Bab 1. Pendahuluan. digemari bukan saja oleh pembaca anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Di toko-toko

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Bab 1. Pendahuluan. dilihat dari bagaimana masyarakatnya dapat berubah sangat cepat mengikuti. proses perkembangan negara dan manusia, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. untuk melukiskan bentuk suara atau bunyi. Dunia komik, onomatope. penting demi mengekspresikan aneka ragam bunyi.

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu penggunaan komputer telah menjadi suatu hal yang diperlukan baik di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh gambaran dan realitas sosial. Media bukan hanya untuk

Bab 1. Pendahuluan. Sesuai dengan Sastra dalam Wikipedia Indonesia Ensiklopedia Bebas Berbahasa

Bab 1. Pendahuluan. Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan

Ilustrasi komik the dragon s mark Dengan tema aksi misteri

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang adalah negara yang telah dikenal secara luas oleh seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya teknologi yang telah diciptakan. Berbagai macam alat-alat teknologi yang

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manga (baca: maηga) atau komik Jepang seolah telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab 1. Sebelum Perang Dunia (PD) II, kebanyakan orang Jepang tinggal dalam satu atap

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang

Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty.

BAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual

Bab 1. Pendahuluan. di negara Jepang. Menurut Sapardi Joko Damono dalam Prasetyo (2012), sastra adalah

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan intervensi pada sasaran penelitian. Eksperimen yang dilakukan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manapun dengan berbagai budaya dan sistem sosial. Keluarga merupakan warisan umat

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

Bab 1. Pendahuluan. Sastra Jepang dibagi menjadi 5 periode, sastra kuno (zaman Nara), sastra klasik

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak

.satu. yang selalu mengirim surat

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

Bab 1. Pendahuluan. ketat serta pendidikan yang cukup baik. Bagi orang Jepang, dapat masuk ke sekolah

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP ANIME CRAYON SHIN-CHAN. luas pekarangan 1440m. Berikut adalah penjabaran jumlah populasi siswa Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

FAKTOR PENYEBAB PERILAKU INTERAKTIF SISWA KELAS I DAN UPAYA PENANGANAN DI SMKN 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. bisa jadi akan terus bertahan hingga mereka dewasa. Siswa siswi usia sekolah

Contoh : komik bertema surga dan neraka komik kisah para Nabi

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

BAB 1 PENDAHULUAN. dilahirkan akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan, terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha!7

DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. Tabel 7. Studi Sejenis komik

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

PUSAT KOMIK DAN ILUSTRASI INDONESIA DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian dari kehidupan sosial yang tentunya memiliki pengaruh yang cukup

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi, kemudian tercipta suatu pemikiran imajinatif yang akan tercermin lewat

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah cikal bakal dari suatu kebudayaan, setiap interaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Rosalita, 2013

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK BAHASA INDONESIA. ABSTRAK BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umum

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu wadah untuk menyampaikan model kehidupan yang diidealkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Attention Deficit Hyperactivity Disorder. disebabkan karena cedera otak ringan atau disebut Minimal Brain Damage

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB II SEKILAS TENTANG COSPLAY JEPANG. Cosplay merupakan salah satu budaya pop dari negara Jepang yang

Bab 1. Pendahuluan. Jepang sebagai negara yang maju dan besar tidak hanya memiliki teknologi yang tinggi

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP TINGKAT HIPERAKTIF IMPULSIF PADA ANAK ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVE DISORDER (ADHD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder, dalam pengertian secara umum berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah-masalah ini akan mendorong tumbuh dan berkembangnya fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini komik tampaknya merupakan salah satu bacaan yang paling digemari bukan saja oleh pembaca anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Di toko-toko buku, di tempat persewaan bacaan, komik dengan mudah ditemukan dan termasuk yang laris manis dibeli dan dipinjam. Selain itu, di berbagai majalah anak dan sejumlah surat kabar edisi Minggu juga terdapat komik. Keadaan itu menunjukkan keberterimaan komik oleh para pembaca sebagai salah satu bacaan yang dibutuhkan. Sebagai sebuah bacaan komik hadir dengan keunikannya sendiri, tampil dengan deretan gambar dalam panel-panel (kotak) gambar dengan sedikit tulisan tangan yang ditempatkan dalam balon-balon. Bahkan, gambar-gambar yang ditampilkan juga bermacam-macam yang diusahakan semenarik mungkin sehingga mampu mengikat pembaca. Genre sastra anak dalam berbagai hal berbeda dengan sastra dewasa, dan salah satunya adalah masih dominannya unsur gambar dalam sastra anak. Mengingat buku-buku yang penuh gambar tersebut pada umumnya bertujuan untuk merangsang membaca, mengembangkan daya imajinasi, dan mengembangkan rasa keindahan, sedang hal yang kurang lebih sama juga terjadi pada komik, maka komik pun dapat dikategorikan sebagai salah satu genre sastra anak (Nurgiyantoro, 2005:408). Komik dapat dikategorikan sebagai kesusastraan anak populer yang memiliki keunikan tersendiri karena adanya gambar-gambar.

