AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUDHARABAH

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

Pengertian. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Iman Pirman Hidayat. Pembiayaan Mudharabah

BAGIAN IV AKAD BAGI HASIL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH (Sebuah Kajian Teori dan Praktek Kontemporer)

DAFTAR PUSTAKA. Ahmed, Salman. (2011). Analysis Of Mudharabah and A New Approach to Equity

BAB II LANDASAN TEORI

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

Afifudin, SE., M.SA., Ak. atau (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mudharabah pada Unit Usaha Syariah (UUS) PT. Bank DKI. Dilaksanakannya

BAB 1V PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan evaluasi terhadap pembiayaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 105 TENTANG AKUNTANSI MUDHARABAH DI KJKS BMT HUDATAMA SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Akuntansi Mudharabah ED PSAK 105 (Revisi 2006) Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

IV.2. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

ANALISIS PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERDASARKAN PSAK 105 (Studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

AKUNTANSI MUDHARABAH (psak 105)

PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI MUSYARAKAH RESKINO. SUMBER Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat. Modul ke: Fakultas FEB

Boks : Pembia KEBIJAKAN RESI GUDANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KOMPARATIF PERHITUNGAN BONUS ANTARA PRODUK TABUNGAN (SUKU BUNGA) DAN TABUNGAN MUDHARABAH SERTA TABUNGAN WADIAH

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Slamet Wiyono (2005 : 57) Revenue Sharing berasal dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

Umi Reza Main. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRACT

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI MUSYARAKAH TERHADAP PSAK 106 PADA BANK SYARIAH X

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting

Materi: 11 AKUNTANSI MUSYARAKAH (Partnership)

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

AKUNTANSI MUSYARKAH (psak 106)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN PSAK 105 (STUDI KASUS DI BMT KHALIFA BANDUNG)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

PERLAKUAN AKUNTANSI MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH. syariah dikenal dengan bank bagi hasil. Ini digunakan untuk membedakan antara bank

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 105 ATAS PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BPRS BANGUN DRAJAT WARGA DAN BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembiayaan pada PT. Bank Mnamalat Indonesia, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA MUDHARABAH

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TI NJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, landasan hukum dan prinsip dasar perbankan syariah

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB IV ANALISIS. Ny.Indah yang beralamat di JL. Beruang Raya No. 102 Kecamatan. Gayamsari Semarang Timur ingin membeli sepeda motor Supra X 125 yang

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank


Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 06 Tahun ke-2 September-Desember 2011

AKUNTANSI BANK SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i, 2002, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Gema Insani Press, Jakarta.

Soal UTS Semester Gasal 2015/2016 Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Transkripsi:

AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUDHARABAH Ali Mauludi AC (Dosen Jurusan Ekonomi Islam IAIN Tulungagung, email: mauludiali954@yahoo.co.id) Abstraksi: Akuntansi pembiayaan mudharabah adalah penghitungan kas maupun non kas yang diserahkan oleh pihak bank syariah kepada nasabah mudharrib dengan prinsip bagi hasil dan bagi rugi. Pengukuran dan pengakuan akuntansi berdasarkan PSAK 59 dan PAPSI 2003. Dalam pembiayaan mudharabah ada 3 kejadian, yaitu sukses tanpa kendala, gagal karena kesalahan mudharrib dan gagal bukan karena kesalahan mudharrib. Dalam proses pengembalian pembiayaan ada yang tepat waktu, ada yang tidak tepat waktu. Pengembalian yang tidak tepat waktu karena kegagalan yang diakibatkan oleh kesalahan dan kelalaian manajemen dari pihak mudharrib, maka akan menjadi piutang dan mudharrib wajib mengembalikan. Apabila kegagalan disebabkan gejala alamiah, bukan karena kelalaian mudharrib maka pihak bank yang menanggung kerugian. Abstract: Accounting of mudharabah financing is counting the cash and non-cash deposited by Shari ah Banks to Mudharrib customers with the principle of sharing for results and for loss. Measurement and recognition of accounting be based PSAK 59 and PAPSI 2003. In mudharabah financing, there are three events, namely the success without constraints, failed because of an error of mudharrib and failed not because fault of mudharrib. In the process of financing returns there is on time, there is not timely. Returns are not timely due to failure caused by errors and omissions of management on the part mudharrib, it will be receivable and mudharrib obliged to return. If the failure is caused a natural phenomenon and not due to negligence of mudharrib then the banks bear the losses. Kata Kunci: Akuntansi, Pembiayaan, Mudharabah PENDAHULUAN Akuntansi atau penghitungan untuk pembiayaan mudharabah adalah proses penghitungan pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah kepada nasabah mudharrib, dimulai dari penyerahan dana tunai ataupun non tunai. Apabila terjadi kerugian sebelum dimulai usaha, atau

