BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hotels Internationale yang memiliki waralaba Hotel terbesar di dunia. Quality

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pemerintah telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata juga dapat menjadi pemasukan devisa negara, memperluas

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang tinggi diluar rumah dengan gaya hidup yang cenderung dinamis.

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menyebar di semua lapisan kehidupan termasuk di dalam restoran hotel,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi jika dunia pariwisata Indonesia

BAB II URAIAN TEORITIS

BABI PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam memenuhi kebutuhan pokok tamu yang menginap dihotel.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjamur di Indonesia khususnya Darah Istimewa Yogyakarta. Semakin

BAB XII ORGANISASI PELAYANAN DI RESTORAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

KINERJA PRAMUSAJI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PRIME STEAK HOUSE J.W MARRIOTT HOTEL MEDAN KERTAS KARYA OLEH. Yuke Okto Edelina S

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

Pendahuluan. A. Pengertian Pelayanan. Arista Atmadjati, S.E., M.M 1

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan enak dan lebih murah. usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (Undang-undang No.9 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. negara tujuan utama pariwisata dunia. adalah usaha jasa perhotelan. Berdasarkan Keputusan dari Menteri

PELAYANAN FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT DALAM MEMPERTAHANKAN KEPUASAN TAMU DI HOTEL SAHID SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. konsep makanan siap saji (fast food) dan restoran atau rumah makan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang jasa restoran harus cermat dalam menentukan

BAB III TINJAUAN UMUM HOTEL XYZ. didaerah Jakarta Timur, hotel ini dibangun sejak Maret 1993 dan mulai

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, serta mendapatkan kepuasan di dalam menerima pelayanan (service) selama

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia perdagangan multinasional dan toko-toko besar pada saat ini, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut akan diuraikan secara singkat, yang selajutnya penjelasan tersebut akan

BAB II. Dalam bisnis servis makanan, dapat dilihat poin yang terpenting dengan. menggunakan rantai nilai yang dikembangkan oleh Michael Porter.

tertinggi berdasarkan susunan hirarki yang dikembangkan. Perhitungan yang pengolahan dan penilaian analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan. bisa memberikan kesan pertama yang menyenangkan kepada tamu. Di The

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota Solo. Ketersediaan banyaknya hotel membuat tingkat kunjungan tamu

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan ekonomi di Indonesia

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PKL. 3.1 Gambaran Singkat Hotel The Majesty Bandung. sebuah perusahaan yang bernama PT. Bandung Inti Kharisma (BAIK) yang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagianfront office yang menawarkan fasiltas Hotel.Front

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Puri Artha dikenal sebagai Hotel yang menerapkan adat tradisional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. retail food dan non-food dengan konsep convenience store yang berasal dari

Q :Selamat sore, terima kasih atas waktu Pak Wahyu, saya melakukan sesi wawancara ini untuk mendukung hasil penelitian saya. A :iya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI ANALISIS TENTANG PENERAPAN VARIASI MENU DINNER TERHADAP TINGKAT KUALITAS OPERASIONAL KERJA BAGI KITCHEN DI HOTEL HYATT REGENCY YOGYAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. Praktisi Public Relations berperan sebagai fasilitator komunikasi. Peran public

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASISDATA

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERANAN FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT PADA HOTEL ISTANA JEMBER THE ROLE OF FOOD AND BEVERAGE DEPARTMENT AT ISTANA HOTEL JEMBER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hotel Quality adalah salah satu hotel berbintang di Gorontalo berlokasi di Jl.

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

pada Pelaksanaan Praktik General Service Procedure (GSP)... 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Restoran KFC Cabang Kota Gorontalo merupakan satu-satunya cabang

BAB I PENDAHULUAN. Hotel Hyatt Regency merupakan salah satu hotel bintang lima terbaik di Yogyakarta.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kantor Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon (2013)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa akomodasi (kamar) yang dikelola

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian 7

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati oleh orang-orang yang relatif kaya pada awal abad

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman dan di peruntukan bagi tamu hotel dan khalayak umum. Disetiap usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya intensitas persaingan dari pesaing menuntut perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Sektor ini akan menciptakan banyak peluang kerja terkait

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Homestay The Rumah Kita merupakan city hotel di kota Lumajang, strategis dan berada pada pusat kota, Homestay The Rumah Kita sering

BAB.I PENDAHULUAN. untuk membentuk sebuah identitas (image) dan harga yang sekarang semakin

PERAN PRAMUSAJI TERHADAP KEPUASAN TAMU DI SWISS CAFE PADA GRAND SWISS BEL HOTEL INTERNASIONAL MEDAN KERTAS KARYA. Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri yang ada sekarang ini baik yang bergerak di

BAB III OBJEK PENELITIAN. 1.1 Sejarah Singkat Hotel Puri Khatulistiwa Jatinangor

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Adi Soenarno dalam bukunya Front Office Management (2006 :

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa Hampir setiap hotel memiliki fasilitas yang sama, yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

B A B I PENDAHULUAN. Kota Solo memiliki banyak keunikan salah satunya dikenal sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang komunikasi pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk. menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Kuta. Jendela pariwisata di Bali yang baru menonjol adalah Seminyak. Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Perkembangan pariwisata diindonesia tidak bisa dilepaskan dari peran

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Hotel Quality adalah Hotel yang mempunyai brand mewah dari choice Hotels Internationale yang memiliki waralaba Hotel terbesar di dunia. Quality Hotel adalah Hotel bisnis berbintang 3, bertaraf International dengan jumlah kamar 54 dan terletak di pusat bisnis Kota Gorontalo yang secara resmi dibuka pada tanggal 5 juli 2006. Quality Hotel merupakan Hotel yang mempunyai franchise terbesar kedua di Dunia yang membawahi 4 nama Hotel yakni, Sleep Inn, Quality Hotel, Comfort and Suites Hotel serta Clarion Hotel yang tersebar di 46 Negara dan memiliki 5000 Hotel, Inn, Suites dan Resort. Adapun Fasilitas yang dimiliki Quality Hotel Gorontalo Quality Hotel Gorontalo mempunyai jumlah kamar 54 diantaranya : Superior = 32 Room Deluxe = 18 Room Junior Suite = 2 Room Executive Suite = 2 Room Hotel Quality juga mempunyai 3 meeting Room yang terdiri dari, Hulonthalo Ballroom, Dumbo meeting room,

Binthe meeting room Dan juga terdapat beberapa tempat hiburan dan santai yaitu, Lounge bar Palm terrace Inbox karaoke Q-Corn Pub 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Kondisi pramusaji di Q-Corn Pub Quality Hotel Gorontalo Pramusaji Q-Corn Pub mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, beberapa pramusaji ada yang latar belakangnya hanya setaraf SMU atau SMK dan ada juga yang bergelar sarjana non pariwisata. Pengalaman pramusaji di Q-Corn Pub dapat dikatakan sudah cukup lama karena sudah bartahun-tahun, namun sayangnya hanya di Q-Corn Pub saja. Sesuai hasil pengamatan penulis, kondisi tersebut menyebabkan para pramusaji terlihat sudah dapat menguasai produkproduk minuman yang ada di Q-Corn Pub namun mereka tidak dapat menghafal jenis atau bahan campurannya, sehingga hal ini membuat para pramusaji tersebut tidak dapat menjawab jika ada tamu yang bertanya tentang minuman yang ingin dipesan. Dengan demikian operasional menjadi lambat karena dalam melayani 1 (satu) table saja bisa menghabiskan waktu yang lama, bahkan pramusaji tidak dapat memberikan saran kepada tamu untuk mendapatkan minuman yang sesuai. Cara pramusaji berkomunikasi dengan tamu maupun sesama karyawan sangatlah jarang, sehingga seringkali terjadi salah pengertian antara tamu dengan pramusaji maupun sesama karyawan. Kemampuan dalam berkomunikasi dari

pramusaji masih terasa kurang. Hal ini terutama komunikasi yang terjadi dengan tamu yang datang dalam penjualan minuman yang menjadi produk andalan ataupun produk yang baru menjadi tidak maksimal. Para pramusaji belum sepenuhnya menerapkan cara menjual minuman kepada tamu yang datang, hal ini dapat berakibat terhadap pendapatan dari Q-Corn Pub. Pengawasan terhadap jalannya operasional juga masih dirasakan minim, sehingga cara bekerja dari pramusaji menjadi tidak termonitor dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan entertaint manager bahwa bila dilihat dari tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para pramusaji sebenarnya telah memenuhi persyaratan dalam bekerja, karena lulusan SMU dan SMK sebenarnya telah memiliki tingkat pemahaman yang baik terhadap bidang pekerjaan dan tidak terlalu mengalami kendala yang berarti. Akan tetapi hal ini tidak terjadi dengan pramusaji Q-Corn Pub, mereka terkesan tidak peduli dengan kondisi seperti ini.terkadang juga pramusaji terlihat tidak menghiraukan tamu yang sudah duduk di Q-Corn Pub padahal tamu tersebut belum memesan apapun. 4.2.2 Kondisi pelayanan di Q-Corn Pub Quality Hotel Gorontalo Q-Corn Pub memiliki daya tampung kurang lebih 150 pengunjung. Banyaknya pengunjung dapat membuat pramusaji kewalahan dikarenakan sistim yang lambat prosesnya, sehingga untuk membuat orderan dapat memakan waktu sekitar 5 menit. Para pramusaji pun seringkali lupa dengan tamu yang memesan karena banyaknya tamu. Sistim pelayanan yang terjadi di Q-Corn Pub adalah pramusaji mengambil pesanan tamu dengan mengandalkan daya ingat karena

tidak adanya nomor meja yang seringkali dapat menimbulkan permasalahan dalam pelayanan. Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan dengan entertaint manager bahwa pramusaji di Q-Corn Pub masih membutuhkan pelatihan kembali, meskipun dari manajemen sudah pernah mengadakan pelatihan. Pelayanan pun terlihat masih kurang optimal karena dampak dari pelatihan yang diadakan masih belum terlaksana dalam operasional. Kebanyakan pengunjung memberikan complaint karena kurangnya pelayanan yang baik oleh pramusaji disaat ramai maupun sepi, tamu seringkali terabaikan karena tidak ada kepedulian dari pramusaji. Begitu juga dengan penyambutan tamu yang baru datang hampir sama sekali tidak ada karena sifat masa bodoh dari para pramusaji maka tamu merasa tidak dilayani dgn baik. Berdasarkan hasil observasi yang dilihat di lapangan, para pramusaji masih belum bisa membaca situasi dan kondisi dari tamu itu sendiri, sehingga para tamu yang ingin memesan makanan atau minuman seringkali sudah tidak melalui pramusaji tapi langsung memesan ke counter bar. Dalam hasil wawancara dengan tamu mengatakan bahwa pelayanan yang ada di Q-Corn Pub harus lebih ditingkatkan agar pelayanan menjadi lebih baik dan tamu dapat terlayani dengan baik serta bisa menjadi kesan buat tamu untuk datang kembali ke Q-Corn Pub.

4.2.3 Kondisi manajemen dalam meningkatkan pelayanan di Q-Corn Pub Quality Hotel Gorontalo. Pihak manajemen dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kualitas dari pelayanan sudah beberapa kali melakukan pelatihan bagi seluruh karyawan yang bekerja khususnya pramusaji. Frekuensi pelatihan biasanya dijadwalkan oleh pihak manajemen setiap 3 bulan sekali. Pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan hotel, dan diadakan di Hotel Quality Gorontalo. Departemen yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pelatihan antara lain F & B Manager, Entertaint Manager dan Head Department lainnya yang ada dalam outletnya masing-masing yang langsung dimonitoring oleh pihak Human Resource Depatment (HRD). Sebelum operasional dimulai pihak manajer selalu mengadakan briefing bagi para pramusaji. Hal ini dilakukan guna mengingatkan ataupun mengevaluasi hasil kerja operasional yang kemarin serta melancarkan pekerjaan karyawan dalam operasional. Saat ini pun pihak manajemen berupaya untuk setiap karyawan agar mendapat pelatihan kembali guna meningkatkan kemampuan dalam operasional yang nantinya akan sangat berdampak bagi pendapatan dan kualitas pelayanan serta memberikan saran-saran bagi pramusaji agar dapat melancarkan operational sehari-hari. 4.3 Pembahasan 4.3.1 Performance Pramusaji yang Layak Secara teori menurut Soekresno dan Pendit (2004;1) pramusaji adalah karyawan restoran hotel yang mempunyai tugas dan tanggung jawab melayani

