DESKRIPTIF STATISTIK GURU DAN PENGAWAS PAIS

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPTIF STATISTIK PENDIDIKAN MADRASAH

Analisis Deskriptif Guru PAI dan Pengawas Tahun Pelajaran

Analisis Deskriptif Guru PAI dan Pengawas Tahun Pelajaran

DESKRIPTIF STATISTIK RA/BA/TA DAN MADRASAH

Status Kepegawaian Lk Pr Struktural Gambar 1 Persentase SDM Balai 85,71 Besar 14,29 Pelaksanaan Jalan Nasional III. Kelamin Tahun ,00

Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

DESKRIPTIF STATISTIK PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

PROFIL PTK DAN SATUAN PENDIDIKAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Akademik

Analisis Kualifikasi Guru pada Pendidikan Agama dan Keagamaan

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS

A. PERKEMBANGAN MAHASISWA TPB - IPB

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

Analisis Deskriptif Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Akademik

Analisis Deskriptif Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Akademik

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran

Tabel A1. Jumlah dan Persentase SDM Balai Wilayah Sungai Sumatera V menurut Status Kepegawaian dan Jenis Kelamin, Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

TABEL PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG NAIK PANGKAT PERIODE APRIL-OKTOBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, sehingga sasaran untuk supervisi akademik adalah guru.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1997 TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MENDUDUKI JABATAN RANGKAP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BELITUNG

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 18 TAHUN 2009 T E N T A N G

BAB III ANALISISI PERENCANAAN KAWASAN PRIORITAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

4. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR.

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bengkulu (UNIB) merupakan salah satu perguruan tinggi

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

Analisis Deskriptif Perguruan Tinggi Agama Islam Tahun Akademik

Tingkat Kemiskinan Per Provinsi Wilayah Sumatera Tahun 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

No. Status Kepegawaian

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

KONDISI SOSIAL EKONOMI

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

Antar Kerja Antar Negara (AKAN)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuntut setiap organisasi mampu menghadapi tantangan global,

PROFIL PEGAWAI NEGERI SIPIL. TAHUN 2017 (Keadaan, 31 Desember 2016)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

RPP tentang Gaji, Tunjangan, Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU II)

IV. GAMBARAN UMUM. A. Profil Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung. melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM). Menghadapi era globalisasi, dimana

INDEKS KEBAHAGIAAN JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak pernah terlepas dari masalah kependudukan, salah satunya

Status Kepegawaian (struktural/fungsional/staf) dan Jenis Kelamin Tahun Struktural Fungsional Staf

Analisis Deskriptif Pondok Pesantren, Pendidikan Diniyah dan TPQ 2011


LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perhatian khusus pada kualitas sumber daya manusia.

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor BAB I PENDAHULUAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

DESKRIPTIF STATISTIK PTAI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan dapat bersaing secara global. Sebagai suatu sistem

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. kinerja individu dalam organisasi. Setiap individu dalam organisasi, ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda.

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI GURU DAN GURU YANG DIANGKAT JABATAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN MELALUI DANA DEKONSENTRASI

Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran

KEMENTERIAN AGAMA R.I. Bagian Perencanaan dan Data

KABUPATEN PEMALANG DALAM ANGKA TAHUN 2015

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR.

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat

Transkripsi:

DESKRIPTIF STATISTIK GURU DAN PENGAWAS PAIS

Deskriptif Statistik Guru dan Pengawas PAIS Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009 I. Guru PAIS A. Lembaga Secara kelembagaan jumlah Guru PAIS secara total sebanyak 174.704 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 85.258 atau 48,80% berjenis kelamin Laki-laki, sementara selebihnya sebanyak 89.446 atau 51,20% berjenis kelamin perempuan. Melihat data tersebut apakah memang Laki-laki kurang berminat menjadi Guru PAIS atau memang gender perempuan lebih memiliki jiwa religius dibanding lawan jenisnya, tentunya ini perlu penelitian lebih mendalam. Guru PAIS Berdasarkan Gender Non PNS, sementara selebihnya 115.111 atau 65,89% berstatus PNS. Melihat data tersebut ternyata masih banyak yang berstatus Non PNS. Ini menunjukkan bahwa secara resources Pemerintah belum mampu memenuhi kebutuhan SDM untuk sektor PAIS, dimana sesungguhnya di dalam UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 bahwa Pendidikan Agama merupakan Tanggungjawab Pemerintah. Status Kepegawaian PNS; 115.111 Non PNS; 59.593 Perempuan; 89.446 ; 51,20% Laki-Laki; 85.258 ; 48,80% Grafik 2.2. Status Kepegawaian Grafik 2.1. Gender Jika dilihat dari status kepegawaian, ternyata masih sekitar 59.593 atau 34,11% masih berstatus Sementara jika dilihat dari sisi Usia, ternyata sebagian besar Guru PAIS berusia kurang dari 50 tahun yakni sebanyak 98.370 atau 56,31%, dimana hal ini menunjukkan bahwa mereka dalam kategori usia produktif. Halaman : 87