Ali Mauludi AC ketika sedang berjalan usaha, maka pengukuran atau pengakuan akuntansi telah mengatur berdasarkan PSAK 59, atau PAPSI 2003. 1 Pada jurnal akuntansi pembiayaan mudharabah akan menjelaskan tentang pengertian mudharabah, pengukuran dan pengakuan jumlah uang tunai yang diserahkan oleh pihak bank syariah kepada nasabah, proses penghitungan profit sharing dan pengembalian dana oleh pihak mudharrib, dan piutang jatuh tempo pembiayaan mudharabah akan dijelaskan melalui aplikasi jurnal akuntansi pembiayaan mudharabah. PENGERTIAN DAN DEFINISI Pembiayaan dengan akad mudharabah adalah akad kerja-sama usaha antara bank sebagai pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah sebagai pengusaha/pengelola dana (mudharib), untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah pembagian hasil (keuntungan atau kerugian) menurut kesepakatan di muka. Pencatatan (jurnal) yang berkaitan dengan transaksi mudharabah diatur dalam PSAK 59 paragraf 6 sampai dengan 34 dan PAPSI halaman III.51 sampai III.57. KARAKTERISTIK MUDHARABAH Dalam PSAK 59 memberikan penjelasan tentang karakteristik prinsip mudharabah. Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal dan mudharib dengan nisbah bagi hasil menurut 1 Ali Mauludi, Akuntansi Perbankan Syariah (jakarta: Alim s Publishing, 2015), hlm. 109 132 Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5

Akuntansi Pembiayaan Mudharabah kesepakatan di muka. Jika usaha mengalami kerugian, maka seluruh kerugian ditanggung oleh pemilik dana, ke-cuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengguna dana, seperti penyeleweng-an kecurangan dan penyalahgunaan dana. Bank dapat bertindak sebagai pemilik dana maupun pengelola dana. Apabila bank bertindak sebagai pemilik dana, maka dana yang disalurkan disebut pembiayaan mudharabah. Apabila bank sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima dapat dibedakan menjadi dua hal: Pertama, Mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat), yaitu kontrak kerjasama mudharabah yang memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Pelaporannya disajikan dalam neraca sebagai investasi terikat. Kedua, Mudharabah muqayyadah (investasi terikat), yaitu kontrak kerjasama mudharabah yang memberikan batasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasi. Pelaporan atas mudharabah muqayyadah disajikan tersendiri dalam laporan perubahan inves-tasi terikat sebagai investasi terikat dari nasabah. Pada bab ini akan dibicarakan pembiayaan mudharabah, bank bertindak sebagai pemilik dana. Mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah akan dibicarakan dalam bab pendanaan. PENGUKURAN DAN PENGAKUAN Dalam PSAK 59 diatur hal-hal yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran pembiayaan mudharabah. 2 1. Pengakuan pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut: a. Pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan aktiva non kas kepada pengelola dana; dan b. Pembiayaan mudharabah yang diberikan secara bertahap diakui setiap tahap pembayaran atau penyerahan. 2. Pengukuran pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut: a. Pembiayaan mudharabah dalam bentuk kas diukur sejumlah uang yang diberikan bank pada saat pembayaran. b. Pembiayaan dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai wajar aktiva non kas pada saat penyerahan, dan selisih wajar antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non kas diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank. 2 Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, (Yogyakarta: P3EI Press, 2008) hlm. 277 Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5 133

