BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode yang di tanggung perusahaan dengan metode tunjangan pajak. 4.1.1 Sejarah PT. Barokah Jaya PT. Barokah Jaya didirikan oleh seseorang yang bernama Samari. Beliau mendirikan perusahaan tersebut karena ingin mengembangkan jiwa bisnisnya. Perusahaan tersebut bergerak dibidang dagang, yaitu menjual aneka jenis sofa, kursi kayu, etalase, spring bed dan aneka mebel lainnya. PT. Barokah Jaya didirikan pada bulan Desember tahun 2005. PT. Barokah Jaya berkedudukan di Cerme, Gresik. Perusahaan ini banyak mengimpor barang hasil buatannya ke luar daerah hingga keluar negeri. Kualitas yang bagus menjadi andalan produk perusahaan ini. 32
33 Adapun maksud dan tujuan perusahaan ini adalah : a. Tujuan jangka pendek Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai perusahaan adalah misalnya kurang dari 1 tahun adalah mampu menjual barang sesuai target perusahaan yaitu sebanyak 300 produk. b. Tujuan jangka panjang Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai perusahaan adalah : 1. Berusaha meningkatkan profit perusahaan 2. Membuka cabang di wilayah lain.
34 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur Organisasi PT. Barokah Jaya adalah sebagai berikut ( Gambar 4.1 ) Gambar 4.1 STRUKTUR ORGANISASI PT. Barokah Jaya Komisaris Direktur Ka. Bagian Ka. Bagian Ka. Bagian Ka. Bagian Pembelian Personalia Keuangan Pemasaran Dan Gudang Dan Umum Pembelian Kredit Promosi Penerimaan Kasir Penjualan Gudang Pembukuan Pengiriman Sumber : Olahan penulis
35 Berikut ini akan dijelaskan mengenai struktur organisasi sesuai dengan job description pada masing masing bagian, yaitu : a) Komisaris : - Memberikan nasehat kepada direktur dalam melaksanakan pengurusan perusahaan - Bertindak sebagai wakil dari pemegang saham - Melakukan pengawasan atas jalannya usaha pada perusahaan b) Direktur : - Membuat rencana pengembangan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang - Memberikan masukan kepada bawahan apabila diperlukan c) Kepala Bagian Pembelian dan Gudang - Menandatangani segala urusan pembelian, penerimaan dan gudang - Memberikan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berkaitan dengan pembelian dan gudang - Kepala bagian pembelian dan gudang membawahi beberapa bagian yang terlibat dalam transaksi pembelian antara lain : 1. Bagian Pembelian - Mengeluarkan order pembelian kepada konsumen yang dipilih - Membuat pesanan pembelian dan memesan barang kepada suplier
36 2. Bagian Penerimaan - Memeriksa jenis, mutu dan kuantitas barang yang diterima dari suplier - Membuat laporan penerimaan barang 3. Bagian Gudang - Mempersiapkan barang yang akan dikirim - Mengontrol persediaan barang dalam gudang - Menyerahkan surat order penjualan kebagian pengiriman d) Kepala Bagian Personalia dan Umum - Menilai dan mengukur kinerja pegawai - Mengangkat dan memberhentikan pegawai - Memberikan pelatihan kepada pegawai agar mempunyai motivasi kerja e) Kepala Bagian Keuangan - Melakukan analisa keuangan termasuk masalah pajak - Melakukan verifikasi ulang atas semua bukti kas, penerimaan dan pengeluaran kas - Melakukan verifikasi atas semua buku penjualan baik tunai maupun kredit - Bertanggung jawab atas segala kegiatan keuangan
37 Kepala Bagian Keuangan membawahi beberapa bagian antara lain : 1. Kredit Memeriksa data kredit pelanggan dan batas kredit pelanggan Memberi otorisasi penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih lagi 2. Kasir Menerima daftar penerimaan kas, bukti kas masuk dan cek Memberikan tanggal dan cap lunas pada tiap bukti penerimaan dan pengeluaran kas Bertanggung jawab dalam menerima dan mengeluarkan uang kas perusahaan 3. Pembukuan Melaksanakan penyelesaian administrasi keuangan Melaksanakan pembayaran gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya Melaksanakan tata pembukuan keuangan f) Kepala Bagian Pemasaran - Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang berhubungan dengan pemasaran - Memonitoring dan mengarahkan proses-proses diseluruh divisi pemasaran - Membuat laporan hasil penjualan secara berkala dan melaporkannya kepada pimpinan
38 Kepala bagian pemasaran membawahi beberapa bagian antara lain : 1. Promosi - Melaksanakan program promosi yang disetujui oleh kepala bagian pemasaran - Mengusulkan program-program promosi - Menentukan pemasangan iklan terkait promosi produk 2. Penjualan - Membuat faktur penjualan - Mencatat order yang diterima dari pemesan - Menganalisa laporan penjualan 3. Pengiriman - Menyerahkan barang yang dipesan sesuai dengan yang tercantum dalam faktur penjualan yang diterima - Membuat nota pengiriman 4.2 Analisis Data Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang mampu mengatur sistem manajemennya, termasuk manajemen sumber daya manusia karena sumber daya manusia yang baik akan memberikan kemajuan untuk perusahaan itu sendiri. Selain itu perusahaan juga harus mampu mengolah sistem keuangan agar perusahaan dapat terus berkembang dan kesejahteraan karyawan terjamin. Salah satu cara agar dapat mencapai tujuan perusahaan tersebut adalah meminimalkan pembayaran pajak.
