FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci : Jalan tol Gempol-Pasuruan, analisa kelayakan, Analisa ekonomi,analisa finansial

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN - GEMPOL

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Barat Dalam Kota Surabaya

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LAYANG NON TOL KAMPUNG MELAYU-TANAH ABANG

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR TIMUR MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Jalan Ahmad Yani, frontage road, Jalan layang tol,kinerja, travel time.

Gol I. Gol IIb. Gol I

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER PASAR KEMBANG DARI SEGI EKONOMI. Disusun oleh: Wahyu Kartika Sari ( )

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Kajian Perubahan Status Jalan Provinsi Menjadi Nasional Pada Ruas Jalan Ketapang Batas Kabupaten Pamekasan, Madura (No.link 224)

TUGAS AKHIR ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN JALAN ARTERI RAYA SIRING-PORONG. Oleh : Giscal Dwi Sagita

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

RISKI RAMADHAN

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

2. Bagaimana kelayakan proyek tersebut bila dihitung dengan metode Benefit Cost Ratio? BAB I PENDAHULUAN

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN-GEMPOL

BAB II STUDI PUSTAKA

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER PERLINTASAN JALAN RAYA DAN REL KERETA API DI PETERONGAN JOMBANG DITINJAU DARI SEGI EKONOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

Studi Kelayakan Pembangunan Flyover Di Simpang Gedangan Sidoarjo Di Tinjau Dari Segi Lalu Lintas Dan Ekonomi Jalan Raya

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan Konstruksi Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku serta Analisis Ekonominya pada Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Mojoagung

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

ANALISA LALU LINTAS DAN EKONOMI JALAN RAYA PEMBANGUNAN FRONTAGE ROAD JALAN AHMAD YANI SISI TIMUR SURABAYA. Oleh : Frans Sinatra ( )

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. UCAPAN TERIMAKASIH...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

BAB V PEMBAHASAN. merupakan jalur utama perekonomian Jawa Bali Nusa Tenggara. Seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja.

t= t 0 exp(v/q) = 0,0226 exp(0,174) = 0,0269 jam

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

ANALISIS PEMBEBANAN JARINGAN JALAN (TRIP ASSIGNMENT) PADA KORIDOR MALANG-SURABAYA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

KAJIAN LALU LINTAS PERSIMPANGAN TAK SEBIDANG DI BUNDARAN SATELIT SURABAYA

Kajian Lalu Lintas Persimpangan Tak Sebidang di Bundaran Satelit Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan

PENGARUH PEMBUKAAN JALAN RUAS WAMENA- KARUBAGA-MULIA TERHADAP LALU LINTAS DAN PERKERASAN DI JALAN ARTERI DI KOTA WAMENA

I LANGKAH D : PERILAKU LALU-LINTAS Derajat Kejenuhan Kecepatan Dan Waktu Tempuh Iringan (peleton)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNGAN FLYOVER MELINTANG REL KERETA API

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UCAPAN TERIMA KASIH. Bukit Jimbaran, Maret Penulis

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Langkah Perhitungan PERHITUNGAN KINERJA RUAS JALAN PERKOTAAN BERDASARKAN MKJI Analisa Kondisi Ruas Jalan. Materi Kuliah Teknik Lalu Lintas

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

Laporan Survey RLL Traffic Counting Jalan Kertajaya Indah

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).

STUDI PENENTUAN TARIF TOL RENCANA RUAS JALAN MANADO-BITUNG

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.