Ali Mauludi AC c. Beban yang terjadi sehubungan dengan mudharabah tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan mudharabah kecuali telah disepakati bersama. 3. Setiap pembayaran kembali atas pembiayaan mudharabah oleh pengelola dana mengurangi saldo pembiayaan mudharabah. 4. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang sebelum dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank. 5. Apabila pembiayaan diberikan dalam bentuk non-kas maka kegiatan usaha mudharabah dianggap mulai berjalan sejak barang tersebut dite-tima oleh pengelola dana dalam kondisi siap dipergunakan. 6. Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana maka rugi tersebut diperhitungkan pada saat bagi hasil. 7. Apabila pembiayaan diberikan dalam bentuk non kas dan barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha maka rugi tersebut tidak langsung mengurangi jumlah pembiayaan namum diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil. 8. Kelalaian atau kesalahan pengelola dana, antara lain, ditunjukkan oleh: a. Tidak dipenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam akad; b. Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim dan/atau-yang telah ditentukan di dalam akad; atau c. Hasil putusan dari badan arbitrase atau pengadilan. 9. Apabila mudharabah berakhir sebelum jatuh tempo dan pembiayaan mudharabah belum dibayar oleh pengelola dana, maka pembiayaan mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo. PENGAKUAN LABA RUGI MUDHARABAH Pengakuan laba rugi mudharabah diatur dalam PSAK 59 paragraf 23 sampai 28, sebagai berikut; 3 1. Apabila pembiayaan mudharabah melewati satu periode pelaporan, maka: a. Laba pembiayaan mudharabah diakui dalam periode terjadinya 3 Rizal Yahya DKK, Akuntansi Perbankan Syariah (jakarta: Salemba Empat, 2014), hlm. 120 134 Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5

Akuntansi Pembiayaan Mudharabah hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati; dan b. Rugi yang terjadi diakui dalam periode terjadinya rugi tersebut dan mengurangi saldo pembiayaan mudharabah Pengakuan laba atau rugi mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil dari pengelola dana yang diterima oleh bank. 2. Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing). 3. Rugi pembiayaan mudharabah yang diakibatkan penghentian mudharabah sebelum masa akad berakhir diakui sebagai pengurang pembiayaan mudharabah. 4. Rugi pengelolaan yang timbul akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana. 5. Bagian laba bank yang tidak dibayarkan oleh pengelola dana pada saat mudharabah selesai atau dihentikan sebelum masanya berakhir diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada pengelola dana. CONTOH DAN ILUSTRASI Berikut adalah ilustrasi beberapa transaksi yang berkaitan dengan pembiayaan mudharabah. Pembayaran Kas dan Biaya Akad Setelah terjadi kesepakatan jenis transaksi maka selanjutnya dilakukan penyerahan kas atau aktiva non yang dibutuhkan oleh nasabah mudharib. Transaksi 1 (Pembayaran kas mudharabah) Pada saat akad telah disepakati maka kemudian bank menyerahkan kas atau aktiva non kas kepada nasabah mudharib. Penyerahan ini dapat dilakukan sekaligus atau bertahap. Pada transaksi ini pembayaran kas dilakukan sekaligus dalam satu waktu. 01/01/2004 Bank Muslim Syariah memberikan pembiayaan dengan akad pembiayaan mudharabah kepada PT Citra sebesar Rp,00 dengan jangka waktu dua bulan. Dana tersebut sepakat untuk membeli bibit, makanan dan obat-obatan serta pemeliharaan ayam pedaging. Bagi hasil (revenue sharing) yang disepakati 60:40 masing-masing untuk Bank Muslim Syariah dan PT Citra. Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5 135

Ali Mauludi AC PSAK 59 paragraf 14, menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan aktiva non kas kepada pengelola dana. Transaksi di atas telah terjadi pembayaran kas pembiayaan mudharabah kepada PT Citra, sehingga dapat diakui sebagai pembiayaan mudharabah. 01/01 Pembiayaan mudharabah /2004 Kas / rekening PT Citra (Dibayar Pembiayaan mudharabah kepada PT. Citra ) Transaksi 2 (Biaya akad) Dalam transaksi mudharabah sering dilakukan persaksian oleh pihak ke tiga, dalam hal ini adalah notaris. Ini dilakukan untuk meningkatkan status hukum akad kerjasama mudharabah yang dibuat. Dalam praktik perbankan biaya akad ini dapat dibebankan kepada nasabah mudharib atau bank sesuai dengan kesepakatan. 02/01/2004 Dalam rangka pembuatan akad Bank Muslim Syariah mengeluarkan biaya untuk administrasi dan notaris Rp,00. Pengeluaran biaya dalam rangka dibuatnya akad mudharabah. Pada saat ini belum ditentukan yang akan menanggung biaya akad mudharabah tersebut. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut; 02/01/ U.M akad mudh 2004 Kas(notaris) (Dibayar U.M akad Mudharabah kepada notaris ) Apabila biaya akad disepakati menjadi bagian dari pembiayaan mudharabah, berarti biaya akad ditanggung oleh nasabah mudharabah. Jurnal tambahan perlu dibuat sebagai berikut; 02/01 Pembiayaan mudharabah /2004 U.M akad mudharabah (U.M akad Muharabah diakui sebagai tambahan Pembiayaan mudharabah pada PT. Citra) Apabila biaya akad tidak disepakati sebagai bagian dari pembiayaan mudharabah, berarti biaya akad ditanggung oleh bank, maka jurnal tambahan yang dilakukan adalah; 136 Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5

