Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi
|
|
- Yohanes Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Relasi antara Sastra, Kebudayaan, dan Peradaban Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Kemudian, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005: ) menuliskan bahwa sastra berarti bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). Selain itu, sastra juga dapat diartikan sebagai kitab ilmu pengetahuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan ungkapan pribadi manusia melalui bahasa atau kata-kata yang dapat dijadikan sebagai petunjuk bagi manusia lainnya. Dalam perkembangannya, pemikiran manusia dapat dituangkan ke dalam karya sastra. Menurut Sumardjo & Saini, karya sastra itu sendiri bermakna sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya. Pemahahaman ini menggunakan alat bahasa. Sastra adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain (1994: 5). Dengan membaca karya sastra besar, hal tersebut dapat menolong pembacanya menjadi manusia yang berbudaya (cultured man). Di sisi lain, terdapat banyak sekali definisi mengenai kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat (1974: 1), kebudayaan adalah seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya dan yang karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar. Kemudian, dikutip dari Tylor oleh Ratna (2003: 5) yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan aktivitas
2 manusia, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan lain. Di samping kebudayaan, terdapat pula istilah lain yang berkaitan erat, yaitu peradaban. Ratna (2003: 5) menyatakan bahwa peradaban berasal dari kata adab, bahasa Arab. Dalam tradisi Barat, peradaban disebut civilization (dari akar kata civis, civitas) yang berarti warga negara, negara kota. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa secara etimologis kebudayaan dan peradaban adalah sinonim, keduanya berarti keseluruhan hidup masyarakat manusia. Meskipun demikian, dalam perkembangan selanjutnya peradaban didefinisikan sebagai bentuk-bentuk kebudayaan yang paling tinggi, dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sastra lebih dekat dengan peradaban dibandingkan dengan kebudayaan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai-nilainya. Pada hakikatnya kebudayaan hanya berkaitan dengan keseluruhan aktivitas manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui perantara bahasa. Sebaliknya, dilihat dari sisi peradaban, dengan adanya sastra, masyarakat dapat melihat dan meneliti seberapa tinggi kualitas peradaban manusia dan gambaran budayanya pada suatu masa. Ratna mengutip pernyataan Huntington yang memberikan definisi tentang perbedaan antara kebudayaan dan peradaban, sebagai berikut: Sejarah manusia adalah sejarah peradaban itu sendiri, bukan sejarah kebudayaan. Berbeda dengan kebudayaan yang secara luas didefinisikan sebagai keseluruhan aktivitas manusia, sejak manusia hidup di muka bumi ini hingga sekarang; peradaban terbatas pada bentuk kebudayaan dengan nilai-nilai yang tinggi, seperti kesenian dan ilmu pengetahuan. Dengan kalimat lain, meskipun kebudayaan dianggap sebagai kompleksitas kehidupan manusia tetapi sebagai nilai-nilai, peradabanlah yang memiliki entitas yang paling luas. (2003: 7)
3 2. Peradaban Barat dan Peradaban Islam Pada awal pembahasan telah dikatakan bahwa sastra merupakan perwujudan nilai-nilai budaya yang tinggi dan maju serta dapat dijadikan sebagai identitas peradaban pada suatu masa. Hal tersebut dapat dilihat bahwa secara de facto terdapat tiga (3) jenis peradaban di dunia ini, yakni sosialisme-komunisme, kapitalisme (Barat), dan Islam. Namun demikian, peradaban sosialisme-komunisme telah mengalami kehancuran, yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet dan kemudian menjadi beberapa negara kecil pada tahun Setelah itu, Barat dan Islam menjadi dua (2) kubu yang saling bertentangan. Keduanya tidak pernah sejalan karena ide-ide dasar masing-masing peradaban tersebut tidak pernah sama. Bahkan, dalam praktiknya pun keduanya selalu berbeda arah dan tujuan. Jati (2007:1) menuliskan pengertian perbedaan antara peradaban Barat dan Islam sebagai berikut: Peradaban Barat merupakan sekumpulan pandangan hidup yang khas dari negara-negara Barat, seperti sekulerisme, pluralisme, liberalisme, dan sebagainya; sedangkan peradaban Islam merupakan sekumpulan pandangan hidup yang khas menurut perspektif Islam, seperti aqidah Islam dan syariah Islam beserta segala ide cabangnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan kembali bahwa peradaban Barat dan Islam, masing-masing memiliki pandangan hidup yang khas dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. 