah rumah tangga miskin (X 2 ) -0.156-1.465 Jumlah penduduk berpendidikan terakhir SD (X 3 ) -0.065-0.344 Jumlah penduduk berpendidikan terakhir SMP (X 4 ) 0.031 0.839 Jumlah penduduk berpendidikan terakhir SMA (X 5 ) 0.052 1.093 Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas (X 6 ) 0.053 1.099 Pendapatan per kapita (X 7 ) -0.002 0.425 Z 0.025 = 1.96 I 0 = -0.037

HASIL ESTIMASI OLS Parameter Estimasi Standart Error t hitung P-value β 0 243.02 23.00 10.56 0.000 β 4-6.079 1.108-5.48 0.000 β 7 0.3162 0.1256 2.52 0.019 R 2 62.8% AIC 220.55 42

UJI ASUMSI RESIDUAL OLS NILAI VIF DARI ESTIMASI OLS HASIL UJI LAGRANGE MULTIPLER RESIDUAL Variabel Prediktor VIF X 4 1.092 X 7 1.092 Matrik Pembobot Queen contiguty Customized contiguty α =5% χ 2 1=3.8415 Metode Statistik Uji LM p-value SAR 0.185 0.667 SEM 0.514 0.473 SAR 0.1001 0.751 SEM 0.0813 0.776 43 Hasil Tes Moran s I residual 0.021 dengan I 0 = -0.037

HASIL ESTIMASI SAR Parameter Estimasi* Standart Error Wald β 0 216.903 2897.08 16.239 Pendapatan per β 4-6.125 1.086 34.528 kapita β 7 0.3301 0.014 7.572 ρ 0.1525 0.082 0.285 R 2 66.23% AIC 351.6 Ket : *) signifikansi pada α =5% χ 2 0.05,1 = 3.841 Jumlah penduduk berpendidikan SMP Model SAR 44

45 KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN Variabel dependen yang digunakan dalam analisis tindak pidana adalah risiko penduduk terkena tindak pidana selama tahun 2011. Kecamatan dengan risiko paling tinggi terkena tindak pidana adalah kecamatan jambangan, kecamatan dengan risiko paling kecil adalah sukomanunggal. Hasil pemodelan spasial menunjukkan nilai koefisien model spasial lag (rho) yang tidak signifikan. Secara umum model SAR yang dihasilkan adalah Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap risiko penduduk terkena tindak pidana adalah jumlah penduduk berpendidikan smp yang berpengaruh negatif dan tingkat pendapatan perkapita penduduk yang berpengaruh positif. 46

SARAN 47 1. Analisis tindak pidana selanjutnya disarankan untuk mengukur tindak kejahatan (crime index), karena akan lebih cocok jika dimodelkan secaran spasial. 2. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan data tindak pidana per tindak kejahatan dan dengan kurun waktu yang panjang agar hasil penelitian lebih maksimal dan dapat mengukur tindak kejahatan di surabaya secara lebih tepat. 3. Disarankan penelitian selanjutnya menggunakan matrik pembobot lain seperti berdasarkan jarak antara wilayah pusat yang berpendapatan tinggi dengan wilayah lainnya. 4. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya berdasarkan faktor kependudukan dan ekonomi saja, untuk selanjutnya disarankan menggunakan lebih banyak variabel independen seperti faktor kesenjangan dan faktor lingkungan dan budaya

DARTAR PUSTAKA Aditie, N. B. (2011). Spatial Durbin Model untuk Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Angka Kematian Bayi di Jawa Timur. 2011: Tugas Akhir Jurusan Statistika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Anselin, L. (1999). Spatial Econometrics. Dallas: University of Texas. Anselin, L. (1988). Spatial Econometrics Methods and Models. Netherlands: Kluwer Academic Publishers. Ariyanti, R. R. (2011). Faktor Penyebab Anak Menjadi Pelaku Kejahatan Kesusilaaan dan Upaya Penangannya (Studi Terhadap Kenakalan Anak di Kota Malang). Malang: Tugas Akhir Univeritas Brawijaya. A'yunin, Q. (2011). Pemodelan Angka Gizi Buruk pada Balita di Kota Surabaya dengan Spatial Autoregressive Model. Surabaya: Tugas Akhir Jurusan Statistika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Hardianto, f. N. (2009). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas di Indonesia dari Pendekatan Ekonomi. Bandung: Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan. Husnayain, I. (2005). Analisis Ekonomi Kejahatan Properti di Indonesia. Jakarta: Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kissling, W. D., & Carl, G. (2007). Spatial Autocorrelation and the Selection of Simultaneous Autoregressive Models. Global Ecology and Biogeography. kompas.com. 48 (2013, January 27). Ketua RT: Raffi Ahmad dan 6 Temannya Ditanggap BNN. Jakarta, Jakarta, Indonesia.

DARTAR PUSTAKA LeSage, J., & Pace, R. K. (2009). Introduction to Spatial Econometrics. New York: CRC Press. Mclntyre, S. G., & Lacombe, D. J. (2012). Personal Indebtedness, Spatial Effect and Crime. Economics Letters, 455-459. Moeljatno. (1987). Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Bina Aksara. Nuryati, V. (2009). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tindak Kriminal di Sumatera Barat Tahun 2007 dengan Menggunakan Analisis Jalur. Padang: Tugas Akhir Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas. Paradis, E. (2013). Moran's Autocorrelation Coefficient in Comparative Methods. New York: Springer. Perobelli, F. S., & Haddad, E. (2003). Brazilian Interregional trade (1985-1996): An Exploratory Spatial Data Analysis. Sao Paulo: Ed. Perspectiva. Poernomo, B. (1992). Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia. Pompe, W. P. (1959). Handboek van het Nederlands Strafrecht. Neterland. Post, S. (2013, Februari 28). Awas! 6 Lokasi Rawan Kriminalitas. Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Projodikoro, W. (2003). Tindak-tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama. regional.kompas.com. (2013, Februari 28). Dulu Anak, Sekarang Cucu Ditampar Guru, Kakek Lapor Polisi. Probolinggo, Jawa Timur, Indonesia. tempo.co. (2012, Desember 15). Penembakan Maut di Connecticut, 26 Tewas. Newtown, New York, United States of America. Walpole, 49 R. E. (1995). Pengantar Statistika (Ketiga ed.). Jakarta: PT. Gramedia Pusaka. Wibisono, A. (2009). Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Daerah Rawan Kriminalitas di

TERIMA KASIH KEGAGALAN INI ADALAH KEMENANGAN HAQIQI KEMENANGAN UNTUK MEMANTAPKA N HATI ATAS APA YANG DISEBUT IKHTIAR DAN DOA 50