II. METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

III. METODE PENELITIAN A.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro

III. METODE PENELITIAN A.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian

UJI VIABILITAS BENIH ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata Lindl.) DENGAN MASA SIMPAN YANG BERBEDA

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. 1. Pengaruh konsentrasi benziladenin dengan dan tanpa thidiazuron terhadap

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Kerja Persiapan Bibit Tumih

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Khansa Orchid Cimanggis-

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

Puput Perdana Widiyatmanto Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati S.Si., M.Si. Siti Nurfadilah, S.Si., M.Sc. Tugas Akhir (SB091358)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini terdiri atas dua percobaan utama dan satu percobaan lanjutan, yaitu:

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

TUGAS AKHIR (SB )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

Transkripsi:

II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Waktu dan tempat penelitian Pengambilan kapsul anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan, CV. Gede Ayu Bali Orchid, Kerobokan - Badung pada bulan Desember 2012 Mei 2013. 2.2 Pelaksanaan Penelitian 2.2.1 Pengambilan kapsul anggrek hitam Kapsul yang dipetik berumur 4 bulan dengan ukuran kapsul rata-rata 9 10 cm sebanyak 5 buah (Gambar 1). Gambar 1. Kapsul Anggrek Hitam Umur 4 Bulan 2.2.2 Sterilisasi alat Alat alat yang digunakan yaitu skalpel, pinset, cawan petri dan botol kultur dicuci bersih dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir. Untuk skalpel, pinset, dan cawan petri dikeringanginkan, dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol 70%, kemudian dibungkus kertas. Botol kultur dicuci menggunakan detergen (Sunlight), dibilas, dikeringanginkan, ditutup dengan aluminium foil. Selanjutnya botol kultur, skalpel, pinset dan cawan petri disterilisasi dengan autoklaf suhu 121º C pada tekanan 15 psi selama 20 menit. 6

2.2.3 Pembuatan media kultur Media yang digunakan untuk kultur benih anggrek hitam terdiri dari 3 jenis yaitu : media Knudson C (KdC), media W3 dan media organik (O). Pembuatan media Knudson C (KdC) yaitu, ditimbang 79,11 gram bubuk Knudson C, 20 gram gula, dimasukkan dalam labu Erlenmeyer ditambahkan 200 ml aquades, diaduk homogen. Selanjutnya ditambahkan agar 7,5 gram dan aquades hingga volume larutan media mencapai 1 liter, lalu dipanaskan di dalam microwave, diaduk hingga homogen. Setelah media dipanaskan ditambahkan sitokinin (BAP) sebanyak 1 ppm. Diukur ph larutan dengan kertas lakmus menjadi ± 5,8 dengan ditambahkan 1 ml HCl 1 N. Larutan media dituangkan sebanyak 30 ml ke dalam botol kultur steril, lalu ditutup dengan tutup botol yang terbuat dari karet, ditutup aluminium foil dan dibungkus dengan plastik tipis Cling wrap. Media yang kedua yaitu media Western 3 (W3), ditimbang bubuk W3 seberat 18,49 gram, gula 20 gram, dan agar 7,5 gram. Selanjutnya ditambah bubur pisang ambon sebanyak 60 gram. Semua bahan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan ditambah aquades sebanyak 1 liter. Media kemudian dipanaskan dan diaduk hingga homogen, selanjutnya ditambahkan sitokinin (BAP) sebanyak 1 ppm. Diukur ph larutan dengan kertas lakmus menjadi ± 5,8 dengan ditambahkan 1 ml HCl 1 N. Larutan media dituangkan sebanyak 30 ml ke dalam botol kultur steril, lalu ditutup dengan tutup botol yang terbuat dari karet, ditutup aluminium foil dan dibungkus dengan plastik tipis Cling wrap. Pembuatan media yang ketiga yaitu media organik (O), yaitu ditimbang gula seberat 20 gram, agar 7,5 gram, arang aktif 0,5 gram, 100 mg (2 butir) vitamin C dan 60 gram bubur pisang ambon. Selanjutnya semua bahan dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer dan ditambahkan air sari kentang sebanyak 150 ml/l, (yang dihasilkan dari 250 gram kentang yang direbus dengan 300 ml air), ditambahkan aquades hingga volume mencapai 1 liter dan aduk hingga homogen. Media kemudian dipanaskan dan diaduk hingga homogen. Setelah media dipanaskan ditambahkan sitokinin (BAP) sebanyak 1 ppm. Diukur ph larutan dengan kertas lakmus menjadi ± 5,8 dengan ditambahkan 1 ml HCl 1 N. 7