3. Novel Mrs. Dalloway (MD) dan Novel Ayat-Ayat Cinta (AAC) Salah satu bentuk ketidaksejalanan antara ide-ide Barat dan Islam dapat dilihat pada novel MD sebagai implementasi peradaban Barat dan novel AAC sebagai implementasi
4 peradaban Islam. Kedua novel tersebut sama-sama menyoroti kehidupan kaum perempuan, tetapi dalam perspektif yang berbeda. Novel MD memaparkan kehidupan para tokoh perempuan dari perspektif feminis. Esensi yang terungkap dalam novel tersebut adalah kehidupan kaum perempuan yang hak-haknya menjadi terbatas ketika mereka berumah tangga. Pernikahan akhirnya laksana penjara yang mampu mengekang hak-hak para perempuan, terutama dalam hal berpolitik. Kurniasih (2006: xiii) menyatakan bahwa cerita MD menguraikan tentang ketidakbahagiaan yang disebabkan oleh perampokan diri yang terjadi di dalam perkawinan khususnya, dan dalam relasi antara lelaki dan perempuan pada umumnya. Adapun novel AAC merupakan novel yang menggambarkan tentang kehidupan para tokoh perempuan dalam perspektif Islam, meliputi bagaimana muslimah berfikir dan bertingkah laku. Selain itu, novel tersebut juga mengungkap tentang seperangkat kaidah Islam dalam mengatasi berbagai persoalan kehidupan yang berkaitan erat dengan kaum perempuan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan kembali bahwa peradaban Barat berbeda dari peradaban Islam, terutama dilihat dari ide-ide yang diembannya sebagaimana terefleksikan dalam kedua novel di atas. Skripsi ini adalah sebuah kajian sastra bandingan dalam perspektif kebudayaan dengan menggunakan dua (2) pendekatan yang berbeda. Dalam menganalisis novel MD, penulis menggunakan pendekatan kritik sastra feminis; sedangkan dalam menganalisis novel AAC, penulis menggunakan pendekatan antropologi sastra. Pembedaan tersebut dilakukan karena novel MD memiliki esensi yang berbeda dari novel AAC.
5 Dalam kaitannya dengan kritik sastra feminis, dikutip dari Goefe oleh Sofia & Sugihastuti (2003: 23) mendefinisikan feminisme sebagai teori tentang persamaan antara laki-laki dan perempuan di bidang pilitik, ekonomi, dan sosial; atau kegiatan terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta kepentingan perempuan. Kemudian, Patel (2005: 118) menambahkan pengertian dari feminisme radikal berikut ini: Penganut feminisme radikal menuduh bahwa perkawinan adalah asal muasal kekalahan kaum perempuan kepada dominasi laki-laki; karena, melalui lembaga perkawinan itulah laki-laki mengendalikan perempuan, baik fungsi reproduksinya maupun pribadi mereka. Dengan demikian, pendekatan kritik sastra feminis tersebut adalah pendekatan yang tepat untuk mengungkap aspek-aspek budaya feminis yang melingkupi novel MD. Sementara itu, dalam kaitannya dengan pendekatan antropologi sastra, Endraswara menyatakan bahwa penelitian antropologi sastra dapat menitikberatkan pada dua (2) hal. Pertama, meneliti tulisan-tulisan etnografi yang berbau sastra untuk melihat aspek estetikanya. Kedua, meneliti karya sastra dari sisi pandang etnografi, yaitu untuk melihat aspek-aspek budaya masyarakat (2003: 107). Dengan merujuk pada poin kedua, maka tujuan digunakannya pendekatan tersebut adalah untuk mengungkap aspek-aspek budaya Islam yang melingkupi novel AAC. Dengan kata lain adalah menganalisis dari aspek nilai-nilainya. Selanjutnya, secara umum dapat diberikan pula mengenai definisi sastra bandingan. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005: 1002) mendefinisikan sastra bandingan sebagai telaah dan analisis terhadap kemiripan dan pertalian di antara karya sastra berbagai bahasa dan bangsa.
