BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ayam Bakar Kia-Kila

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang telah disebar kepada wajib pajak orang pribadi yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

Angkatan/Stambuk : 2007 : Departemen Manajemen, Fakultas ekonomi, Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Jumlah WP, Jumlah Pokok Ketetapan PBB dan Realisasi TABEL 4.1 JUMLAH WAJIB PAJAK DAN KETETAPAN PBB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Karakteristik Berdasarkan Responden

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Surabaya. Universitas ini beralamatkan di jl. Ketintang Surabaya.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini menggunakan alat analisis

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER KREATIVITAS, INOVASI DAN PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA WIRAUSAHA MUDA PAJAK USU PADANG BULAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan,

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA BELANJA ONLINE ELEVENIA STUDI KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

Kuesioner Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN, IMAGE TERHADAP KEPUASAN NASABAH YANG MEMINJAM DANA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

KUESIONER PENELITIAN. dilakukan oleh peneliti selaku Mahasiswi Program Studi S1 Manajemen

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN

KUESIONER PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA KULINER SETIA BUDI MEDAN

Contoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Satistik deskriptif masing masing variabel penelitian ini ditampilkan untuk mempermudah dalam mengetahui tanggapan umum responden terhadap variabel variabel yang diteliti dalam penelitian ini seperti Kepatuhan Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat hasil ringkasan analisis statistik deskriptif variabel variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kepatuhan Wajib Pajak 100 16 35 28.46 3.050 Kesadaran Perpajakan 100 11 25 20.08 2.784 Pelayanan Fiskus 100 11 25 20.08 2.784 Sanksi Perpajakan 100 10 25 19.62 2.981 Valid N (listwise) 100 Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel Kepatuhan Wajib Pajak memiliki rata rata sebesar 28,46. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung mejawab tidak pasti untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah Kepatuhan Wajib Pajak. Nilai minimum variabel Kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar 16 yang artinya adalah terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Kepatuhan Wajib Pajak. Sementara itu nilai maksimum variabel Kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar 35 yang 49

50 menunjukkan bahwa terdapat responden yang cenderung menjawab setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Kepatuhan Wajib Pajak. Variabel Kesadaran Perpajakan memiliki rata rata sebesar 20,08. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung mejawab tidak pasti untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah Kesadaran Perpajakan. Nilai minimum variabel Kesadaran Perpajakan adalah sebesar 11 yang artinya adalah terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Kesadaran Perpajakan. Sementara itu nilai maksimum variabel Kesadaran Perpajakan adalah sebesar 25 yang menunjukkan bahwa terdapat responden yang cenderung menjawab setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Kesadaran Perpajakan. Variabel Pelayanan Fiskus Pajak memiliki rata rata sebesar 20,08. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung mejawab tidak pasti untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah Pelayanan Fiskus. Nilai minimum variabel Pelayanan Fiskus adalah sebesar 11 yang artinya adalah terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Pelayanan Fiskus. Sementara itu nilai maksimum variabel Pelayanan Fiskus adalah sebesar 25 yang menunjukkan bahwa terdapat responden yang cenderung menjawab setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Pelayanan Fiskus. Variabel Sanksi Perpajakan memiliki rata rata sebesar 19,62. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung mejawab tidak pasti untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah Sanksi Perpajakan. Nilai minimum variabel Sanksi

51 Perpajakan adalah sebesar 10 yang artinya adalah terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Sanksi Perpajakan. Sementara itu nilai maksimum variabel Sanksi Perpajakan adalah sebesar 25 yang menunjukkan bahwa terdapat responden yang cenderung menjawab setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Sanksi Perpajakan. B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Uji validitas angket dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesahihan kuesioner. Kuesioner dikatakan valid akan mempunyai arti bahwa angket mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari hasil uji validitas yang dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment dan program statistic SPSS didapat hasil korelasi untuk masing masing item dengan skor total didapat corrected item total correlation untuk variabel variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini. Untuk melihat Validitas dari masing-masing item kuesioner, digunakan Corrected Item-Total Colleration. Jika r hitung >r table, maka data dikatakan valid, dimana r table untuk N = 100, adalah 0,165. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa nilai Corrected Item-Total Colleration Total Correlation terkecil 0,500. Instrumen kesadaran perpajakan nilai terkecil 0,608, instrumen pelayanan fiskus nilai terkecil 0,500, instrumen sanksi perpajakan nilai kecil 0,553, instrumen kepatuhan Wajib Pajak nilai kecil 0,698. Berdasarkan perhitungan uji validitas untuk variabel Pengaruh Kesadaran Perpajakan (X1) dapat dilihat pada table dibawah ini