Akuntansi Pembiayaan Mudharabah 02/01 Biaya akad mudharabah /2004 U.M akad mudharabah (U.M akad mudharabah diakui sebagai beban biaya akad oleh BMS) Kerugian Awal Periode Selanjutnya setelah terjadi akad mudharabah, dapat saja terjadi kerusakan yang tidak disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan mudharib. PSAK 59 paragraf 17, menyatakan bahwa apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang sebelum dimulainya usaha karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka rugi tersebut mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan diakui sebagai kerugian bank. Apabila kerugian yang terjadi disebabkan oleh kesalahan mudharib maka kerugian tersebut ditanggung sendiri oleh mudharib. Untuk menggambarkan hal ini berikut adalah ilustrasi transaksi (seperti kasus PT. Citra di atas) dengan asumsi sebagai berikut; a. Biaya administrasi menambah akad mudharabah. b. Terdapat kehilangan/kerugian di awal periode yang tidak disebabkan oleh kesalahan mudharib. Transaksi (Kehilangan Pembiayaan Mudharabah) Sebelum dimulainya usaha, dapat saja terjadi kerusakan/ kehilangan sebagian dari pembiayaan mudharabah yang disebabkan bukan karena kesalahan mudharib. Apabila ini terjadi maka akan mengurangi saldo pembiayaan mudharabah dan menjadi kerugian bagi pihak bank. Transaksi 1 (Kehilangan Pembiayaan Mudharabah) 03/01 Bibit yang dibeli dari toko bibit pada saat datang ternyata sudah ada yang mati 100 ekor dengan nilai Rp 100.000,00, atas kematian ini tidak dapat dikembalikan pada pihak toko bibit. Terjadi kehilangan pembiayaan mudharabah sebelum dimulai usaha, hal ini bukan disebabkan oleh kesalahan mudharib, sehingga mengurangi saldo pembiayaan dan menjadi kerugian bank. Tgl keterangan Debit (Rp) Kredit (Rp) 03/01 Kerugian pembiayaan mudharabah 100.000 /2004 Pembiayaan mudharabah 100.000 (Kehilangan sebagian pembiayaan mudharabah sebelum dimulai usaha) Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5 137

Ali Mauludi AC Apabila kehilangan yang terjadi karena kesalahan mudharib maka pada saat kejadian tidak perlu dijurnal, tetapi akan diperhitungkan pada saat penghitungan bagi hasil. Dengan kata lain kerugian tetap ditanggung oleh mudharib. Pembiayaan Mudharabah Jatuh Tempo pada saat pembiayaan jatuh tempo, maka akan ada dua kemungkinan yaitu mudharib melunasi tepat waktu, atau mudharib belum dapat melunasi secara tepat waktu. Transaksi 1 (Pelunasan pembiayaan mudharabah tepat waktu) 01/03/2004 pembiayaan mudharabah jatuh tempo dan dilunasi oleh mudharib tepat waktu. Pembiayaan yang telah jatuh tempo dan dilunasi tepat waktu, mengurangi pembiayaan mudharabah. Biaya akad mudharabah disepakati menambah jumlah pembiayaan mudharabah kepada mudharrib dan kerugian ditanggung oleh bank, maka jumlah yang jatuh tempo adalah: Pokok mudharabah Rp.,00. Akad mudh (tambahan mudh) Rp.,00 Kerugian/kehilangan Rp. (100.000.00) Rp. 100.150.000,00 01/03 Kas 100.150.000 /2004 Pembiayaan mudharabah 100.150.000 (Pembiayaan mudharabah jatuh tempo dan telah dilunasi tepat waktu) Transaksi 2 (Pelunasan pembiayaan mudharabah tidak tepat waktu) Pembiayaan mudharabah yang telah jatuh tempo harus dilaporkan sesuai dengan yang senyatanya walaupun belum dapat dilunasi oleh mudharib. 01/03/2004 Apabila pembiayaan mudharabah telah jatuh tempo, dan ternyata mudharib belum bisa melunasi. Pembiayaan yang telah jatuh tempo dan belum dilunasi oleh mudbarib, maka pembiayaan mudharabah tetap harus 138 Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5

Akuntansi Pembiayaan Mudharabah berkurang, hanya saja rekening lawannya adalah piutang jatuh tempo. Tgl Keterengan Debit (Rp) Kredit (Rp) 01/03 Piutang jth tempo 100.150.000 /2004 pembiayaan mudh Pembiayaan mudharabah 100.150.000 (Pembiayaan mudharabah jatuh tempo dan belum dilunasi) Transaksi 3 (Penerimaan Keuntungan Mudharabah) Apabila setelah dilakukan perhitungan bagi hasil ternyata usahanya mendapatkan keuntungan, maka keuntungan tersebut dibagi sesuai dengan porsi yang telah disepakati. 02/03/2004 Diterima hasil pembiayaan mudharabah, ayam pedaging yang dapat terjual dengan harga Rp150.150.000,00. Porsi keuntungan untuk Bank Muslim Syariah 60% yaitu: Hasil penjualan Rp. 150.150.000,00 Pembiayaan mudharabah Rp. 100.150.000,00 Keuntungan Rp. 50.000.000,00 Porsi keuntungan untuk bank adalah Rp. 50.000.000,00 x 60% = Rp. 30.000.000,00 02/03 Kas 30.000.000 /2004 Pendapatan bagi hasil mudh 30.000.000 (Diterima keuntungan mudharabah dari PT. Citra) Dalam Pembiayaan Mudharabah ada 3 Kemungkinan Kejadian Sukses tanpa kendala 3 Kejadian pembiayaan mudharabah Rugi karena kesalahan mudharrib Rugi bukan kesalahan mudharrib 1. Biaya akad sepakat ditanggung oleh bank. Kerjasama sukses Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5 139

Ali Mauludi AC untung tanpa kendala Contoh soal: Tanggal 1/02/2014 BMS menyerahkan dana tunai Rp,- kepada tuan Abdullah untuk beternak ayam pedaging, jangka waktu 2 bulan Tanggal 2/02/2014 BMS mengeluarkan dananya Rp untuk biaya notaris. Dan sepakat uang ini tidak termasuk pembiayaan mudharabah Kerjasama sukses ayam pedaging laku dijual Rp 160.000.000 Tanggal 2/2014 pembiayaan mudharabah jatuh tempo dapat dilunasi Rp Tanggal 3/2014 karena proyek sukses BMS mendapat pendapatan bagi hasil mudharabah dengan nisbah 60% dari Rp 60.000.000 (60% x 60.000.000 = 36.000.000) Untuk lebih jelasnya lihat jurnal sebagai berikut: Tgl Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp) 01/01 Pembiayaan mudarabah /2014 Kas (Bp. Abdullah) (pembiayaan mudharabah kepada Bapak Abdullah) 02/01 Biaya akad mudharabah /14 Kas (notaris) (Biaya akad mudharabah kepada notaris) 03/03 Kas /14 Pembiayaan mudahrabah (Jatuh tempo pembiayaan mudharabah Tuan Abdullah) 04/03 Kas 36.000.000 Pendapatan bagi hasil mudh. 36.000.000 (Diterima pendapatan bagi hasil mudharabah) 2. Biaya Akad Ditanggung Bank, Kerugian Sebab Kesalahan Mudharib Kerugian pada awal periode yang disebabkan oleh kesalahan mudharib dan pembiayaan yang diberikan dalam bentuk kas, maka kerugian tersebut ditanggung oleh mudharib. Berikut adalah ilustrasi kerugian pada awal periode dengan asumsi sebagai berikut: Apabila biaya akad tidak ditambahkan pada akad pembiayaan mudharabah. Apabila terjadi kerugian yang disebabkan oleh kelalaian Mudharib. 140 Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5

Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada saat terjadi pembayaran kas maka transaksi dicatat sama seperti ilustrasi sebelumnya. Berikut adalah ilustrasi transaksi apabila kerugian awal periode disebabkan oleh kelalaian mudharib. Contoh: 01/01/2004 Bank Muslim Syariah memberikan pembiayaan dengan akad mudharabah pada PT Citra sebesar Rp.,00 dengan jangka waktu dua bulan. Bank Muslim Syariah dan PT Citra sepakat bahwa dana tersebut digunakan untuk membeli bibit, makanan dan obat-obatan serta pemeliharaan ayam pedaging. Bagi hasil (revenue sharing) yang disepakati 60:40 masing-masing untuk Bank Muslim Syariah dan PT. Citra. 02/01/2004 Dalam rangka pembuatan akad Bank Muslim Syariah mengeluarkan biaya untuk administrasi dan notaris sebesar Rp,00, atas biaya ini kedua pihak sepakat untuk tidak menambahkan dalam pembiayaan mudharabah. Berarti diakui sebagai biaya akad oleh BMS 01 /03/2004 Pembiayaan mudharabah jatuh tempo, belum dapat dilunasi oleh PT Citra. 02/03/2004 Ayam pedaging dapat terjual dengan harga setinggi Rp75.000.000,00. Harga ini dibawah harga yang diperkirakan atau di bawah pembiayaan mudharabah. Hal ini disebabkan oleh kesalahan pemeliharaan sehingga kerugian ini ditanggung oleh PT Citra. 05/03/2004 PT Citra membayar atas kerugian yang disebabkan oleh kesalahannya Rp25.000.000,00. Jurnal yang harus dibuat Bank Muslim Syariah adalah: Tgl Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp) 01/01 Pembiayaan mudarabah Kas (PT. Citra) (pembiayaan mudharabah kepada PT Citra) 02/01 Biaya akad mudharabah Kas (notaris) (Biaya akad mudharabah oleh BMS kepada notaris) 01/03 Pembiayaan mudh- piutang jatuh tempo Pembiayaan mudahrabah (Jatuh tempo pembiayaan mudharabah PT. Citra) 02/03 Kas 75.000.000 Pembiayaan mudh- piutang 75.000.000 jatuh tempo (Diterima pelunasan pemb. Mudharabah PT.Citra) 05/03 Kas 25.000.000 Pembiayaan mudh piutang 25.000.000 jatuh tempo Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5 141

Ali Mauludi AC (Diterima kerugian akibat kesalahan dar PT. Citra) 3. Biaya Akad Ditanggung Bank, Kerugian Tidak Disebabkan Kesalahan Mudharib Berikut disajikan ilustrasi transaksi yang menjelaskan pembiayaan mudharabah dengan menggunakan asumsi sebagai berikut; Apabila biaya akad tidak ditambahkan pada akad pembiayaan mudharabah. Apabila terjadi kerugian yang tidak disebabkan oleh kesalahan Mudharib. Contoh: 01/01/2004 Bank Muslim Syariah memberikan pembiayaan dengan akad mudharabah kepada PT Citra. Rp.,00 dengan jangka waktu dua bulan. Kedua pihak sepakat bahwa dana tersebut digunakan untuk membeli bibit, makanan dan obat-obatan serta pemeliharaan ayam pedaging. Bagi hasil (revenue sharing) yang disepakati 60:40 masing-masing untuk Bank Muslim Syariah dan PT Citra. 02/01/2004 Dalam rangka pembuatan akad Bank Muslim Syariah mengeluarkan biaya akad untuk administrasi dan notaris sebesar Rp,00. 01 /03/2004 Pembiayaan mudharabah jatuh tempo dan PT Citra belum dapat melunasi pembiayaan. 02/03/2004 Ayam pedaging dapat terjual dengan harga setinggi Rp75.000.000,00. Hal ini disebabkan oleh turunnya harga pasar ayam pedaging. Karena kerugian ini tidak disebabkan oleh PT Citra sebagai mudharib maka kerugian ini ditanggung oleh Bank Muslim Syariah. Jurnal yang harus dibuat oleh Bank Muslim Syariah adalah: Tgl Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp) 01/01 Pembiayaan mudarabah Kas (PT. Citra) (pembiayaan mudharabah kepada PT Citra) 02/01 Biaya akad mudharabah Kas (notaris) (Biaya akad mudharabah oleh BMS kepada notaris)) 01/03 Pembiayaan mudh- piutang jatuh tempo 02/03 Pembiayaan mudahrabah (Jatuh tempo pembiayaan mudharabah PT. Citra) Kas 75.000.000 Pembiayaan mudh- piutang jatuh 75.000.000 142 Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5