Komik pada mulanya berkaitan dengan segala sesuatu yang lucu, dan boleh jadi, ia berasal dari kata bahasa Belanda komiek yang berarti pelawak. Atau, kalau dirunut dari bahasa Yunani kuno, istilah komik berasal dari kata komikos, yang merupakan kata bentukan dari kosmos, yang berarti bersuka ria atau bercanda. Jadi, dalam kaitan ini, komik sering dikonotasi dengan hal-hal yang lucu, dan unsur kelucuan itu antara lain dilihat dari segi gambar-gambarnya yang sering tidak proposional tapi mengena. Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata. Sebagaimana halnya genre sastra anak yang lain, komik pun dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi, sarana untuk menyampaikan sesuatu pada pembaca. Komik merupakan bacaaan populer yang dapat dijadikan sebagai penyangga warisan kebudayaan. Sementara itu di Asia, komik mulai marak setelah perang dunia kedua. Dunia komik Asia diwakili oleh Jepang, produsen komik terbesar di Asia. Di Jepang, komik disebut dengan manga. Asal-usul istilah manga tidak berkaitan secara spesifik dengan pengertian manga sebagaimana yang dikenal dewasa ini untuk sebutan komik Jepang (Nurgiyantoro, 2005:411). Tokoh yang menggeneralisasi penggunaan istilah manga untuk pengertian kartun dan komik Jepang adalah Rakuten Kitazawa melalui suplemen dalam sebuah harian di Jepang (Jiji Shinpou). Kitazawa adalah seorang pionir komik strip Jepang. Tokoh komik Jepang lainnya adalah Osamu Tezuka yang dijuluki sebagai The God of Manga yang mengembangkan karakter tokoh individunya ke dalam manga yang berpengaruh terhadap generasi berikut hingga kini.

Di Indonesia sendiri perkembangan komik bisa dibilang bukan barang baru. Komik diperkenalkan di Indonesia sudah cukup lama. Banyak komik-komik asing yang masuk ke Indonesia dan mendapatkan sambutan yang baik dari para pembacanya. Saat ini komik Jepang atau manga merupakan komik yang paling digemari di Indonesia. Salah satu contohnya adalah manga Crayon Shinchan. Crayon Shinchan merupakan komik yang terkenal baik di Jepang ataupun di negara lain, termasuk di Indonesia. Komik ini bercerita tentang kehidupan seorang anak dari keluarga Jepang. Beberapa ciri khas yang merupakan nilai lokal Jepang tetap dipertahankan dalam komik ini, seperti tampak pada nama setiap tokoh, makanan khas seperti nato, yakiniku, tempura, serta beberapa kebiasaan tertentu seperti mandi bersama, tidur dengan futon di lantai. Shinchan merupakan seorang anak TK berumur lima tahun yang memiliki tingkat kenakalan melebihi anak-anak pada seusianya. Ia termasuk anak yang hiperaktif dan sulit untuk memusatkan perhatiannya. Setiap perintah dan nasehat yang dikatakan oleh orang tua dan guru-gurunya tidak pernah dihiraukan olehnya. Sehingga ia dianggap sebagai anak nakal yang selalu melawan orang tua dan gurugurunya. Kenakalannya juga sering menimbulkan masalah bagi orang-orang sekitarnya. Tidak hanya orang tua dan guru-gurunya, teman-temannya pun juga merasa terganggu dengan sikap nakalnya itu. 1.1.1 Kenakalan pada Anak, Sebagai Salah Satu Ciri Penderita ADHD Kenakalan, sebenarnya adalah hal yang normal bagi anak-anak dalam tahap perkembangan kanak-kanak. Mereka sedang belajar untuk mengontrol tubuh mereka sendiri, memahami lingkungan sekitarnya, serta belajar nilai-nilai dalam keluarga dan masyarakat. Mereka banyak melakukan percobaan (eksperimen) terhadap

