BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian pertama dari Ni Made Sri Ayu Damayanti (2006) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak, The

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA. Penelitian Budiasri (2007) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference/Convention, Exhibition). MICE

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut akan diuraikan secara singkat, yang selajutnya penjelasan tersebut akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan analisis kebutuhan tenaga kerja. Hasil-hasil dari penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Sedhana Yasa,et,al (2012) dengan judul

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produktivitas Kerja Karyawan Food and Beverage Product di Hotel Melia Bali

BAB IV KONSEP. Gambar 27 : Salah Satu Resort di Bali. Windianto Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Hotel bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini. Dalam sub

BAB II TINJAUAN KONSEP. untuk penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Septarini (2012). Untuk

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA DIVISI OPERASIONAL DI PT. ASIALINK HOLIDAYS SANUR, BALI

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Situasi yang sama juga tampak di kota kota besar seperti kota Medan. Hotel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, Konferensi dan Pameran (Meeting, Incentive,

BAB I PENDAHULUAN. Hotel merupakan salah satu akomodasi yang dapat diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, pendapatan pemerintah, dan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan akomodasi untuk tempat menginap wisatawan yaitu hotel.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan bisnis hotel di Indonesia semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi jika dunia pariwisata Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Hotel Resort Pantai Wedi Ombo Gunung Kidul dengan pendekatan arsitektur tropis.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. yang dibangun dari berbagai segmen industri, seperti: akomodasi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tujuan pariwisata dan hotel di berbagai daerah semakin bertambah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA RESERVASI TERHADAP PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA CV. CAN TOUR & TRAVEL

BAB 1 PENDAHULUAN. dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang nya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor pariwisata khususnya industri perhotelan di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. dikelilingi selat Singapura dan selat Malaka. Batam merupakan salah satu kota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. dari luas wilayah Propinsi DIY (

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga berlangsung pesat. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase

BAB I PENDAHULUAN UKDW

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari manusia dan hanya dapat dikelola dan diselesaikan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya kebutuhan manusia terdiri atas tiga kebutuhan utama yakni

BAB I PENDAHULUAN. saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Hotel adalah salah satu badan

BAB II LANDASAN TEORI. Dorongan tersebut disebut motivasi. Motivasi seseorang untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung termasuk salah satu Kota Pariwisata dimana banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. seperti Biro Perjalanan Wisata, hotel dan badan-badan pariwisata daerah untuk

PENGARUH EFEKTIVITAS PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN FOOD & BEVERAGE DEPARTMENT DI ASTON BRAGA HOTEL & RESIDENCE BANDUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas lainnya yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. negara tujuan utama pariwisata dunia. adalah usaha jasa perhotelan. Berdasarkan Keputusan dari Menteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak awal tahun sembilan puluhan, banyak perusahaan yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah salah satu industri yang berkontribusi penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa akomodasi (kamar) yang dikelola

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa, hotel, jasa transportasi, restoran, kerajinan tangan dan lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengingat Indonesia secara alami memiliki banyak potensi keindahan alam, keragaman

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh I Nyoman Daniel Adi Putra

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Banyaknya Pengunjung obyek-obyek wisata pantai di Gunung Kidul Mancanegara (Man) dan Nusantara (Nus)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. membuat manusia tersebut berada dalam keadaan yang tertekan. Aktivitas

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Pardamean (2002) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Relations di Hard Rock Hotel Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah karyawan seksi Guest Relations yang semestinya dibutuhkan di Hard Rock Hotel Bali agar dapat memberikan pelayanan kepada tamu secara maksimal dan untuk mengetahui kualifikasi yang dibutuhkan untuk menjadi Guest Relations Officer di Hard Rock Hotel Bali. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah jumlah karyawan seksi Guest Relations Officer di Hard Rock Hotel Bali yang seharusnya dibutuhkan sebanyak 9 orang, tetapi yang bekerja saat ini sementara berjumlah 6 orang. Demikian di seksi ini dibutuhkan 3 orang karyawan lagi. Sedangkan kualifikasi untuk menjadi Guest Relations Officer di Hard Rock Hotel Bali adalah berusia 20-30 tahun, pendidikan minimal Diploma II, bisa berbahasa Inggris dengan baik dan bahasa asing lainnya, mampu mengoprasikan komputer, penampilan menarik, dan latar belakang pengalaman kerja di bagian food and beverage. Penelitian berikutnya mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja telah dilakukan oleh Budiasri (2007) dengan judul Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Cool s Operator pada Sport Recreation and Entertainment Department di Grand Mirage Resort & Spa Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang Cool s Operator dan mengetahui jumlah tenaga kerja Cool s Operator yang di Grand Mirage 11