39 4.2.1 Perhitungan Penghasilan Karyawan Dalam PPh pasal 21 atas gaji karyawan, pajak yang ditanggung perusahaan termasuk dalam penghasilan yang dipotong sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dibawah ini data tentang penghasilan karyawan tetap yang penghasilannya di atas PTKP dengan jumlah karyawan 25 orang yaitu :
40
41 Berdasarkan penghasilan karyawan pada tabel diatas untuk gaji karyawan rata-rata sebesar Rp 43.450.000 setiap bulan dan tunjangan lainnya sebesar Rp 9.100.000, sedangkan untuk PPh pasal 21 terutang perbulan metode ditanggung perusahaan untuk semua karyawan sebesar Rp 759.875, rata-rata setahun untuk membayar pajak PPh pasal 21 sebesar Rp 9.118.500 4.2.2 Laporan Laba Rugi Perusahaan Pada laporan laba rugi tanpa perencanaan pajak, dilakukan dengan cara penjualan dikurangi harga pokok penjualan menghasilkan laba kotor, kemudian laba kotor dikurangi beban-beban menghasilkan laba bersih. Langkah terakhir yaitu mengurangi laba bersih dengan pajak yang harus dibayar sehingga menghasilkan laba bersih setelah pajak, untuk bisa melihat lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel 4.2 berikut :
42 Tabel 4.2 Laporan Laba - Rugi Per 31 Desember 2012 (Sebelum Tax Planning ) ( Dalam Rupiah ) PENJUALAN 2.500.000.000,00 HARGA POKOK PENJUALAN 600.000.000,00 LABA ( RUGI ) KOTOR 1.900.000.000,00 BIAYA OPERASIONAL BIAYA PENJUALAN 300.000.000,00 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI : - BIAYA GAJI 521.400.000,00 - BIAYA PAJAK PPH 21 9.118.500,00 - TUNJANGAN 109.200.000,00 - BIAYA LAIN-LAIN 20.000.000,00 JUMLAH BIAYAUMUM & ADMINISTRASI 659.718.500,00 JUMLAH BIAYA OPERASIONAL LABA ( RUGI ) USAHA 959.718.500,00 940.281.500,00 PENDAPATAN/ ( BEBAN ) LAIN-LAIN PENDAPATAN LAIN-LAIN 11.600.000,00 JUMLAH PENDAPATAN LAIN-LAIN LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK 11.600.000,00 951.881.500,00 Sumber : Olahan Penulis Berdasarkan laporan keuangan PT. Barokah Jaya diketahui dari perhitungannya biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kewajiban perpajakan sebesar Rp 759.875 perbulan untuk setahun rata-rata harus membayar Rp 9.118.500 ini bisa dilihat dari akun beban lain-lain yang akun tersebut terdiri dari biaya-biaya yang dalam peraturan perpajakan harus dikoreksi fiskal. Dalam hal ini PT. Barokah Jaya setiap bulannya harus
43 memenuhi kewajiban perpajakannya. Pajak PPh pasal 21 yang harus dikeluarkan dengan biaya rata-rata perbulan Rp 750.000, seperti yang disebutkan sebelumnya PT. Barokah Jaya melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan kewajiban yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pengisian SPT yang dibayarkan melalui SSP paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan pelaporan SPT paling lambat pada tanggal 20 bulan berikutnya. Dan untuk mengetahui berapa besarnya pajak yang harus dibayar dan metode penghitungan SPT tahunan badan bisa dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.3 Laporan Perhitungan Laba-Rugi Fiskal 2012 ( Rupiah ) LABA / ( RUGI ) KOMERSIAL 951.881.500,00 KOREKSI FISKAL POSITIF : - BY. PAJAK PPH PASAL 21 9.118.500,00 JUMLAH KOREKSI POSITIF 9.118.500,00 TOTAL KOREKSI FISKAL 9.118.500,00 LABA / ( RUGI ) FISKAL 961.000.000,00 PENGHASILAN KENA PAJAK 961.000.000,00 TARIF PPh Psl 17 4.800.000.000 7.100.000.670 25% X 50 % X 961.000.000 = 120.125.000 PAJAK TERHUTANG LABA BERSIH SETELAH PAJAK 120.125.000 840.875.000 Sumber : Olahan Penulis