sesuatu yang menarik perhatian dan belum mereka ketahui: bagian tubuh, hewanhewan, perkakas di rumah, tumbuh-tumbuhan dan obyek-obyek lainnya. Sayangnya, dalam bereksperimen mereka sering lalai dan ceroboh, hasilnya, eksperimen mereka sering kali membuat orang tua dan orang di sekitarnya menjadi jengah dengan ulah mereka: kotoran berserakan, perkakas berantakan, baju belepotan, perabot pecah, jatuh saat berlari, sampai konflik sesama anak-anak. Anak yang terlihat aktif sebenarnya merupakan hal yang wajar. Karena inilah usia dimana anak sedang giat-giatnya mengeksplorasi lingkungannya. Dalam rentang usia ini, anak berada dalam fase otonomi atau mencari rasa puas melalui aktivitas geraknya. Tapi, kalau ia terlalu aktif atau malah hiperaktif, tentu saja ini tidak wajar. Menurut Andita (2010), nakal adalah ciri dari anak yang menderita Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH). Sehingga hubungan sosial si penderita dengan lingkungannya menjadi terganggu. Anak yang menderita ADHD ini adalah anak yang luar biasa banyak gerak dan sering kali tidak dapat dikendalikan, tidak tenang, dan tidak dapat berkonsentrasi. Perilakunya yang kacau itu justru mengundang kejengkelan bagi orang-orang di sekitarnya. Kondisi seperti ini dapat membawanya pada masalah-masalah emosional dan agresif. ADHD sering juga disebut sebagai resiko tumbuh kembang. Pada jangka panjang, ADHD yang tidak ditangani akan membawa anak pada konsep diri yang negatif. Bagi anak ADHD, prestasi belajar mereka di sekolah tidak dapat sebaik anak tanpa ADHD. Mereka sering kali mengalami tidak naik kelas bahkan meninggalkan sekolah tanpa ijazah. Beberapa penelitian menunjukkan raihan prestasi mereka

kurang baik jika dibandingkan dengan anak-anak lain dalam tingkat inteligensia yang sama tinggi (Patternotte & Buitelaar, 2010:170). 1.1.2 Biografi Singkat Pengarang Crayon Shinchan Yoshito Usui merupakan komikus yang terkenal di Jepang. Usui lahir di Jepang, tepatnya Prefektur Shizuoka pada tanggal 21 April 1958. Pada tahun 1977, Usui lulus dari sekolah tinggi County di Prefektur Saitama. Tahun 1979, setelah lulus dari sekolah desain, Usui bekerja di sebuah supermarket dan menjadi pekerja sementara di sebuah agen periklanan. Tahun 1985, Usui mengikuti kontes perekrutan Action Comic dan akhirnya Usui memenangkan penghargaan. Tahun 1987 adalah debutnya di Kartun Aksi dan pekerjaannya dimulai pada tahun 1990 di komik serial OL Gumi dengan judul Crayon Shinchan. Crayon Shinchan merupakan komik karangan Yoshito Usui yang sangat terkenal di seluruh dunia dan digemari oleh setiap kalangan usia. Tidak hanya itu, komik ini juga mendapat beberapa penghargaan dari berbagai negara, seperti Jepang, Korea dan Spanyol. Yoshito Usui meninggal di usia 51 tahun karena terjatuh dalam pendakian gunung di Prefektur Gunma pada tanggal 11 September 2009. 1.2 Rumusan Permasalahan Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti perilaku gejala ADHD pada tokoh Shinchan dalam komik Crayon Shinchan.

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini adalah meneliti perilaku gejala ADHD pada tokoh utama yaitu Shinchan dalam komik Crayon Shinchan vol. 5, 18, dan 20. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti perilaku gejala ADHD pada tokoh Shinchan. Manfaat yang ingin dicapai adalah agar pembaca, khususnya mahasiswa jurusan sastra Jepang Universitas Bina Nusantara dapat mengetahui lebih jelas tentang jenis-jenis dan kriteria-kriteria gejala ADHD yang dapat ditemukan dalam komik Crayon Shinchan. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam menyusun skripsi ini adalah metode kajian kepustakaan yakni mengumpulkan dan menggunakan sumber data yang berasal dari novel, buku dan internet yang diambil dari perpustakaan Bina Nusantara dan Japan Foundation, selain itu peneliti menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu metode memecahkan masalah untuk meningkatkan pembelajaran. Peneliti menganalisis menggunakan teori psikologi anak tentang ADHD menurut Perhimpunan Psikiater Anak di Amerika Serikat, yakni Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM).

1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan peneliti dalam penyusunan skripsi ini adalah Bab 1 Pendahuluan, berisi latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 Landasan Teori, berisi teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam membahas permasalahan tentang tokoh Shinchan yang memiliki ciri-ciri anak yang menderita gejala ADHD. Bab 3 Analisis Data, berisi analisis tentang tokoh Shinchan yang memiliki ciri-ciri anak yang menderita gejala ADHD. Bab 4 Simpulan dan Saran, berisi simpulan sebagai hasil analisis penelitian dan saran tentang permasalahan yang dapat dibahas oleh peneliti selanjutnya. Bab 5 Ringkasan, membahas secara singkat isi dari skripsi ini secara keseluruhan yaitu mulai dari latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, landasan teori, analisis data hingga simpulan dan saran sebagai hasil jawaban dari permasalahan yang dibahas peneliti.