12 Resort & Spa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini analah analisis deskriptif kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah kualifikasi yang tepat untuk menjadi karyawan Cool s Operator yang adalah umur 20-30 tahun, pendidikan minimal D2, mampu mengoprasikan komputer dan mampu berbahasa asing, sedangkan tenaga kerja yang di butuhkan untuk Cool s Operator pada Sport Recreation and Entertainment Department adalah sebanyak 5 orang, tetapi yang ada hanya sebanyak 3 orang sehingga masih dibutuhkan 2 orang kayawan Cool s Operator pada Sport Recreation and Entertainment Department. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Janurana (2012), dalam penelitiannya yang berjudul Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Personnel Officer Di Human Resources Department Hotel Santika Premiere Beach Resort Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah Personnel Officer yang ideal dan dibutuhkan di Human Resources Department Hotel Santika Premiere Beach Resort Bali agar dapat memberikan pelayanan kepada karyawan secara maksimal. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah jumlah karyawan Personnel Officer di Hotel Santika Premiere Beach Resort Bali yang seharusnya dibutuhkan sebanyak 3 orang, tetapi yang bekerja saat ini sementara berjumlah 2 orang. Demikian di seksi ini dibutuhkan 1 orang karyawan lagi. Oleh Karena itu diperlukan penambahan 1 tenaga kerja di Human Resources Department. Sedangkan kualifikasi untuk menjadi Personnel Officer di Hotel Santika Premiere Beach Resort Bali adalah umur maksimal 30 tahun, latar belakang pendidikan perhotelan, berkomunikasi dengan baik, mampu mengoperasikan komputer, dan memiliki kemampuan manajerial.

13 Kaitan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumya yaitu sama-sama menganalisis tentang kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dengan masing - masing objek dan lokasi penelitian yang berbeda-beda. Namun perbedaan dalam penelitian ini adalah lebih memfokuskan pada Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja pada Sales and Marketing Department di AlamKulKul Boutique Resort Kuta-Bali. 2.2 Deskripsi Konsep 2.2.1 Tinjauan tentang Tenaga Kerja Dalam Pasal 1 Angka 2 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat (Husni, 2000:15). Menurut Sumarsono (2003:5) mengatakan bahwa : Tenaga Kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja. Pengertian tenaga kerja ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja. Menurut Sedarmayanti (2007:1), tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja (15 tahun ke atas) atau 15 64 tahun, atau penduduk yang secara potensial dapat bekerja. Dengan perkataan lain tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam

14 aktivitas tersebut. Sedarmayanti mengungkapkan bahwa tenaga kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Angkatan kerja (labour force) adalah penduduk yang bekerja dan yang tidak bekerja tetapi siap untuk mencari kerja. 2) Bukan angkatan kerja adalah mereka yang masih sekolah, ibu rumah tangga, dan para penyandang cacat, serta lanjut usia. Tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yang secara potensial dapat bekerja dan dapat menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan memperoleh suatu balas jasa. 2.2.2 Tinjauan tentang Analisis Beban Kerja ( Work Load Analysis ) Menurut Ranupandojo dan Husnan (1994:32) analisis beban kerja (work load analysis) adalah penentuan jumlah karyawan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu beban kerja tertentu, pada waktu yang tertentu pula. Analisis beban kerja (work load analysis) menurut Komaruddin (1996:41) adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja-orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam waktu tertentu. Menurut Utama (2001:88), analisis beban kerja (work load analysis) adalah penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam jangka waktu tertentu atau proses penentuan jumlah jam kerja orang (man hours) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu beban kerja tertentu dalam periode waktu tertentu. Dari jumlah jam kerja tiap tenaga kerja akan menghasilkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

15 Analisis beban kerja (work load analysis) menurut Ranupandojo dan Suad Husnan (1990: 322) serta oleh Komarrudin (1996 :43) diformulasikan sebagai berikut: Work Load Analysis = Total Man Hours Man Hours per Unit 1 orang Hasil langsung dari analisis beban kerja (work load analysis) adalah penetapan bilangan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan tertentu selama waktu tertentu. Langkah-langkah dalam menggunakan analisis beban kerja sampai dengan menentukan jumlah tenaga kerja adalah sebagai berikut : 1. Standar beban kerja adalah keseluruhan waktu yang di perlukan yang paling efektif untuk melaksanakan pekerjaannya, karena manusia mempunyai kemampuan yang berbeda maka pengukuran standar beban kerja dihitung dengan volume hasil kerja rata-rata dalam waktu yang sama tanpa mengesampingkan mutu produksi. 2. Waktu lingkaran kerja adalah waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dapat dibagi menjadi empat jenis waktu penyelesaian : 1) Waktu lingkaran (cycle time) Waktu lingkaran adalah waktu yang sungguh-sungguh diperlukan untuk bekerja dan sifatnya berulang. Kegiatan yang digunakan dalam waktu lingkaran ini umumnya langsung berhubungan dengan produksi. 2) Waktu bukan lingkaran (non cycle time) Waktu bukan lingkaran adalah waktu yang digunakan dalam kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi.

