BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Jepang melakukan pembangunan pabrik-pabrik yang dikelola langsung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut, antara

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran-pembayaran tanpa batas atas hutang ini disebut gimu. Gimu

SISTEM PENDIDIKAN PADA ZAMAN SHOUWA DI JEPANG DALAM NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAE TSUBOI

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Departmen ini didirikan untuk melindungi masyarakat dari kejahatan, sebagai

BAB I ANALISIS CERITA NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAETSUBOI DILIHAT DARI SEGI PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. Manga merupakan sebutan untuk komik Jepang. Manga adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di Jepang. Toyotomi Hideyoshi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibagi menjadi dua aliansi militer, yaitu sekutu dan poros 1. Perang ini

NILAI BUDAYA ON, GIMU, DAN GIRI DALAM NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAE TSUBOI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan pustaka yang telah dikumpulkandari penelitiansebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. memperbincangkan perempuan dan laki-laki. Perempuan selama ini selalu saja

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah hasil cipta manusia berdasarkan imajinasi. keindahan, maupun sebuah kritikan dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tiap-tiap individu memiliki suatu citra tertentu yang didapatkan melalui

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Peranan seorang ibu rumah tangga dalam sebuah keluarga di Jepang

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Novel momoye mereka memanggilku karya Eka Hindra dan Koichi Kimura : tinjauan sosiologi sastra BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Bab 1. Pendahuluan. Jepang,jika dilihat dari segi geografis, merupakan salah satu negeri yang

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

Bab 5. Ringkasan. Negara Jepang meskipun sekarang merupakan negara yang cukup maju

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh jiwa pembaca karena di dalam karya sastra memuat cerita-cerita yang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh orang Jepang, dengan bahasa Jepang, sesuai dengan gaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang taat hukum. Masyarakat Jepang memiliki sikap

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di tingkat Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. tata aturan dan norma sosial yang berlaku,hal seperti ini disebut perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manusiawi dan tidak adil di negerinya sendiri. Gesekan-gesekan sosial akibat

BAB VI KESIMPULAN. Proses modernisasi menjadi salah satu pemicu dari. perubahan sosial politik, baik di Jepang ( ) dan di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER NOVEL MENGEJAR-NGEJAR MIMPI KARYA ASMA NADIA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen yang berjudul Saigo No Ikku ( 最後の一句 ) karya Mori Oogai,

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dimulainya pemerintahan Meiji (1868-1912) negara Jepang terus mengadakan pembaharuan agar dapat sejajar dengan Negara Barat. Pemerintah menerapkan kebijakan negara kaya militer kuat. Dalam penerapan kebijakan tersebut, pemerintah Jepang melakukan pembangunan pabrik-pabrik yang dikelola langsung oleh pemerintah, seperti pabrik senjata, kemudian membangun pertambangan, menyiapkan sarana dan prasarana pos dan telegram, membangun rel kereta api, serta menetapkan mata uang Yen, Sen, dan Rin sebagai sistem keuangan. Pada zaman Meiji pula, terjadi perubahan dalam bidang pendidikan (Toyota&Abe, 1988:50-51). Pada zaman Meiji, terjadi pembaharuan dalam dunia pendidikan yang dipelopori oleh Mori Arimori. Beliau menerapkan pendidikan Rinrisho yang merupakan pendidikan pada konsep pendidikan moral yang mengajarkan hubungan antara diri sendiri dengan orang lain. Kemudian, pemikiran Mori Arimori tersebut diteruskan oleh Fukuzawa Yukichi yang selanjutnya membedakan pendidikan menjadi dua meliputi gakumon (belajar ilmu pengetahuan dari negara Barat) dan kyouiku (pendidikan yang menekankan pada pengembangan individu, peningkatan kemampuan diri atau pendidikan moral). Dalam pendidikan ini, pemerintah menerapkan konsep modernisasi dengan mencanangkan wajib belajar enam tahun. Pemerintah membuat kurikulum pendidikan dan pendidikan moral dengan tujuan 1

