KODE ETIK REVIEWER MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL (MONEVIN) PROGRAM HIBAH KOMPETISI (PHK)

dokumen-dokumen yang mirip
MANUAL PROSEDUR MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL (MONEVIN) PROGRAM HIBAH KOMPETISI (PHK)

DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kerangka Acuan Monitoring dan Evaluasi Tahunan dan Mid Term

BAB 2 IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM

Gambar 1. Struktur Organisasi Pengelola PHK-PKPD FK Universitas Jember

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL TENGAH TAHUN 2011 PROGRAM HIBAH KOMPETISI PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DOKTER (PHK PKPD)

PEDOMAN PENGELOLAAN ASESOR BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

Manual Prosedure Implementasi RENSTRA Universitas Pembangunan Panca Budi

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

II. IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM

BAB 2 IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM

KETENTUAN PROSES DAN PROSEDUR MONEV TENGAH-AKHIR TAHUN IMPLEMENTASI PHK TPSDP, A2 DAN SP4

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

> Program DUE Like. Panduan Penyusunan Laporan Akhir Pelaksanaan

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENINGKATAN MUTU AKADEMIK

Kode Dokumen Revisi 2 Tanggal 02 Nop Manual Prosedur Audit Internal Mutu

II. IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM

STANDARD OPERATING PROCEDURE Rekruitmen Penilai (reviewer) Internal

BAB VIII PANDUAN PELAKSANAAN HIBAH PENGAJARAN

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) PELATIHAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN

INSTRUKSI KERJA (IK) UNIT PENGEMBANGAN PENELITIAN (UPP)

Standard Operating Procedure Audit Internal Mutu

Standard Operating Procedure. FASILITATOR PBL (Problem Based Learning)

Apa itu PHK I 2010??

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PER KEGIATAN Program Hibah Kompetisi Universitas Brawijaya

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STIKES HARAPAN IBU JAMBI

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah

Kode Dokumen Revisi 0 Tanggal 23 Juli Manual Prosedur Layanan Konsultasi

Manual Mutu Pengabdian

Standard Operating Procedure. Proses Penelitian melalui SIMLITABMAS Kemenristek DIKTI

Pola Dasar Penanganan Pelanggaran Kode Etik dan Majelis Kode Etik untuk Fasilitator Kecamatan dan Konsultan Manajemen Kabupaten

PROSEDUR KERJA PELATIHAN PENULISAN PROPOSAL

Standard Operating Procedure Pelaksanaan Tesis

PASAL 1 DEFINISI PASAL 2 KOMPOSISI PEMBIMBING

PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI PERGURUAN TINGGI PANDUAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL PROGRAM HIBAH DITJEN DIKTI TAHUN 2010

Bab. I Pendahuluan. I.1 Tujuan. SOP ini bertujuan untuk:

URAIAN TUGAS KEPALA DAN STAFF REKAM MEDIS

MANUAL PROSEDUR PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Panduan. Penelitian Kajian Kebijakan ITS

Bab I: Pendahuluan. 2. Pengembangan sistem penjaminan mutu, kegiatan administrasi dan kegiatan akademik di tingkat fakultas dan laboratorium.

Pengantar. Draft Usulan Proses Penulisan Lesson Learnt

BUKU PEDOMAN MAGANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PELAKSANAAN SKRIPSI PROGRAM STUDI S1 FARMASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung

PROGRAM HIBAH KOMPETISI. Panduan Penyusunan RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM (RIP)

Kebijakan NEPCon untuk Penyelesaian Sengketa

Program Pembinaan PTS (PP-PTS) Tahun Anggaran 2015 PENGANTAR UMUM

BAB II IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM

PANDUAN SELEKSI PROPOSAL PROGRAM HIBAH KOMPETISI PRIORITAS (PHK PRIORITAS)

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

Standard Operating Procedure PENGENDALIAN DOKUMEN DAN REKAMAN

PENDAHULUAN. dengan semakin kompleksnya keinginan dan tujuannya, manusia berpikir mengenai

MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) PKM 5 BIDANG

Prosedur Akreditasi dan Demo Evaluasi Online

Profil Kepribadian. Online - 13 COntoh User STAFF / OFFICER All Manajemen Umum. TANGGAL PEMERIKSAAN : 13-Feb-2012 T:DISC

MANUAL PROSEDUR MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL KINERJA PELAKSANAAN RENSTRA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MP.PJM-UB.05

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Bab 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

