SISTEM PENALARAN SEBAGAI ALAT PEMBELAJARAN GERAK PARABOLA

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Praktikum Fisika Komputasi 1 (Solusi Penyelesaian Gerak Parabola Menggunakan Program C++)

UM UGM 2017 Fisika. Soal

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Menentukan percepatan gravitasi dengan gerak parabola

Antiremed Kelas 11 FISIKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

GERAK PARABOLA. Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Semester/ tahun Ajaran : A. Petunjuk Belajar

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

Gerak Jatuh Bebas. Sehingga secara sederhana persaman GLBB sebelumya dapat diubah menjadi sbb:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Fisika Dasar 9/1/2016

Analisis Gerak Parabola Menggunakan Teknik Pelacakan Video Digital

KINEM4TIK4 Tim Fisika

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

Lembar Kegiatan Siswa

BAB V PENGUJIAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM. Pengujian merupakan bagian yang penting dalam siklus pembangunan

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

2. Persamaan Kecepatan Gerak Parabola Kecepatan benda saat keluar dari titik awal dinamakan kecepatan awal. = + (1) Dengan = cos (2) = sin (3)

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

USAHA DAN ENERGI. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

Fisika Umum Suyoso Kinematika MEKANIKA

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi khususnya Game Technology cukup pesat. Game

HUBUNGAN GERAK PARABOLA DENGAN OLAHRAGA ATLETIK LEMPAR LEMBING

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

EKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BANDUL

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Mahasiswa memahami konsep gerak parabola, jenis gerak parabola, emnganalisa dan membuktikan secara matematis gerak parabola

Doc. Name: SBMPTN2016FIS999 Version:

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISA PEMBAHASAN MASALAH

Olimpiade Sains Nasional 2012 Tingkat Propinsi. F i s i k a

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pengaturan Properties Form Aplikasi Game Tetris

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

DESAIN DAN PEMBUATAN SISTEM INFORMASI LABORATORIUM (SISLAB) JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE. Salahuddin, Husaini.

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP DAN PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Fisika Umum (MA301) Gerak dalam satu dimensi. Kecepatan rata-rata sesaat Percepatan Gerak dengan percepatan konstan Gerak dalam dua dimensi

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

EKSPERIMEN GERAK HARMONIK DUA BATANG TERKUNCI SEBAGIAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN FISIKA SMA KELAS 2

Antiremed Kelas 12 Fisika

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan. pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan

BAB KINEMATIKA KINEMA

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Building A Data WareHouse for Decision Support Second Edition Data Mining : Concepts, Models, Methods, and Algorithms

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat

FIsika USAHA DAN ENERGI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

GERAK PELURU (GERAK PARABOLA)

LEMBAR PENILAIAN Teknik Penilaian dan bentuk instrumen Bentuk Instrumen. Portofolio (laporan percobaan) Panduan Penyusunan Portofolio

BAB III HASIL DAN UJI COBA

BAB 4. Implementasi dan Evaluasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Pera ngkat Lunak. program aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM. dengan struktur yang sederhana dengan algoritma yang rumit, sehingga

USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. implementasi dari program aplikasi yang dibuat. Penulis akan menguraikan

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

2.2 kinematika Translasi

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat ajar tentang Sistem Organ Tubuh Manusia ini dirancang untuk

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. telah dibuat pada tahap tiga. Adapun kebutuhan software (perangkat lunak) dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. yang dimaksud dengan data dan informasi? Data adalah fakta fakta yang

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PENJELASAN SIMULATOR. Bab ini akan menjelaskan tentang cara pemakaian simulator robot pencari kebocoran gas yang dibuat oleh Wulung.