Sementara sebanyak 28.336 atau 16,22% berada pada usia menjelang pensiun, ini artinya pemerintah harus segera bersiap mencarikan penggatinya. Guru PAIS Berdasarkan Pendidikan Diploma; 88.386 ; 50,59% S1; 84.486 ; 48,36% Usia 50 Tahun; 98.370 51-54 Tahun; 47.998 55 Tahun; 28.336 S2; 1.832 ; 1,05% Grafik 2.4. Pendidikan B. Lembaga Binaan Grafik 2.3. Usia Latar belakang pendidikan terakhir Guru PAIS juga perlu dipaparkan disini, bahwa sebanyak 84.486 atau 48,36% berpendidikan Strata Satu (S1), bahkan sebanyak 1.832 atau 1,05% berpendidikan minimal Strata Dua (S2), sementara masih banyak pula yang belum mencapai pendidikan minimal S1, yakni sebanyak 88.386 atau 50,59%. Jika melihat dari sisi sebaran lembaga binaan, kita dapat melihat bahwa memang jumlah lembaga binaan terbanyak memang berada di tingkatan SD, yakni sebanyak 64,2%. Sementara jumlah lembaga binaan terkecil adalah SMA/SMK, yakni sebanyak 8,1%. Hal ini berkaitan erat dengan sebaran lembaga mulai dari SD hingga SMA/SMK yang memang jumlahnya mengecil. Ini menandakan bahwa validitas data yang dihasilkan menurut penulis cukup akurat dan berkualitas. Hal ini perlu menjadi perhatian pemerintah dimana nantinya seorang Guru yang mengajar harus bersertifikat, sementara untuk mendapatkan sertifikat minimal harus berpendidikan S1. Hal ini pula yang nantinya menyangkut tentang tunjangan fungsional guru maupun tunjangan sertifikasi. Halaman : 88

II. Pengawas PAIS A. Lembaga Jumlah Pengawas PAIS seluruh Indonesia berjumlah 11.038 orang yang tersebar di 33 propinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut terlihat angka yang sedikit ganjil yang berkaitan dengan sebaran jumlah pengawas untuk masing-masing propinsi. Contohnya Propinsi Bengkulu dan Kep. Bangka Belitung memiliki jumlah Pengawas masing-masing sebanyak 1.354 dan 1.204 Bandingkan dengan jumlah pengawas di Propinsi Lampung yang sebanyak 114 orang. Sementara Jumlah Sekolah yang harus diampu di propinsi tersebut masing-masing sebanyak: 1.085 sekolah untuk Propinsi Bengkulu, 1.177 sekolah untuk Propinsi Kep. Bangka Belitung, dan 4.122 sekolah untuk Propinsi Lampung. Terlihat dari rasio perbandingan jml pengawas dengan jumlah lembaga binaan ternyata untuk propinsi Bengkulu dan Kep. Bangka Belitung memiliki perbandingan hampir 1 orang Pengawas mengawasi 1 Lembaga Binaan, sementara untuk Propinsi lampung 1 orang Pengawas mengampu 36 Lembaga Binaan. Dari jumlah tersebut terlihat sangatlah timpang mengenai rasionya, sehingga diperlukan kajian lebih mendalam lagi, apakah memang betul kondisinya demikian atau dari sisi pendataan yang perlu lebih diakuratkan lagi. Dari jumlah total Pengawas yang ada, ternyata 57,88% atau 6.389 orang berjenis kelamin laki-laki, sementara sebanyak 42,12% atau 4.649 orang berjenis kelamin perempuan. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah pengawas laki-laki lebih dominan dibanding jumlah pengawas perempuan, apakah ini menandakan bahwa secara skil seorang laki-laki lebih mampu mengawasi secara manajerial lembaga binaan yang ada, atau mungkin dikarenakan faktor lainnya yang perlu dikaji lebih mendalam lagi. Pengawas PAIS Berdasarkan Gender Diploma; 6.389 ; 57,88% S1; 4.649 ; 42,12% Grafik 2.5. Pengawas PAIS berdasarkan Gender Ditinjau dari skala usia ternyata kurang dari separuh atau hanya sebanyak 46,00% atau 5.078 berusia produktif, sementara selebihnya sebanyak 54,00% atau 5.960 berusia menjelang pensiun. Hal ini perlu perhatian khusus terutama dari Ditjen Halaman : 89

Pendidikan Islam bahwasannya, perlu penataan secara profesional agar jabatan Pengawas ini bukan merupakan perpanjangan dari para pejabat struktural, karena ditengarai banyak sekali para pejabat struktural yang sudah tidak menjabat, untuk memperpanjang masa pensiun maka dialihkan menjadi Pengawas. Jumlah Pengawas PAIS Berdasarkan Usia S1; 5.905 ; 53,50% Jumlah Pengawas PAIS Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Formal S2; 552; 5,00% < S1; 4.581 ; 41,50% Grafik 2.7. Pengawas PAIS berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Formal 50 Tahun; 5.078 51-54 Tahun; 3.174 55 Tahun; 2.786 Grafik 2.6. Pengawas PAIS berdasarkan Usia Sementara berdasarkan latar belakang pendidikan ternyata hampir separuhnya berpendidikan belum Strata Satu (S1), yakni sebanyak 41,50% atau 4.581 orang, sementara yang sudah berpendidikan minimal Strata Satu (S1) adalah sebanyak 58,5% atau 6.457 orang. Hal ini juga perlu menjadi perhatuian khusus juga, mengingat untuk menjadi pengawas diperlukan minimal pendidikan adalah S1, karena untuk menjaga mutu serta mampu mengelola manajemen pengawasan secara baik. B. Lembaga Binaan Jika melihat dari sisi sebaran lembaga binaan, kita dapat melihat bahwa memang jumlah lembaga binaan terbanyak memang berada di tingkatan SD, yakni sebanyak 62,5%. Sementara jumlah lembaga binaan terkecil adalah SMA/SMK, yakni sebanyak 8,3%. Hal ini berkaitan erat dengan sebaran lembaga mulai dari SD hingga SMA/SMK yang memang jumlahnya mengecil. Ini menandakan bahwa data yang dihasilkan menurut penulis cukup berkualitas secara validitas. Halaman : 90