52 Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas Variabel X1 Daftar Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan 1 0,709 0,165 Valid 2 0,665 0,165 Valid 3 0,849 0,165 Valid 4 0,608 0,165 Valid 5 0,775 0,165 Valid Sumber : Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 5 pertanyaan yang disebarkan kepada responden memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari 0,165, yaitu paling kecil 0,608 dan paling besar 0,849. Sehingga jumlah pertanyaan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 5 pertanyaan. Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 TotalSkor Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas SPSS 20 Variabel X 1 Correlations Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 TotalSkor Pearson Correlation 1.378 **.507 **.305 **.338 **.709 ** Sig. (2-tailed).000.000.002.001.000 Pearson Correlation.378 ** 1.476 **.129.421 **.665 ** Sig. (2-tailed).000.000.202.000.000 Pearson Correlation.507 **.476 ** 1.345 **.664 **.849 ** Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000 Pearson Correlation.305 **.129.345 ** 1.455 **.608 ** Sig. (2-tailed).002.202.000.000.000 Pearson Correlation.338 **.421 **.664 **.455 ** 1.775 ** Sig. (2-tailed).001.000.000.000.000 Pearson Correlation.709 **.665 **.849 **.608 **.775 ** 1 Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

53 Berdasarkan perhitungan uji validitas untuk variabel Pengaruh Pelayanan Fiskus (X2) dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Variabel X2 Daftar Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan 1 0,726 0,165 Valid 2 0,669 0,165 Valid 3 0,711 0,165 Valid 4 0,500 0,165 Valid 5 0,634 0,165 Valid 6 0,700 0,165 Valid 7 0,526 0,165 Valid Sumber : Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 7 pertanyaan yang disebarkan kepada responden memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari 0,165, yaitu paling kecil 0,526 dan paling besar 0,726. Sehingga jumlah pertanyaan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 7 pertanyaan. Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas SPSS 20 Variabel X 2 Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Correlations Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 TotalSkor Pearson Correlation 1.545 **.580 **.243 *.275 **.408 **.209 *.726 ** Sig. (2-tailed).000.000.015.006.000.037.000 Pearson Correlation.545 ** 1.222 *.250 *.309 **.350 **.395 **.669 ** Sig. (2-tailed).000.026.012.002.000.000.000 Pearson Correlation.580 **.222 * 1.394 **.257 **.484 **.247 *.711 ** Sig. (2-tailed).000.026.000.010.000.013.000 Pearson Correlation.243 *.250 *.394 ** 1.252 *.127.140.500 ** Sig. (2-tailed).015.012.000.011.207.164.000 Pearson Correlation.275 **.309 **.257 **.252 * 1.404 **.196.634 ** Sig. (2-tailed).006.002.010.011.000.051.000 Pearson Correlation.408 **.350 **.484 **.127.404 ** 1.230 *.700 ** Sig. (2-tailed).000.000.000.207.000.021.000

54 Item7 TotalSkor Pearson Correlation.209 *.395 **.247 *.140.196.230 * 1.526 ** Sig. (2-tailed).037.000.013.164.051.021.000 Pearson Correlation.726 **.669 **.711 **.500 **.634 **.700 **.526 ** 1 Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000.000.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Berdasarkan perhitungan uji validitas untuk variabel Pengaruh Sanksi Perpajakan (X3) dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Variabel X3 Daftar Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan 1 0,783 0,165 Valid 2 0,703 0,165 Valid 3 0,853 0,165 Valid 4 0,553 0,165 Valid 5 0,771 0,165 Valid Sumber : Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 5 pertanyaan yang disebarkan kepada responden memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari 0,165, yaitu paling kecil 0,553 dan paling besar 0,853. Sehingga jumlah pertanyaan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 5 pertanyaan. Item1 Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas SPSS 20 Variabel X 3 Correlations Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 TotalSkor Pearson Correlation 1.542 **.580 **.197.414 **.783 ** Sig. (2-tailed).000.000.050.000.000 Pearson Correlation.542 ** 1.491 **.128.423 **.703 ** Item2 Sig. (2-tailed).000.000.204.000.000 Item3 Pearson Correlation.580 **.491 ** 1.348 **.670 **.853 **

55 Item4 Item5 TotalSkor Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000 Pearson Correlation.197.128.348 ** 1.455 **.553 ** Sig. (2-tailed).050.204.000.000.000 Pearson Correlation.414 **.423 **.670 **.455 ** 1.771 ** Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000 Pearson Correlation.783 **.703 **.853 **.553 **.771 ** 1 Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan perhitungan uji validitas untuk variabel Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak (Y) dapat dilihat pada table dibawah ini Tabel 5.8 Hasil Uji Validitas Variabel Y Daftar Pertanyaan Rhitung rtabel Keterangan 1 0,698 0,165 Valid 2 0,750 0,165 Valid 3 0,819 0,165 Valid 4 0,842 0,165 Valid 5 0,802 0,165 Valid 6 0,832 0,165 Valid 7 0,701 0,165 Valid Sumber : Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 7 pertanyaan yang disebarkan kepada responden memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari 0,165, yaitu paling kecil 0,698 dan paling besar 0,832. Sehingga jumlah pertanyaan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 7 pertanyaan.

56 Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 TotalSkor Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas SPSS 20 Variabel Y Correlations Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 TotalSkor Pearson Correlation 1.837 **.633 **.417 **.435 **.382 **.286 **.698 ** Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000.004.000 Pearson Correlation.837 ** 1.743 **.475 **.364 **.519 **.302 **.750 ** Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000.002.000 Pearson Correlation.633 **.743 ** 1.669 **.432 **.627 **.414 **.819 ** Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000.000.000 Pearson Correlation.417 **.475 **.669 ** 1.797 **.675 **.479 **.842 ** Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000.000.000 Pearson Correlation.435 **.364 **.432 **.797 ** 1.647 **.612 **.802 ** Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000.000.000 Pearson Correlation.382 **.519 **.627 **.675 **.647 ** 1.612 **.832 ** Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000.000.000 Pearson Correlation.286 **.302 **.414 **.479 **.612 **.612 ** 1.701 ** Sig. (2-tailed).004.002.000.000.000.000.000 Pearson Correlation.698 **.750 **.819 **.842 **.802 **.832 **.701 ** 1 Sig. (2-tailed).000.000.000.000.000.000.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur bahwa instrumen yang digunakan benar dan bebas dari kesalahan, sehingga diharapkan menghasilkan hasil yang konstan. Nilai batas yang digunakan untuk derajat reliabilitas adalah Cronbach s Alpha (Sekaran, 2006). Patokan yang umumnya telah diterima secara luas adalah bentuk indikator yang mendapat koefisien lebih besar dari 0,70 dinyatakan reliable, walaupun angka tersebut bukanlah angka mati. Untuk memudahkan proses perhitungan maka digunakan aplikasi software SPSS versi 20.

57 Keandalan konsistensi antar item atau koefisien keandalan Cronbach s Alpha yang terdapat pada tabel diatas yaitu untuk instrumen variabel untuk instrument Kepatuhan Wajib Pajak 0,890, untuk instrumen Kesadaran Perpajakan 0,765, untuk instrumen Pelayanan Fiskus 0,749, untuk instrumen Sanksi Perpajakan 0,778. Data ini menunjukan nilai yang berada pada kisaran diatas 0,70. Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian Kuesioner Koefisien Nilai Kritis Keterangan Reliabilitas Kesadaran Perpajakan 0,765 0,70 Reliabel Pelayanan Fiskus 0,758 0,70 Reliabel Sanksi Perpajakan 0,779 0,70 Reliabel Kepatuhan Wajib Pajak 0,890 0,70 Realibel Sumber : Hasil Penelitian C. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Residual (R 2 ) Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dengan tarag signifikan 0,05 atau 5%. Jika signifikan yang dihasilkan>0,05 maka distribusi datanya dikatakan normal. Sebaliknya jika signifikan yang dihasilkan<0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Dari tabel hasil uji normalitas menyatakan nilai One Sample Kolmogorov- Smirnov sebesar 1,537 dengan nilai signifikansi ( asymp.sig 2-tailed) sebesar 0,108. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal dan bisa dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut, karena nilai signifikansi dari uji normalitas>0,05.

58 Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas Residual (R 2 ) 2. Uji Multikolinearitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 a,b Normal Parameters Mean 0E-7 Most Extreme Differences Std. Deviation 2.34885713 Absolute.154 Positive.154 Negative -.083 Kolmogorov-Smirnov Z 1.537 Asymp. Sig. (2-tailed).108 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat melalui Variance Inflantion Factor (VIF) dan tolerance value untuk masing-masing variabel independen. Apabila tolerance value di atas 0,10 dan VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. Hasil nilai VIF yang diperoleh dalam menunjukkan variabel bebas dalam model regresi tidak saling berkolerasi. Diperoleh nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas kurang dari 10 dan tolerance value berada diatas 0,10. Hal ini menunjukkan tidak adanya korelasi antara sesama variabel bebas dalam model regresi dan disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinearitas diantara sesama variabel bebas dalam model regresi yang dibentuk.

59 3. Uji Heterokedatisitas Model 1 Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolinearitas (Constant) Coefficients a Collinearity Statistics Tolerance VIF Kesadaran Perpajakan.104 9.576 Pelayanan Fiskus.837 1.194 Sanksi Perpajakan.111 9.035 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Untuk mendeteksi adanya heterosdastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Glejser. Pengujian ini membandingkan signifikan dari uji ini apabila hasilnya sig>0,05 atau 5%. Jika signifikan di atas 5% maka disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Berdasarkan Tabel dapat dilihat tidak ada variabel yang signifikan dalam regresi dengan variabel Absut. Tingkat signifikansi>0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas. Model 1 Tabel 5.13 Hasil Uji Heterokedatisitas Coefficients a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 20.572 2.946 6.982.000 Kesadaran Perpajakan.008.136.009.058.954 Pelayanan Fiskus.151.088.173 1.719.089 Sanksi Perpajakan.166.119.223 1.390.168 a. Dependent Variable: absut t Sig.

60 D. Hasil Penelitian 1. Koefisien Regresi Berganda Tehnik analisis regresi berganda di gunakan untuk mengetahui besarnya perubahan variabel terikat yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada variabel bebas. Kegiatan perhitungan statistic menggunakan SPSS 20. Model 1 Tabel 5.14 Koefisien Regresi Berganda Coefficients a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 10.018 2.456 4.078.000 Kesadaran Perpajakan -.593.266 -.542-2.226.028 Pelayanan Fiskus.480.086.481 5.598.000 Sanksi Perpajakan.851.242.832 3.521.001 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak berikut : Dari hasil pengolahan data SPSS, dapat dianalisis model estimasi sebagai t Sig. Y =10,018 0,593X 1 +0,480X 2 +0,851X 3 Keterangan : Y : Kepatuhan Wajib Pajak X 1 : Kesadaran Perpajakan X 2 : Pelayanan Fiskus : Sanksi Perpajakan X 3 Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa : a. Nilai Konstanta Nilai Konstanta sebesar 10,018 mengindikasikan bahwa jika variabel independen yaitu Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan adalah nol maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar konstanta 10,018.

61 b. Koefisien regresi (b) X 1 Koefisien Kesadaran Perpajakan (X 1 ) sebesar -0,593. Hal ini menandakan bahwa setiap penurunan satu satuan Kesadaran Perpajakan akan meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,593. Dengan asumsi Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan adalah nol. c. Koefisien regresi (b) X 2 Koefisien Pelayanan Fiskus (X 2 ) sebesar 0,480 dimana setiap peningkatan Pelayanan Fiskus satu satuan akan mengakibatkan peningkatan pada Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,480. Dengan asumsi Kesadaran Perpajakan dan Sanksi Perpajakan adalah nol. d. Koefisien regresi (b) X 3 Koefisien Sanksi Perpajakan (X 3 ) sebesar 0,851 dimana setiap peningkatan Sanksi Perpajakan satu satuan akan mengakibatkan peningkatan pada Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,851. Dengan asumsi Kesadaran Perpajakan dan Pelayanan Fiskus adalah nol. 2. Uji Kelayakan Model 2.1 Uji F (F Test) Hasil perhitungan statistik menghasilkan F hitung 21,949 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena probabilitas signifikansi<0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas atau dapat dikatakan bahwa Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan secara bersama-sama

62 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas. Tabel 5.15 ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 374.644 3 124.881 21.949.000 b Residual 546.196 96 5.690 Total 920.840 99 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak b. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Kesadaran Perpajakan Dari hasil Uji Nilai F (Tabel ANOVA), dapat diketahui secara bersama -sama atau simultan nilai F hitung antara Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan adalah 21,949 dengan df 1 = 4 1=3, df 2 = 96(100 3 1), lebih besar dari F tabel 2,699 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Perpajakan (X 1 ), Pelayanan Fiskus (X 2 ), dan Sanksi Perpajakan (X 3 ) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y). 2.2 Uji Hipotesis (Uji t) Uji t statistik (t-test) bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Nilai ttabel dengan α = 0,05 dan df = n k, df = 96 (100 4) maka t tabel = 1,98.

63 Tabel 5.16 Koefisien Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.018 2.456 4.078.000 Kesadaran Perpajakan -.593.266 -.542-2.226.028 Pelayanan Fiskus.480.086.481 5.598.000 Sanksi Perpajakan.851.242.832 3.521.001 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diketahui pengaruh antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen pada uraian berikut : 1) Pengujian Hipotesis 1 Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Hipotesis diterima jika thitung > ttabel dan nilai sig<α 0,05. Nilai ttabel pada α = 0,05 adalah 1,98. Untuk variabel Kesadaran Perpajakan (X1) nilai thitung adalah 2,226 dan nilai sig adalah 0,028. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 2,226<1,98 dan nilai signifikansi 0,028<α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Kesadaran Perpajakan (X 1) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. 2) Pengujian hipotesis 2 Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Hipotesis diterima jika t hitung>t tabel dan nilai sig<α 0,05. Nilai t tabel pada α = 0,05 adalah 1,98. Untuk variabel Pelayanan Fiskus (X2) nilai t hitung adalah 5,598 dan nilai sig adalah 0,000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 5,598>1.98 dan nilai signifikansi 0,000<α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Pelayanan Fiskus (X 2) berpengaruh t Sig.

64 signifikan dan positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima. 3) Pengujian hipotesis 3 Pengujian hipotesis 3 dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Hipotesis diterima jika thitung>ttabel dan nilai sig<α 0,05. Nilai ttabel pada α = 0,05 adalah 1,98. Untuk variabel Sanksi Perpajakan (X 3) nilai thitung adalah 3,521 dan nilai sig adalah 0,000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 3,521>1,98 dan nilai signifikansi 0,000<α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Sanksi Perpajakan (X 3) berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. 2.3 Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi diperlukan untuk mengukur seberapa besar kontribusi dari variabel bebas (X) yang diteliti terhadap variabel terikat (Y) Tabel 5.17 Koefisien Determinasi (Adjusted R 2 ) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.638 a.407.388 2.385 a. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Kesadaran Perpajakan b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20 dapat diketahui nilai R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,407 atau 40,7%. Sedangkan nilai Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,388 atau 38,8%, dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas maka koefisien determinasi yang digunakan adalah

