BAB I PENDAHULUAN. paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berkembang (WHO, 2008 dalam Jemal et al., 2011). Menurut data dari

UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mekanisme Molekuler Sitotoksisitas Ekstrak Daun Jati Belanda Terhadap Sel Kanker

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Organisasi kesehatan dunia WHO (2013) mencatat terdapat 7,6 juta

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Indonesia penyakit kanker menduduki urutan ke-3 penyebab kematian sesudah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

SKRIPSI. UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix) PADA SEL HeLa CERVICAL CANCER CELL LINE

I. PENDAHULUAN. sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower) yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

HASIL. Kadar Air Daun Anggrek Merpati

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sebagai obat. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah

I. PENDAHULUAN. Tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR, SEMIPOLAR, DAN NON POLAR EKSTRAK ETANOL DAUN TUMBUHAN SALA (Cynometra ramiflora Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Piperaceae merupakan salah satu Famili dalam kelas Magnoliopsida yang

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki efek herbal adalah daun, biji, dan daging buahnya.

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL BIJI SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry

LAPORAN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

I. PENDAHULUAN. (medicinal mushroom) adalah Ganoderma lucidum. Jamur ini telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur.

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kanker diseluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030 dan

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial ABSTRAK

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia, termasuk di Indonesia (Dinas Kesehatan Propinsi. Nanggroe Aceh Darussalam, 2012). Berdasarkan Riskesdas 2007,

3 Percobaan dan Hasil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kondisi alam Indonesia yang kaya akan sumberdaya hayati yaitu memiliki. diketahui sebagai tanaman berkhasiat obat (Bintang, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. senyawa bioaktif yang tidak ditemukan dalam produk alami terrestrial (Jimeno,

BAB I PENDAHULUAN. tidak berpasangan menyebabkan spesies tersebut sangat reaktif (Fessenden dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ribosome Inactivating Protein (RIP) merupakan kelompok enzim tanaman

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2000, kematian akibat kanker. diperkirakan mencapai 7 juta kematian (12% dari semua

infeksi parasit, serta paparan karsinogen (Endrini dkk, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif). Berbagai cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul bermuatan yang

PEMISAHAN SENYAWA-SENYAWA YANG BERSIFAT ANTIMALARIA DARI EKSTRAK METANOL KULIT KAYU MIMBA (Azadirachta Indica JUSS)

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik. Jenis biota laut di daerah tropis Indonesia diperkirakan 2-3 kali lebih

BAB III METODE PENELITIAN

ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

I. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu divisi tumbuhan yang menjadi kekayaan sumber daya alam Indonesia. Diperkirakan terdapat 1.300 spesies yang tumbuh di kawasan Indonesia dari sekitar 10.000 spesies tumbuhan paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati, 1988). Saat ini penggunaan tumbuhan paku masih sangat terbatas, terutama dalam bidang kesehatan. Tumbuhan paku telah digunakan sebagai obat sejak jaman dulu. Tumbuhan ini banyak digunakan oleh penduduk Cina, India dan penduduk asli Amerika sebagai herbal obat-obatan (Lee dan Shin, 2011). Salah satu tumbuhan paku yang digunakan sebagai obat adalah sisik naga (Pyrrosia piloselloides). Sisik naga (P. piloselloides) merupakan tumbuhan epifit kecil dengan akar rimpang, tipis merayap. Sisik naga (P. piloselloides) banyak tumbuh menempel pada pohon, batu atau perdu dan pada ranting pohon yang telah lapuk. Sisik naga (P. piloselloides) banyak ditemui saat musim hujan dan pemanfaatannya sebagai tanaman obat di kalangan masyarakat masih belum maksimal. Sisik naga (P. piloselloides) dapat dimanfaatkan sebagai penghenti pendarahan, pencahar (laksan), antiradang (antiinflamasi), batuk (Trivedi, 2009), antiseptik dan antibakteri (Somchit dkk., 2011; Hakim dkk., tanpa tahun), serta digunakan sebagai obat kanker payudara (Hariana, 2006). 1

2 Penggunaan tumbuhan sisik naga (P. piloselloides) sebagai agen anti kanker telah dilakukan pada beberapa uji sitotoksisitas terhadap kultur cell line. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliani dan Maryati (2009) bahwa ekstrak etanol 70% dari tanaman sisik naga terhadap sel T47D dapat menghambat pertumbuhan sel kanker sebesar 69,20% pada konsentrasi 500 μg/ml. Endrini (2009) menyatakan ekstrak sisik naga memiliki aktivitas antikarsinogenik terhadap sel MCF-7 dengan nilai IC50 sebesar 83,63 μg/ml. Menurut Suwarni (2009) ekstrak aseton daun sisik naga memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel SiHa dengan LC50 sebesar 137,088 μg/ml dan efek antiproliferatif sebesar 30,6 jam pada konsentrasi 78,125 μg/ml; 28,1 jam pada konsentrasi 39,0625 μg/ml. Abdillah (2006) menyampaikan bahwa aktivitas antiproliferatif ekstrak air daun sisik naga terhadap sel lestari tumor HeLa sebesar 84,46% dengan konsentrasi 1050 ppm. Aktivitas tumbuhan sisik naga (P. piloselloides) terhadap sel kanker dikarenakan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder. Komponen aktif tersebut dapat ditemukan pada bagian dan organ yang berbeda pada tumbuhan. Misalnya senyawa quinolizidine alkaloids (QAs) pada tumbuhan lupin (genus Lupinus, Fabaceae). QAs disintesis pada kloroplas daun dan diakumulasikan ke vakuola pada jaringan epidermal dan bagian lainnya melalui floem. Jumlah yang sangat tinggi dari senyawa QAs dapat ditemukan pada organ bunga dan biji karena organ tersebut berperan sebagai alat pertahanan dan reproduksi pada tumbuhan lupin (Wink, 2010). Pemilihan pelarut pada proses ekstraksi dapat menentukan jenis senyawa yang akan terekstrak berdasarkan sifat polaritas dari senyawa terkandung dalam