Akuntansi Pembiayaan Mudharabah tempo (Diterima pelunasan pemb. Mudharabah PT.Citra) Kerugian pembiayaan mudharabah 25.000.000 Pembiayaan mudharabah piutang jatuh tempo (Diakui kerugian mudharabah dengan PT. Citra) 25.000.000 MudharabahAktiva Non Kas Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa pembiayaan mudharabah dapat dilakukan dengan penyerahan aktiva non kas. PSAK 59 paragraf 14, menyebutkan bahwa pembiayaan mudharabah dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai wajar aktiva non kas (harga pasar) pada saat penyerahan. Apabila terdapat selisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva non kas, maka oleh bank diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Kegiatan usaha mudharib dianggap, mulai berjalan sejak barang tersebut diterima oleh nasabah mudharib dalam kondisi siap dipergunakan. Transaksi Penyerahan aktiva non kas, kerugian penyerahan aktiva 05/03/2006 Bank Muslim Syariah telah menyetujui memberikan pembiayaan mudharabah kepada Ibu Amelia seorang pengusaha distribusi makanan ringan dalam bentuk dua buah sepeda motor. Sepeda motor merek ABC dibeli dengan harga Rp10.000.000,00, ternyata pada saat diserahkan harga pasar merek ABC adalah Rp9.500.000,00. Bank Muslim Syariah telah membeli sepeda motor merek ABC dengan dengan harga Rp10.000.000,00, sementara harga pasar sepeda motor tersebut hanya Rp9.500.000,00, sehingga selisihnya Rp500.000,00 merupakan kerugian yang ditanggung Bank Muslim Syariah. 05/03 Pembiayaan mudharabah 9.500.000 /2006 Kerugian penyerahan aktiva 500.000 Pers. Spd motor ABC 10.000.000 (Penyerahan Sepeda motor ABC untuk pembiayaan mudharabah kepada Ibu Amelia) Transaksi Penyerahan aktiva non kas, keuntungan penyerahan aktiva Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5 143

Ali Mauludi AC 10/2006 Diserahkan sepeda motor merek ABC untuk pembiayaan mudharabah pada Ibu Amelia. Sepeda motor tersebut dibeli dengan harga Rp15.000.000,00, sedang harga pasar saat ini adalah Rp15.750.000,00. Sepeda motor yang dibeli dengan harga Rpl5.000.000,00 ternyata harga pasar saat penyerahan kepada nasabah mudharib adalah Rpl5.750.000,00. Harga pasar ini dapat dianggap sebagai harga yang wajar sehingga pembiayaan mudharabah dapat menggunakan harga pasar. Selisih lebih Rp750.000,00 (Rpl5.750.000,00 Rpl5.000.000,00) merupakan keuntungan bank. 05/03/ Pembiayaan mudharabah 15.750.000 2006 Persediaan spd mtr. ABC 15.000.000 750.000 Keuntungan penyerahan (Penyerahan sepeda motor ABC untuk pembiayaan mudharabah pada Ibu Amelia) KESIMPULAN Dari uraian di atas mulai dari pengertian dan definisi, pengukuran dan pengakuan serta penghitungan laba, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Akuntansi pembiayaan mudharabah adalah proses penghitungan penyerahan tunai maupun non tunai dari pihak bank syariah kepada nasabah mudharrib berdasarkan PAPSI (Peraturan Akuntansi Perbanksn Syariah Indonesia) tahun 2003 dan PSAK 59 2. Dalam Pembiayaan mudharabah proses penghitungan laba berdasarkan nisbah bagi hasil (profit sharing) maksudnya adalah pendapatan dikurangi beban. Berbeda dengan revenue sharing, yaitu hasil penjualan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati. 3. Dalam pembiayaan mudharabah ada 3 kejadian, yang pertama sukses tanpa kendala, yang kedua rugi karena kesalahan mudharrib dan yang ketiga adalah rugi karena bukan kesalahan mudharrib. DAFTAR PUSTAKA AC, Ali Mauludi, Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: Alim s Pulishing, 2014. Arifin, Z, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta: Alvabet, 2003. 144 Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5

Akuntansi Pembiayaan Mudharabah IAI, BI, Pedoman Akuntansi Perbankan Syari ah Indonesia (PAPSI), Jakarta: Biro Perbankan Syariah Bank Indonesia, 2003. IAI, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat, 2002. Indonesia, Bank, Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia, Jakarta: 2003. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014. Uha, Ismail Nawawi, Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: VIV Press, 2014. Iqtishadia al-ihkâm, V o l. 2 N o. 2 D e s e m b e r 2 0 1 5 145