PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERVIEW) ANALISIS PERENCANAAN OBAT DI PUSKESMAS PADANGMATINGGI KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERVIEW) IMPLEMENTASI PROGRAM PENGENDALIAN TB PARU DI PUSKESMAS PIJORKOLING KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

Pedoman Wawancara Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak. Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT

Universitas Sumatera Utara

Nama : Umur : Tahun Pendidikan : 1. Tamat SMU/Sederajat 2. Tamat D3 3. Tamat S1 4. Tamat S2 Unit Kerja : Masa Kerja : Tahun Bagian : Jenis Kelamin :

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN

A. Daftar Pertayaan untuk Kepala Puskesmas Bandar Khalipah. I. Data Umum

DI PUSKESMAS SIAK HULU III KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR

Lampiran.1. Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERVIEW

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS DALU SEPULUH KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2016

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA. Tata cara wawancara. 1. Mengucapkan salam. 2. Memperkenalkan diri. 3. Mengutarakan maksud dan tujuan

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

SOP. KOTA dr. Lolita Riamawati NIP

CURICULUM VITAE. Nama : dr. Luh Putu Sri Armini, M.Kes. Pendidikan : Dokter di FK Unud dan Magister Manajemen Kebijakan Pelayanan Kesehatan di FK UGM

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KESIAPAN DINAS KESEHATAN KOTA BINJAI DALAM IMPLEMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Mendalam dan Diskusi Kelompok Terarah (FGD)

I. Identitas Informan Nama : Umur : Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara :

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai kebutuhan. Untuk itu

BAB VII PENUTUP. Kesimpulan komponen masukan yaitu: tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN MELALUI PENGATURAN APOTEK DAN PRAKTIK APOTEKER

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

KUESIONER JUDUL : AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PROGRAM BPJS KESEHATAN DALAM MELAYANI PERSALINAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis data, maka dihasilkan beberapa kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN Sistem pelayanan kesehatan yang semula berorientasi pada pembayaran

: Sekretaris Daerah Kota Medan

PEDOMAN WAWANCARA. Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Penempatan Tenaga Kerja

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi perubahan paradigma sistem pemerintahan, baik ditingkat pusat,

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS TELADAN KOTA MEDAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

Semakin banyak laporan yang dibutuhkan semakin banyak berkas yang harus disiapkan dan diisikan dan semakin banyak pula waktu serta tenaga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Lampiran 1. PEDOMAN WAWANCARA

Angket Penelitian Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Dalam Rangka Otonomi Daerah

PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

PROGRAM DAN KEBIJAKAN DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN POR. Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. (Yustina, 2015). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

PENGALAMAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN DI RSUD DR ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI DALAM ERA JKN

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

: : ... Umur :... Pendidikan :... Masa Kerja :... Unit Tugas di Rumah Sakit :... Jabatan :... Tanggal/Waktu Wawancara :...

PERENCANAAN KEGIATAN PUSKESMAS PARSOBURAN (POA) Pasien yang berobat 2 kali. Pasien yang berobat 8 kali. Pasien yang berobat 1 kali

BAB I PENDAHULUAN. obat yang dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah,

Studi Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal Dalam Era Otonomi Daerah (Pedoman Wawancara untuk Penilik PLS)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DRAFT TRANSKRIP WAWANCARA DAN KUESIONER. Transkrip Wawancara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental bersifat deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI PERBANDINGAN PENGGUNAAN OBAT... i SKRIPSI... iii

nasional. Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 dinyatakan bahwa

IMPLEMENTASI PROGRAM BPJS KESEHATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

A. DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENGGUNA (SANTRI/WATI, USTADZ/AH, KARYAWAN) POSKESTREN

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diberikan kepada pasien. Menurut (Sjamsuhidajat & Alwy, 2006),

BAB IV HASIL PENELITIAN

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN

KERANGKA ACUAN KERJA UNIT OBAT

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan: 1. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner waste yang

PEDOMAN WAWANCARA. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945, yaitu pasal 28 yang menyatakan bahwa

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Program pembangunan kesehatan nasional mencakup lima aspek Pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VII PENUTUP. Kabupaten Solok Selatan diketahui berdasarkan komponen input :

BAB VII PENUTUP. primer di Kabupaten Padang Pariaman tahun 2016 mengacu kepada Permenkes

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S2

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 003/ PP.IAI/1418/IX/2016. Tentang

KUESIONER PENELITIAN

TANTANGAN DAN HARAPAN DOKTER UMUM DI ERA JKN

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

PERNYATAAN RESPONDEN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

POA (Plant Of Action) Diare. No. Kegiatan Sasaran Biaya Waktu 1. Pendataan Orang Tua APBD Setiap Hari. Orang Tua Kader Petugas.

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor

PANDUAN CARA IDENTIFIKASI DAN PENYIMPANAN OBAT YANG DIBAWA OLEH PASIEN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Dengan mengumpulkan data-data yang dianalisis

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

KUESIONER PENELITIAN. Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Masyarakat Desa Simangumban Jae di- Tempat

BAB I PENDAHULUAN. orang yang dijamin dalam Undang Undang Dasar

Transkripsi:

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH-INTERVIEW) ANALISIS PERENCANAAN OBAT DI PUSKESMAS PADANGMATINGGI KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 I. Daftar Pertanyaan untuk Informan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara : B. Pertanyaan 1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu pendanaan dalam memenuhi kebutuhan obat? 2. Bagimana menurut Bapak/Ibu sumber daya manusia dalam merencanakan kebutuhan obat? 3. Bagaimana menurut Bapak/Ibu sarana dan prasarana yang mendukung dalam perencanaan obat? 4. Bagaimana peran dinas kesehatan terhadap Puskesmas terkait perencanaan obat? 5. Terkait dengan pelatihan a. Apakah pernah dilakukan pelatihan kepada petugas pengelola obat? b. Siapa yang melakukan pelatihan tersebut? 6. Bagaimana pengawasan yang dilakukan dinas kesehatan terhadap kebutuhan obat di puskesmas? 7. Menurut Bapak/Ibu Apakah ada kendala dalam merencanakan obat-obat di era JKN? 8. Apa langkah-langkah yang Bapak/Ibu lakukan/usulkan?