6 Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua pendekatan tersebut, yakni kritik sastra feminis dan antropologi sastra adalah dua (2) buah pendekatan yang layak dan sesuai untuk dijadikan sebagai pisau analisis masing-masing teks sastra. Kemudian, penggunaan sastra bandingan itu sendiri menunjukkan bahwa skripsi tersebut benar-benar membandingkan tentang dua (2) hal. 4. Alasan Pemilihan Judul Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka alasan dipilihnya judul tersebut adalah sebagai berikut: (1) Dilihat dari dua (2) buah teks sastranya, novel MD dan AAC merupakan dua (2) karya agung dan fenomenal yang ditulis oleh dua (2) pengarang hebat dan ternama. Kedua novel tersebut juga merupakan novel yang banyak dibaca oleh masyarakat. (2) Dilihat dari fokus permasalahan yang dirumuskan, permasalahan kehidupan perempuan merupakan sebuah kajian yang menarik untuk dibahas lebih lanjut, mengingat permasalahan tersebut masih menjadi topik yang hangat dibicarakan dan diperdebatkan oleh khalayak ramai. (3) Penulis ingin mengungkapkan dua (2) jenis peradaban yang sedang berseteru saat ini, yakni peradaban Barat dan peradaban Islam, dengan cara membandingkan keduanya melalui analisis dua (2) buah teks karya sastra, yang satu sarat dengan pemikiran Barat, sementara yang lain sarat dengan pemikiran Islam. Sebuah fakta riil yang layak untuk dipublikasikan agar masyarakat dapat melihat dan memahami secara terperinci tentang gambaran kedua peradaban tersebut.
7 B. RUMUSAN MASALAH Dengan merujuk pada latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas meliputi: (1) Bagaimanakah implementasi peradaban Barat dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel MD? (2) Bagaimanakah implementasi peradaban Islam dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel AAC? (3) Bagaimanakah perbandingan antara peradaban Barat dan Islam dalam novel MD dan AAC? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dengan berpatokan pada latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Menganalisis implementasi peradaban Barat dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel MD. (2) Menganalisis implementasi peradaban Islam dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel AAC. (3) Menganalisis perbandingan antara peradaban Barat dan Islam dalam kedua novel, yakni MD dan AAC. 2. Manfaat Penelitian
8 Berdasarkan tujuan yang telah ditulis tersebut, manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Manfaat teoritis yang diperoleh dari pengkajian novel tersebut adalah pembaca dapat mengetahui lebih banyak tentang teori peradaban, khususnya peradaban Barat dan Islam. (2) Manfaat praktis yang dapat diperoleh dari pengkajian kedua novel tersebut adalah pembaca dapat membandingkan khazanah sastra Inggris sebagai bentuk implementasi dari peradaban Barat dan khazanah sastra Islam sebagai bentuk implementasi dari peradaban Islam. D. Ruang Lingkup Penelitian Skripsi ini adalah skripsi kajian sastra bandingan dalam perspektif kebudayaan dengan menggunakan dua (2) buah obyek penelitian (novel). Adapun yang dimaksud dengan kebudayaan itu sendiri adalah pengkajian yang bertujuan untuk melihat aspek-aspek budaya yang melingkupi kedua teks sastra, sehingga akan didapati bahwa novel MD merupakan representasi dari peradaban Barat, sedangkan novel AAC merupakan representasi dari peradaban Islam. Sementara itu, sastra bandingan dibagi ke dalam dua (2) buah pendekatan, yaitu pendekatan kritik sastra feminis dan antropologi sastra. Dengan merujuk pada penjelasan sebelumnya, dalam penelitian tersebut penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada: pertama adalah menganalisis novel MD dengan menggunakan pendekatan kritik sastra feminis untuk mengetahui aspek-aspek budaya, khususnya ide-ide feminisme dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel tersebut, kedua adalah menganalisis novel AAC dengan