BAB 4 PERANCANGAN PROGRAM

Pembahasan a. Kecepatan partikel saat t = 2 sekon (kecepatan sesaat) b. Kecepatan rata-rata partikel saat t = 0 sekon hingga t = 2 sekon

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Transkripsi:

SISTEM PENALARAN SEBAGAI ALAT PEMBELAJARAN GERAK PARABOLA Sri Hartati Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta e-mail: shartati@ugm.ac.id ABSTRAKSI Telah dibangun sistem penalaran sebagai alat bantu pembelajaran gerak parabola. Sistem ini dikembangkan dengan teknik-teknik animasi, yang memfasilitasi user dengan berbagai fasilitas pembelajaran antara lain fasilitas penalaran fisika, penjelasan teoritis fenomena fisika, dan fasilitas pengujian pemahaman dengan latihan soal yang berkaitan dengan gerak parabola. Selain itu sistem menampilkan animasi gerak parabola dan berbagai parameter yang berkaitan dengan gerak parabola pada setiap saat. Sistem ini telah diuji dengan beberapa eksperimen, hasilnya menunjukkan bahwa sistem ini mampu memvisualisasikan gerak parabola, dan mampu dipakai untuk membantu pembelajaran dalam pemahaman gerak parabola, maupun membantu evaluasi pemahaman tentang gerak parabola. Kata kunci: sistem visualisasi, animasi, gerak parabola 1. PENGANTAR Sistem penalaran ini merupakan sistem komputerisasi yang menyajikan animasi gerak parabola yang menampilkan nilai-nilai posisi obyek, dan parameter yang berkaitan dengan gerak parabola, serta memberi fasilitas pembelajaran yang terintegrasi seperti fasilitas penalaran fisika, fasilitas penjelasan secara teoritis, fasilitas untuk bereksperimen, fasilitas untuk menguji pemahaman dengan latihan soal. Fasilitas-fasilitas ini tidak dimiliki oleh sistem yang lain (Susilowati, 003, Jamilah, 00, Makmum, 000 dan Sarini, 000). Pada penelitian ini telah dibangun sebuah sistem animasi sebagai alat bantu pembelajaran fisika khususnya tentang gerak parabola. Sistem ini dirancang mengikuti konsep perancangan perangkat lunak dengan memperhitungkan hukum-hukum fisika yang terjadi pada gerak parabola meskipun masih mengabaikan unsur gesekan udara. Sistem ini tersusun dari beberapa subsistem yang masing-masing akan dibahas disini. Masingmasing subsistem dipakai untuk keperluan menerangkan n penjelasan fenomena fisika yang terjadi pada sistem gerak parabola disertai dan menampilkan secara visual animasi gerak parabola. Beberapa subsistem bisa diaktifkan dari subsistem yang lain.. STRUKTUR SISTEM PENALARAN GERAK PARABOLA Sistem penalaran gerak parabola ini memiliki beberapa subsistem yang digambarkan dengan Visual Table of Contents yang ditunjukkan pada Gambar 1. Sistem Animasi Gerak Parabola Animasi gerak parabola Penembakan Target Latihan Soal Teori Referensi 1.1 1. 1.3 1.4.1. 3.1 3. 3.3 Rumus Penalaran Fisika Gambar 1. Visual Table of Content dari sistem animasi gerak parabola. A-1