2 agar pemerintah dapat menghasilkan sumber daya manusia yang diperlukan untuk kepentingan bangsa dan negaranya dalam bidang teknologi dan sains. Lembaga pendidikan pada awalnya dibagi menjadi tiga, yaitu Hankou, Shijuku, dan Terakoya. Hankou adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan memusatkan pada pengajaran konfusianisme klasik. Shijuku adalah sekolah nonformal yang diselenggarakan oleh tokoh masyarakat dan memusatkan pada pendidikan keterampilan, seperti keterampilan menggunakan senjata, keterampilan menunggang kuda, dan lain-lain. Terakoya adalah sekolah yang diselenggarakan oleh kaum cendikiawan dan dikhususkan untuk masyarakat biasa yang memusatkan pada pendidikan moral, membaca, menulis, dan sempoa, serta diajarkan pula pendidikan khusus untuk anak perempuan, seperti pelajaran menjahit dan memasak. Pada zaman Shouwa, pembelajaran yang bersifat nasionalistik mulai diterapkan pada pendidikan di sekolah dasar dan kurikulum bertema nasional mulai dimasukkan. Dalam Undang-Undang Dasar di Jepang tahun 1946 pasal 26 disebutkan bahwa pendidikan bagi warga negara Jepang diberikan oleh pemerintah secara cumacuma dan setiap orang tua wajib menyekolahkan anaknya pada usia sekolah. Sistem pendidikan sekolah diselenggarakan selama sembilan tahun, yaitu enam tahun di tingkat sekolah dasar dan tiga tahun di tingkat lanjutan pertama (Madubrangti, 2008:94-100). Sebelum zaman Shouwa yaitu pada zaman Meiji dan zaman Taisho bukubuku pegangan untuk sekolah dasar dan sekolah menengah dapat diperoleh dengan bebas, menjelang tahun 1886 pemerintah mulai meningkatkan pengawasan. Pada

3 zaman Shouwa, akhirnya pemerintah Jepang menetapkan buku pelajaran yang memiliki izin saja yang boleh dipergunakan untuk sekolah dasar dan sekolah menengah, dan selama Perang Dunia II buku-buku pegangan tersebut bersifat nasionalitis dan militeris (Angela: 1988: 31). Pemerintah pusat pun memasok bukubuku secara gratis kepada semua siswa yang terdaftar di sekolah dasar negeri dan swasta, dan sekolah menengah (Sunbori, 1983: 136-138). Mata pelajaran yang diberikan khususnya untuk sekolah dasar adalah aritmatika, sejarah, bahasa Jepang, keterampilan dan moral. Kementerian pendidikan pun menetapkan kurikulum nasional untuk semua sekolah negeri dan swasta. Di bawah sistem tersebut, masingmasing sekolah menetapkan kurikulum sendiri sesuai dengan pertimbangan dan keadaan masyarakat dengan ketentuan undang-undang yang telah ditetapkan. Sesudah Perang Dunia II sistem pendidikan diperbaharui dengan adanya Perancangan Hukum Pendidikan Dasar yang memuat prinsip-prinsip pendidikan dengan dasar antiperang dan demokrasi. Demokratisasi sistem pendidikan sesudah perang diwujudkan melalui sentralisasi pengelolaan pendidikan diubah menjadi desentralisasi, prinsip persamaan kesempatan dalam pendidikan, pemisahan jenis kelamin ditiadakan dan pendidikan campuran dianjurkan, kurikulum pendidikan tidak diawasi oleh Pemerintah seperti awal mula tetapi sejalan dengan tingkat perkembangan dan individualitas siswa, guru diberi kebebasan dalam mengajar dan kebebasan guru-guru dalam mengikuti kegiatan politik, serta pengelolaan Universitas diberi suatu dasar yang sah dalam suatu sistem. Pemerintah Jepang kemudian menjamin pendidikan wajib belajar selama sembilan tahun (enam tahun sekolah dasar

4 dan tiga tahun sekolah menengah pertama) serta pemerintah Jepang memberikan hak setiap warga untuk mendapat pendidikan dan untuk menunjang hal itu sekolah menengah didirikan di seluruh negeri (Angela, 1988: 32-34). Sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa juga dimuat dalam karya sastra, yaitu novel Nijushi no Hitomi yang memiliki unsur-unsur pendidikan yang menonjol. Salah satunya adalah perpaduan sistem pendidikan terakoya dan militer yang diperuntukkan kepada seluruh anak-anak di Jepang. Dengan adanya perpaduan sistem tersebut, baik anak perempuan maupun laki-laki memiliki keahlian keterampilan. Oleh karena itu, sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa dalam novel Nijushi No Hitomi menarik untuk diteliti karena dengan sistem pendidikan tersebut memberikan pengaruh besar terhadap masyarakat Jepang. Novel Nijushi No Hitomi memuat kisah tentang pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa pada saat Perang Dunia II yang berakhir dengan kekalahan Jepang. Perang yang terjadi pada masa itu memberikan pengaruh yang besar terhadap dunia pendidikan dan kehidupan masyarakat pada saat itu. Perang yang terjadi di Jepang tidak memberikan pilihan terhadap anak-anak untuk melanjutkan pendidikan. Anak laki-laki pada saat itu diwajibkan untuk mengikuti pendidikan militer dan mereka akan diturunkan ke medan perang untuk menjadi tentara yang menjaga keutuhan bangsa. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini memilih novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi sebagai objek penelitian khususnya dalam pendekatan sosiologi sastra. Hal ini merujuk pada novel Nijushi No Hitomi yang menceritakan