9 menggunakan pendekatan antropologi satra untuk mengetahui aspek-aspek budaya Islam dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan, dan ketiga membahas tentang perbandingan antara peradaban Barat dan Islam dalam kedua novel. E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Berdasarkan tema yang diangkat dari kedua novel, yakni novel MD yang merupakan representasi pemikiran peradaban Barat dan novel AAC yang merupakan representasi pemikiran peradaban Islam, dapat dilihat bahwa skripsi tersebut adalah membandingkan dua (2) hal. Dengan kata lain, skripsi tersebut berupa kajian sastra bandingan dengan menggunakan dua (2) pendekatan yang berbeda, yakni pendekatan kritik sastra feminis untuk menganalisis novel MD dan pendekatan antropologi sastra untuk menganalisis novel AAC. Djajanegara (2000: 4) mengungkapkan bahwa inti tujuan feminisme adalah meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar sama atau sejajar dengan kedudukan serta derajat laki-laki. Kemudian, dia juga mengungkapkan bahwa kritik sastra feminis merupakan alat baru dalam mengkaji dan mendekati suatu teks (2000: 20). Sementara itu, dalam kaitannya dengan pendekatan antropologi sastra, Ratna (2004: 351) menyatakan bahwa antropologi sastra adalah Studi mengenai karya sastra dengan relevansi manusia, yang dibicarakan dalam kaitannya dengan antropologi cultural, dengan karya-karya yang dihasilkan oleh manusia seperti bahasa, religi, mitos, sejarah, hukum, adat-istiadat, dan karya seni.
10 Sementara itu, dalam kaitannya dengan pendekatan antropologi sastra, Endraswara menyatakan bahwa penelitian antropologi sastra dapat menitikberatkan pada dua (2) hal. Pertama, meneliti tulisan-tulisan etnografi yang berbau sastra untuk melihat aspek estetikanya. Kedua, meneliti karya sastra dari sisi pandang etnografi, yaitu untuk melihat aspek-aspek budaya masyarakat (2003: 107). Dengan merujuk pada poin kedua, maka tujuan digunakannya pendekatan tersebut adalah untuk mengungkap aspek-aspek budaya Islam, dalam arti nilai-nilainya yang melingkupi novel AAC. Selanjutnya, dapat dituliskan pula mengenai pengertian dari sastra bandingan. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2005: 1002) menyebutkan bahwa sastra bandingan adalah telaah dan analisis terhadap kemiripan dan pertalian di antara karya sastra berbagai bahasa dan bangsa. 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan penulis terhadap obyek penelitian novel MD dan novel AAC- dengan memanfaatkan penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan di ruang kerja peneliti atau di perpustakaan tempat peneliti memperoleh data dan informasi tentang objek penelitiannya melalui buku-buku atau alat audiovisual lainnya (Semi, 1993: 8). Intinya, dalam penelitian tersebut penulis menggunakan metode analitis. Semi (1993: 10) menyatakan bahwa metode analitis adalah metode dengan membaca karya sastra yang digunakan sebagai bahan acuan tersebut. Penulis menganalisis isi yang terkandung di dalamnya dan berusaha menguraikannya dengan penjelasan yang lengkap dan mendukung. Dalam kaitannya dengan penggunaan metode
11 tersebut, penulis dapat memperoleh data dari novel serta informasi dan referensi yang berhubungan erat dengan masalah yang sedang penulis bahas. Adapun urutan kerja yang penulis lakukan adalah: pertama, melakukan analisis terhadap novel MD untuk mengungkap aspek-aspek budaya feminisme yang melingkupi kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuannya; kedua, melakukan analisis terhadap novel AAC untuk mengungkap aspek-aspek budaya Islam yang melingkupi kehidupan pribadi dan sosial utama perempuannya; dan ketiga, membandingkan kedua peradaban, yaitu Barat dan Islam yang terungkap dalam masing-masing novel tersebut. F. Sistematika Penulisan Bab I menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II mendeskripsikan tentang biografi pengarang dan sinopsis dari masing-masing novel, yaitu novel MD dan AAC. Bab III memuat penelitian sebelumnya, teori peradaban, peradaban Barat yang mencakup latar belakang munculnya peradaban Barat, peradaban Islam yang terdiri dari latar belakang munculnya peradaban Islam dan teori antropologi sastra dalam perspektif Islam, serta teori sastra bandingan. Bab IV menguraikan tentang perbandingan novel MD dan AAC, yang meliputi: analisis implementasi peradaban Barat dalam kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel MD, analisis implementasi peradaban Islam dalam
12 kehidupan pribadi dan sosial tokoh utama perempuan dalam novel AAC, dan perbandingan antara peradaban Barat dan Islam dalam novel MD dan AAC. Bab V berisi kesimpulan.
BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai lingkungan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam (intrinsik) dan luar (ekstrinsik). Pada gilirannya analisis pun tidak terlepas dari kedua
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Strategi Penelitian Jenis penelitian dalam mengkaji novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra dijadikan sebagai pandangan kehidupan bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua orang, khususnya pecinta sastra.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA. Adapun penelitian sebelumnya, antara lain: 1. Terdapat dalam sebuah tesis dengan judul Transformasi Nilai-Nilai Ajaran Islam
BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya Adapun penelitian sebelumnya, antara lain: 1. Terdapat dalam sebuah tesis dengan judul Transformasi Nilai-Nilai Ajaran Islam dalam Ayat-Ayat Cinta (AAC)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sistem semiotik terbuka, karya dengan demikian tidak memiliki kualitas estetis intrinsik secara tetap, melainkan selalu berubah tergantung dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengetahui pandangan budaya dalam suatu masyarakat, tidak hanya didapatkan dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang bersangkutan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi fisik yang lebih lemah dan dikenal lembut sering menjadi alasan untuk menempatkan kaum perempuan dalam posisi yang lebih rendah dari lakilaki. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman sosialnya dalam karya yang akan dibuat. Secara umum dapat digambarkan bahwa seorang pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang berdasarkan aspek kebahasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hidup berbudaya dan berkomunikasi. Salah satu cara manusia untuk berkomunikasi yaitu melalui sastra. Sastra merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan juga dapat dikatakan sebagai hasil pemikiran manusia tentang penggambaran kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ekspresi kreatif untuk menuangkan ide, gagasan, ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut akan senantiasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai karya sastra, novel muncul sebagai sebuah representasi atau pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai seni dalam sebuah karya tidak selalu berwujud pada benda tiga dimensi saja. Adapun kriteria suatu karya dapat dikatakan seni jika karya tersebut memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta śāstra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata śās- yang berarti instruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang yang kemudian lahir sebuah karya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlawanan budaya merupakan perjuangan hak yang bertentangan agar terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan untuk melakukan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni yang merekam kembali alam kehidupan, akan tetapi yang memperbincangkan kembali lewat suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Meskipun analisis ini dapat dikatakan kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia, baik lisan maupun tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetika yang dominan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI Sebagaimana telah disinggung pada Bab 1 (hlm. 6), kehidupan masyarakat dapat mengilhami sastrawan dalam melahirkan sebuah karya. Dengan demikian, karya sastra dapat menampilkan gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan ciptaan sosial yang menampilkan gambaran kehidupan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan gejala kejiwaan yang didalamnya terdapat fenomenafenomena kehidupan yang sesuai dengan realita masyarakat. Sastra bisa dipahami sebagai lembaga yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari gejolak dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sastra merupakan gambaran kehidupan yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai keindahan. Sebuah karya sastra bukan ada begitu saja atau seperti agak dibuat-buat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.