PENGANTAR TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN Muslim Hamidi, Anak Agung Gde Kartika, ST, M.Sc dan Ir.Hera Widyastuti, ST, Ph.D Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: h_w_dyas2004@yahoo.co.uk Abstrak Adanya rencana pembangunan terminal Masaran melatarbelakangi investasi ini. Dengan kondisi jalan eksisting Suramadu-Bangkalan yang padat, maka konektivitas antara terminal Bangkalan dengan terminal Masaran menjadi tidak efektif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan konektivitas antara terminal Masaran dengan terminal Bangkalan diperlukan jalur yang lebih singkat dengan tingkat pelayanan jalan yang tinggi. Jalan alternatif ini dapat menjadi solusi karena akan meningkatkan aksesbilitas ruas Suramadu-Bangkalan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktifitas ekonomi dan transportasi masyarakat Bangkalan khususnya. Pendekatan yang digunakan dalam studi ini adalah pedoman perhitungan yang dikeluarkan oleh Jasa Marga meliputi BOK dan Time Value. Dalam studi ini dilakukan juga survey traffic counting (Suramadu-Bangkalan) untuk mendapatkan volume lalulintas harian ruas tersebut. Dalam Tugas Akhir ini nilai DS pada kondisi eksisting pada Tahun 2013 = 0,189< 1, belum mengalami kejenuhan. Tetapi pada tahun yang akan datang, jalan eksisting mengalalami kejenuhan karena nilai DS>1. Sedangkan nilai NPV>0 dan BCR>1. Sehingga pembangunan Jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan dikatakan layak secara ekonomi. ruas Suramadu-Bangkalan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktifitas ekonomi dan transportasi masyarakat Bangkalan khususnya. Sebagai tahapan awal untuk merealisasikan wacana tersebut maka dilakukanlah pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan. Diharapkan dengan melakukan studi kelayakan tersebut akan ada rekomendasi mengenai kelayakan pembangunan jalan ini dari aspek teknik, lingkungan, dan ekonomi serta strategi pelaksanaannya. Kata Kunci Jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan, Analisa Kelayakan Jalan, Analisa Ekonomi. I. PENDAHULUAN Dengan adanya Jembatan Suramadu, aktivitas transportasi antara pulau Jawa-Madura menjadi Gambar. semakin mudah. Diprediksi setiap tahunnya akan terjadi peningkatan aktivitas kendaraan yang juga menyebabkan terjadinya kepadatan lalu lintas di ruas jalan eksisting Suramadu-Bangkalan. Kepadatan lalu lintas ini diperparah dengan adanya pemukiman padat penduduk yang ada di kiri dan kanan jalan eksisting, sehingga tidak dimungkinkan dilakukan pelebaran jalan untuk menambah kapasitas jalan eksisting. Hal ini perlu diantisipasi karena akan menimbulkan masalah lau lintas di kemudian hari. Adanya rencana pembangunan terminal Masaran juga melatarbelakangi investasi ini. Dengan adanya kondisi jalan eksisting Suramadu-Bangkalan yang padat lalu lintas dan juga pemukiman penduduk, maka konektivitas antara terminal Bangkalan dengan terminal Masaran menjadi tidak nyaman dan tidak efektif. Oleh karena itu, untuk meningkatkan konektivitas antara terminal Masaran dengan terminal Bangkalan diperlukan jalur yang lebih singkat dengan tingkat pelayanan jalan yang tinggi. Jalan alternatif ini dapat menjadi solusi karena akan meningkatkan aksesbilitas 1. Lokasi jalan Eksisting (Jalan Suramadu- Bangkalan)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 A. Tahap Telaah II. METODE PENELITIAN Tahapan yang akan digunakan pada tugas akhir ini adalah : 1. Studi literatur dan bahan pustaka yang berhubungan dengan topik tugas akhir ini. 2. Pengumpulan data. Data yang digunakan untuk penyusunan tugas akhir ini adalah : - Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya operasional kendaraan (BOK) - Data volume lalu lintas (LHR) - Data jumlah kepemilikan kendaraan di Indonesia - Data biaya investasi 3. Analisa pertumbuhan lalu lintas Dari data-data (Jumlah kepemilikan kendaraan di Indonesia, Volume LHR) yang ada akan dilakukan peramalan untuk mengetahui pertumbuhan lalu lintas yang akan ditinjau sampai umur rencana. 