16 3) Waktu kelelahan (fatique time) Waktu kelelahan adalah waktu untuk menghilangkan rasa lelah bagi karyawan. Waktu ini tidak termasuk waktu istirahat satu jam bagi karyawan hotel dalam waktu kerja hari yang bersangkutan. 4) Waktu keperluan pribadi (personal time) Waktu keperluan pribadi adalah waktu yang digunakan karyawan untuk melaksanakan kegiatan pribadi seperti keperluan merokok, ke kamar kecil dan lain sebagainya. 3. Total man hours adalah jumlah tenaga kerja dalam satu hari kali waktu yang sebenarnya dibutuhkan dalam menyelesaikan kewajiban dalam satu hari kali satu tahun (365 hari). 4. Man hours per unit yaitu jumlah waktu efektif (7 jam) dalam satu hari kali total kerja dalam satu tahun (287 hari). 2.2.3 Tinjauan tentang Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja ( Work Force Analysis ) Menururt Komarudin (1996:41) analisis tenaga kerja (work force analysis) adalah suatu proses yang bertujuan untuk menetapkan kebutuhan akan tenaga kerja yang digunakan untuk dapat mempertahankan kesinambungan norma suatu perusahaan. Untuk mengetahui jumlah tenaga kerja dilakukan melaui analisa beban kerja. Kitapun harus mempertimbangkan persediaan tenaga kerja dan tingkat absensi tenaga kerja tersebut. Menurut Martoyo (1996: 26) menyatakan bahwa analisis kebutuhan tenaga kerja (work force analysis) adalah untuk mengetahui tenaga kerja senyatanya yang

17 diperlukan, ikut diperhitungkan juga tingkat absensi dan tingkat perputaran tenaga kerja (labour turn over). Menurut Utama (2001:90), analisis kebutuhan tenaga kerja (work force analysis) adalah suatu proses penentuan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan kontinyuitas kegiatan perusahaan secara normal sehingga selain jumlah tenaga kerja yang telah ditentukan dengan analisis beban kerja, harus diperhitungkan absensi dan perputaran tenaga kerja (labour turn over). Dengan demikian, analisis kebutuhan tenaga kerja (work force analysis) ini dapat dinyatakan dalam rumus : Work Force Analysis = Work Load Analysis + % Absensi WLA + % Labour Turn Over WLA Jadi yang dimaksud dengan analisis kebutuhan tenaga kerja (work force analysis) adalah menentukan jumlah tenaga kerja/karyawan yang dibutuhkan dengan menggunakan work force analysis, ada 2 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu tingkat absensi karyawan dan tingkat perputaran tenaga kerja (labour turn over). 2.2.4 Tinjauan tentang Tingkat Absensi Tingkat absensi adalah suatu kondisi dimana tenaga kerja tidak hadir dalam pekerjaan sebagaimana telah dijadwalkan untuknya. Menurut Ranupandojo dan Husnan (1990:33-34) tingkat absensi merupakan perbandingan antara hari yang hilang dengan keseluruhan hari yang tersedia untuk bekerja. Tingginya tingkat absensi akan merugikan perusahaan, meskipun seandainya tenaga kerja tersebut tidak dibayar sewaktu tidak bekerja. Dan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