1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiiki sifat-sifat yang abadi dengan memuat kebenarankebenaran
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara teoretis kita dapat melakukan berbagai macam bandingan, di antaranya (a) bandingan intratekstual, seperti studi filologi, yang menitikberatkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat masih terkungkung oleh tradisi gender, bahkan sejak masih kecil. Gender hadir di dalam pergaulan, percakapan, dan sering juga menjadi akar perselisihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Sastra dan manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra muncul sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Munculnya feminisme memang tak lepas dari akar persoalan yang ada di kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih dianggap sebagai makhluk inferior.
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK. KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR TABEL. DAFTAR DIAGRAM.. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1
DAFTAR ISI ABSTRAK. KATA PENGANTAR.. UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL. DAFTAR DIAGRAM.. i ii iii v x xii BAB I PENDAHULUAN. 1 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 1.2 Rumusan Masalah.. 19 1.3 Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang untuk memperkenalkan kebudayaan suatu daerah tertentu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya sastra merupakan suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Werren dan Wellek, 2014:3). Sastra bisa dikatakan sebagai karya seni yang bersifat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan baru. Kajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Luxemburg (1989:6) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra adalah rekaan, sebagai terjemahan fiksi secara etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura. Dalam novel baik pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan pada umumnya selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Demikian halnya dengan kesusastraan Indonesia. Perkembangan kesusastraan Indonesia sejalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusiawi dan tidak adil di negerinya sendiri. Gesekan-gesekan sosial akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga ratus lima puluh tahun, Indonesia dijajah oleh Belanda. Selama itu pula masyarakat Indonesia mengalami perlakuan yang tidak manusiawi dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti tulisan, istilah dalam bahasa Jawa Kuna berarti tulisan-tulisan utama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu objek kajian yang selalu menarik untuk diteliti karena karya sastra mengisyaratkan gambaran hidup dan kehidupan manusia yang luas dan kompleks.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah wadah bagi pengarang untuk menyampaikan gagasan, ide, pemikiran yang berdasarkan pengalaman dan kenyataan sosial yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Sastra banyak diminati masyarakat karena bersifat mendidik dan menghibur (sebagai bacaan). Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa. Kegiatan sastra merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bandingan melibatkan studi teks-teks antarkultur atau budaya. Terdapat hal penting yang merupakan pola hubungan kesastraan. Bagian tersebut seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan
1 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Mitos adalah tipe wicara, segala sesuatu bisa menjadi mitos asalkan disajikan oleh sebuah wacana. Mitos tidak ditentukan oleh objek pesannya, namun oleh bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan buah karya dari seorang pengarang, dengan menghasilkan sebuah karya sastra pengarang mengharapkan karyanya dapat dinikmati dan dipahami
Lebih terperinciJudul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini
1 Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan, kelahirannya di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa pengalaman dan imajinasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil ekspresi isi jiwa pengarangnya. Melalui karyanya pengarang mencurahkan isi jiwanya ke dalam tulisan yang bermediumkan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114). Suatu karya sastra menampilkan pelbagai permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manifestasi kehidupan manusia.secara etimologi, sastra sendiri diartikan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia.secara etimologi, sastra sendiri diartikan sebagai alat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari daya imajinasi pengarang yang dituangkan dalam sebuah wadah. Sastra sendiri adalah bentuk rekaman dari bahasa yang akan disampaikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judul skripsi, buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari
1 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan masalah manusia dan kemanusiaan. Sastra merupakan hasil cipta kreatif dari seorang pengarang, lahir melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu bentuk kreativitas pengarang yang di dalamnya mengandung ungkapan perasaan dan pikiran pengarang yang bersumber dari realitas kehidupan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang engkaji aspek psikologi tokoh dalam karya sastra (Endraswara, 2011:97). Penilitan psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian terhadap karya sastra penting dilakukan untuk mengetahui nilainilai yang terkandung dalam karya sastra. Sebuah karya sastra pada dasarnya mencerminkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dihayati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai media hiburan,
Lebih terperinci