BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN LAYOUT RUANG PARKIR KENDARAAN UNTUK MEMAKSIMALKAN LOKASI PARKIR DAN EFEKTIFITAS FLOW KENDARAAN di POOL TIPAR CAKUNG PT ADI SARANA ARMADA

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Service Operation Tujuan dan Objektif Service operation ".

BAB V ANALISA DAN HASIL

PANDUAN PRAKTIKUM PENANGANAN BAHAN DAN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3,4

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau

Pembahasan Materi #6

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA LETAK DENGAN BANTUAN KOMPUTER. Tataletak Fasilitas dengan Bantuan Komputer

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY

TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi #5 Genap 2015/2106. TIN314 - Perancangan Tata Letak Fasilitas

ANALISIS ALIRAN MATERIAL PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

Usulan Tata Letak Gudang Untuk Meminimasi Jarak Material Handling Menggunakan Metode Dedicated Storage

BAB V ANALISIS HASIL

III. METODE PENELITIAN

USULAN PERBAIKAN LAYOUT WORKSHOP UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA WAREHOUSE DI DIVISI PRODUCT PT. ABC

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PETA DARI KE & ONGKOS MATERIAL HANDLING PRAKTIKUM VI TIM ASISTEN PLO 2015

BAB V HASIL DAN ANALISIS

Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor

APLIKASI ALGORITMA BLOCK PLAN DAN ALDEP DALAM PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK PENGOLAHAN KARET

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktivitas mesin. Mesin telah mengurangi beban kerja manusia dalam hal

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY BERDASARKAN RANK ORDER CLUSTERING (ROC) DAN ALGORITMA

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS 5.1. Analisis Tata letak Awal

Systematic Layout Planning

Studi Kelayakan Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas (Studi Kasus di Rafi Furniture)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Manufacturer Exporter Broker/Marketing Importir Main Dealer. Broker/Marketing Importir Main Dealer

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix ABSTRAK...

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN MENERAPKAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CORELAP PADA PT. VOLTAMA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO

DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK WORKSHOP DENGAN METODE ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC) DI PT KOBEXINDO TRACTORS Tbk

LAPORAN MODUL KE-3 PRAKTIKUM MATERIAL HANDLING PERHITUNGAN ONGKOS MATERIAL HANDLING

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan material (receiving), bagian pengiriman produk (shipping), bagian

BAB III PERENCANAAN APLIKASI DESAIN JARINGAN

PERANCANGAN TATA LETAK BENGKEL JAT AKIBAT PERLUASAN BENGKEL SKRIPSI

PERENCANAAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DI PT.KARIMATA PUTRA MAKMUR DENGAN METODE BLOCPLAN

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Keuntungan. Perhitungan dapat dilakukan lebih cepat. Mampu menyelesaikan masalah yang kompleks. Proses perancangan lebih ekonomis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Dasar Group Technology Karakteristik Metode-Metode Group Technology Metode Rank Order Clustering 2...

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ILMU UKUR TANAH 2 PENENTUAN POSISI

TUGAS AKHIR. PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS MENGGUNAKAN BLOCPLAN (Studi Kasus: Industri Kecil Tahu SUMBER REJEKI Sukoharjo)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan

Pembahasan Materi #8

Pembahasan Materi #9

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Program StudiTeknikIndustri, Universitas Riau Kepulauan Batam 2,3

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Graf Berarah (Digraf)

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pajak perusahaan mereka. Dan mereka pun tidak perlu. kendaraan akan ditanggung pihak rental.

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PENENTUAN KEBUTUHAN LUAS AREA PERTEMUAN #8 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PERBANDINGAN ANTARA ALGORITMA GENETIK DENGAN CRAFT DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN TATA LETAK FASILITAS UNEQUAL AREA

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

BAB 1 PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR ) Pembimbing MSIE. 1. Ir. Farry Firman, 2. Ir. Rakhma Oktavina, MT. Universitas Gunadarma 1. Teknik Industri

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Susunan mesin dan peralatan pada suatu perusahaan akan sangat

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratam akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata satu

DAFTAR ISI. 1.2 Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Sistematika Penulisan...

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri Otomotif merupakan salah satu jenis bisnis yang berkembang

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS DENGAN METODE GRAFIK DAN ALGORITMA CRAFT PADA PT. PRIMA INDAH SANITON

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan di pool tipar cakung, analisa yang akan dikembangkan adalah perbaikan layout dan aliran kendaraan. Perbaikan layout dilakukan untuk mengatasi ketidakteraturan aliran kendaraan dan ketidaksesuaian parkir kendaraan sesuai dengan atribut kendaraan. Unit kendaraan dikategorikan sesuai dengan kebutuhan unit dengan istilah : Short term (ST) untuk sewa unit dibawah 1 bulan Long term (LT) untuk sewa unit diatas 1 bulan Dispose untuk unit yang sudah tidak digunakan lagi masa pakai di atas 3 tahun yang akan dilelang. Brand new (unit baru) merupakan unit baru yang di kirim oleh dealer USO (unit siap order) merupakan unit siap untuk di order / di sewa GS (ganti sementara) untuk unit pengganti apabila unit yang di sewa customer mengalami perbaikan diatas 4 jam UTS (unit tidak siap) merupakan unit selesai order, unit yang memerlukan perbaikan atau perawatan. USJ (unit siap jalan) merupakan unit USO yang telah dipersiapkan baik internal dan external serta dokumen kendaraan Kategori unit dengan istilah diatas merupakan unit kendaraan yang ditempatkan di pool tipar cakung dengan jumlah unit sebanyak 87 unit yang terdiri dari beragam merk kendaraan serta kelas kendaraan dari tingkat standar sampai unit premium. Jumlah unit setiap hari berubah sesuai dengan permintaan sewa dari pelanggan, dan unit setiap hari dilakukan pendataan dengan LSP (Laporan Stock Pool) sistem oleh petugas PDI tim stock. Setiap unit kendaraan baik yang ada di dalam pool dan diluar pool yang dikategorikan sesuai dengan istilah masa sewa serta kondisi unit kendaraan. Perbedaan yang terjadi apabila unit yang ada diluar pool untuk perawatan maupun perbaikan unit dilakukan oleh dealer rekanan. Untuk unit kendaraan yang masuk ke pool tipar wajib dilakukan inspeksi receiving untuk mengetahui status unit dan kebutuhan unit tersebut. Kebutuhan tersebut diantaranya perbaikan, perawatan, registrasi kendaraan serta administrasi kendaraan. Selanjutnya unit akan di kelompokkan sesuai dengan hirarki pembagian status unit, dengan tujuan untuk memudahkan klasifikasi unit. Tetapi klasifikasi unit berdasarkan kebutuhan customer hanya dilakukan secara sistem saja, hal ini menyebabkan saat unit memasuki stockyard akan bercampur dengan unit - unit lain. Kondisi ini yang saat ini dijumpai pada area stockyard pool tipar cakung yang berdampak saat proses persiapan kendaraan, petugas harus mencari-cari terlebih dahulu lokasi unit di tempatkan. Selain itu kondisi saat ini selama persiapan unit yang dilakukan dengan perpindahan antar station untuk persiapan kendaraan banyak terjadi aliran perpindahan yang berulang dan bersilang. Kedua kondisi ini menimbulkan kurangnya efektivitas proses saat persiapan kendaraan. Untuk itu akan dilakukan perencanaan layout untuk meningkatkan efektifitas flow kendaraan dan memaksimalkan area parkir kendaraan.

32 4.1.1. Hierarki Pembagian Status Unit USO Free New USJ Long Term USO Free USJ USJ Short Term USO USO Free Used Car Long Term USJ Ganti Sementara Service & Mantenance USO Booking Short Term UTS Body Repair Ganti Sementara Sumber: data perusahaan Dispose Gambar 4.1 Hierarki pembagian status unit Hierarki ditentukan berdasarkan kebutuhan dari customer, dan kondisi unit kendaraan. Pembagian status unit akan diproyeksikan pada pembagian luas area parkir pada layout, serta pemetaan saat unit kendaraan di parkir sesuai dengan status unit pada layout.

