BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi a. PT. Fortis Investment

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir berkembang cukup dinamis. Kedinamisan tersebut salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. ini menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB I PENDAHULUAN. saham, obligasi dan reksa dana (Samsul, 2006: 284). Maka dari itu, banyak investor yang berkeinginan untuk menanamkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Perbandingan imbal..., Muhariandi Rachmatullah, FISIP UI, 2008

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia. Hal ini diperkuat dengan munculnya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (pihak yang membutuhkan dana) melalui penjualan saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan.

I. PENDAHULUAN. Investasi adalah kegiatan penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

I. PENDAHULUAN. suatu jawaban, sekaligus tantangan akan kebutuhan masyarakat dunia terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. hidup seperti kondisi kesehatan, musibah, dan juga laju inflasi yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Mega Capital Investama PT MNC Asset Management

IV. GAMBARAN UMUM. Pasar Modal (UUPM), Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

Islamic Wealth Management

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

I. PENDAHULUAN. tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. tahunan rata-rata sebesar 5,6% (BPS 2015). Peningkatan pertumbuhan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB I PENDAHULUAN. akibat guncangan ekonomi global menjadi suatu jawaban akan kebutuhan

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak krisis Pasar Modal di Indonesia boleh dikatakan memiliki umur yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. karena ada pepatah yang mengatakan Time is Money atau Waktu adalah Uang.

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. alternatif investasi tersebut. Besarnya return yang didapat memiliki korelasi yang

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA INSTRUMEN REKSA DANA SYARIAH MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

EASTSPRING SYARIAH FIXED INCOME AMANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Reksa dana mungkin merupakan sebuah kata yang asing untuk sebagian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

PT Phillip Sekuritas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. teratur (Koetin, 2002). Investasi dapat dilakukan pada berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syari ah menimbulkan sikap optimis meningkatnya gairah investasi

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terpercaya yang merupakan bagian dari Group Bhakti Investama. Sebagai

I. PENDAHULUAN. Berinvestasi saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang yang

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

I. PENDAHULUAN. swasta maupun milik negara mengalami kerugian yang cukup besar. Untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi a. PT. Fortis Investment PT. Fortis Investments merupakan perusahaan manajemen investasi terkemuka di Indonesia yang telah mengelola portofolio investor sejak 1992, dengan total aset dana kelolaan sekitar Rp 20,40 triliun sampai dengan akhir Juli 2009. Perusahaan ini merupakan bagian dari Fortis Investments. Fortis berkomitmen untuk membangun hubungan jangka panjang dan saling menguntungkan dalam memenuhi kebutuhan nasabah institusi dan nasabah retail melalui produk dan layanan yang beragam. Selain itu, kami juga bekerja sama secara aktif dengan berbagai pihak untuk mengembangkan industri aset manajemen di Indonesia. Selain sebagai pemegang saham utama, PT. Fortis Investments juga merupakan bagian dari entitas bisnis independen yang berskala global, Fortis Investment. Dalam hubungan ini terjalin transfer pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi PT. Fortis Investments untuk terus berinovasi dan berkembang. 1

Tabel 1.1 Perjalanan PT. Fortis Investments 1992 Didirikan dengan nama PT. MeesPierson Finas Perdana 1992 Memperoleh ijin sebagai perusahaan manajer investasi dari Bapepam dan LK 1992 Mendapatkan mandat investasi pertama dari perusahaan asuransi 1994 Barubah nama menjadi PT. MeesPierson Finas Investment Management 1996 Regulasi mengenai reksa dana dikeluarkan oleh Bapepam dan LK 1997 Meluncurkan reksa dana untuk pertama kalinya (reksa dana campuran 1999 MI pertama yang menjalin kerja sama dengan Bank sebagai mitra distribusi dalam penjualan reksa dana 2004 Berubah nama menjadi PT. Fortis Investment 2005 MI pertama yang meluncurkan reksa dana terstuktur equity-linked 2006 Mengakuisisi 3 reksa dana dari Citi Asset Management 2008 Mendapatkan penghargaan sebagai The Most Improved House 2007 oleh Asia Asset Management 2009 Mendapatkan penghargaan sebagai The Best Fund House 2008 oleh Asia Asset Management Sumber : www.fortisinvestment.co.id b. PT. Mandiri Manajemen Investasi Mandiri Investasi merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Modal awal yang disetor adalah sebesar Rp 40 M (empat puluh miliar rupiah). 2

Dengan aset yang semakin besar dan menerapkan prinsip berawal dari kepercayaan, pada akhir 2004 Mandiri Investasi memisahkan diri dari PT Mandiri Sekuritas dan kemudian menjadi PT Mandiri Manajemen Investasi atau lebih dikenal dengan Mandiri Investasi. Gambar 1.1 Komposisi Kepemilikan PT. Mandiri Manajemen Investasi Sumber: www.mandiriinvestasi.co.id Mandiri Investasi, sebagai bagian dari kelompok perusahaan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, menyediakan layanan jasa pengelolaan dana dalam bentuk : 1. Reksa Dana (Mutual Fund) 2. Discretionary Fund 3. Penasihat Investasi 3

Dalam rangka mendukung industri di Indonesia, Mandiri Investasi juga selalu berusaha melakukan inovasi baik dalam hal pengembangan produk maupun profesionalisme kerja. VISI Menjadi manajer investasi terpercaya dan paling diandalkan di Indonesia MISI a. Memberikan nilai tambah bagi nasabah/investor melalui produk dan layanan investasi yang inovatif b. Menarik, mengembangkan, dan mempertahankan sumber daya manusia yang terbaik di industri manajeman investasi c. Mengusahakan tingkat pengembalian yang maksimal dan berkesinambungan kepada para pemegang saham d. Berperan serta dalam pengembangan industri keungan di Indonesia c. PT. Batavia Proeperindo Aset Manajemen Didirikan pada tahun 1996, PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM) menjalankan peranannya sebagai perusahaan Aset Manajemen dan menjadi salah satu yang terdepan dari sekian banyaknya perusahaan di industry reksa dana di Indonesia. Saat ini BPAM telah memiliki lebih dari 2000 nasabah perorangan dan lebih dari 50 nasabah institusi yang telah mempercayakan danannya 4

kepada produk-produk unit linked. Batavia Prosperindo juga bekerja sama dengan beberapa bank terkemuka di Indonesia, baik bank lokal maupun bank asing dalam mendistribusikan produk-produk reksa dana dan beberapa perusahaan asuransi dalam produk yang terstuktur dan penjualan produk-produk unit linked. VISI : Menjadi salah satu manajer investasi terkemuka di Indonesia dalam hal kinerja dan total dana kelolaan. MISI : a. Quality Product Menyediakan produk dan jasa investasi berkualitas yang memberikan hasil optimal. b. Quality People Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, profesional dan memiliki keahlian dalam bidang mengelola investasi. c. Quality Corporate Governance Memiliki komitmen dan integritas yang tinggi dalam mengelola investasi maupun perusahaan. d. Quality Service Menyediakan layanan nasabah yang dapat dengan mudah diakses oleh semua nasabah dan para mitra penjualan, untuk menampung semua keluhan nasabah dan memastikan semua masalah nasabah terselesaikan dengan baik. 5

1.2 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat dibidang ekonomi pada umumnya dan dibidang investasi pada khususnya. Jika di masa lalu investasi yang dilakukan masyarakat umumnya hanya pada sektor riil saja (tanah, logam mulia dan properti lainnya), maka saat ini telah ada jenis investasi yang telah berkembang dengan pesatnya serta menjanjikan keuntungan yang lebih cepat dan menggiurkan. Jenis investasi tersebut adalah investasi di bidang keuangan yang dapat dilakukan di sektor perbankan (tabungan dan deposito) dan dapat pula dilakukan di pasar modal (obligasi, saham, reksa dana, dan berbagai instrumen keuangan lainnya). Perkembangan pasar modal sebagai piranti investasi menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk menanamkan dananya di bursa. Namun untuk dapat berinvestasi secara langsung, khususnya investasi obligasi dan saham, ada beberapa kendala yang dihadapi para investor. Kendala tersebut biasanya meliputi keterbatasan pengetahuan, informasi, dan waktu. Rasanya sulit bagi investor, khususnya investor individu, yang sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan sehari-hari untuk dapat berinvestasi langsung. Selain itu, keterbatasan dana akan membatasi kemampuan dalam melakukan diversifikasi. Salah satu alternatif instrumen keuangan yang dapat menjadi solusi bagi kendala-kendala tersebut adalah Reksa Dana. Menurut UU no.8/1995 tentang Pasar Modal, reksa dana didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya 6

diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapatkan izin dari Bapepam. Di Indonesia sendiri reksa dana mulai dikenal sejak diberlakukannya UU tentang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 dan diterbitkannya reksa dana berbentuk perseroan, PT BDNI Reksa Dana. Meskipun ketentuan reksa dana baru sebatas membolehkan reksa dana berbentuk PT, tetapi BDNI Reksa Dana memberanikan masuk lebih dulu dengan mencatatkan 600.000 saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) dengan harga nominal Rp 500. Sebagai produk baru, reksa dana mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Berikut grafik perkembangan reksa dana (1996-2007). Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Jumlah Reksa Dana (1996 2007) Perkembangan Jumlah Reksa Dana (1996-2007) 500 400 300 200 100 0 Perkembangan Jumlah Reksa Dana (1996-1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 (Sumber: Pratomo, 2009 : 111) 7

Gambar 1.3 Grafik Jumlah Investor Reksa Dana (Sumber: Pratomo, 2009:112) Gambar 1.4 Grafik Perkembangan Dana Reksa Dana (Sumber: Pratomo, 2009:112) 8

Beberapa tahun belakangan ini mulai berkembang prinsip syariah dalam jasa keuangan. Misalnya di sektor perbankan dan perusahaan asuransi yang mulai melirik prinsip syariah dalam bisnis yang dikembangkannya. Begitu juga dengan sektor investasi, khususnya reksa dana, beberapa tahun belakangan mengalami pertumbuhan yang sangat fantastis. Masyarakat (investor) mulai melirik dan mempertimbangkan untuk memilih reksa dana berbasis syariah. (www.sinarharapan.com, 12/02/10) Dilihat dari segi pengertiannya, reksa dana syariah mempunyai pengertian yang tidak jauh berbeda dengan reksa dana konvensional, yaitu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik dana (shabul mal) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi sebagai wakil shahibul mal menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam. Pembeda antara Reksa Dana syariah dan Reksa Dana konvensional adalah keseluruhan proses manajemen portofolio, Screeninng (penyaringan), valuation (penilaian), strategi, controlling hingga benchmarking harus selalu dalam koridor yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam penyusunan investasinya, Reksa Dana syariah hanya dapat menempatkan dananya ke dalam instrumen-instrumen investasi yang terbebas dari riba dan praktik-praktik tidak halal menurut syariah. 9

Pada instrumen pasar modal, Reksa Dana Syariah hanya menempatkan dananya pada emiten atau perusahaan atau pihakpihak penerbit instrumen investasi yang tidak melakukan usahausaha yang bertentangan dengan prinsip kehalalan. Dikatakan halal, jika perusahaan yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan bukan perusahaan yang usahanya berhubungan dengan produksi atau penjualan minuman keras, produk mengandung babi, bisnis hiburan berbau maksiat, perjudian, pornografi dan sebagainya. (www.portalreksadana.com, 14/02/10) Tahun Tabel 1.2 Pertumbuhan Reksa dana Syariah Jumlah Reksa Dana Syariah Jumlah Dana Kelolaan Reksa Dana Syariah 2004 10 Rp 413,9 miliar 2005 12 Rp 382,8 miliar 2006 20 Rp 792,9 miliar 2007 24 Rp 1,88 triliun (Sumber: Data PT. Mandiri Manajemen Investasi) Pertumbuhan baik dari jumlah reksa dana yang beredar maupun jumlah dana kelolaan dari reksa dana syariah yang cukup signifikan, menunjukkan bahwa berinvestasi di instrumen pasar modal yang sejalan dengan prinsip syariah cukup potensial. 10

Seperti yang telah diulas dalam uraian sebelumnya bahwa pembeda antara reksa dana konvensional dan syariah adalah dalam pengelolaan portofolinya. Dalam reksa dana konvensional, pengelolaan portofolionya tidak didasarkan pada prinsip syariah sehingga reksa dana konvensional memasukan semua jenis keuangan yang ada dalam proporsi portofolionya. Berbeda dengan reksa dana syariah, pada reksa dana ini pengelolaan portofolionya harus didasarkan pada prinsip dan ketentuan syariah artinya dalam penglolaannya terdapat proses screening (penyaringan) terhadap portofolio investasinya. Selain itu, pada reksa dana syariah praktik spekulasi sangat dilarang dalam pengelolaannya serta adanya proses cleansing (pembersihan) tentunya akan membuat Nilai Aktiva Bersih (NAB) berkurang (sumber: www.portalreksadana.com, 14/0210) Seperti yang dituturkan Teddy (2008), adanya perbedaan pengelolaan pada portofolio reksa dana konvensional dan syariah, tentu akan mempengaruhi risk dan return yang dihasilkan antara reksa dana konvensional dan reksa dana syariah, dan perbedaan risk dan return tersebut akan memberikan deskripsi gambaran yang berbeda pula. Seperti yang dinyatakan oleh Rothchild (Fortune, 13/5/1996) dalam Teddy (2008) bahwa: Limitating choice based on non-financial criteria is determental to financial gains of portofolio 11

Menurut hasil penelitiannya, ia berpendapat bahwa ratarata ethical funds yang ditelitinya lebih jelek ketimbang S&P 500. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iggi H. Achsien pada tahun 1999 atas sebuah pengelolaan reksa dana di Malaysia yang menunjukkan hasil bahwa kinerja reksa dana syariah lebih baik daripada kinerja konvensional. Berdasarkan uraian tersebut, penulis mencoba untuk meneliti kembali manakah yang memiliki kinerja lebih baik, apakah reksa dana konvensional atau reksa dana syariah. Reksa dana yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mandiri Investa Atraktif Syariah (syariah) 2. Mandiri Investa Atraktif (saham) 3. Fortis Pesona Amanah (syariah) 4. Fortis Ekuitas (saham) 5. Batavia Si Dana Saham (saham) 6. Batavia Si Dana Saham Syariah (syariah) Alasan penulis memilih jenis reksa dana saham karena reksa dana saham memiliki lebih banyak investor dibandingkan jenis reksa dana lainnya dengan persentase jumlah investor tertinggi, yaitu 34,80% atau sebanyak 86.883 investor dari total jumlah investor reksa dana di pasar modal Indonesia. Reksa dana saham berpotensi memberikan keuntungan terbesar dibandingkan jenis reksa dana lainnya. Reksa dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam efek bersifat ekuitas. 12

Ini berarti, isi portofolio suatu reksa dana saham minimal 80% itu merupakan saham, dan tidak menutup kemungkinan isi portofolio seluruhnya bisa jadi saham. Data yang digunakan penulis adalah data historical return dari reksa dana- reksa dana yang dijadikan objek dalam penelitian ini. Adapun data yang dimaksud adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB), dengan NAB per unit dapat dihitung kinerja per bulan atau pertahun, total return, return rata-rata, serta standar deviasinya (tingkat risiko fluktuatif sehingga dapat diketahui keunggulan kinerja dari masingmasing reksa dana yang dibandingkan. Untuk dapat menghitung dan membandingkan kinerja tersebut, penulis menggunakan metode Sharpe Index dan Treynor Index. Untuk mengetahui apakah kinerja reksa dana syariah lebih baik, lebih buruk atau bahkan tidak ada perbedaan sama sekali dengan reksa dana konvensional yang tidak ada proses screening didalamnya, penulis tertarik untuk mengajukan topik pembahasan sebagai berikut: Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Konvensional dan Reksa Dana Syariah Kategori Saham Menggunakan Sharpe Index dan Treynor Index Tahun 2008-2009 13

1.3 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kinerja reksa dana saham konvensional menggunakan metode Sharpe Index dan Treynor Index tahun 2008-2009? 2. Bagaimana kinerja reksa dana saham syariah menggunakan metode Sharpe Index dan Treynor Index tahun 2008-2009? 3. Seberapa besar perbedaaan kinerja antara reksa dana saham konvensional dan syariah tahun 2008-2009 setelah diperbandingkan? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut disusunlah penelitian dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kinerja reksa dana saham konvensional menggunakan metode Sharpe Index dan Treynor Index tahun 2008-2009 2. Untuk mengetahui kinerja reksa dana saham syariah menggunakan metode Sharpe Index dan Treynor Index tahun 2008-2009 3. Untuk melihat seberapa besar perbedaan antara reksa dana saham konvensional dan syariah menggunakan Sharpe Index dan Treynor Index tahun 2008-2009 setelah diperbandingkan dan melihat mana yang lebih baik kinerjanya. 14

1.5 Kegunaan Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat dipetik dari penelitian ini adalah: 1. Melengkapi penelitian sebelumnya dalam upaya pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan kinerja reksa dana konvensional dan syariah; 2. Memberikan sumbangan informasi dalam khazanah keilmuan bidang keuangan, khususnya yang terkait dengan reksa dana; 3. Dapat meningkatkan minat investasi pada produk reksa dana sekaligus menjadi informasi tentang reksa dana mana yang sebaiknya dipilih untuk berinvestasi 15