II. Daftar Pertanyaan untuk Informan Kepala Puskesmas Padangmatinggi A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara : B. Pertanyaan 1. Apakah Bapak/Ibu ada membuat dan mengusulkan perencanaan obat kebutuhan Puskesmas ke tingkat II? 2. Apakah obat yang Bapak/Ibu butuhkan diminta atau di drop ke Puskesmas secara keseluruhan/bertahap/sebagian? 3. Apakah obat yang Bapak/Ibu rencanakan/usulkan terpenuhi keseluruhannya? 4. Apakah dalam merencanakan kebutuhan obat-obat termasuk untuk peserta JKN? 5. Menurut Bapak/Ibu bagaimana dengan pendanaan dalam memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas ini? 6. Bagimana menurut Bapak/Ibu sumber daya manusia dalam merencanakan kebutuhan obat di puskesmas ini? 7. Dalam perencanaan obat ada 2 metode yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan obat yaitu metode konsumsi dan metode epidemiologi. Metode apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk merencanakan obat-obat? 8. Terkait sarana dan prasarana menurut Bapak/Ibu apakah sudah cukup memadai dalam melakukan perencanaan obat? 9. Data apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan perencanaan obat? 10. Menurut Bapak/Ibu apa peran dinas kesehatan terhadap puskesmas terkait perencanaan obat? 11. Apakah pernah dilakukan pelatihan kepada petugas pengelola obat?

12. Lalu bagaimana pengawasan dari dinas kesehatan terhadap kebutuhan obat di puskesmas ini? 13. Menurut Bapak/Ibu apakah ada otonomi puskesmas dalam perencanaan obat setelah era JKN? 14. Apakah ada kendala dalam merencanakan obat-obat dalam era JKN? 15. Apa langkah-langkah yang Bapak/Ibu lakukan/usulkan? III. Daftar Pertanyaan untuk Informan Kepala Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara : B. Pertanyaan 1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu perencanaan obat untuk Puskesmas? 2. Setelah diadakan apakah obat-obat itu di drop ke Puskesmas? 3. Apakah perencanaan obat yang dibutuhkan dapat diadakan keseluruhannya? 4. Dalam era JKN ini bagaimana cara memenuhi/merencanakan obat-obat kebutuhan peserta JKN? 5. Menurut Bapak/Ibu bagaimana dengan pendanaan dalam memenuhi kebutuhan obat? 6. Bagaimana menurut Bapak/Ibu sumber daya manusia dalam merencanakan kebutuhan obat? 7. Dalam perencanaan obat ada 2 metode yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan obat yaitu metode konsumsi dan metode epidemiologi. Menurut

Bapak/Ibu metode apa yang paling cocok digunakan untuk merencanakan obat-obat? 8. Terkait sarana dan prasarana menurut Bapak/Ibu apakah sudah cukup memadai dalam melakukan perencanaan obat? 9. Data apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan perencanaan obat? 10. Menurut Bapak/Ibu apa peran dinas kesehatan terhadap Puskesmas terkait perencanaan obat? 11. Apakah pernah dilakukan pelatihan kepada petugas pengelola obat? 12. Lalu bagaimana dengan sistem pencatatan dan pelaporan kebutuhan obat? 13. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pengawasan dari dinas kesehatan terhadap kebutuhan obat di Puskesmas? 14. Menurut Bapak/Ibu apakah ada otonomi puskesmas dalam perencanaan obat setelah era JKN? 15. Apakah ada kendala-kendala dalam perencanaan, pengadaan obat-obat dalam era JKN? 16. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi permasalahan tersebut? IV. Daftar Pertanyaan untuk Informan Staf Farmasi Puskesmas Padangmatinggi A. Identitas Informan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan terakhir : 5. Tanggal wawancara : B. Pertanyaan 1. Apakah Bapak/Ibu ada disuruh Kepala Puskesmas merencanakan obat untuk Puskesmas? 2. Apakah obat-obat yang diterima itu keseluruhan/bertahap? 3. Apakah obat yang diterima Puskesmas itu cukup?

4. Apakah obat-obat untuk peserta JKN turut dalam merencanakan obat yang dibutuhkan? 5. Dalam perencanaan obat ada 2 metode yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan obat yaitu metode konsumsi dan metode epidemiologi. Metode apa yang Bapak/Ibu gunakan untuk merencanakan obat-obat? 6. Terkait sarana dan prasarana menurut Bapak/Ibu apakah sudah cukup memadai dalam melakukan perencanaan obat? 7. Data apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan perencanaan obat? 8. Lalu bagaimana dengan sistem pencatatan dan pelaporan kebutuhan obat di puskesmas ini? 9. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan mengenai perencanaan obat? 10. Bagaimana pengawasan dari dinas kesehatan terhadap kebutuhan obat di puskesmas ini? 11. Menurut Bapak/Ibu apakah ada otonomi puskesmas dalam perencanaan obat setelah era JKN? 12. Apa saja kendala dalam pelayanan obat pada pasien di era JKN? 13. Apa langkah-langkah yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut?