KATA PENGANTAR. waktu. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun merupakan laporan Tahun pertama dari pelaksanaan Peraturan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. waktu. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun merupakan laporan Tahun kedua dari pelaksanaan Peraturan

BUPATI TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TABALONG NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN TABALONG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2014 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 15.A TAHUN 2012

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH KABUPATEN WAJO.

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG. 2. Indeks Pembangunan Gender = 1/3 [ (Xede(1) + Xede(2) + Iinc-dis)]

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 5. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : iii

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI PACITAN PROPINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah- Nya, maka tugas penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Kabupaten Tabalong Tahun 2015 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2015 merupakan laporan Tahun pertama dari pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 18 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tabalong Tahun 2015 2019. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong dimaksudkan sebagai sarana untuk mengevaluasi pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan KATA PENGANTAR i

bertanggung jawab dan untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam menuju terwujudnya kepemerintahan yang baik, bersih dan berwiibawa (good governance and clean government) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong. Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada semua fihak atas kebersamaan dan dukungan dalam rangka penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2015. Semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong ini dapat menjadi sarana evaluasi dan memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Tabalong bagi peningkatan kinerja yang lebih baik di masa mendatang. Tanjung, Maret 2015 BUPATI TABALONG, Drs.H.ANANG SYAKHFIANI,M.Si KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar.. Daftar isi. Ikhtisar Eksekutif... Daftar Tabel... Daftar Grafik... i iii iv vi viii Bab I Pendahuluan A. Gambaran Umum... 1 B. Kondisi Sumber Daya Manusia / Aparatur. 9 C. Organisasi Perangkat Daerah.. 15 Bab II Perencanaan Kinerja A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.. 18 B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015. 25 Bab III Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi... 30 B. Akuntabilitas Keuangan... 100 BAB IV PENUTUP. 119 LAMPIRAN Pernyataan Telah Direviu Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 Daftar Penghargaan Tahun 2015 DAFTAR ISI iii

IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Tabalong berisi pertanggung jawaban Kinerja Tahun 2015 sebagai bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan maupun kegagalan dalam menjalankan tugas dan fungsi. Laporan kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja. Tahun 2015 adalah tahun ke-1 (pertama) dari RPJMD Kabupaten Tabalong Tahun 2015-2019 yang menjabarkan visi misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih kedalam bentuk pencapaian agenda tujuan dan prioritas sasaran. Pengukuran Kinerja dan keberhasilan ataupun kegagalan dalam mencapai setiap sasaran di Kabupaten Tabalong pada Tahun 2015, dapat diberikan ringkasan hasil sebagai berikut: Tujuan 1: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang produktif, berkepribadian dan beriman Dengan jumlah 3 (tiga) sasaran yang diukur melalui 10 (sepuluh) indikator, dengan hasil capaian: 6 (enam) indikator dengan capaian sangat memuaskan; 1 (satu) indikator dengan capaian memuaskan; 1 (satu) indikator dengan capaian sangat baik; 1 (satu) indikator dengan capaian baik; dan 1 (satu) indikator dengana capaian cukup. IKHTISAR EKSEKUTIF iv

Tujuan 2: Meningkatkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam, daya saing dan pertumbuhan ekonomi Dengan jumlah 8 (delapan) sasaran yang diukur melalui 32 (tiga puluh dua) indikator, dengan capaian: 26 (dua puluh enam) indikator dengan capaian sangat memuaskan; 4 (empat) indikator dengan capaian memuaskan; 1 (dua) indikator dengan capaian kurang; 1 (satu) indikator dengan capaian sangat kurang; dan Tujuan 3: Meningkatkan kemandirian, profesionalisme, produktivitas aparatur, pelayanan publik dan peran serta masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan Dengan jumlah 5 (lima) sasaran yang diukur melalui 18 (tujuh belas) indikator, dengan capaian: 14 (empat belas) indikator dengan capaian sangat memuaskan; 1 (satu) indikator dengan capaian memuaskan; 1 (satu) indikator dengan capaian sangat kurang; dan 2 (dua) indikator lainnya tercapai sesuai target. IKHTISAR EKSEKUTIF v

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Jumlah Desa / Kelurahan dan Luas Wilayah per Kecamatan 5 Tabel 1.2. SDM berdasarkan Jenis Kelamin 9 Tabel 1.3. SDM berdasarkan Golongan/Kepangkatan 10 Tabel 1.4. SDM berdasarkan Pendidikan Formal 11 Tabel 1.5. SDM berdasarkan Jabatan / Eselonering 13 Tabel 1.6. SDM berdasarkan Jenis Diklat Penjenjangan 14 Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kab.Tabalong Tahun 2015 25 Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja 31 Tabel 3.2. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemahaman Dan Pengamalan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Pemerintahan Dan Kemasyarakatan 33 Tabel 3.3. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Budaya Kerja Yang Berkualitas Dan Produktif 37 Tabel 3.4. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Jangkauan Pelayanan Sosial Serta Peran Masyarakat Dalam Menurunkan Penyakit Masyarakat (Pekat) 42 Tabel 3.5. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia 47 Tabel 3.6. Peringkat IPM Tabalong Tahun 2014.. 51 Tabel 3.7. Pengukuran Kinerja Sasaran Berkembangnya Ekonomi Berbasis Pertanian Dalam Arti Luas... 59 Tabel 3.8. Pengukuran Kinerja Sasaran Menurunnya Angka Kemiskinan 61 DAFTAR TABEL vi

Tabel 3.9. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Kuantitas Infrastruktur... 64 Tabel 3.10. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak.. 67 Tabel 3.11. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas SDA Dan Lingkungan Hidup.. 70 Tabel 3.12. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Potensi Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan Seni Budaya 75 Tabel 3.13. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Produksi Sektor Industri Kecil Dan Menengah Dan Koperasi 78 Tabel 3.14. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kemampuan Keuangan Daerah 82 Tabel 3.15. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Yang Mantap Tabel 3.16. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Tabel 3.17. Pengukuran Kinerja Sasaran Terwujudnya Manajemen Perencanaan Yang Efektif 83 86 93 Tabel 3.18. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat Dan Desa Dalam Rangka Pertumbuhan Daerah 96 Tabel 3.19. Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2015 (Unaudit). 101 Tabel 3.20. Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2015 (Unaudit). 111 Tabel 3.21. Realisasi Pembiayaan Tahun Anggaran 2015 (Unaudit) 118 DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Banyaknya Desa menurut Kecamatan... 6 Grafik 1.2. Persentase Luas Wilayah Kabupaten Tabalong menurut Kecamatan 6 Grafik 1.3. Berdasarkan Golongan / Kepangkatan 10 Grafik 1.4. Berdasarkan Pendidikan Formal 12 Grafik 1.5. Berdasarkan Jabatan / Eselonering 13 Grafik 1.6. Berdasarkan Jenis Diklat Penjenjangan... 14 DAFTAR GRAFIK viii

BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM K abupaten Tabalong terbentuk secara sah dengan dikeluarkannya Undang Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756). Lahirnya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1965 Tanggal 14 juni 1965, yang mendorong daerah pesiapan Tingkat II Tabalong ditingkatkan lagi menjadi Daerah Otonomi Tingkat II Tabalong yang dipimpin oleh seorang Kepala Daerah, yang menjalankan roda Pemerintahan sendiri baik eksekutif maupun Legislatif. 1. GEOGRAFI DAN IKLIM Kabupaten Tabalong secara geografis berada pada 1150 9 1150 47 Bujur Timur dan 10 18 20 25 Lintang Selatan. Dengan batas-batas: sebelah utara dan timur dengan propinsi Kalimantan Timur, sebelah selatan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara, kemudian sebelah barat dengan Propinsi Kalimantan Tengah. Luas wilayah Kabupaten Tabalong yang meliputi 12 kecamatan adalah 3.946 km2 atau sebesar 10,61% dari luas propinsi Kalimantan Selatan. BAB I PENDAHULUAN 1

Bentuk morfologi wilayah dapat dibagi menjadi empat bentuk yaitu daratan alluvial, dataran, bukit dan pegunungan. Jika dilihat dari persentasenya ternyata wilayah ini didominasi oleh dataran sebesar 41,34 persen dan pegunungan sebesar 29,79 persen. Temperatur udara di temperatur udara maksimum di Kabupaten Tabalong pada tahun 2014 berkisar antara 220C sampai 330C, temperatur udara minimum berkisar antara 220C sampai 25.50C dan rata-rata temperature udara setiap bulan berkisar antara 24,50C sampai 270C. Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Maret yaitu 109 mm sedangkan curah hujan minimum terjadi pada bulan Januari, dan Desember yaitu 0,4 mm. Jumlah seluruh curah hujan selama tahun 2014 adalah 2.323 mm dan jumlah hari hujan adalah 146 hari. 2. PEMERINTAHAN Wilayah administrasi Kabupaten Tabalong terdiri dari 12 Kecamatan yang terbagi atas tiga wilayah pengembangan pembangunan (WPP), bagian utara meliputi kecamatan Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya, dan Jaro. Bagian tengah meliputi kecamatan Tanta, Tanjung, dan Murung Pudak. Serta bagian selatan BAB I PENDAHULUAN 2

meliputi kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua, dan Muara Harus. Jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Tabalong ini sebanyak 121 desa dan 10 kelurahan. Pusat kota dan kantor pemerintahan kabupaten Tabalong berada di 3 Kecamatan yaitu Tanjung sebagai ibukota kabupaten, Murung Pudak, dan Tanta. BAB I PENDAHULUAN 3

PETA KABUPATEN TABALONG BAB I PENDAHULUAN 4

Tabel 1.1. Jumlah Desa / Kelurahan dan Luas Wilayah per Kecamatan Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Kelurahan Luas wilayah Banua Lawas 15 161,67 Pugaan 7 64,06 Kelua 11 1 115,78 Muara Harus 7 62,90 Tanta 14 172,10 Tanjung 11 4 323,34 Murung Pudak 5 5 118,72 Haruai 13 469,77 Bintang Ara 9 391,50 Upau 6 323,00 Muara Uya 14 924,16 Jaro 9 819,00 Jumlah 121 10 3.946,00 BAB I PENDAHULUAN 5

Grafik 1.1. Banyaknya Desa menurut Kecamatan Grafik 1.2. Persentase Luas Wilayah Kabupaten Tabalong menurut Kecamatan BAB I PENDAHULUAN 6

3. PENDUDUK Jumlah penduduk yang besar dengan disertai kualitas sumber daya manusia yang baik merupakan suatu keuntungan bagi daerah yang bersangkutan. Hal ini merupakan modal penting dalam pembangunan. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar tanpa disertai kualitas yang handal, akan berpotensi menjadi factor penghambat pembangunan daerah. Penduduk kabupaten Tabalong tahun 2014 berjumlah 235.777 jiwa yang terdiri dari laki-laki 119.767 jiwa dan perempuan 116.010 jiwa dan jumlah rumahtangga adalah 66.480 rumahtangga. Penduduk terbanyak adalah pada kecamatan Murung Pudak sebanyak 48.633 jiwa, disusul kecamatan Tanjung 35.126 jiwa. Dan yang paling sedikit adalah kecamatan Muara Harus 6.341 jiwa. Kepadatan penduduk per km2 di kabupaten Tabalong adalah 60 jiwa, dimana kecamatan Murung Pudak adalah yang terpadat dengan 410 jiwa per km2 disusul kecamatan Kelua 210 jiwa per km2, sedangkan kecamatan Jaro yang terjarang penduduknya yaitu 19 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tabalong dari tahun 2013 ke tahun 2014 adalah 11.75 persen. Kecamatan Jaro adalah kecamatan yang mengalami laju pertumbuhan yang terbesar yaitu 2.83 persen, dan yang terendah adalah Banua Lawas dengan 0.83 persen. BAB I PENDAHULUAN 7

4. PENDIDIKAN Pendidikan adalah indikator keberhasilan pembangunan suatu bangsa adalah tingkat pendidikan penduduknya. Semakin maju pendidikan akan membawa pengaruh positif bagi masa depan. Jumlah sekolah negeri untuk tingkat dasar di kabupaten Tabalong adalah TK 4 buah, SD 219 buah, SLTP 55 buah, SLTA 11 buah, serta SMK 8 buah. Sedangkan untuk sekolah swasta TK 172 buah, SD 6 buah, SLTP 4 buah, SLTA 2 buah, serta SMK 2 buah. Sekolah agama juga banyak terdapat didaerah ini yaitu MI negeri 12 buah, swasta 21 buah kemudian Tsanawiyah negeri 12 buah, swasta 12 buah, serta Aliyah negeri 4 buah dan swasta 5 buah. 5. KESEHATAN Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, dan pada gilirannya masyarakat akan memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif. Jumlah Puskesmas di kabupaten Tabalong tahun 2014 adalah 16 buah dan Puskesmas Pembantu sebanyak 31 buah. Sementara itu jumlah dokter umum dan dokter gigi masing-masing sebanyak 28 dan 5 orang, sedangkan jumlah dokter spesialis 7 orang di RSUD Tanjung. BAB I PENDAHULUAN 8

B. KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA / APARATUR o Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015 mencapai 5.448 orang, terdiri 2.638 laki-laki (48,42%), dan 2.810 perempuan (51,58%). Tabel : 1.2. Berdasarkan Jenis Kelamin PRIA WANITA JUMLAH 2,638 2,810 5,448 o Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan golongan terdiri dari : - Golongan IV/A : 1.265 orang ( 23,22% ) - Golongan IV/B : 152 orang ( 2,79% ) - Golongan IV/C : 25 orang ( 0,46% ) - Golongan IV/D : 0 orang ( 0% ) - Golongan IV/E : 0 orang ( 0% ) - Golongan III/A : 649 orang ( 11,91% ) - Golongan III/B : 843 orang ( 15,47% ) - Golongan III/C : 668 orang ( 12,26% ) - Golongan III/D : 594 orang ( 10,90% ) - Golongan II/A : 170 orang ( 3,12% ) - Golongan II/B : 216 orang ( 3,96% ) - Golongan II/C : 413 orang ( 7,58% ) - Golongan II/D : 330 orang ( 6,06% ) - Golongan I/A : 14 orang ( 0,26% ) BAB I PENDAHULUAN 9

- Golongan I/B : 37 orang ( 0,68% ) - Golongan I/C : 39 orang ( 0,72% ) - Golongan I/D : 33 orang ( 0,61% ) Tabel : 1.3. Berdasarkan Golongan/Kepangkatan GOLONGAN IV III II I JLH A B C D E A B C D A B C D A B C D 1,265 152 25 0 0 649 843 668 594 170 216 413 330 14 37 39 33 5,448 Grafik 1.3. Berdasarkan Golongan/Kepangkatan 1,265 843 649 668 594 413 330 152 25 0 0 170 216 14 37 39 33 A B C D E A B C D A B C D A B C D IV III II I GOLONGAN BAB I PENDAHULUAN 10

o Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan pendidikan terdiri dari : - SD : 90 orang ( 1,65% ) - SLTP : 106 orang ( 1,95% ) - SLTA : 957 orang ( 17,57% ) - D-I : 37 orang ( 0,68% ) - D-II : 623 orang ( 11,44% ) - D-III : 584 orang ( 10,72% ) - D-IV : 83 orang ( 1,52% ) - S-1 : 2.744 orang ( 50,37% ) - S-2 : 224 orang ( 4,11% ) - S-3 : 0 orang ( 0% ) Tabel : 1.4. Berdasarkan Pendidikan Formal PENDIDIKAN JUMLAH SD SLTP SLTA D-I D-II D-III D-IV S-1 S-2 S-3 90 106 957 37 623 584 83 2,744 224 0 5,448 BAB I PENDAHULUAN 11

Grafik : 1.4. Berdasarkan Pendidikan Formal 2,744 90 106 957 37 623 584 83 224 0 SD SLTP SLTA D-I D-II D-III D-IV S-1 S-2 S-3 PENDIDIKAN o Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan jabatan / eselonering, terdiri dari : - Jafung (JFT/AK) : 3.566 orang ( 65,46% ) - Non Eselon (JFU) : 1.144 orang ( 21,00% ) - Eselon II.a : 1 orang ( 0,02% ) - Eselon II.b : 30 orang ( 0,55% ) - Eselon III.a : 54 orang ( 0,99% ) - Eselon III.b : 96 orang ( 1,76% ) - Eselon IV.a : 411 orang ( 7,54% ) - Eselon IV.b : 114 orang ( 2,09% ) - Eselon V.a : 32 orang ( 0,59% ) - Eselon V.b : 0 orang ( 0% ) BAB I PENDAHULUAN 12

Tabel : 1.5. Berdasarkan Jabatan / Eselonering ESELON JAFUNG NON ESELON V IV III II JUMLAH A B A B A B A B 3,566 1,144 32 0 411 114 54 96 1 30 5,448 Grafik : 1.5. Berdasarkan Jabatan / Eselonering 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 A B A B A B A B V IV III II JAFUNG NON ESELON ESELON o Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan jenis diklat penjenjangan, terdiri dari : - Non Diklat : 4.867 orang ( 89,34% ) - Diklatpim IV : 462 orang ( 8,48% ) - Diklatpim III : 101 orang ( 1,85% ) - Diklatpim II : 18 orang ( 0,33%) - Diklatpim I : 0 orang ( 0% ) BAB I PENDAHULUAN 13

Tabel : 1.6. Berdasarkan Jenis Diklat Penjenjangan SEPADA/ADUM/ SEPADYA/ SESPA/ LEMHANAS NON DIKLAT JUMLAH SEPALA/ADUMLA/ SPAMA SPAMEN SPATI/ DIKLAT PIM IV DIKLATPIM III DIKLATPIM II DIKLATPIM I 4,867 462 101 18 0 5,448 Grafik : 1.6. Berdasarkan Jenis Diklat Penjenjangan 4,867 5,448 462 101 18 0 BAB I PENDAHULUAN 14

C. ORGANISASI PERANGKAT DAERAH Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tabalong; Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Tabalong; dan Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Tabalong, Jumlah Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tabalong terdiri dari: 1) Sekretariat Daerah; 2) Sekretariat DPRD; 3) Inspektorat Daerah 4) Dinas Tanaman Pangan Dan Hortilkutura 5) Dinas Peternakan Dan Perikanan 6) Dinas Kehutanan Dan Perkebunan 7) Dinas Pekerjaan Umum 8) Dinas Tata Kota, Kebersihan Dan Pengelolaan Pasar 9) Dinas Pendidikan 10) Dinas Kesehatan 11) Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda Dan Olah Raga 12) Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja BAB I PENDAHULUAN 15

13) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UMKM 14) Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil 15) Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika 16) Dinas Energi Dan Sumberdaya Mineral 17) Dinas Pendapatan Daerah 18) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 19) Badan Lingkungan Hidup Daerah 20) Badan Kepegawaian Daerah 21) Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik 22) Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa 23) Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana 24) Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan Pertanian 25) Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Terpadu 26) Badan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah 27) Badan Penanggulangan Bencana Daerah 28) Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Tanjung 29) Satuan Polisi Pamong Praja 30) Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah 31) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI 32) Kecamatan (12) 33) Kelurahan (10) BAB I PENDAHULUAN 16

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bupati Tabalong Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPT Dinas Daerah dan Peraturan Bupati Tabalong 48 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPT Badan pada Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tabalong, maka jumlah UPT yang ada di Kabupaten Tabalong sebanyak 65 (enam puluh lima) buah. BAB I PENDAHULUAN 17

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH 1. Visi isi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala V daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam masa jabatan selama 5 (lima)tahun sesuai misi yang diemban. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2015 2019 Kabupaten Tabalong merupakan dokumen yang menjabarkan rencana pembangunan lima tahun. Dalam dokumen RPJMD terkandung berbagai program pembangunan daerah yang disusun atas dasar visi dan misi kepala daerah. Berdasar pada kondisi daerah, potensi, peluang dan tantangan dalam pembangunan daerah dengan mengacu pada visi kepala daerah terpilih dalam pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah tahun 2014, maka pembangunan Kabupaten Tabalong dalam 5 (lima) tahun kedepan dengan visi : Menuju Kabupaten Tabalong yang agamais, sejahtera dan mandiri Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terhadap sebuah keinginan yang kuat untuk mewujudkan BAB II PERENCANAAN KINERJA 18

Kabupaten Tabalong sebagai sebuah daerah yang tatanan masyarakatnya diarahkan kepada masyarakat madani yang beretika dan bermoral serta mampu memenuhi kebutuhan hidup lahir dan batin dengan rasa aman dan nyaman yang didukung oleh sistem ekonomi, sosial dan budaya yang handal dan dinamis serta mampu bertindak sesuai keadaan dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak. Secara filosofis visi diatas dapat dijelaskan melalu makna yang terkandung didalamnya sebagai berikut: - Kabupaten Tabalong yang agamais Merupakan pendekatan membumi melalui pembiasaan dalam rangka mengamalkan nilai-nilai agama pada kalangan masyarakat dan aparatur pemerintah daerah untuk hidup agamais dan modern dalam tatanan sosial kemasyarakatan serta memiliki kebiasaan dalam bekerja produktif dan bermanfaat. Nilai-nilai agama yang seharusnya mendapat perhatian tersebut seperti kejujuran, kedisiplinan, keikhlasan, kemandirian, keadilan, amanah, profesionalisme, musyawarah, kebersamaan/persatuan, aspiratif/akomodatif, tawakal dan lainlain. - Kabupaten Tabalong yang sejahtera Merupakan pendekatan lahiriah untuk mencapai suatu keadaan masyarakat yang mampumemenuhi kebutuhan hidup lahir dan batin dengan rasa aman dan nyaman untuk menjadi masyarakat BAB II PERENCANAAN KINERJA 19

yang lebih baik, makmur, sehat dan damai. - Kabupaten Tabalong yang mandiri Merupakan pendekatan kelembagaan dan profesionalitas dalam rangka perkuatan sistem ekonomi, sosial dan budaya yang handal dan dinamis serta mampu bertindak sesuai keadaan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak dengan memaksimalkan potensi ekonomi yang ada seperti sumber daya manusia yang dioptimalkan, pemanfaatan sumber daya alam lokal, dan pemberdayaan lembaga ekonomi yang ada melalui kerja keras dan inovatif. 2. MISI Guna mewujudkan visi sebagaimana yang telah disampaikan Bupati dan Wakil Bupati, maka ditetapkan MISI yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Adapun MISI pembangunan yang harus dilaksanakan dalam RPJMD Kabupaten Tabalong tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: - Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Agamais Dalam misi ini pembangunan diarahkan agar tercapai masyarakat madani yang beretika dan bermoral melalui peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, memperkuat kelembagaan keagamaan, pendidikan dan kemasyarakatan. BAB II PERENCANAAN KINERJA 20

- Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dalam misi ini pembangunan diarahkan agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan dan kebutuhan dasar lainnya melalui kebijakan pembangunan daerah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat serta upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup. - Mewujudkan Kemandirian Dengan Membangun dan Mengembangkan Potensi Sumber Daya. Dalam misi ini pembangunan diarahkan pada tercapainya sistem yang handal dan dinamis yang mampu bertindak sesuai keadaan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak melalui penguatan kelembagaan ekonomi, sosial budaya dan pemerintahan. 3. Tujuan dan Sasaran Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut, maka diperlukan kerangka yang jelas pada setian misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadidasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. BAB II PERENCANAAN KINERJA 21

Tujuan dan sasaran merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait. Perumusan tujuan dan sasaran, selain menerjemahkan visi dan misi juga menjawab permasalahan pembangunan. Adapun tujuan dan sasaran pelaksanaan masingmasing misi sebagai berikut: - Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Yang Agamais Tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif, berkepribadian dan beriman. Sasaran yang ingin dicapai adalah : a. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan b. Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif c. Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT) - Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Tujuan dari misi ini adalah meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam, daya saing dan pertumbuhan ekonomi. Sasaran yang ingin dicapai adalah : a. Meningkatnya indeks pembangunan manusia b. Berkembangnya ekonomi berbasis pertanian dalam arti luas c. Menurunnya angka kemiskinan BAB II PERENCANAAN KINERJA 22

d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur e. Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak f. Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup g. Meningkatnya potensi pemuda, olahraga, pariwisata dan seni budaya h. Meningkatnya kualitas dan produksi sektor industri kecil dan menengah dan koperasi - Mewujudkan kemandirian dengan membangun dan mengembangkan potensi sumber daya. Tujuan dari misi ini adalah meningkatkan kemandirian, profesionalisme, produktivitas aparatur, pelayanan publik dan peran serta masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan. Sasaran yang ingin dicapai adalah : a. Meningkatnya kemampuan keuangan daerah b. Meningkatnya ketahanan pangan yang mantap c. Meningkatnya kualitas pelayanan publik d. Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif e. Meningkatnya keberdayaan keberdayaan masyarakat dan desa dalam rangka pertumbuhan daerah BAB II PERENCANAAN KINERJA 23

4. Arah Kebijakan Tahun 2015 Arah Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan adalah tujuan yang terkait dengan visi dan misi sebagai rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan serta upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Arah kebijakan yang ditetapkan pada periode tahun 2015 2019 merupakan penjabaran dari visi dan misi RPJMD, namun tetap tidak terlepas dan harus mengacu pada arah kebijakan yang ada pada Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tabalong Tahun 2015 2025. Arah kebijakan tahun 2015 diarahkan untuk memperkokoh kelembagaan pemerintahan daerah dan penataan seluruh sektor pembangunan sebagai penopang utama pelaksanaan pembangunan Kabupaten Tabalong selama lima tahun. Penguatan kelembagaan yang didukung dengan penanaman nilai-nilai keagamaan dilakukan tidak hanya pada lembaga pemerintahan daerah, namun juga pada kelembagaan sosial masyarakat dan kelembagaan politik yang memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan pembangunan daerah, sehingga terwujud Kabupaten Tabalong yang agamais. Sedangkan penataan seluruh sektor pembangunan dilakukan untuk menghadapi periode pembangunan yang akan berjalan lebih pesat di masa yang akan datang. Arah Kebijakan tahun 2015 dapat disebut sebagai TAHUN KELEMBAGAAN DAN PENATAAN BAB II PERENCANAAN KINERJA 24

B. PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015 Dokumen penetapan kinerja merupakan dokumen pernyataan / kesepakatan / perjanjian kinerja untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama beserta target kinerja dengan mengacu pada Peraturan Bupati Tabalong Nomor 54 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong. Tabel : 2.1. PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 1. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilainilai keagamaan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan 2. Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif 1. Penurunan jumlah konflik bernuansa SARA 2. Jumlah sarana prasarana sosial dan keagamaan yang mendapat bantuan 1. Persentase penyelesaian kasus hukuman disiplin 2. Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan Daerah 3. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : BPK 4. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : BPKP, Itjen, Provinsi, APIP lainnya 5. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : Reguler Kabupaten 0 223 80 WTP 90 90 90 6. Persentase pencapaian prolegda 31,25 BAB II PERENCANAAN KINERJA 25

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 3. Meningkatnya kualitas dan jangkaua pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT) 4. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia 1. Prosentase penyelesaian kasus pelanggaran Perda 2. Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 100 1. Indeks Pembangunan Manusia 72,65 2. APK SD/MI/Paket A 113,42 3. APK SMP/MTs/Paket B 96,69 4. APM SD/MI/Paket A 99,18 5. APM SMP/MTs/Paket B 78,12 75 6. Angka Kelulusan (AL) SD/MI 100 7. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99,83 8. Persentase Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 9. Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 71,39 86,70 10. Angka Kematian Ibu 130 5. Berkembangnya ekonomi berbasis pertanian dalam arti luas 6. Menurunnya angka kemiskinan 11. Angka Kematian Bayi 11 12. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 1. Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein 100 88,82 2. Penguatan Cadangan Pangan 50,00 3. Stabilitas harga dan pasokan pangan 1. Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terhadap jumlah penduduk 55,00 55 2. Angka Kemiskinan 5,14 7. Meningkatnya kualitas kuantitas dan 1. Persentase Jalan Kabupaten Dengan Kondisi Baik 68 BAB II PERENCANAAN KINERJA 26

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET infrastruktur 2. Persentase Jembatan Kabupaten Dengan Kondisi Baik 63 3. Jumlah Jaringan Irigasi 40 4. Rasion Rumah Layak Huni 90 5. Persentase ketersediaan sarana angkutan darat 30 8. Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan Perlindungan anak 9. Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup 10. Meningkatnya potensi pemuda, olahraga, pariwisata dan seni budaya 11. Meningkatnya kualitas dan produksi industry kecil, menengah, dan koperasi 12. Meningkatnya kemampuan keuangan daerah 1. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 1. Persentase luas pemukiman yang tertata 2. Tersedianya luasan RTH publik sebesar 30 % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan 3. Pemasangan pembangkit listrik tenaga surya di daerah yang belum terjangkau PLN 4. Persentase Penegakan hukum lingkungan 1. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dan Nusantara 2. Jumlah prestasi olah raga dalam berbagai kejuaraan 3. Terbentuknya tempat tujuan wisata 100 17,87 26,5 60 100 10.500 1. Persentase Usaha Mikro dan Kecil 99,96 2. Persentase koperasi aktif 74,23 1. Persentase peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 12 9 113.261. 638.000 13. Meningkatnya 1. Produksi Padi Meningkat 97.704 BAB II PERENCANAAN KINERJA 27

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET ketahanan pangan yang mantap 14. Meningkatnya kualitas pelayanan public 2. Peningkatan produksi perkebunan 71,69 3. Produksi perikanan 10.600 1. Prosentase peningkatan Survey kepuasan Masyarakat (IKM) 75% 2. Predikat SAKIP Kabupaten C 3. Meningkatnya minat baca masyarakat 4. Peningkatan Sistem informasi Pelayanan Perijinan 5. Pelaksanaan apel kesadaran nasional bagi PNS/ASN 6. Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk 7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK 25.000 1 12 0,563 83 8. Website milik pemerintah daerah 30 15 Terwujudnya manajemen perencanaan efektif yang 16. Meningkatnya keberdayaan masyarakat dan desa dalam rangka pertumbuhan daerah. 9. Peningkatan klasifikasi RSUD H.Badaruddin 1. Persentase capaian pelaksanaan program pembangunan dengan SKPD 2. Persentase kesesuaian pembangunan daerah dengan ketentuan aturan tata ruang 3. Meningkatkan kesesuaian pembangunan dengan RTRW 1. Tingkat perkembangan lembaga ekonomi perdesaan (terbentuknya BUMDes) 2. Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa (Jumlah desa mandiri) C 100 80 60 24 20 BAB II PERENCANAAN KINERJA 28

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA aporan akuntabilitas Kinerja berisi pertanggung jawaban Kinerja Lsuatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan Kinerja dan dokumen perencanaan, menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian Indikator Kinerja utama organisasi, penjelasan yang memadai atas pencapaian Kinerja, dan pembandingan capaian Indikator Kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target Kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap Indikator Kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas Kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian Kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis. Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 29

sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok Indikator Kinerja sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan. Dalam hal ini, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja (Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah). A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015 Pengukuran Capaian Indikator Kinerja pada setiap sasaran dilakukan dengan cara membandingkan antara target setiap Indikator dengan realisasinya, sehingga hasil akhir terhadap perhitungan capaian kinerja dapat dilakukan sebagai pengkategorian setiap hasil capaian. Dalam tabel berikut disajikan pengelompokan klasifikasi pengkategorian penilaian terhadap setiap hasil capaian. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 30

Tabel : 3.1. SKALA NILAI PERINGKAT KINERJA No Nilai Angka Interpretasi 1. >90-100 Sangat Memuaskan 2. >80-90 Memuaskan 3. >70-80 Sangat Baik 4. >60-70 Baik 5. >50-60 Cukup 6. >30-50 Kurang 7. 0-30 Sangat Kurang 3.1 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015 Salah satu fondasi utama dalam manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan public dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Mendasari IKU Kabupaten Tabalong dan sebagai format pelaporan kinerja ini maka dapat diberikan evaluasi dan analisis capaian terhadap 3 tujuan, 16 sasaran strategis dan 60 indicator kinerja, yang dapat dirinci sebagai berikut: Tujuan 1 dengan 3 sasaran dan 10 indikator Tujuan 2 dengan 8 sasaran dan 32 indikator Tujuan 3 dengan 5 sasaran dan 18 indikator BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 31

TUJUAN 1 : MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG PRODUKTIF, BERKEPRIBADIAN DAN BERIMAN Dijabarkan dalam 3 (tiga) sasaran dengan 10 (sepuluh) indikator. o Sasaran Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan, diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (1) Penurunan jumlah konflik bernuansa SARA, dan (2) Jumlah sarana prasarana sosial dan keagamaan yang mendapat bantuan. o Sasaran Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif, diukur melalui 6 (enam) indikator yaitu (1) Persentase penyelesaian kasus hukuman disiplin, (2) Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan Daerah (3) Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh BPK, (4) Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh BPKP, Itjen, Provinsi, APIP lainnya, (5) Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh Reguler Kabupaten, dan (6) Persentase pencapaian program legislasi daerah (Prolegda). o Sasaran Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT), diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (1) Prosentase penyelesaian kasus pelanggaran Perda, dan (2) Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 32

TUJUAN 1 SASARAN 1 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif, berkepribadian dan beriman Meningkatnya Pemahaman Dan Pengamalan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Pemerintahan Dan Kemasyarakatan Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.2. Pengukuran kinerja sasaran MENINGKATNYA PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM PEMERINTAHAN DAN KEMASYARAKATAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 TARGET REALISASI CAPAIAN KATEGORI 1. Penurunan jumlah konflik bernuansa SARA 0 0 100% Sangat memuaskan 2. Jumlah sarana prasarana sosial dan keagamaan yang mendapat bantuan 223 200 89,68% Memuaskan Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.2. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja, hasil capaian adalah: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 33

1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan dan; 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori memuaskan. Penurunan jumlah konflik bernuansa SARA, SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tidakan SARA. Tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia. Sesuai dengan target, di Tabalong pada tahun 2015 tidak ada peristiwa konflik bernuansa SARA, meski tidak ada peristiwa bernuansa SARA berbagai upaya telah diupayakan antara lain melalui tindakan pencegahan dengan mengaktifkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), seminar kerukunan umat beragama, dan merencanakan serta mengevaluasi berbagai program kegiatan untuk meningkatkan kerukunan dalam masyarakat, upaya lain adalah dengan mengaktifkan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Komunitas Intelelijen Daerah (Kominda), optimalisasi peran aparat Kecamatan maupun Perangkat Desa, meningkatkan koordinasi antar aparat keamanan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 34

(Kepolisian, Satuan Polisi Pamong Praja) sebagai upaya preventif untuk mencegah adanya konflik. Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam beragama dilaksanakan setiap tahun dengan melibatkan tokoh agama melalui sosialisasi pembinaan kerukunan antar umat beragama, sedangkan peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi pemantapan wawasan kebangsaan. Jumlah sarana prasarana sosial dan keagamaan yang mendapat bantuan, Pada tahun 2015 target sarana prasarana sosial keagamaan yang mendapat bantuan sebanyak 223 buah, sedangkan capaian realisasi adalah sebesar 200 buah, sehingga capaia kinerja adalah 89,68% (tinggi). Dalam UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 298 ayat (5) menegaskan bahwa Belanja Hibah dapat diberikan kepada a.l: Badan, Lembaga, dan Organisasi Kemasyarakatan yang berbadan hukum lndonesia, seyogyanya bantuan di Tabalong hampir tidak dapat dilaksanakan dengan adanya ketentuan tersebut, namun dengan adanya Surat Edaran Mendagri Nomor 900/4627/SJ bahwa penyediaan anggaran belanja hibah dan bantuan sosial dilaksanakan sepanjang telah dilakukan evaluasi dan mendapatkan rekomendasi dari Kepala SKPD terkait, memperoleh pertimbangan dari TAPD dan tercantum dalam KUA/PPAS tahun anggaran berkenaan. Dengan dasar inilah BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 35

bantuan terhadap sarana prasarana sosial dan keagamaan dapat direalisasikan meski belum mencapai 100%, tidak terpenuhinya target 100% ini disebabkan pula oleh keterlambatan dari calon penerima hibah/bantuan yang terlambat melengkapi berkas dengan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 36

TUJUAN 1 SASARAN 2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif, berkepribadian dan beriman Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.3. Pengukuran kinerja sasaran MENINGKATNYA BUDAYA KERJA YANG BERKUALITAS DAN PRODUKTIF INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 TARGET REALISASI CAPAIAN KATEGORI 1. Persentase penyelesaian kasus hukuman disiplin 80 95 118,7% Sangat memuaskan 2. Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan Daerah WTP WTP 100% Sangat memuaskan Prosentase 3. penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : 90 100 111% Sangat memuaskan BPK 4. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil 90 94 104% Sangat memuaskan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 37

pengawasan, oleh : BPKP, Itjen, Provinsi, APIP lainnya 5. 6. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : Reguler Kabupaten Persentase pencapaian prolegda 90 58 64% Baik 31,25 25 80% Sangat baik Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.3. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 6 (enam) indikator kinerja, hasil capaian adalah: 4 (empat) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan. 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja sangat baik dan; 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja baik. Persentase penyelesaian kasus hukuman disiplin, terpenuhinya target keberhasilan dalam penanganan penyelesaian kasus hukuman disiplin tidak terlepas dari dukungan semua pihak, berbagai upaya juga telah dilakukan oleh BKD seperti sosialisasi peraturan per undang-undangan tentang disiplin PNS, melakukan BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 38

komunikasi dan pembinaan terhadap PNS yang terlibat pelanggaran disiplin, langkah lain yang ditempuh adalah optimalisasi terhadap kerja tim penjatuhan hukuman disiplin, membentuk tim pansus dalam mencari akurasi data dilapangan khususnya dalam hal yang menyangkut izin perceraian yang berindikasi kearah pelanggaran disiplin PNS. Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan Daerah, untuk tahun 2014 opini BPK atas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Tabalong adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), pada tahun 2015 ditargetkan dapat mempertahankan opini WTP, mengingat hasil penilaian opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah baru dapat diketahui sekitar bulan Juni dan Juli. Maka capaian realisasi pada tahun 2015 terhadap opini BPK belum dapat diketahui. Dalam rangka mempertahankan opini WTP tersebut Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah dengan dukungan seluruh SKPD telah berupaya dengan melaksanakan kegiatan penatausahaan aset sesuai dengan aturan yang berlaku, melaksanakan stock of name barang (persediaan barang) dengan baik, dimana posisi saldo persediaan per 31 Desember 2015 sebesar 6.487.364.368,-, melaksanakan system pengendalian internal yang memadai (pengawasan oleh pimpinan masing-masing SKPD), dan adanya kepatuhan terhadap perundang-undangan. Sedangkan untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tabalong disusun dari kompilasi laporan keuangan 79 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 39

SKPD yang telah terintegrasi dalam system informasi manajemen pengelolaan keuangan daerah. LKPD tersebut biasanya diserahkan pada tanggal 31 Maret. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh: BPK LHP dari hasil pemeriksaan oleh BPK atas LKPD pemerintah tabalong pada tahun 2015 terdapat 34 (tiga puluh empat) buah rekomendasi. Dimana dari seluruh rekomendasi tersebut sudah ditindak lanjuti seluruhnya / 100% Penetapan tindak lanjut selesai sesuai rekomendasi dan dalam proses penyelesaian ditentukan selanjutnya oleh BPK Pusat di Jakarta. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh: BPKP, Itjen, Provinsi, APIP lainnya LHP dari BPKP pada tahun 2015, terdapat 7 (tujuh) buah laporan hasil pemeriksaan, dengan jumlah temuan terbanyak 48 (empat puluh delapan) buah temuan. Dari 48 temuan trersebut sudah ditindak lanjuti sebanyak 45 (empat puluh lima) temuan / 94%. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh: Reguler Kabupaten penyelesaian tindak lanjut dari hasil pemeriksaan pada kabupaten pada tahun 2015, dari target capaian sebesar 90% hanya terealisasi sebanyak 58% dengan rincian sbb : pada tahun 2015 ada 32 LHP yang terbit dengan jumlah rekomendasi 126 buah BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 40