44 Dari perhitungan diatas dalam PT. Barokah Jaya diketahui untuk laba sebelum perencanaan pajak sebesar Rp 951.881.500. Biaya pajak PPh pasal 21 perusahaan dikoreksi fiskal positif biaya pajak ini dalam peraturan perpajakan biaya ini tidak boleh dibiayakan sehingga akan mengakibatkan laporan keuangan perpajakan laba semakin bertambah sesuai perhitungan badan menurut Undang-undang jumlah laba yang dikenakan pajak sebesar Rp 961.000.000 dan didapat pajak yang harus dibayarkan adalah Rp 120.125.000. 4.2.3 Penerapan perencanaan Pajak Hal yang dilakukan dalam penerapan perencanaan pajak adalah perusahaan mempunyai kebijakan untuk membayar PPh 21 karyawannya dan hal itu tidak boleh dianggap sebagai biaya dalam perhitungan pajak, sehingga pembayaran PPh 21 karyawan dijadikan tunjangan pajak agar dapat dijadikan biaya perusahaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode gross up yaitu dengan memberi tunjangan pajak sebesar pajak PPh 21 terutang yang ditambahkan pada gaji karyawan, akan tetapi penyetoran pajak tetap dilakukan oleh perusahaan dengan mengambil tunjangan pajak dari tiap karyawan yang menerima tunjangan pajak.
45 4.3 Interpretasi 4.3.1 Penghitungan Laporan Laba Rugi Setelah Perencanaan Pajak Pada laporan laba rugi dengan perencanaan pajak atau tax planning, dilakukan sama dengan yang dilakukan pada laporan laba rugi tanpa perencanaan pajak, yaitu penjualan dikurangi harga pokok penjualan menghasilkan laba kotor, kemudian laba kotor dikurangi beban-beban menghasilkan laba bersih yang belum dilakukan koreksi fiskal. Selanjutnya dilakukan koreksi fiskal untuk mendapatkan laba kena pajak dan pajak terutang. Setelah dilakukan koreksi fiskal akan didapat laba kena pajak, kemudian selanjutnya menghitung pajak yang harus dibayar. Dan langkah terakhir yang harus dilakukan yaitu mengurangi laba bersih sebelum koreksi fiskal dengan pajak yang harus dibayar sehingga menghasilkan laba bersih setelah pajak Untuk mengetahui besarnya tunjangan pajak yang harus dibayar perusahaan dengan metode gross up dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
46
47 Dari perhitungan diatas dalam PT. Barokah Jaya diketahui untuk tunjangan pajak PPh 21 dengan menggunakan metode gross up sebesar Rp 797.749 perbulan untuk setahun rata-rata perusahaan harus membayar sebesar Rp 9.572.988. Perhitungan tersebut berbeda dengan besarnya PPh 21 terutang yang ditanggung perusahanan setiap bulan yaitu sebesar Rp 759.875 untuk setahun rata-rata harus membayar Rp 9.118.500. Pada hasil perhitungan antara tunjangan pajak metode gross up dengan PPh 21 ditanggung perusahaan terdapat selisih yaitu PPh pasal 21 dengan gross up Rp. 9.572.988 PPh pasal 21 ditanggung perusahaan Rp. 9.118.500 Selisih Rp. 454.488
48 Tabel 4.5 Laporan Laba - Rugi Per 31 Desember 2012 ( Metode Gross Up ) ( Dalam Rupiah ) PENJUALAN 2.500.000.000,00 HARGA POKOK PENJUALAN 600.000.000,00 LABA ( RUGI ) KOTOR 1.900.000.000,00 BIAYA OPERASIONAL BIAYA PENJUALAN 300.000.000,00 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI : - BIAYA GAJI 521.400.000,00 - TUNJANGAN PAJAK 9.572.988,00 - TUNJANGAN LAIN-LAIN 109.200.000,00 - BIAYA LAIN-LAIN 20.000.000,00 JUMLAH BIAYAUMUM & ADMINISTRASI 660.017.988,00 JUMLAH BIAYA OPERASIONAL LABA ( RUGI ) USAHA 960.172.988,00 939.827.012,00 PENDAPATAN/ ( BEBAN ) LAIN-LAIN PENDAPATAN LAIN-LAIN 11.600.000,00 JUMLAH PENDAPATAN LAIN-LAIN LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK 11.600.000,00 951.427.012,00 Sumber : Olahan Penulis Dalam perhitungan laporan keuangan diatas yang setelah dilakukan perencanaan pajak dengan metode gross up biaya operasional terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. Biaya administrasi dan umum ini terdiri dari gaji karyawan, tunjangan pajak dan biaya pajak PPh 21.
49 Tunjangan pajak tersebut sebesar Rp 9.572.988, sedangkan untuk biaya pajak PPh 21 besarnya sama dengan tunjangan pajak yaitu sebesar Rp 9.572.988 dengan asumsi jumlah karyawan tetap yaitu 25 karyawan. Sehingga didapat jumlah biaya administrasi dan umum sebesar Rp 660.017.988 sehingga berpengaruh pada laba dari sebelum perencanaan pajak dengan sesudah perencanaan pajak yaitu Rp 951.881.500 menjadi Rp 951.427.012 untuk lebih jelasnya perhitungan laba-rugi fiskal bisa dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.6 Laporan Perhitungan Laba-Rugi Fiskal 2012 ( Metode Gross Up ) ( Rupiah ) LABA / ( RUGI ) FISKAL 951.427.012,00 PENGHASILAN KENA PAJAK 951.427.012,00 TARIF PPh Psl 17 4.800.000.000 7.100.000.670 25% X 50 % X 951.427.012,00 = 118.928.376 PAJAK TERHUTANG 118.928.376 LABA BERSIH SETELAH PAJAK 832.498.635 Sumber : Olahan Penulis Dari perhitungan diatas dalam perusahaan PT. Barokah Jaya diketahui untuk laba sebelum perencanaan pajak sebesar Rp 961.000.000 dan pajak yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp 120.125.000 yaitu lebih besar dari sebelum adanya metode gross up sehingga sesuai perhitungan badan menurut undang-undang jumlah laba yang dikenakan pajak naik
50 sebesar Rp 951.427.012 dan didapat pajak yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp 118.928.376. 4.3.2 Pajak yang Dibayar Setelah adanya Perencanaan Pajak Tabel 4.7 Penerapan Perencanaan Pajak ( Dalam Satuan Rupiah ) Sebelum Gross Up Sesudah Gross Up Selisih Penghasilan yang diterima 630.600.000 630.600.000 - Biaya gaji perusahaan 630.600.000 640.172.988 9.572.988 PPh pasal 21 9.118.500 9.572.988 454.488 Laba sebelum pajak menurut fiskal 961.000.000 951.427.012 (9.572.988) Laba setelah pajak menurut fiskal 840.875.000 832.498.635 (8.376.364) Pajak PT. Barokah Jaya 120.125.000 118.928.376 (1.196.624) Sumber : Olahan Penulis Dari perhitungan diatas dalam perusahaan bisa diketahui untuk pembayaran pajak pph pasal 21 setahun rata-rata sebesar Rp 9.118.500 jika dilakukan perencanaan pajak dengan metode gross up maka pajak yang harus dibayarkan sebesar Rp 9.572.988 itu akan ditanggung perusahaan tapi dalam bentuk sebagai tunjangan pajak bagi karyawan.selain itu pajak perusahaan juga mengalami penurunan sekitar Rp 1.196.624.
51 Perbedaan antara metode ditanggung perusahaan dengan metode tunjangan pajak adalah kalau PPh 21 yang terutang ditanggung perusahaan menjadi beban perusahaan akan tetapi, kalau metode tunjangan pajak PPh yang terutang menjadi beban karyawan tetapi karyawan tersebut diberikan sebuah tunjangan pajak sebesar pajak 21 terutang