18 %Absensi = Jumlah hari kerja yang hilang Hari TK bekerja + Hari TK tidak bekerja 100% Menurut Kuna Winaya dalam Utama (2001), rata-rata tingkat absensi 2-3% per bulan masih dianggap baik, sedangkan tingkat absensi yang mencapai 15-20% per bulan sudah menunjukkan gejala yang sangat buruk terhadap disiplin kerja karyawan. Apabila tenaga kerja dalam perusahaan sering tidak masuk kerja, akan mengakibatkan kerugian yaitu jadwal kerja tertunda, kualitas barang berkurang, terpaksa kerja lembur, gaji tetap dibayar dan nama baik perusahaan berkurang. Jadi yang dimaksud dengan absensi atau ketidakhadiran tenaga kerja adalah suatu kondisi dimana tenaga kerja tidak hadir bekerja pada perusahaan sebagaimana telah dijadwalkan sebelumnya. Dan mencari tingkat absensi tenaga kerja adalah dengan cara menghitung hari kerja yang hilang dibagi dengan hari tenaga kerja bekerja ditambah hari tenaga kerja tidak bekerja. 2.2.5 Tinjauan tentang Tingkat Perputaran Tenaga Kerja (Labour Turn Over) Dalam arti yang luas, turn over diartikan sebagai aliran para tenaga kerja yang masuk dan keluar perusahaan. Turn over merupakan petunjuk kestabilan tenaga kerja. Semakin tinggi turn over berarti semakin sering terjadi pergantian tenaga kerja. Dan hal ini akan merugikan perusahaan, sebab apabila tenaga kerja meninggalkan perusahaan akan membawa berbagai biaya seperti : 1. Biaya penarikan tenaga kerja 2. Biaya latihan 3. Meningkatkan kecelakaan kerja 4. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian tenaga kerja 5. Peralatan produksi yang tidak bisa digunakan sepenuhnya 6. Banyaknya pemborosan karena adanya karyawan baru

19 7. Perlu diadakan kerja lembur, kalau tidak akan mengalami penundaan penyerahan (Ranupandojo, 1994: 35-36). Menurut Utama (2001:93), turn over tenaga kerja atau tingkat peputaran tenaga kerja adalah suatu istilah untuk mengukur berapa banyak orang yang masuk menjadi tenaga kerja dan berapa yang pergi meninggalkan perusahaan karena suatu dan lain sebab. Menurut Umar (2003:149), persentase perputaran tenaga kerja (labour turn over) dapat dicari dengan rumus : Keterangan : TK = Tenaga Kerja % Perputaran TK = Jumlah pergantian TK Rata rata TK dalam satu periode 100% Jumlah rata-rata tenaga kerja dalam satu periode dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Jumlah TK awal periode + Jumlah TK akhir periode 2 Jadi pengertian tingkat perputaran tenaga kerja (labour turn over) dalam penelitian ini adalah turn over atau perputaran tenaga kerja diartikan sebagai aliran para tenaga kerja yang masuk dan keluar perusahaan. 2.2.6 Tinjauan Tentang Sales and Marketing (Penjualan dan Pemasaran) Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencanarencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan adalah ilmu dan seni dipengaruhi pribadi yang dilakukan oleh pihak penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang dan jasa

20 yang ditawarkan. Jadi, dengan adanya penjualan maka akan tercipta suatu proses perputaran jasa antara pembeli dan penjual itu sendiri (Swastha, 2001:9). Penjualan adalah menawarkan sesuatu produk kepada konsumen, sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan untuk menjadikan seseorang sebagai customer atau langganan (Sihite, 2000). Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Kotler, 2002 : 34). Pemasaran adalah usaha yang terpadu untuk merencanakan strategi yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991 : 15). Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen (Musrid, 1997 : 26). Jadi Sales and Marketing adalah : semua kegiatan menangani penjualan dan pemasaran guna menghasilkan laba dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. 2.2.7 Tinjauan tentang Hotel Menurut Grolier Electronic Publishing Inc. (dalam Sulastiyono, 2006:7) mengatakan bahwa hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum. Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya untuk umum, yang memenuhi syarat-syarat kenyamanan dan komersial. Bentuk susunan tata ruang,

21 dekorasi, sanitasi, hygiene, estetika, keamanan dan ketentraman yang dapat memberikan ketenangan pribadi untuk para tamu (Pendit, 1999:32). Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus (Sulastiyono, 2006 : 5). Secara umum hotel dapat diartikan sebagai suatu akomodasi yang dikelola secara komersial yang menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makan dan minum yang disediakan bagi para tamu. 1. Jenis - jenis Hotel Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi (Tarmoezi, 2000:5) : 1) City Hotel Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut. 2) Residential Hotel Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha.

22 Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga. 3) Resort Hotel Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi. Pengertian resort menurut beberapa ahli : 3.1) Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau hitchhiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini (Pendit, 1999:35). 3.2) Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya (Dirjen Pariwisata, 1988:13). 3.3) Resort adalah pada umumnya berlokasi ditempat-tempat wisata, dan menyediakan tempat-tempat rekreasi dan juga ruang serta fsilitas

23 konfrensi untuk tamu-tamunya (United State Lodging dalam Sulastiyono). Beberapa pengertian resort di kemukakan oleh beberapa Ahli memiliki kesamaan maksud dan arti, bahwa sebuah resort merupakan suatu tempat atau kawasan yang memiliki potensi keindahan alam yang digunakan untuk rekreasi dan di dalamnya terdapat berbagai jenis fasilitas penunjang kegiatan rekreasi tersebut. 4) Motel (Motor Hotel) Motel adalah hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.