47 buah rekomendasi selesai ditibndaklanjuti (37,30%) 26 buah rekomendasi dalam proses penyelesaian (20,63%) Belum tercapainya target kondisi ini disebabkan antara lain : Terdapat 7 (tujuh) laporan hasil pemeriksaan yang terbit pada minggu terakhir desember 2015, sehingga tim evaluasi dan monitoring cukup kesulitan menyelesaikan tindak lanjutnya. tim evaluasi dan monitoring inspektorat jugamenyelesikan tindak lanjut atas LHP tahun sebelumnya. Persentase Pencapaian Prolegda Pada tahun 2015 ini, target dari program legislasi daerah (Prolegda) sebanyak 32 Peraturan Daerah (PERDA), yang sudah disampaikan ke DPRD oleh Bupati Tabalong sebanyak 14 PERDA dan yang sudah di paripurnakan oleh DPRD sebanyak 7 PERDA, sedangkan untuk Raperda inisiatif targetnya sebanyak 2 PERDA dan yang terealisasi hanya 1 buah PERDA, dengan target di tahun 2015 penyelesaian persentase Raperda sebesar 31,25% sedangkan persentase Perda yag telah diparipurnakan sebesar 25%, maka capaian kinerja yang diperoleh adalah 80% sehingga kategorinya adalah tinggi. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 41

TUJUAN 1 SASARAN 3 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif, berkepribadian dan beriman Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT) Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel : 3.4. Pengukuran kinerja sasaran MENINGKATNYA KUALITAS DAN JANGKAUAN PELAYANAN SOSIAL SERTA PERAN MASYARAKAT DALAM MENURUNKAN PENYAKIT MASYARAKAT (PEKAT) INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 TARGET REALISASI CAPAIAN KATEGORI 1. Prosentase penyelesaian kasus pelanggaran Perda 100 100 100% Sangat memuaskan 2. Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 75 44 58,66% Cukup Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.4. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja, hasil capaian adalah: BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 42

1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan dan; 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori cukup. Prosentase penyelesaian kasus pelanggaran Perda, upaya penegakan Perda dan menciptakan ketentraman dan ketertiban umum pada umumnya adalah terkendala dengan persoalan masih lemahnya koordinasi antar instansi terkait yang belum berjalan secara optimal. Dalam hal implementasi Perda acapkali muncul adanya keterbatasan dimana belum mengatur persoalan sanksi yang memadai, sehingga terkesan pelaksanaan Perda kurang jelas dan tegas. Meskipun demikian pada tahun 2015 belum ada permasalahan pelanggaran Perda yang ditangani satpol PP sehingga target penyelesaian 100% dapat terlaksana. Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK), Respon time (waktu tanggap) adalah waktu minimal yang diperlukan dimulai saat menerima informasi dari warga/penduduk sampai tiba di tempat kejadian serta langsung melakukan tindakan yang diperlukan secara cepat dan tepat sasaran di Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). Tingkat waktu tanggap (response time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran (WMK) adalah rasio antara kejadian kebakaran yang tertangani dalam waktu tidak lebih dari 15 (lima belas) menit dengan jumlah kejadian kebakaran di WMK, pada tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 43

2015 target yang telah ditetapkan di wilayah kabupaten Tabalong adalah 75%, sedangkan realisasi sebesar 44%, sehingga capaian kinerja adalah 58,66% (rendah). Rendah dan tidak tercapainya indikator ini adalah : Kabupaten Tabalong wilayah perkebunan dan kehutanan lebih besar dari wilayah permukiman masyarakat, sehingga bencana alam seperti kebakaran hutan dan lahan potensinya lebih besar ketimbang wilayah permukiman, hal lain sebagai kendala adalah sarana dan prasarana yang ada dan dimiliki oleh UPT Damkar masih minim dan sangat terbatas bila dibanding dengan rasio kebutuhan, juga masih minimnya ketrampilan dan pelatihan terhadap SDM petugas pemadam kebakaran sehingga belum memenuhi sesuai dengan harapan. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 44

TUJUAN 2 : MENINGKATKAN POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN SUMBER DAYA ALAM, DAYA SAING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI Dijabarkan dalam 8 (delapan) sasaran dengan 32 (tiga puluh dua) indikator o Sasaran Meningkatnya indeks pembangunan manusia, diukur melalui 12 (dua belas) indikator yaitu (1) Indeks Pembangunan Manusia, (2) APK SD/MI/Paket A, (3) APK SMP/MTs/Paket B, (4) APM SD/MI/Paket A, (5) APM SMP/MTs/Paket B, (6) Angka Kelulusan (AL) SD/MI, (7) Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs, (8) Persentase Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV, (9) Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV, (10) Angka/Jumlah Kematian Ibu melahirkan, (11) Angka/Jumlah Kematian Bayi, dan (12) Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan. o Sasaran Berkembangnya ekonomi berbasis pertanian dalam arti luas, diukur melalui 3 (tiga) indikator yaitu (1) Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein, (2) Penguatan Cadangan Pangan, dan (3) Stabilitas harga dan pasokan pangan. o Sasaran Menurunnya angka kemiskinan, diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (1) Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terhadap jumlah penduduk dan (2) Angka Kemiskinan. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 45