kebutuhan makan dan minum bagi para pelanggan hotel secara professional mereka sangat berperan dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan yang secara tidak langsung akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Lewat komunikasi dengan para pelanggan, seorang pramusaji harus dapat segera mendeteksi keinginan dan kebutuhan para pelanggan untuk mewujudkannya. Dalam kegiatan food and beverage, setiap pramusaji dituntut untuk selalu bersifat cooperative dan concentius, yang artinya selalu mengutamakan kerja sama serta memiliki sifat yang teliti. Seorang pramusaji harus selalu tersenyum dengan penuh keikhlasan. Salah satu tugas dari seorang pramusaji yaitu menyiapkan peasanan makanan dan minuman yang dipesan oleh tamu dan melayani keperluan tamu. Seperti apa yang didapat dari hasil wawancara pramusaji, pelatihan memang sangatlah dibutuhkan agar pramusaji dapat mengetahui tata cara pelayanan yang baik. Pramusaji di Q-Corn Pub rata-rata telah mempunyai pengalaman kerja yang sudah mampu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan, namun dampak dari pelatihan yang diberikan oleh manajemen ternyata masih belum bisa diperlihatkan pramusaji dalam operasional, yang seharusnya pramusaji mengikuti sistim dari pelayanan yang menyambut tamu yang datang, mempersilahkan duduk, memberikan menu serta memberikan informasi-informasi tentang adanya discount, paket dan menu-menu yang baru agar para tamu tidak bingung dalam pemesanan, hingga melayani tamu itu sampai pulang. Pramusaji juga sering mendapatkan complaint dari tamu, karena pramusaji dianggap kurang memperhatikan tamu yang ingin memesan.

Dalam hal berkomuikasi para pramusaji di Q-Corn Pub masih membutuhkan pelatihan untuk dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi agar dapat terjadi kerja sama yang baik diantara karyawan dan dapat membangun hubungan yang baik dengan tamu-tamu yang berkunjung ke Q-Corn Pub. Bila kemampuan berkomunikasi baik, pramusaji dapat menyampaikan penjualan secara tepat waktu, handal dan akurat untuk tamu-tamu yang datang. Komunikasi dengan tamu sangatlah penting, karena dengan berkomunikasi tamu akan mendapatkan banyak informasi dari pramusaji yang berupa menu baru, eventevent yang akan diadakan, dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan tamu. Komunikasi yang baik dapat mempengaruhi hubungan antara karyawan dengan tamu maupun sesama karyawan, hal ini akan berguna untuk melancarkan operasional dan memaksimalkan pelayanan. Jadi dalam hal ini pramusaji dapat menanggapi permintaan, pertanyaan dan menangani keluhan dari tamu dengan cepat dan tanggap. Tamu juga akan merasa diperhatikan karena adanya komunikasi yang baik dalam melayani kebutuhan tamu serta tamu akan merasa nyaman dengan pelayanan yang ada di Q- Corn Pub. 4.3.2 Kualitas Pelayanan dalam Memenuhi Kepuasan Pelanggan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa masih terdapat permasalahan yang timbul sehingga dapat mengganggu jalannya operasional. Permasalahan ini terfokus pada kemampuan karyawan atau pramusaji yang masih sangat minim dalam melayani pelanggan atau tamu di Q-Corn Pub.

Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa, kualitas dari pelayanan merupakan faktor yang sangat penting. Karena dalam memasarkan produk jasa, interaksi antara produsen dan konsumen terjadi secara langsung. Aplikasi kualitas pelayanan sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan salah satu bagian utama dari strategi perusahaan dalam meraih keunggulan yang berkesinambungan. Baik sebagai pemimpin pasar atau sebagai strategi untuk berkembang. Menurut Goetsh dan Davis (Tjiptono, 2000;81) bahwa kualitas pelayanan adalah merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk jasa dan manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi pelanggan. Pelayanan yang berkualitas dan memenuhi kepuasan konsumen terdiri dari 3 komponen dasar yang harus dipahami bagi setiap perusahaan yaitu : 1. Proses sebelum penjualan Pada tahap ini perusahaan mempunyai kesempatan untuk membentuk hubungan dengan konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan menginformasikan produk pada konsumen atas produk yang ditawarkan. 2. Proses selama transaksi Pada fase ini perusahaan harus tetap menjaga kualitas pelayanan agar konsumen tetap menjadi pelanggan setia. Komunikasi pada fase ini sangat penting, sebab pada fase ini konsumen membutuhkan informasi lebih banyak lagi akan produk yang dibeli. Jika pihak perusahaan tidak memahami tentang produk yang ditawarkan bisa saj konsumen beralih pada perusahaan lain.

3. Proses sesudah penjualan Pada fase ini perusahaan diharapkan mendengar atau menanggapi keluhan dari pihak konsumen atas produk yang telah dibeli. Dalam pelayanan apabila yang ditawarkan pramusaji sesuai dengan keinginan konsumen maka produk atau jasa yang ditawarkan akan dibeli. Sedangkan bila pelayanan tidak sesuai dengan keinginan konsumen maka dapat dipastikan produk atau jasa tersebut akan kurang diminati konsumen. Dari hasil wawancara pelayanan di Q-Corn Pub masih kurang optimal. Dalam hal ini pramusaji di Q-Corn Pub masih membutuhkan pelatihan yang baik dimana dalam pelatihan yang diberikan bukan berupa teori saja tapi diadakan praktek, agar bisa diketahui mana karyawan yang menyimak dengan baik apa yang di berikan dalam teori latihan. Dalam upaya untuk mencapai suatu pelayanan yang optimal pihak perusahaan haruslah memiliki keterampilan tertentu, diantaranya berpenampilan baik dan rapi, bersikap ramah, memperlihatkan gairah kerja dan sikap selalu siap untuk melayani, tenang dalam bekerja, tidak tinggi hati karena merasa dibutuhkan, menguasai pekerjaannya baik tugas yang berkaitan pada bagian atau departemennya maupun bagian lainnya, mampu berkomunikasi dengan baik, mampu mengerti dan memahami bahasa isyarat (gesture) pelanggan serta memiliki kemampuan menangani keluhan pelanggan secara professional. Tuntutan pelanggan untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik tidak dapat dihindari dalam penyedia pelayanan jasa. Tuntutan para tamu untuk memperoleh pelayanan yang lebih baik harus disikapi sebagai upaya untuk memberikan

kepuasan kepada tamu. Kepuasan tamu sangat berkaitan dengan kualitas pelayanan yang diberikan. 4.3.3 Manajemen sebagai Pengambil Keputusan untuk Kebutuhan Pelatihan Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pelaayanan yang ada di Q- Corn Pub masih tidak sesuai dengan standart opearasional procedur (S.O.P). Oleh karena itu pihak manajemen berusaha agar pramusaji tetap mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan pelayanan yang ada di Q-Corn Pub. Manajemen telah memberikan beberapa pelatihan seperti langkah-langkah dalam pelayanan, cara menangani keluhan tamu dan pengetahuan menu. Selain itu manajemen pun mengusahakan pelatihan yang diberikan kepada karyawan berjalan dengan lancar dan efektif agar karyawan dapat dengan cepat memahami bagaimana pelayanan yang baik itu. Pelatihan yang didapatkan karyawan seharusnya mempunyai jangka waktu yang tidak lama, frekuensi waktu untuk mengadakan pelatihan setidaknya setiap 1 bulan sekali, karena pelatihan dalam jangka waktu yang lama dapat membuat karyawan lupa dengan apa yang telah diberikan. Dengan semua pelatihan yang diadakan dengan rutin dan terorganisir dengan baik dapat membuat pramusajipramusaji bekerja dengan baik. Seperti yang dikatakan menurut Notoatmodjo (2009; 16) bahwa pelatihan adalah suatu kegiatan peningkatan kemampuan karyawan atau pegawai dalam suatu institusi, sehingga pelatihan adalah proses yang akan menghasilkan suatu perubahan perilaku bagi karyawan atau pegawai.

Semua pelatihan yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan keahlian, sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan efektif. Untuk menambah pengetahuan dalam melayani tamu sehingga tamu yang berkunjung di Q-Corn Pub dapat merasa terlayani dengan baik antara pramusaji dengan tamu ataupun sesama karyawan dan juga dapat meningkatkan kerja sama yang baik antara sesama karyawan yang akan menghasilkan suatu operasional yang lancar, aman dan terkendali.