65 angka dari R Square sebesar 40,7%. Angka tersebut memberikan arti bahwa perubahan Kepatuhan Wajib Pajak atas Sanksi Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan sebesar 40,7%, sedangkan sisanya 59,3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar pembahasan ini E. Pembahasan 1. Pengaruh Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan analisis statistik dalam penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis pertama (H1) yaitu Kesadaran perpajakan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Dapat juga diartikan apabila Kesadaran Perpajakan meningkat maka Kepatuhan Wajib Pajak justru akan menurun. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Muliari dan Setiawan (2010) bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran Wajib Pajak maka pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan. Kesadaran perpajakan adalah suatu kondisi dimana Wajib Pajak mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. Jika dilihat dari data jumlah penerimaan SPT Tahunan yang semakin menurun padahal jumlah Wajib Pajak yang semakin tinggi, hal ini dikarenakan kasus-kasus yang terjadi dalam dunia perpajakan Indonesia belakangan ini hingga membuat Wajib Pajak khawatir untuk membayar pajak. Kondisi tersebut mempengaruhi Kepatuhan Wajib pajak, karena Wajib Pajak tidak ingin pajak yang telah dibayarkan disalah gunakan

66 oleh aparat pajak itu sendiri atau pemerintah. Oleh karena itu, masyarakat dan Wajib Pajak berusaha menghindari pajak. Penelitian ini menjelaskan bagaimana Kesadaran Perpajakan yang tinggi dapat menurunkan tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Wajib Pajak secara sadar menghindari kewajiban perpajakannya. 2. Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara pelayanan fiskus dengan kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Agus (2006) tentang Pengaruh pelaksanaan sanksi denda Pelayanan Fiskus, Peran dan Kesadaran Perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Fiskus diharapkan memiliki kompetensi dalam arti memiliki keahlian, pengetahuan dan pengalaman dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi dan perundang-undangan perpajakan. Kegiatan yang dilakukan otoritas pajak dengan menyapa masyarakat agar menyampaikan SPT tepat waktu, termasuk penyuluhan secara kontinyu melalui berbagai media, serta pawai peduli NPWP dijalan, patut dipuji. Dengan penyuluhan secara terus-menerus kepada masyarakat agar mengetahui, mengakui, menghargai, dan menaati ketentuan pajak, diharapkan tujuan penerimaan pajak bias berhasil. Pada penelitian ini pelayanan fiskus memberikan pengaruh yang positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak, berarti terdapat beberapa indikator pelayanan fiskus yang sudah sepenuhnya terpenuhi atau terlaksana dengan baik. Pelayanan fiskus

67 merupakan salah satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Pelayanan fiskus meliputi lima dimensi pelayanan yang dirancang dan diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa sasaran pelayanan tersebut adalah : 1) Realility (Keandalan) 2) Responsiveness (Daya Tangkap) 3) Assurance (Kepastian/Jaminan) 4) Emphaty (Empati) 5) Tangiables (Berwujud/Bukti Langsung) Pelayanan fiskus dikatakan efektif apabila kelima elemen tersebut berjalan dengan baik. Jika pelayanan telah efektif maka pelaksanaan perpajakannya berjalan dengan baik. 3. Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara sanksi perpajakan dengan kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini berarti semakin tinggi sanksi perpajakan, maka kepatuhan Wajib Pajak akan tercapai. Hasil ini sama dengan pelelitian yang dilakukan Hadi (2010) tentang Pengaruh sanksi perpajakan dan penerimaan PBB terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Penerapan sanksi diterapkan sebagai akibat tidak terpenuhinya kewajiban perpajakan oleh Wajib Pajak sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang

68 perpajakan. Pengenaan sanksi pajak kepada Wajib Pajak dapat menyebabkan terpenuhinya kewajiban perpajakan oleh Wajib Pajak sehingga dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak itu sendiri. Wajib Pajak akan patuh (karena tekanan) karena mereka berfikir adanya sanksi berat akibat tindakan illegal dalam usahanya menyelundupkan pajak. Menurut Mardiasmo, 2006 dalam Muliari dan Setiawan, 2010, sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan Perundang-undangan Perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat (preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan. Wajib Pajak akan memenuhi pembayaran pajak bila memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya (Jatmiko, 2006). Semakin tinggi atau beratnya sanksi, maka akan semakin merugikan Wajib Pajak.