Larutan media tersebut selanjutnya dituangkan ke dalam botol kultur steril sebanyak 30 ml, lalu ditutup dengan tutup botol yang terbuat dari karet, ditutup aluminium foil dan dibungkus dengan plastik tipis Cling wrap. Botol kultur yang berisi media selanjutnya disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121º C dengan tekanan 15 psi selama 15 menit. 2.2.4 Sterilisasi kapsul anggrek dan penanaman benih anggrek hitam Sebelum digunakan, Laminar Air Flow (LAF) dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70%. Skalpel, pinset, cawan petri, air steril dan alkohol 70% dimasukkan ke dalam LAF, kemudian LAF ditutup dan sinar UV dinyalakan selama 30 menit untuk sterilisasi ruang kultur. Kapsul anggrek dicuci dengan menggunakan detergen (Sunlight), dibilas dengan air mengalir kemudian direndam dalam larutan fungisida Dithane 2 g/100 ml selama 30 menit. Kapsul dibilas sebanyak dua kali dengan menggunakan air steril. Kapsul anggrek steril selanjutnya dimasukkan dalam LAF, direndam dalam alkohol 70% selama 10 detik dan kemudian dibakar di atas api bunsen, kegiatan ini diulang sebanyak tiga kali. Kapsul steril selanjutnya diletakkan di atas cawan petri, kulit luar kapsul anggrek dibelah dan benih anggrek hitam siap ditanam pada media kultur (Gambar 2). Benih diambil dengan pinset steril kemudian ditanam dalam media kultur. Setiap botol berisi lima scoop benih anggrek yang ditebar merata pada seluruh permukaan media. Botol kemudian ditutup dengan tutup karet, dibungkus dengan plastik tipis Cling wrap dan diberi label, dilakukan sebanyak delapan kali ulangan. 8

a. b. c. d. e. Gambar 2. Sterilisasi Kapsul Anggrek dan Penanaman Benih Anggrek Hitam Keterangan : a. Kapsul anggrek direndam dalam alkohol 70% b. Kapsul anggrek dibakar diatas api bunsen c. Pemotongan kulit luar kapsul anggrek hitam d. Benih anggrek hitam yang siap ditanam e. Benih yang telah ditanam di media kultur 9

2.3 Variabel Penelitian Variabel yang diamati pada tahap perkecambahan adalah waktu tumbuh, fase pertumbuhan benih, dan jumlah tunas setiap minggu. 1. Waktu Tumbuh Waktu tumbuh benih anggrek pada media kultur dihitung dengan mendata pada minggu ke berapa sebanyak 25 % benih anggrek berkembang menjadi green embryo. 2. Fase Pertumbuhan Benih Beberapa tahapan (fase) pertumbuhan benih anggrek hitam menurut Semiarti et al., (2010) adalah sebagai berikut : Fase 1 : yellowish embryo Fase 2 : green embryo Fase 3 : first leaf formed embryo Fase 4 : second leaf formed embryo Fase 5 : third leaf formed embryo Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4 Fase 5 Gambar 3 : Fase Pertumbuhan Benih Anggrek Hitam (Semiarti et al., 2010) Pengamatan fase pertumbuhan benih dilakukan dengan skoring seperti gambar diatas dengan mengamati pertumbuhan pada fase yang dominan ( 75%). 10

3. Jumlah Tunas Jumlah tunas yang telah tumbuh pada media dihitung setiap minggunya untuk mengetahui pertambahan jumlah tunas dari 1 minggu setelah tanam (MST) hingga 12 MST. 2.4 Pengolahan Data Rancangan penelitian yang digunakan untuk perbanyakan anggrek hitam secara kultur in vitro adalah Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor media dan lingkungan. Ada tiga macam media yang dicobakan yaitu media Western 3 (W3), Knudson C (KdC) dan media organik, sedangkan lingkungan tumbuh dibedakan menjadi dua yaitu terang dan gelap. Tiap kombinasi perlakuan terdiri dari 8 ulangan. Data yang diperoleh diolah secara kuantitatif. Data kuantitatif dari waktu tumbuh, fase pertumbuhan benih dan jumlah tunas dari perkecambahan benih anggrek hitam disajikan dalam bentuk gambar. Data kuantitatif diuji secara statistik dengan Analisis of Variance (ANOVA) pada program Costat dan jika berbeda nyata akan diuji dengan uji lanjut Duncan s Multiple Range Test (DMRT) pada tahap 5 %. 11