BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL BANK ABC DENGAN METODE LOSS DISTRIBUTION APPROACH KARYA AKHIR

PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL DENGAN PENDEKATAN PEAK OVER THRESHOLD GENERALIZED PARETO DISTRIBUTION SKRIPSI YENNY HERMIANA ALGA

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat inheren yang muncul sebelum risiko yang lainnya (Muslich, 2007).

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS VALUE AT RISK

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL PADA KLAIM ASURANSI KESEHATAN DENGAN METODE EXTREME VALUE THEORY (STUDI KASUS PADA PT.

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Operasional

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesempatan (opportunity). Sedangkan ketidakpastian yang berdampak. merugikan dikenal dengan istilah resiko (risk).

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Kriteria kriteria optimasi terhadap resiko operasional pada PT. HOME SPIRIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN LITERATUR

ANALISIS RISIKO PADA TRANSAKSI PASAR UANG DENGAN METODE VALUE AT RISK (VAR)-HISTORICAL METHOD SKRIPSI MULIATI TAMBUSE

Analisis Value at Risk Menggunakan Metode Extreme Value Theory-Generalized Pareto Distribution dengan Kombinasi Algoritma Meboot

ANALISIS JASA ASURANSI PERJALANAN UNTUK DIREKOMENDASIKAN PADA PT ASURANSI XYZ MUHAMMAD FAUZAN AKBAR

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Masalah Sistematika Penulisan...

Analisis Risiko Operasional Bank XXX dengan Metode Teori Nilai Ekstrim

BAB I PENDAHULUAN. dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi obyek di dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

RESIKO OPERASIONAL DALAM BIDANG ASURANSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL BANK XXX DENGAN MENGGUNAKAN TEORI NILAI EKSTRIM ARIS YAMAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

No. 11/ 3 /DPNP Jakarta, 27 Januari 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /SEOJK.03/2016 TENTANG PERHITUNGAN ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO

Pengukuran Risiko pada Klaim Asuransi X dengan Menggunakan Metode Generalized Extreme Value dan Generalized Pareto Distribution

Aplikasi Pemodelan Klaim Asuransi dengan Pendekatan Mixture Exponential Untuk Mencari Value-at-Risk Sebagai Threshold Dalam Menentukan Nilai Ekstrim

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk para nasabah dan investor global agar tetap survive di percaturan

1. Untuk mendorong terciptanya sistem perbankan yang sehat dan. 2. Mengacu pada standar internasional yang berlaku, risiko operasional

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/SEOJK.03/2015

UNIVERSITAS INDONESIA

SKRIPSI. Oleh: RENGGANIS PURWAKINANTI

SEBARAN GENERALIZED EXTREME VALUE (GEV) DAN GENERALIZED PARETO (GP) UNTUK PENDUGAAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI WILAYAH DKI JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

PADA PORTOFOLIO SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang telah dilakukan. Dalam berinvestasi jika investor mengharapkan

I. PENDAHULUAN. Manajemen resiko operasional masih relatif baru bagi bank-bank di

SKRIPSI. Disusun Oleh : TYAS ESTININGRUM

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN VALUE AT RISK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pendekatan Perhitungan Risiko Operasional

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak perbankan yang tidak melakukan Peraturan Bank Indonesia (PBI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di:

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PT.INDONESIA NIHON SEIMA

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seperti situs Bank Syariah yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian ini

Estimasi Nilai VaR Dinamis Indeks Saham Menggunakan Peak-Over Threshold dan Block Maxima

BAB III Metode Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsinya berasaskan demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL DENGAN PENDEKATAN BAYESIAN BOOTSTRAPPING OLEH JULFIANI

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan memiliki peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

RISIKO OPERASIONAL STASIUN PENGISIAN DAN PENGANGKUTAN BULK ELPIJI PADA PT SURYA ARTHA CHANYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pada tahun Pulihnya kondisi perbankan nasional dicirikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kata Pengantar.. i Daftar Isi... iii Daftar Tabel.. v Daftar Gambar.. vi Daftar Lampiran vii

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa pengaruh..., Wendy Endrianto, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Penelitian ini mengangkat isu tersebut karena beberapa alasan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan saat ini digambarkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perbankan. Dalam meningkatkan kinerja perusahaan, pihak manajemen

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

PENGUKURAN RISIKO OPERASIONAL DENGAN METODE AGGREGATING VALUE AT RISK SKRIPSI SRI JAYANTI NAPITUPULU

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dan aktivitas bisnis Timor Leste yang

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan intermediasi (Maretha, 2015). Menyalurkan suatu dana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. secara mikro maupun secara makro. Indonesia merupakan salah satu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menghimpun dana dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkannya

Sebaran Generalized Extreme Value (GEV) dan Generalized Pareto (GP) untuk Pendugaan Curah Hujan Ekstrim di Wilayah DKI Jakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

Nur Alamah Fauziyah. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Kata Kunci : Return,Risk,EVT, Portofolio, Saham JII, VaR,VaR-GEV.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

ANALISIS FENOMENA TEKANAN UDARA PERMUKAAN INDONESIA SEBELUM KEJADIAN HUJAN EKSTREM DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN PENDEKATAN BOOTSTRAP

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

Analisis Fenomena Tekanan Udara Permukaan di Indonesia Sebelum Kejadian Hujan Ekstrem di Kabupaten Indramayu dengan Pendekatan Bootstrap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dunia perbankan sebagai institusi yang memiliki izin untuk melakukan banyak aktivitas seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan (giro, tabungan, dan deposito) dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Bank memiliki peluang yang sangat luas dalam memperoleh pendapatan (income/return). Dalam menjalankan aktivitas, untuk memperoleh pendapatan perbankan selalu dihadapkan pada risiko. Risiko adalah potensi terjadinya bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi pada sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam kesepakatan Basel manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam mengidentifikasi, mengkuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses. Sesuai dengan rekomendasi Basel Committe on Banking Suvervision (BCBS) yang tertuang dalam dokumen New Bassel Capital Accord 200 (NBCA 200) disebutkan bahwa perhitungan kecukupan modal bank mengalami penyempurnaan dengan mempertimbangkan lebih dalam perhitungan cadangan modal/pembebanan (charge) untuk meng-cover risiko kredit (credit risk), risiko pasar (market risk) dan risiko operasional (operational risk) dimana Basel Committe menetapkan target rasio modal minimum pencapaian sebesar 8%. Formula Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) menurut NBCA 200 tersebut adalah: Modal KPMM = 8% Credit Risk Ch arg e + Market Risk Ch arg e + Operational Risk Ch arg e

Untuk dapat memenuhi persyaratan kecukupan pemenuhan modal minimum di atas, maka salah satu usaha yang dilakukan Bank adalah dengan meminimumkan cadangan modal untuk meng-cover risiko-risiko tersebut di atas dengan menerapkan manajemen risiko. Salah satu risiko yang wajib dikelola bank adalah risiko operasional. Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang timbul karena ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, sumber daya manusia, dan sistem yang gagal atau dari peristiwa eksternal. Dewasa ini risiko operasional semakin diakui sebagai salah satu faktor kunci yang perlu dikelola dan dicermati oleh para pelaku usaha khususnya di bidang jasa keuangan (perbankan). Oleh karena itu, pemahaman mengenai konsep risiko operasional beserta pendekatan matematis dan probabilistik menjadi sangat penting dikuasai oleh para praktisi dunia usaha (terutama bankir) dan akademik. Permasalahannya yang timbul adalah bagaimana perusahaan dapat mengukur risiko operasional dan kemudian memitigasinya (Operational Value at Risk/ OpVar). Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. OpVar adalah pengukuran berapa besar perusahaan dapat menyerap kerugian akibat suatu risiko operasional dengan derajat kepercayaan tertentu. Metode perhitungan nilai risiko yang berkembang saat ini hanya dapat diaplikasikan pada industri perbankan, karena menggunakan parameter serta variabel gross income yang hanya sesuai dengan business line perbankan contohnya menggunakan pendekatan-pendekatan seperti Pendekatan Indikator Dasar (PID), pendekatan standar yang tidak dapat menggambarkan secara nyata potensi kerugian yang dialami suatu industri. Selain itu metode tersebut tidak dapat mengakomodasi nilai risiko pada kejadian ekstrim yang jarang terjadi namun memiliki dampak yang sangat besar bagi industri karena menggunakan fungsi distribusi normal. Untuk itu bank harus dapat mengembangkan sendiri model OpVar yang cocok dengan karakteristik usahanya yang disebut dengan metode Advanced Measurement Approach (AMA). Untuk menggunakan pendekatan ini, bank harus memiliki kritera kualitatif dan kuantitatif sebagaimana ditetapkan dalam Basel II dan harus

mendapatkan persetujuan dari pengawas. Fungsi AMA adalah sebagai terstandardisasi dasar yang mengizinkan suatu bank untuk menggunakan model internal yang dimiliki. Dibandingkan dengan model standar, pendekatan AMA lebih menekankan pada analisis kerugian operasional. Karena itu, bagi perusahaan yang ingin menerapkan model AMA dalam pengukuran risiko operasional harus mempunyai database kerugian operasional sekurang-kurangnya dua hingga lima tahun ke belakang. Model ini juga mempunyai teknologi yang tinggi sehingga dapat menangkap, menyeleksi, dan melaporkan informasi risiko operasional. Dalam penelitian ini, akan diperkenalkan suatu metode dalam perhitungan OpVar yaitu Extreme Value Theory (EVT)-Generalized Pareto Distribution. EVT menggunakan parameter ξ, ψ, μ, dan σ sebagai parameter bentuk, lokasi dan skala sehingga langsung dapat dihitung nilai OpVar-nya. Selain itu metode ini menggunakan data kerugian yang pernah dialami atau potensi kerugian yang akan dialami sebagai variabel perhitungan sehingga nilai risiko yang didapat menggambarkan potensi kerugian yang dialami oleh industri. Kerugian maksimal ditentukan dengan mempergunakan besaran yang disebut threshold..2 Perumusan Masalah Pada penelitian ini rumusan masalah yang dibahas adalah bagaimanakah bank mengukur potensi kerugian risiko operasional (OpVar) dengan menggunakan model Peak Over Threshold Generalized Pareto Distribution..3 Tinjauan Pustaka Basel II memberikan metode standar untuk pengukuran besarnya modal untuk mengcover risiko operasional yang dihadapi oleh suatu lembaga, yaitu metode Pendekatan Indikator Dasar (PID), pendekatan standar yang penggunaannya diwajibkan bagi semua bank namun tidak dapat diaplikasikan ke dalam industri selain perbankan karena parameter yang digunakan disesuaikan dengan business line perbankan.

Metode pertama, PID adalah metode yang paling sederhana, menggunakan gross income rata-rata tahunan selama tiga tahun terakhir (Muslich, 2007). Perhitungan VaR yang menggunakan pendekatan central atau normal (tradisional), dipikirkan tidak tepat. Pengamatan terkini menunjukkan bahwa (selalu) ada potensi kejadian-kejadian yang bersifat ekstrim, dimana frekuensi terjadinya memang sangat rendah, jika terjadi akan menimbulkan dampak kerugian yang sangat besar. Fenomena ekstrim ini tidak tercakup dalam penghitungan VaR secara tradisional (dimana menggunakan pendekatan dengan distribusi normal). Dibutuhkan suatu model distribusi yang bisa mengakomodasi faktor ekstrim (Gilli And Kellezi, 2003). Suatu pendekatan alternatif untuk mengukur potensi kerugian operasional Value at Risk (OpVar) dengan Extreme Value Theory (EVT) adalah dengan menggunakan model peak over threshold (POT). Distribusi kerugian operasional yang diperoleh dengan POT adalah distribusi Generalized Pareto Distribution (GPD). Distribusi GPD didasarkan pada teori yang dibangun oleh Picklands, Dalkema-de Hann yang menunjukkan bahwa jika Fμ adalah fungsi distribusi dari kerugian di atas threshold dengan diberikan oleh: F µ = P ( X µ y X µ), 0 y r x F maka Fμ didistribusikan secara GPD dengan fungsi probabilitas kumulatif sebagai berikut: ξ ξ F(x) = + jika 0 (.) ψ x F(x) = exp jika = 0 (.2) ψ Dengan distribusi kerugian operasional yang didistribusi GPD tersebut, estimasi parameter skala dan bentuk ditentukan sebagai berikut: 2m m m 2m 2 ψ = (.3) 2

ξ = 2mm2 2 m 2m 2 (.4) Sedangkan untuk menghitung besarnya potensi kerugian operasional Value at Risk dengan distribusi GPD digunakan rumus sebagai berikut: ψ n OpsVaR = µ + ( p) ξ M ξ Keterangan: OpsVar = operasional value at risk = parameter location = parameter scale = parameter shape P = selang kepercayaan (Muslich, 2007) (.5).4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan dalam mengukur jumlah kerugian risiko operasional (OpVar) dengan menggunakan pendekatan Peak Over Threshold - Generalized Pareto Distribution..5 Kontribusi Penelitian Kesimpulan yang diperoleh setelah dilakukan penelitian, diharapkan: a. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi risiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata, meminimumkan, mengalokasikan, serta mengestimasi cadangan modal untuk meng-covre risiko operasional.

b. Diharapkan memberikan manfaat, menambah wawasan, dan memperkaya literatur dalam bidang statistika terutama yang berkaitan dengan manajemen risiko..6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Melakukan studi literatur dengan membahas teori-teori yang berkaitan dengan managemen risiko operasional. b. Memaparkan langkah-langkah yang diperlukan untuk membentuk suatu pengukuran potensi risiko operasional dengan pendekatan internal. c. Mengindentifikasi risiko operasional yang bertujuan untuk menghasilkan suatu daftar kejadian yang memberi pengaruh terhadap tercapainya suatu tujuan. d. Menganalisis perhitungan dalam mengukur jumlah kerugian risiko operasional dengan pendekatan internal Peak Over Threshold - Generalized Pareto Distribution dengan menggunakan contoh kasus. e. Mengambil kesimpulan dari analisa yang diperoleh.