4. Analisa lalu lintas - Volume - Kapasitas - Derajat Kejenuhan - Kecepatan 5. Analisa ekonomi Analisa ekonomi dilakukan dengan menghitung penghematan BOK, penghematan nilai waktu, BCR, NPV. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Volume Kendaraan Pada tugas akhir ini, pertumbuhan volume kendaraan dipengaruhi oleh jumlah kepemilikan kendaraan di Indonesia. Tabel 3.1 Volume Lalu Lintas Harian Suramadu-Bangkalan Arah LV LV MHV LB LV LT LT 2 3 6a 5b 4 7a 7b Bangkalan-Suramadu 160 4 33 5 31 13 6 252 Suramadu-Bangkalan 106 9 27 5 33 14 4 198 TOTAL 266 13 60 10 64 27 10 (Sumber : Transmarga Jatim) Total Peramalan volume kendaraan dihitung dari tahun 2013 sampai 2033 dengan menggunakan rumus : dimana, F = volume pada tahun yang diinginkan P = volume pada tahun 2012 i = faktor pertumbuhan kendaraan n = rentang waktu pertumbuhan (tahun) B. Kapasitas Jalan Persamaan untuk menentukan kapasitas jalan luar kota berdasarkan MKJI 1997 adalah : C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam) C = kapasitas Co = kapasitas dasar= tipe lajur 2/2UD = 2900 smp/jam FCw = faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas= 1 karena lebar lajur 3,5 m FCsp = faktor penyesuaian akibat pemisahan arah =1 karena tipe jalan 2/2UD dengan pembagian arah 50-50 FCsf = faktor penyesuaian akibat hambatan samping= 0,97 karena jalan tipe 2/2UD dengan hambatan samping rendah Maka kapasitas jalan eksisting per jalur (C) = 2900 x 1 x 1 x 0,97 = 2813 smp/jam C. Derajat Kejenuhan (Ds) Jalan Eksisting Derajat kejenuhan merupakan rasio arus jalan terhadap kapasitas jalan, yang digunakan untuk mengetahui perilaku lalu lintas pada suatu simpang ataupun segmen jalan. Derajat kejenuhan ini nantinya digunakan untuk menentukan faktor koreksi lalu lintas (kl) pada perhitungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Derajat kejenuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus : DS = Q/C DS = derajat kejenuhan Q = arus total lalu lintas (smp/jam) C = kapasitas jalan (smp/jam) D. Kecepatan Arus Bebas Kecepatan arus bebas dihitung untuk nantinya digunakan untuk mencari nilai kecepatan tempuh kendaraan. Kecepatan arus bebas pada jalan perkotaan berdasarkan MKJI dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Kecepatan arus bebas LV FV LV = (Fv o + FV w ) x FFV sf x FFV CS FV LV = kecepatan arus bebas LV (km/jam) FVo = kecepatan arus bebas dasar LV FVw = Penyesuaian kecepatan akibat lebar jalan FFV SF = Faktor penyesuaian akibat hambatan samping dan lebar bahu jalan FFV CS = Faktor penyesuaian akibat jumlah penduduk Kecepatan arus bebas tipe kendaraan lain : FV MHV = FV MHV.O FFV x FV MHV.O /Fvo FFV = FVo FV FVo = kecepatan arus bebas dasar LV FV = kecepatan arus bebas LV FV MHV.O =kecepatan arus bebas dasar MHV E. Kecepatan Kecepatan digunakan sebagai ukuran utama kinerja jalan dan juga sebagai masukan yang penting bagi pengguna jalan dalam analisa ekonomi. Untuk mendapatkan nilai kecepatan rata-rata digunakan grafik hubungan derajat kejenuhan dengan kecepatan arus bebas untuk Jalan Perkotaan dari MKJI.