5 penerapan sistem pendidikan beserta dampak penerapan sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah sistem pendidikan yang diterapkan di Jepang pada zaman Shouwa dalam novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi? 2. Bagaimanakah dampak penerapan sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa dalam novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu : 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi bertujuan agar pembaca memperoleh pemahaman tentang sistem pendidikan di Jepang yang terjadi pada zaman Shouwa dalam novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi adalah sebagai berikut :

6 1. Mengetahui sistem pendidikan yang diterapkan di Jepang pada zaman Shouwa dalam novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi 2. Mengetahui dampak penerapan sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa dalam novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi. 1.4 Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi adalah sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penelitian karya sastra, khususnya sistem pendidikan yang diterapkan di Jepang pada zaman Shouwa yang terkandung dalam sebuah karya sastra. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis yang ingin dicapai dalam menganalisis novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi adalah agar dapat membantu pembaca memahami isi cerita, terutama tentang sistem pendidikan dan dampak penerapan sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa dalam novel nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi. 1.5 Ruang Lingkup Sebuah penelitian memerlukan fokus bahasan agar penelitian yang dilakukan dapat terfokus dan tidak melenceng dari pokok permasalahan yang diteliti. Hal ini

7 dimaksudkan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas, sehingga penelitian ini dapat terarah dan terfokus. Penelitian ini difokuskan pada pembahasan penerapan sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa dan dampak penerapan sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa dalam novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi yang diterbitkan pada tahun 1952. 1.6 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah teks asli novel Nijushi No Hitomi karya Sakae Tsuboi. Novel ini diterbitkan oleh Kobunsha Co., Ltd. di Tokyo dengan tebal 286 halaman yang diterbitkan pada tahun 1952. Selain itu, data sekunder yang digunakan, yaitu buku-buku serta jurnal mengenai sistem pendidikan di Jepang. 1.7 Metode dan Teknik Penelitian Metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian meliputi, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik penganalisisan data, serta metode dan teknik penyajian hasil analisis data. 1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data yang secara khusus meneliti teks baik lama maupun modern (Ratna, 2006: 39) dengan teknik catat. Dalam hal ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara membaca sumber data, yaitu novel Nijushi

8 no Hitomi. Setelah itu data yang telah ditemukan dicatat, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan rumusan masalah yang terkait yaitu penerapan sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa dan dampak dari penerapan sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa. 1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data Metode penganalisisan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode dialetik (hubungan timbal balik), yaitu analisis faktor-faktor sosial yang terkandung dalam karya sastra yang terkandung dalam karya sastra yang diteliti. Teknik yang digunakan adalah menganalisis sistem pendidikan pada zaman Shouwa di Jepang dan dampak penerapan sistem pendidikan pada zaman Shouwa di Jepang yang terkandung dalam karya sastra yang diteliti, kemudian menganalisis sistem pendidikan dan dampak dari sistem pendidikan pada zaman Shouwa di Jepang, setelah itu hasil analisis akan digabungkan sehingga terhubung dengan fakta fiksi yang terdapat dalam karya sastra dan fakta yang ada dalam masyarakat (Sangidu, 2005: 28-29). 1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Setelah data dianalisis, tahap yang dilakukan selanjutnya adalah penyajian hasil analisis data. Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode informal, yang berarti penyajian hasil analisis melalui kata-kata, bukan dalam bentuk angka, bagan, atau statistik (Ratna, 2006: 50). Teknik penyajian hasil analisis data dilakukan dengan memaparkan fakta-fakta berupa kutipan-kutipan dari data yang

9 telah dianalisis sebelumnya, yaitu mengenai penerapan sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa dan dampak dari penerapan sistem pendidikan di Jepang pada zaman Shouwa yang terdapat dalam novel Nijushi no Hitomi karya Sakae Tsuboi.