MANUAL MUTU PENYELENGGARAAN SKRIPSI

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Standar Operasional Prosedur (S O P) Lembaga Penelitian U n i v e r s i t a s P a s u n d a n

Kriteria Lembaga Penyelenggara Pelatihan Asesor Lisensi

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular

PROSEDUR PENELITIAN KOMPETITIF. Berlaku. 1 Desember 2Ot6. Revisi 0. Unit P.L2. Halaman LPPM 1. TUJUAN. Prosedur penelitian. bertujuan untuk: ini

Revisi : 02 Tanggal : Diajukan oleh : Dikendalikan : Disetujui oleh :

PANDUAN PENULISAN LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN PHK BERBASIS INSTITUSI TEMA A, B, dan C TAHUN 2008

Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai

Catatan informasi klien

PENILAIAN, MONITORING, DAN EVALUASI PROGRAM KKN

Insentif Pemberdayaan Riset Unggulan

TERM OF REFERENCE DEBAT NASIONAL KEFARMASIAN PHARMACIOUS 2017

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

TEAM LEARNING. Tujuan Pembelajaran Khusus

Program Hibah Kompetisi Peningkatan Kualitas Pengajaran UII

PEDOMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Manual Prosedur Tesis

ADJOURNING BAB I PENDAHULUAN

KODE ETIK PSIKOLOGI. Bab V. Kerahasiaan Rekam dan Hasil Pemeriksaan Psikologi (Pasal 23-27) Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog.

MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP)

BAB II IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM

INSTRUKSI KERJA BIDANG AKADEMIK, KEMAHASISWAAN, KEUANGAN, KEPEGAWAIAN DAN TATA KELOLA

TENTANG : STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL (AMAI)

STANDAR PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Aryo Pinandito, ST, M.MT Dokumen Bimbingan Skripsi v2.0

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN BAGI DOSEN UNRIKA

Manual Prosedur dan Instruksi Kerja Kuliah Kerja Nyata Konservasi. Universitas Brawijaya MP.UJM-JB.1-MIPA-UB.08

LESSON STUDY DALAM PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

PANDUAN PENILAIAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH PENELITIAN DESENTRALISASI MELALUI SIM-LITABMAS

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

Australia Awards Indonesia Skema Hibah Alumni

INSTRUKSI KEPADA PEMINAT EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM SIKLUS HIBAH 1 TFCA- SUMATERA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN PENELITIAN PEMULA TAHUN 2017/2018

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

MODUL BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM)

Transkripsi:

KODE ETIK REVIEWER MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL (MONEVIN) PROGRAM HIBAH KOMPETISI (PHK) UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2006

PETUNJUK: Dengan mempergunakan skala 1 5 berikut, mohon dituliskan nomor sesuai bobot yang menurut Bapak/Ibu pantas diberikan untuk masing-masing kode etik reviewer (Kolom I), kemudian dalam kelompok mohon didiskusikan dengan anggota sehingga menjadi kesepakatan kelompok (Kolom II). Skala: 1 = Penting sekali, wajib dilakukan oleh individu reviewer. 2 = Penting, dilaksanakan jika disepakati oleh reviewer lain. 3 = Agak Penting, masih harus dipertimbangkan sesuai situasi dan kondisi. 4 = Kurang Penting, barangkali tidak perlu dilakukan oleh seorang reviewer. 5 = Tindakan yang perlu dihindari. I. Nilai I. Persiapan dan Proses Melaksanakan Review 1. Menunjukkan bukti kecukupan pelatihan, pengalaman dan ketrampilan yang secara akurat menggambarkan profilnya sebagai reviewer yang mutakhir dan disimpan di PJM. 2. Sebagai seorang reviewer selalu meningkatkan pengetahuannya tentang semua peraturan dan standar-standar yang diberlakukan oleh PJM dan DIKTI, termasuk hal-hal yang terkait dengan perannya sebagai tim review. 3. Sebagai seorang reviewer mengusahakan dirinya selalu senantiasa proaktif menjaga dirinya agar senantiasa tidak ketinggalan informasi tentang perubahan-perubahan kebijakan, standar-standar dan pengumuman-pengumuman dengan cara mengunjungi website DIKTI minimal sekali setiap kwartal. 4. Sebagai seorang reviewer yang juga sebagai anggota staff jurusan, maka bila dipandang perlu dapat memperoleh ijin dari Ketua Jurusan atau Dekan di tempat bekerjanya untuk melaksanakan kunjungan lapangan review. 5. Sebagai seorang reviewer selalu berusaha tepat waktu dalam setiap penugasan dan pertemuan. Jika ia gagal untuk menghadiri suatu penugasan dan/atau pertemuan dikarenakan kejadian yang tidak dapat dihindarkan, maka ia harus secepat mungkin memberitahu pihak yang berwenang (PJM). 6. Mencari informasi dan mencoba memahami tugas dan tanggung jawab sebagai seorang reviewer. 7. Mengingat dosen juga mengemban tugas-tugas yang lain, jika dipandang sangat perlu, maka reviewer punya hak untuk mengubah jadwal pertemuan secara sepihak dengan menghubungi PJM. 8. Mencari informasi dan mencoba memahami panduan review dengan baik. 9. Mencoba memahami dengan baik proposal/laporan sebelum melaksanakan review.