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 F. Trip Assignment Dengan perhitungan trip assignment dapat diketahui prosentase kendaraan yang membebani tiap-tiap ruas jalan. Trip assignment dapat dihitung degnan menggunakan rumus : P = Persen Kendaraan yang melewati jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan d = Jarak yang dihemat bila menggunakan jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan (mil) t = Waktu yang dihemat bila menggunakan jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan (menit) Contoh perhitungan trip assignment untuk lalu lintas LV pada Tahun 2013 : d = 20,092 17,889 = 2,203 km = 1,369 mil Kecepatan kendaraan = 43,56 km/jam Travel time jalan eksisting = Travel time jalan rencana = Waktu yang dihemat (t) = 29,766 24,64 = 5,125menit = 29,766 menit = 24,64 menit = 50,771% Jadi volume kendaraan LV yang melewati jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan adalah 50,771% dan yang melewati jalan lama (eksisting) adalah 49,229% Perhitungan tersebut dilakukan untuk masing-masing golongan kendaraan setiap segmen sampai tahun 2033, sehingga volume kendaraan yang lewat jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan bisa diketahui. G. Biaya Operasional Kendaraan Biaya operasional kendaraan (BOK) adalah biaya yang digunakan kendaraan untuk beroperasi dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain (aktifitas transportasi). Metode yang digunakan untuk menghitung biaya operasional kendaraan dalam tugas akhir ini adalah dengan menggunakan formula Jasa Marga. Parameter yang digunakan untuk menghitung biaya operasional kendaraan adalah harga dari tiap-tiap komponen pada berbagai jenis kendaraan dan kecepatan. Berikut ini adalah asumsi yang dipakai untuk tiap-tiap jenis kendaraan yang berlaku pada saat dilakukan studi pada tahun 2013. Berikut ini adalah harga-harga komponen BOK : a. LV (gol I) (4 ban) - Tipe kendaraan Avanza : Rp 155.550.000,- - Ban Bridgestone Turanza : Rp 891.000,- /ban - Bahan bakar bensin : Rp 6.500,- / liter - Oli mesin : Rp 51.500,- / liter b. Bus (gol I) - Bus Hino A215 55 seats : Rp 478.000.000,- - Ban Bridgestone Turanza : Rp 1.250.000,- /buah - Bahan bakar bensin : Rp 6.500,- /liter - Oli mesin : Rp 45.000 /liter - Upah mekanik, diasumsikan : Rp 10.000,- /jam c. Elf (gol I) - Isuzu Elf NKR 55 lwb E2 16 seats : Rp 161.200.000,- - Ban Bridgestone Turanza : Rp 1.031.000,- /buah - Bahan bakar : Rp 6.500,- /liter - Oli mesin : Rp 45.000,- /liter - Upah mekanik, diasumsikan : Rp 10.000,- /jam d. Truk 2As (gol II) (6 ban) - Hino Dutro 110 LD : Rp 202.600.000,- - Ban Bridgestone : Rp 1.031.000,- /ban e. Truk 3 As (gol III) (10 ban) - Hino FL 235 JN : Rp 589.000.000,- - Ban Bridgestone : Rp 1.370.000,- /ban f. Truk 4 As Besar ( gol IV) (14 ban) - Hino SG260J : Rp 680.000.000,- - Ban Bridgestone : Rp 1.370.000,- /ban g. Truk 5 As (gol V) (18 ban) - Hino FM320P, harga : Rp 876.000.000,- - Ban Bridgestone : Rp 1.370.000,- /ban H. Perhitungan BOK Perkendaraan Contoh perhitungan BOK perkendaraan untuk jalan eksisting tanpa dibangun jalan tol pada tahun 2013. a. Konsumsi Bahan Bakar Formula yang digunakan adalah : Konsumsi BBM = Konsumsi BBM dasar [1+(kk+kl+kr)] Konsumsi BBM dasar dalam liter/1000km : LV (gol I) = 0.0284V 2-3.0644V+141.68 = 64,1549 lt/1000 Km Bus (gol I) = 0,0284 V 2-3,0644V+141,68 = 67,6653 lt/1000 Km Elf (gol I) = 0,0284V 2-3,0644V+14168 = 67,6653 lt/1000 km Gol IIa = 2,26533 * konsumsi bahan bakar dasar gol I = 145,332 lt/1000 km