3 tumbuhan. Penggunaan pelarut kloroform akan melarutkan senyawa yang nonpolar, seperti senyawa golongan asam lemak yaitu asam stearat, palmitat, oleat dan lain-lain. Pelarut metanol akan melarutkan senyawa yang sifatnya polar, seperti golongan senyawa fenol, yaitu quericetin, flavonol, karotenoid, dan lainlain (Tiwari dkk., 2011). Pemisahan komponen senyawa yang terkandung pada ekstrak kasar suatu tumbuhan dapat dilakukan dengan teknik Vacuum Liquid Chromatography (VLC) dan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP) (Hosstettmann dkk., 1995). Isolasi suatu metabolit diperlukan dalam uji biologis untuk menentukan aktivitas senyawa pada hasil ekstraksi, apakah bekerja secara bersinergi dengan senyawa lain atau aktif bekerja dalam bentuk tunggal (Evans, 2009). Identifikasi golongan senyawa yang terkandung pada masing-masing organ tumbuhan sisik naga (P. piloselloides) dalam menghambat pertumbuhan sel kanker payudara T47D dan sel kanker kolon WiDr masih belum dilakukan. Dengan ini perlu diketahui golongan senyawa yang berpotensi dalam menghambat pertumbuhan sel kanker payudara T47D dan kolon WiDr dalam organ daun fertil, daun steril dan rimpang. Hal ini dilakukan untuk menambah informasi kepada masyarakat dalam penggunaan sisik naga (P. piloselloides) secara optimal sebagai obat kanker payudara dan kolon. B. Permasalahan Permasalahan penelitian ini adalah: 1. Ekstrak daun steril dan fertil, serta rimpang sisik naga (P. piloselloides) apakah yang memiliki efek sitotoksik paling potensial terhadap sel kanker payudara T47D dan kolon WiDr?

4 2. Senyawa apakah yang terkandung dalam ekstrak potensial tumbuhan sisik naga (P. piloselloides)? 3. Fraksi apakah dalam ekstrak potensial organ tumbuhan sisik naga (P. piloseloides) yang paling potensial terhadap sel kanker payudara T47D dan kolon WiDr secara in vitro? 4. Golongan senyawa apakah yang terkandung pada fraksi potensial ekstrak organ sisik naga (P. piloseloides) terhadap sel kanker payudara T47D dan kolon WiDr secara in vitro? C. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui ekstrak daun steril dan fertil, serta rimpang sisik naga (P. piloselloides) yang memiliki efek sitotoksik paling potensial terhadap sel kanker payudara T47D dan kolon WiDr. 2. Menganalisis senyawa yang terkandung dalam ekstrak potensial tumbuhan sisik naga (P. piloseloides). 3. Mengidentifikasi jenis fraksi dalam ekstrak organ tumbuhan sisik naga (P. piloseloides) yang paling potensial terhadap sel kanker payudara T47D dan kolon WiDr secara in vitro. 4. Menentukan golongan senyawa yang terkandung pada fraksi potensial ekstrak organ sisik naga (P. piloseloides) terhadap sel kanker payudara T47D dan kolon WiDr secara in vitro.

5 D. Manfaat Sebagai dasar untuk pengembangan ilmu dan penelitian dibidang metabolisme sekunder, terutama yang berkaitan dengan penggunaan tumbuhan sebagai tanaman obat. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai khasiat tumbuhan sisik naga (P. piloseloides) sebagai obat kanker. Meningkatkan nilai ekonomi tumbuhan sisik naga (P. piloseloides). E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas pada hasil ekstraksi daun steril dan fertil, serta rimpang tumbuhan sisik naga (P. piloseloides) yang terdapat pada daerah Turgo (Kaliurang) dan sekitarnya. Uji lanjut sitotoksik dilakukan terhadap hasil ekstraksi dalam daun steril dan fertil, serta rimpang tumbuhan sisik naga (P. piloseloides) yang memiliki aktivitas paling potensial terhadap sel kanker payudara T47D dan kolon WiDr secara in vitro. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi pada suhu 55 0 C selama 60 menit, kemudian maserasi pada suhu ruang selama semalam yang menggunakan dua macam pelarut, yaitu kloroform dan metanol. Pemisahan komponen ekstrak dilakukan dengan teknik Vacuum Liquid Chromatography (VLC) dan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP). Uji aktivitas antikanker senyawa dilakukan secara in vitro terhadap sel kanker payudara T47D dan kolon WiDr dengan metode MTT assay. Indentifikasi kandungan senyawa dalam ekstrak kloroform dan metanol sisik naga dianalisis dengan GC-MS. Identifikasi golongan senyawa dianalisis dengan pereaksi semprot dan senyawa pembandin.