Keterangan gambar: No. Subsistem No Subsistem 1.1 Animasi Tanpa Sudut Pelemparan 3.1 Soal 1. Animasi Dengan Sudut 3. Jawaban Pelemparan 1.3 Pencarian Jarak Maksimum 3.3 Evaluasi 1.4 Pencarian Tinggi Maksimum.1 Pencarian Sudut Tembakan. Pencarian Kecepatan Tembakan Subsistem-subsistem tersebut dibangun dari hasil implementasi pemrograman visual tentang gerak parabola dengan bahasa pemrograman Visual Basic. Interaksi antar subsistem ditunjukkan oleh garis penghubung pada Gambar 1. Subsistemsubsistem animasi gerak tanpa sudut pelemparan, animasi gerak dengan sudut pelemparan, pencarian jarak maksimum, dan pencarian tinggi maksimum (1.1.) berinteraksi dengan subsistem penalaran dan subsistem rumus. Subsistem-subsistem ini dibuat dalam bentuk form pemrograman visual, sebagai contoh, form animasi gerak parabola tanpa sudut pelemparan ditunjukkan pada Gambar. Beberapa subsistem akan dideskripsikan pada sub bab berikut ini:.1 Subsistem Penalaran Gerak Parabola Tanpa Sudut Subsistem ini untuk memvisualisasikan gerak parabola tanpa sudut lemparan. Visualisasi ini sebenarnya menggambarkan gerak parabola dari obyek (partikel) yang dilempar dari ketinggian tertentu yang digambarkan dalam koordinat ( x 0, y0 ), yang mana koordinat tersebut diberikan oleh user. Posisi bola diruang nyata ditampilkan pada layar monitor menyesuaikan lebar layar monitor. Cara translasi, rotasi, penyesuaian ruang nyata dengan area layar monitor mengikuti cara-cara ((Andrienko, 004, Grinstein, Trutschl, Cvek, 004; Hearn, Pauline, 1986). Kecepatan awal disajikan dalam komponen kecepatan ke arah sumbu x dan sumbu y, besar masing-masing komponen kecepatan diberikan oleh user ( V 0 x, V 0 y ), sehingga besar sudut pelemparan akan ditentukan sendiri oleh sistem, dengan rumusan V α = arctan 0x (1) V 0y Posisi partikel pada setiap saat t disajikan oleh koordinat ( xt, y t ) dan partikel pada setiap saat menempati posisi ( xt, y t ) ditampilkan pada layar monitor. Nilai ( xt, y t ) diperoleh dari (Halliday, 97): 1 ( x, y ) = ( x + v t, v t gt ) t t o 0x 0y () yang mana g adalah percepatan gravitasi yang secara dunia nyata besarnya berkisar antara 9,7m/s sampai 10m/s. Posisi awal ( x0, y0) sebenarnya bisa dimasukkan berapapun tetapi karena sistem ini adalah software visualisasi maka perlu dipikirkan jangkauan visualnya. Untuk itu posisi awal dari obyek tidak terlalu besar, supaya gerak parabola dari obyek bisa tertampil baik, dan kecepatan awal yang digunakan berkisar antara 100m/s dan 1000m/s. Gambar. Form animasi gerak parabola tanpa sudut lemparan Gambar 3. Animasi gerak parabola obyek pada posisi t =18.16 detik Untuk menampilkan gerakan obyek pada layar monitor, diperlukan penggambaran obyek pada setiap saat secara berurutan mulai dari t=0, bila partikel pada saat t berada pada posisi ( xt, y t ) telah ditampilkan, maka pada saat t+1 akan digambarkan obyek pada posisi ( xt + 1, y t + 1 ) dengan menghapus gambar obyek pada posisi sebelumnya. Dengan demikian tampak A-