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 Gol IIb = 2,90805 * konsumsi bahan bakar dasar gol I = 185,475 lt/1000 km Konsumsi BBM : LV (gol I) = 640.105,51 rupiah/1000km Bus (gol I) = 571.264,3 rupiah/1000km Elf (gol I) = 571.264,3 rupiah/1000km Gol II = 1.219.795 rupiah/1000km Gol III = 1.226.965,6 rupiah/1000km b. Konsumsi oli mesin Konsumsi pelumas = konsumsi pelumas dasar * faktor koreksi Konsumsi pelumas : - LV (gol I) = 0.0027 * 1.50 x harga oli x 1000Km = Rp 208.575,- /1000Km - Bus (gol I) = 0.0027 * 1.50 x harga oli x 1000Km = Rp 189.000,- /1000 km - Elf (gol I) = 0.0027 * 1.50 x harga oli x 1000Km = Rp 189.000,- /1000km - Gol II = 0.0054 * 1.50 x harga oli x 1000Km = Rp 371.250,- /1000Km - Gol III = 0.0054 * 1.50 x harga oli x 1000Km = Rp 371.250,- /1000Km c. Konsumsi Ban - LV (gol I) = 0.0008848V 0.0045333 x harga ban x 4 = Rp 113.113,83,- /1000Km - Bus (gol I) = 0.0008848V 0.0045333 x harga ban x 4 = Rp 211.532,25,- /1000Km - Elf (gol I) = 0.0008848V 0.0045333 x harga ban x 4 = Rp 114.490,08,- /1000Km - Gol II = 0.0012356V 0.0064667 x harga ban x 6 = Rp 238.981,88,- /1000Km - Gol III = 0.0012356V 0.0064667 x harga ban x 10 = Rp 529.267,99,- /1000Km d. Pemeliharaan Suku cadang : Y = Y * harga kendaraan (Rp /1000 Km) Y = pemeliharaan suku cadang per 1000 Km Y = 0.0000064V + 0.0005567 = 0,0008159 /1000Km Y = Rp 126.913,25,- /1000Km Y = 0.0000064V + 0.0005567 = 0,0007903 /1000Km Y = Rp 377.763,4,- /1000Km Y = 0.0000064V + 0.0005567 = 0,0007903 /1000Km Y = Rp 177.817,5,- /1000Km Y = 0.0000332V + 0.0020891 = 0,0033009 /1000Km Y = Rp 668.762,34,- /1000Km Y = 0.0000332V + 0.0020891 = 0,0033009 /1000Km Y = Rp 1.944.230,1,- /1000Km Jam kerja mekanik : Y = Y * upah kerja per jam (Rp /1000 Km) Y = jam montir per 1000 Km Y = 0.00362V + 0.36267 = 0,50928 /1000Km Y = Rp 5.092,8,- /1000Km Y = 0.00362V + 0.36267 = 0,4948 /1000Km Y = Rp 4.948,- /1000Km Y = 0.00362V + 0.36267 = 0,4948 /1000Km Y = Rp 4.948,- /1000Km Y = 0.02311V + 1.97733 = 2,820845 /1000Km Y = Rp 28.208,45,- /1000Km Y = 0.02311V + 1.97733 = 2,820845 /1000Km Y = Rp 28.208,45,- /1000Km e. Depresiasi Y = Y * setengah nilai kendaraan (Rp./1000 Km) Y = depresiasi per 1000 Km Y = = 0,0044199 /1000Km Y = Rp 343.756,91,- /1000Km Y = = 0,0046243 /1000Km Y = Rp 1.105.202,3,- /1000Km Y = = 0,0046243 /1000Km Y = Rp 520.231,21,- /1000Km Y = = 0,0012845 /1000Km Y = Rp 130.122,03,- /1000Km Y = = 0,0012845 /1000Km Y = Rp 378.291,59,- /1000Km f. Bunga Modal INT = 0.22% x harga kendaraan baru (Rp /1000Km) - LV (gol I) = Rp 342.210,- /1000Km - Bus (gol I) = Rp 1.051.600,- /1000Km - Elf (gol I) = Rp 495.000,- /1000Km - Gol II = Rp 445.720,- /1000Km - Gol III = Rp 1.295.800,- /1000Km g. Asuransi Y = Y x nilai kendaraan (Rp /1000Km) Y = Asuransi per 1000Km Y = = 0,0018765 /1000Km Y = Rp 291.896,3,- /1000Km Y = = 0,0020822 /1000Km Y = Rp 995.287,67,- /1000Km Y = = 0,0020822 /1000Km

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 Y = Rp 468.493,15,- /1000Km Y = = 0,0006393 /1000Km Y = Rp 129.515,98,- / 1000Km Y = = 0,0006393 /1000Km Y = Rp 376.529,68,- / 1000Km BOK LV (Gol I) Total biaya = Biaya gerak (konsumsi bahan bakar + konsumsi oli mesin + pemakaian ban + depresiasi kendaraan) + Biaya tetap (biaya bunga modal + biayaasuransi) = Rp 2.070.106,9,- /1000Km BOK Gol I per tahun untuk Tahun 2013 : = BOK Gol I x 269 hari x panjang jalan /1000Km x vol. Kendaraan (Kend/Hari) = Rp 34.719.721.971,- Untuk perhitungan BOK total Bus (gol I), Elf (gol I), Gol II, Gol III digunakan langkah yang sama dengan BOK golongan I. Perhitungan dilakukan dari tahun 2013 hingga 2033 baik dalam kondisi without project maupun with project. Untuk perhitungan lebih lanjut lihat pada tugas akhir. Penghematan BOK Setelah perhitungan BOK perkendaraan, dapat dicari total BOK saat kondisi tanpa dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan maupun kondisi dengan dibangun Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan. setelah itu, penghematan BOK dapat dihitung dengan cara mencari selisih antara BOK kondisi tanpa dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan dan dengan dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan. I. Nilai Waktu (Time Value) Mengingat tidak adanya angka nilai waktu yang mewakili di Pasuruan ini, maka untuk nilai waktu dasar digunakan Formula Herbert Mohring, yaitu Golongan I sebesar 12287 rupiah, golongan IIa sebesar 18534 rupiah dan golongan IIb sebesar 13768. Namun nilai-nilai tersebut merupakan nilai pada tahun 1996, sehingga harus digunakan rumus future worth untuk mendapat nilai waktu pada tahun 2014 sampai 2034. Rumus future worth : dimana, F = nilai pada tahun yang diinginkan P = nilai pada tahun 1996 i = 11.75% (inflasi rata-rata dari tahun 1996-2013) n = rentang waktu pertumbuhan (tahun) contoh perhitungan nilai waktu minimum golongan I pada tahun 2013 : Perhitungan yang sama dilakukan untuk nilai waktu minimum dan nilai waktu dasar semua jenis kendaraan sampai dengan tahun 2033. Untuk mendapatkan nilai waktu per tahun, nilai waktu dasar harus dikalikan dengan K (0.25) untuk Jawa Timur), waktu tempuh kendaraan dan jumlah kendaraan per hari selama 1 tahun. Setelah didapatkan nilai waktu perkendaraan, dapat dicari nilai waktu saat kondisi tanpa dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan dan dengan dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan. J. Analisa Ekonomi Analisa Net Present Value (NPV) dan Benefit Cost Ratio (BCR) Analisa arus kas Biaya investasi pembangunan jalan = Rp 99.769.576.119,- Biaya operasional dan maintenance per tahun diasumsikan sebesar 10% dari nilai investasi, dan mengalami peningkatan sesuai inflasi tahunan rata-rata yaitu 11,75% per tahun. Pendapatan/tahun =penghematan BOK+ penghematan nilai waktu Umur rencana jalan = 20 tahun Tingkat suku bunga (BI rate) = 7,25% Maka dari data diatas dapat dihitung nilai present worth benefit dan present worth cost, dapat diketahui NPV total = Rp 3.777.281.999.316 Rp 382.460.860.082 = Rp 3.394.821.139.234,- BCR = = 9,876 Karena nilai NPV>0 dan BCR>1, maka proyek pembangunan Jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan dapat dikatakan layak secara ekonomi. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari hasil analisa dan perhitungan pada bab-bab sebelumnya dari sebelum pembangunan sampai umur rencana pembangunan, sehiingga didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada tahun 2013 kinerja jalan eksisting (Jalan ruas Suramadu-Bangkalan) kondisi tanpa dibangun Jalan Masaran-Ringroad masih baik, karena nilai DS<1 (Ds jalan Suramadu-Bangkalan = 0,189). Tetapi pada tahun 2029 jalan eksisting (Suramadu-Bangkalan) mulia mengalami kemacetan karena nilai DS>1, yaitu DS = 1,109. 2. Jika dibangun jalan Terminal Masaran ke Ringroad Bangkalan, didapat jumlah saving BOK total sebesar Rp987.539.159.292,- dan jumlah saving Time Value total sebesar Rp 12.036.779.793.172,- 3. Secara ekonomi jumlah penghematan total (NPV) sebesar Rp 3.394.821.139.234,- (NPV(+)) dan nilai BCR sebesar 9,876 (BCR>1). Sehingga dari segi ekonomi pembangunan jalan Terminal Masaran Ke Ringroad Bangkalan dinyatakan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6 layak dari segi ekonomi karena manfaat yang diterima lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Bina Marga. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta : Bina Marga. (1997). [2] Bina Marga. Peraturan Bina Marga No. 38 Undangundang Tentang Jalan. Jakarta : Bina Marga. (2004). [3] Tamin, Ofyar Z.. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Penerbit ITB, Bandung. (2000) [4] URL:http://www.transmargajatim.com [5] URL:http://www.cms.co.id. [6] URL:http://www.bps.go.id [7] URL:http:/www.bi.go.id [8] Fajrinia, Citto P. Analisis Kelayakan Pembangunan Jalan Tol Gempol Pasuruan. ITS Surabaya, (2013)