II. Kunjungan Review Lapangan (Site Visit) 10. Mempersiapkan pertanyaan yang sesuai dengan tujuan setiap sesi pertemuan. 11. Dapat mempersingkat rentang waktu site visit karena alasan yang sangat penting, sebagai contoh akan ada tugas mendadak/penting lainnya dengan persetujuan PJM. 12. Melakukan koordinasi antar reviewer sebelum pertemuan menyangkut substansi review dan teknis pelaksanaan review. 13. Melakukan koordinasi antar reviewer agar ada kesepakatan diantara reviewer mengenai peran/tugas dalam rangka menggali informasi sebelum visitasi. 14. Melakukan koordinasi antar reviewer agar ada kesepakatan pemimpin di setiap acara. 15. Melakukan koordinasi antar reviewer agar ada kesepakatan terhadap apa yang akan disampaikan. 16. Atas dasar kesepakatan diantara reviewer, Anchor(koordinator) melakukan koordinasi dan berperan sebagai fasilitator dan time keeper dalam diskusi. 17. Menerima tugas mereview proposal/laporan sesuai kemampuan tanpa melalaikan tugas akademik lainnya. 18. Berusaha memahami karakteristik orang yang hadir (audience) pada setia sesi dan menghormati tatakrama di jurusan yang dikunjungi. 1. Berusaha datang tepat waktu dan menepati komitmen. 2. Memiliki hak untuk memperoleh tugas mereview ke jurusan lain karena dikhawatirkan ada konflik kepentingan. 3. Tidak membahas proposal/laporan yang dikunjungi dengan mengungkapkan kelebihan dan kekurangan proposal/laporan jurusan lain, sehingga berdampak negatif. Penyebutan dapat dilakukan secara anonim sebagai contoh lesson learned. 4. Berupaya segera mengenal standar tatakrama di jurusan yang dikunjungi, terutama pada awal-awal kunjungan. 5. Mencari data atau informasi yang valid jika ada keluhan atau pengaduan dari calon grantee/grantee 6. Tidak memberikan janji untuk membantu melakukan perbaikan proposal atau laporan walaupun di luar kewenangan reviewer. 7. Menggunakan Project Implementation Plan (PIP) dan Sub-project Implementation Plan (SIP)sebagai acuan review laporan. 8. Mengelola informasi yang diterima secara

proporsional agar tidak terjebak dalam memberikan komentar yang berlebihan. 9. Setiap reviewer harus membuat catatan setiap pertemuan. 10. Tidak meminta layanan di luar proses review, meskipun proposal calon grantee dipandang berpeluang untuk lolos evaluasi, namun masih banyak catatan yang perlu diperbaiki. 11. Segera membuat reviewer s comment sesuai SOP dan menyerahkannya. 12. Meskipun yang direview adalah teman dekat, tidak diperkenankan menggunakan sebutan pergaulan sehari-hari, seperti kalian, kamu kepada grantees/calon grantee. 13. Konsisten dalam melakukan penialaian sesuai SOP. 14. Meskipun sudah membaca proposal, namun reviewer harus berhati-hati dalam memberikan nurturing /pembimbingan dan konsultasi. Perlu dihindari I know the best for you atau perlu klarifikasi ke calon grantee/grantee 15. Bersikap konstruktifdalam mengomentari materi proposal calon grantee atau laporan grantee. 16. Meskipun dalam Tim ada yang lebih lama sebagai reviewer, namun keputusan tidak diserahkan sepenuhnya kepada yang lebih senior, karena anggota Tim yang lain perlu memberikan pertimbangan. 17. Mengupayakan sikap profesional dan proporsional. 18. perlu menyimak pada saat calon grantee/grantee bicara/menjelaskan, apabila yang disampaikan tidak relevan, maka reviewer dapat mengalihkan pembicaraan dengan cara yang bijak. 19. Tidak mengenakan pakaian t-shirt meskipun baru olah raga sebelum malakukan review. 20. Memperlakukan grantees sebagai peers. 21. Dapat memberi komentar yang di luar konteks/ substansi yang direview. 22. Mengingat koordinator telah menyampaikan banyak bahan klarifikasi sehingga perlu mengambil sikap pasif dan mencatat hasil klarifikasi. 23. Mendenngarkan klarifikasi dari grantee secara seksama dan meminta bukti/data bila diperlukan. 24. Menerima HR yang telah dipersiapkan oleh grantee/ calon grantee karena telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan proposal/laporan. 25. Menyampaikan terus terang kepada grantees bahwa mengingat sudah tidak melakukan review maka halhal yang disampaikan mungkin sudah tidak relevan dengan guideline yang baru. 26. Memberi gambaran kepada grantees mengenai lolos atau tidaknya proposal.