dilayar gerakan obyek yang menunjukkan gerak parabola. Gambar 3 menunjukkan bentuk animasi gerak parabola tanpa sudut pelemparan pada saat t=18.16 detik. Tombol Mulai merupakan tombol on/off dipakai untuk memulai atau menghentikan animasi pada t tertentu. Jika animasi dihentikan pada t tertentu, dan ingin dilanjutkan lagi cukup diaktifkan kembali tombol Mulai. Tombol Set Ulang dipakai untuk mengatur ulang data untuk memulai animasi gerak parabola dari awal. Sedang tombol Penjelasan dipakai untuk mengaktifkan subsistem Penalaran Fisika yang memberi penjelasan pada user atas pertanyaan bagaimana partikel mencapai keadaan seperti yang ditunjukkan pada keluaran.. Subsistem Penalaran Fenomena Fisika pada Gerak Parabola Subsistem ini dibangun untuk memberi kemudahan bagi siswa dalam menjelaskan hasil yang ditampilkan oleh sistem pada saat t tertentu. Bagi siswa yang kurang paham terhadap keluaran sistem pada saat t tertentu, tombol Penjelasan pada subsistem yang sedang aktif (misal Gambar 3) bisa diklik untuk mengaktifkan subsistem penalaran. Sebagai contoh, ketika obyek bergerak pada t=18.16 detik, subsistem Penalaran diaktifkan, maka akan muncul penjelasan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Subsistem ini bisa diaktifkan dari subsistem yang lain pula. Gambar 4. Subsistem Penalaran ketika diaktifkan pada saat t=18.16 detik.3 Subsistem Penjelasan Fenomena Fisika Subsistem ini diperlukan untuk memberi kemudahan bagi siswa/user melihat fenomenafenomena yang terkait dalam gerak parabola yang sedang diamati dari sebuah subsistem yang diaktifkan. Sebagai contoh, ketika sedang mengaktifkan subsistem animasi gerak parabola Gambar 3 di atas, maka siswa bisa mengaktifkan subsistem Rumus dari menu yang tersedia, maka siswa akan mendapatkan beberapa halaman tampilan yang berisi rumus-rumus yang terkait. Siswa bisa melihat halaman yang dia inginkan, dengan menggeser Scroll Bar disediakan. Gambar 5 menunjukkan halaman pertama dari subsistem rumus pendukung yang diaktifkan. Subsistem ini bisa diaktifkan dari subsistem yang lain pula. Gambar 5. Halaman pertama dari subsistem Rumus yang diaktifkan.4 Subsistem Pencarian Tinggi Maksimum Subsistem ini dibangun selain mencari tinggi maksimum yang dicapai oleh obyek yang melakukan gerak parabola. Subsistem ini juga bisa mengaktifkan subsistem Penalaran maupun Rumus. Gerakan obyek dianimasikan secara terus-menerus mulai dari t=0 hingga mencapai t pada saat obyek di posisi tertinggi, yaitu pada saat v 0 sinα t = (3) g (Halliday, 1997). Sehingga disetiap posisi (x t,y t ) akan divisualisasikan obyeknya hingga mencapai tinggi maksimum. Setelah itu obyek akan ditunjukkan mengalami gerak parabola turun hingga mencapai posisi terjauh..5 Subsistem Pencarian Jarak Maksimum Subsistem ini dibangun selain mencari posisi terjauh yang dicapai oleh gerakan obyek yang dianimasikan. Subsistem ini sejenis dengan yang lain, bisa mengaktifkan subsistem Penalaran maupun Rumus. Gerakan obyek dianimasikan secara terusmenerus mulai dari t=0 hingga mencapai t pada saat obyek di posisi terjauh. Di setiap posisi (x t,y t ) akan divisualisasikan obyeknya hingga obyek mencapai jarak maksimum. Namun demikian, proses animasi ini bisa dihentikan ataupun diinterupsi untuk mengamati penalaran yang diberikan dari sistem. Jarak terjauh yang dapat dicapai adalah saat t memenuhi (Halliday, 1997): A-3

v sinα t = 0 (4) g Pada saat ini maka letak obyek mencapai jarak maksimum yaitu sebesar: v0 cosαsinα ( x, y) = x0 +, y0 (5) g.6 Subsistem Visualisasi Gerak Parabola Dengan Sudut Subsistem ini dibangun untuk memvisualisasikan gerak parabola dengan sudut lemparan tertentu, proses proses yang terjadi tidak jauh beda dengan animasi diatas, hanya saja kecepatan awal tidak diuraikan kearah sumbu x maupun sumbu y. Baik nilai kecepatan awal (ν 0 ) maupun nilai sudut pelemparan (α ) diberikan oleh user. Posisi obyek setiap saat disajikan oleh koordinat ( x t, y t ) dan nilainya dihitung dari persamaan (), sedangkan nilai v 0 x dan v 0 y masing-masing diberikan oleh persamaan v0 x = v 0 cosα (6) dan persamaan 0 v0s v y = in α (7) Gambar 6 menunjukkan subsistem animasi gerak parabola dengan sudut pelemparan, sedang Gambar 7 menunjukkan fasilitas penalaran yang diaktifkan pada saat t = 14.04 detik. Gambar 6. Form animasi gerak parabola dengan sudut lemparan Gambar 7. Penalaran sistem ketika t =14.04 detik.7 Subsistem Visualisasi Penembakan Untuk Mencari Sudut Tembakan Subsistem ini dibangun untuk visualisasi penembakan target. Sudut penembakan ditentukan oleh sistem, sehingga penembakan sudut tembakan ini bisa dianimasikan dengan tepat. Suatu target akan ditembak, berada pada (x t,y t ) sedangkan penembak berada pada (x p,y p ), kemudian kecepatan tembakannya adalah v p, maka sudut tembakannya bisa dicari dengan persamaan (Halliday, 1997) α gx ( x) gx ( x) t p t p ( xt xp) ± ( xt xp) y t yp+ vp vp 1 = arctan gx ( t xp) vp (8) Jika diketahui jarak dan kecepatan dari suatu peluru maka dapat dihitung sudut tembakannya. Maka dengan ini bisa mencari sudut tembakan tanpa harus melakukan percobaan penembakan secara berulang-ulang. Untuk keperluan visualisasi, agar obyek bisa terlihat, letak penembak dan target berada dalam range 0 dan 6000m, untuk komponen x, sedangkan untuk komponen y digunakan range 0 dan 4000m. Sedangkan untuk kecepatannya, berada dalam range 100m/s dan 1000m/s, hal itu untuk mendapatkan gerakan yang bisa diikuti oleh mata. Gambar 8 menunjukkan subsistem animasi penembakan untuk mencari sudut tembakan. Gambar 9 menunjukkan subsistem Penalaran yang diaktifkan untuk pencarian sudut penembakan..8 Subsistem Visualisasi Penembakan Target untuk Mencari Kecepatan Tembakan Subsistem ini dibangun untuk menganimasikan penembakan target, khususnya untuk menentukan kecepatan tembakannya. Mengenai bentuk rancangan dari gerakannya sama dengan proses animasi pencarian sudut tembakan. Hanya saja subsistem ini akan menentukan kecepatan dari data jika jarak antara penembak dan target serta sudut tembakannya diketahui. Subsistem ini ditunjukkan pada Gambar 10. Penalaran sistem A-4

untuk penentuan kecepatan tembakan ditunjukkan pada Gambar 11. Gambar 11. Penalaran sistem dalam pencarian kecepatan tembakan Gambar 8. Subsistem animasi penembakan untuk mencari sudut tembakan Gambar 9. Penalaran sistem dalam pencarian sudut penembakan.9 Subsistem Latihan Soal Untuk membantu user/siswa memahami memahami gerak parabola dengan mudah, maka dibangun subsistem Latihan Soal seperti yang ditunjukkan pada Gb.1, yang memiliki 3 komponen yaitu, Soal, Jawaban, dan Evaluasi. Pada komponen Soal telah ini dimuati dengan soal-soal yang dibuat berdasarkan visualisasi yang ada dalam software ini. Nomor soal diacak, sehingga tidak memungkinkan dua pengguna dengan memilih nomor soal yang sama mendapatkan jenis soal yang sama. User diberi fasilitas untuk memilih soal dengan memasukkan nomor soal yang dipilih. Pada komponen Jawaban user diberi fasilitas untuk memilih jang tepat pada jawaban pilihan ganda untuk nomor soal yang dipilih. Jika beberapa soal telah dikerjakan, maka user difasilitasi tombol Selesai untuk mengaktifkan komponen Evaluasi. Gambar 10. Subsistem animasi penembakan untuk mencari kecepatan tembakan Gambar 1. Subsistem Latihan Soal yang diaktifkan A-5

menampilkan halaman demi halaman dari daftar referensi yang dipakai. Gambar 15 menunjukkan halaman 1 dari subsistem Referensi yang diaktifkan. Gambar 13. Subsistem Evaluasi yang diaktifkan Komponen di atas berfungsi untuk mengevaluasi hasil latihan, menunjukkan kunci yang benar, mencocokkan jwaban, dan menjumlah jawaban yang benar. Selain itu, komponen ini dilengkapi dengan fasilitas Penalaran yang diberi label Tunjukkan. Pada Gambar 1 tampak bahwa soal yang dipilih adalah nomor 1, jawaban yang dipilih a dan tidak mengerjakan soal yang lain. Ketika subsistem Evaluasi diaktifkan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13, jawaban yang dipilih adalah benar. Jika tidak benar bisa dicocokan dengan teori yang ada yaitu dengan visualisasi yang ada atau menghitung secara manual dengan kalkulator. Untuk membantu siswa memahami tentang teori gerak parabola secara lebih detil, dibangun subsistem Teori. Subsistem ini bisa diaktifkan dari subsistem yang lain, dan memfasilitasi user dengan menampilkan halaman demi halaman tentang teori gerak parabola secara keseluruhan. User menggeser Scroll Bar untuk melihat halaman yang diinginkan. Gambar 14 menunjukkan subsistem Teori yang diaktifkan pada halaman 1. Gambar 15. Halaman 1 dari subsistem Referensi yang diaktifkan 3. HASIL Setelah dilakukan uji coba, hasilnya menunjukkan bahwa sistem ini mampu untuk menganimasikan gerak parabola dari obyek yang dilemparkan dari ketinggian tertentu, dan bisa menampilkan posisi obyek pada setiap saat, sudut pelemparan, jarak maksimum dan tinggi maksimum yang dicapai oleh obyek, seperti yang telah ditunjukkan pada beberapa gambar diatas. Selain itu juga bisa menunjukkan penalaran fisika tentang hasil keluaran yang ditampilkan pada setiap saat. Hal ini sangat diperlukan untuk keperluan pembelajaran, untuk menerangkan kaidah fisika yang berlaku pada setiap saat. Sistem ini bisa menampilkan teori yang berkaitan dengan gerak parabola secara keseluruhan, maupun rumus-rumus yang berkaitan kaidah fisika yang berlaku pada gerakan parabola dari obyek yang dilemparkan bebas atau ditembakkan untuk mengenai target. 4. PENUTUP Sistem ini bisa digunakan untuk membantu proses pembelajaran pemahaman gerak parabola obyek dengan asumsi belum memperhitungkan gaya gesek udara. Siswa bisa melakukan beberapa eksperimen dengan menggantikan beberapa parameter yang berkaitan dengan gerak parabola. Selain itu bisa dipakai untuk memahami teori dan rumus-rumus yang terkait. Gambar 14. Halaman 1 dari subsistem Teori yang diaktifkan.10 Subsistem Referensi Untuk membantu siswa melihat referensi yang dipakai, sistem dilengkapi dengan subsistem Referensi. Subsistem ini bisa diaktifkan dari subsistem yang lain, dan memfasilitasi user dengan Ucapan Terima Kasih Terima kasih diucapkan sebanyak-banyaknya kepada Saudara Anton Parbulan yang bersedia membantu melakukan coding untuk sistem ini atas dasar pengarahan dari penulis. A-6

PUSTAKA Andrienko, G, 004 Constructing Parallel Coordinates Plot for Problem Solving, GMD - German National Research Center for Information Technology Schloss Birlinghoven, Sankt-Augustin, D-53754 Germany. Diakses tanggal 9 Oktober 004. http://www.dfki.de/~krueger/sg001/schedule /andrienko.pdf Halliday, D. dan Rober R., 1997, Physics, 3 rd ed., Prentice Hall, New Jersey Jamilah, M., 00, Visualisasi dan Animasi Medan Listrik dan Medan Magnet, Tesis S Ilmu Komputer, Program Pascasarjana, FMIPA UGM. Makmun, N., 000, Sistem Laboratorium Virtual untuk Eksperimen Mekanika (Bandul Matematis dan Mesin Atwood), Skripsi S1 Fisika FMIPA, UGM. Sarini, S.W., 000, Visualisasi Pembentukan/Pelukisan Bayangan pada Alat- Alat Optic(Cermin, Lensa, Lup,Mikroskop, Teleskop), Skripsi S1 Fisika FMIPA, UGM. Susilowati, Erni, 003, Visualisasi Efek Fotolistrik Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic, Skripsi S1 Fisika FMIPA, UGM. Grinstein, G; Trutschl, U; Cvek High-Dimensional Visualizations. Institute for Visualization and Perception Research University Massachusetts Lowell. Diakses tanggal 9 Oktober 004. http://www.cs.uml.edu/~mtrutsch/research/hi gh_dimensional_visualizations- KDD001- color.pdf. Hearn, Donald. Baker M. Pauline, 1986. Computer Graphics, rd edition. New Jersey. Prentice Hall, Inc. A-7