27. Perlu berdebat dalam diskusi dengan grantee mengingat reviewer sudah berpengalaman melihat proposal/laporan. 28. Perlu mendominasi sesi review agar mendapatkan informasi yang lengkap. 29. Mengingat yang disampaikan reviewer lain dipandang keluar dari guideline review, maka berinisiatif melutuskan pendapat reviewer timnya di depan grantee/calon grantee. 30. Mengingat sebelumnya proposal yang diajukan sudah direview oleh tim lain namun belum lolos, maka pada saat klarifikasi juga dibahas kelebihan dan kekurangan hasil komentar tim reviewer sebelumnya. 31. Menghindari sikap menggurui, menonjolkan diri dan arogan (memandang rendah). 32. Menciptakan suasana underpressure dan kurang kondusif bagi atmosfir diskusi mengingat proposalnya dipandang akan lolos seleksi sehingga diharapkan akan diperoleh informasi yang lebih komprehensif dalam kondisi diskusi tersebut 33. Mengingat penjelasan grantee kurang mudah dimengerti maka reviewer menunjukkan emosi negatif yang ditampakkan dari perilaku dan bahasa tubuh agar grantee lebih memahami kunjungan reviewer. 34. Sebaiknya mempertajam pada hal-hal yang substansif dan spesifik, sehingga hal-hal seperti formatting, penggunaan kalimat, jumlah halaman, titik koma dan sebagainya kurang perlu diperdalam dan didiskusikan. 35. Mengingat cara pandang antara reviewer dengan grantee dalam suatu topik berbeda, sehingga dilakukan pendetailan diskusi yang relatif lama hingga dicapai suatu kompromi pemahaman. 36. Memohon ijin meninggalkan sesi selama proses kunjungan review lapangan (site visit) karena ada keperluan lain. 37. Mengingat terbatasnya waktu kunjungan, maka menggunakan informasi yang belum dikonfirmasi untuk mengambil keputusan, nilai atau judgement. 38. Mengingat selama kunjungan ditemukan indikasi kurang harmonisnya pimpinan dengan staf sehingga klarifikasi dipertajam untuk memahami kemelut internal grantee. 39. Melakukan negative judgement mengingat bagian topik tertentu masih belum menuju sasaran paradigma baru pendidikan tinggi. 40. Mengingat grantee sangat aktif sehingga reviewer sebagian besar memanfaatkan waktunya untuk menjawab pertanyaan grantee guna memberikan

klarifikasi pelaksanaan hibah. 41. Melakukan diskusi tentang hubungan institusi yang dikunjungi dengan institusi sejenis walaupun tidak terkait dengan proposal/laporan. 42. Mempergunakan bahasa yang ofensif agar lebih jelas aspek-aspek mana dalam proposal yang perlu diperbaiki. 43. Menginterupsi reviewer lain yang sedang melakukan klarifikasi mengingat sudah ada di proposal. 44. Menganalisis tajam akar permasalahan dan melakukan provokasi agar grantee dapat mencarikan solusi masalah yang ada. 45. Mencari kesalahan sehingga lebih terungkap kelemahannya, kemudian memaparkan kesalahan grantee agar dapat lebih dimengerti bagaimana ke depan dapat memperbaiki kekurangannya. 46. Mempertajam dan mencoba memperdalam konflik internal guna mendapatkan informasi yang lebih obyektif.