33 4.1.2. Gambaran Layout Keseluruhan 8 m Sumber: data perusahaan Gambar 4.2 Denah layout keseluruhan (skala 1:400 cm)

34 Dari denah layout keseluruhan scope yang diteliti adalah bagian yang dilingkari garis merah, yang merupakan stockyard (area parkir). Terdiri beberapa bagian departemen pada layout diantaranya adalah : 1. After Sales Operation (ASO) 2. Solution Center 3. Logistik 4. Lobby 5. Stall Service 6. Washer Stall 7. Stock Yard Pada layout yang diberi tanda lingkaran merupakan stockyard dan fokus penelitian dan perencanaan layout hanya pada bagian yang diberi tanda lingkaran. Sedangkan yang diberi tanda panah merupakan unit yang parkir tidak pada stockyard. Perencanaan layout yang bertujuan agar tidak ada unit yang parkir pada jalan keluar masuk parkir dan diluar stockyard. 4.1.3. Data Parking Layout Dari hasil pengamatan dan pengukuran bahwa data pendukung pemetaan kapasitas parkir stockyard pool tipar cakung adalah : Panjang stockyard : 50 meter Lebar stockyard : 42 meter Lebar jalan : 3 meter Lebar trotoar : 1 meter Total panjang 1 lot parkir passenger car : 5,5 meter Total lebar 1 lot parkir passenger car : 2,5 meter Dari data diatas bahwa jumlah kapasitas parkir kondisi layout parkir mencapai 87 unit termasuk unit yang parkir diluar stockyard. Untuk perhitungan kapasitas unit mencapai 87 unit berdasarkan perhitungan kebutuhan area parkir untuk 1 lot kendaraan. Perhitungan ukuran parkir 1 unit kendaraan untuk 1 lot parkir pada stockyard. Tabel 4.1 Data ukuran kendaraan NO Tipe Unit Panjang (mm) Lebar (mm) Tinggi (mm) 1 camry 4825 1810 1500 2 vios 4285 1695 1435 3 altis 4540 1760 1465 4 inova 4555 1770 1755 5 xenia/avanza 4150 1635 1695 6 kijang 4535 1710 1785 7 rush/terios 4195 1745 1740 8 buffer jarak pintu 100 Sumber: data perusahaan Total lebar 1 lot parkir kendaraan passenger car adalah : 1800 +1500 + 500 = 2450 mm

35 Total panjang 1 lot parkir passenger car adalah : 4825 + buffer = 2,5 mm 4.2 Analisa Unit Keluar Masuk Pool Untuk analisa unit keluar masuk pool tipar dibagi menjadi empat bagian, yaitu : LT (Long Term) ] Gambar 4.3 Diagram pareto unit LT keluar Sumber: data perusahaan Gambar 4.4 Diagram pareto unit LT masuk Berdasarkan data unit masuk dan keluar LT periode Jan April 2013 kesimpulan untuk rata-rata LT masuk/hari adalah 3 unit dan rata-rata LT keluar/hari adalah 3 unit

36 GS (Ganti Sementara) Gambar 4.5 Pareto unit keluar GS Sumber: data perusahaan Gambar 4.6 Pareto unit masuk GS Berdasarkan data unit masuk dan keluar GS periode Jan April 2013 kesimpulan untuk rata-rata GS masuk/hari adalah 2 unit dan rata-rata GS keluar/hari adalah 2 unit

37 Diagram pareto perhitungan unit GS (Ganti Sementara ) yang keluar dan masuk pool selama 4 bulan (Januari - April 2013) ST (Short Term) Gambar 4.7. Pareto unit keluar ST Sumber: data perusahaan Gambar 4.8 Pareto unit masuk ST Berdasarkan data unit masuk dan keluar ST periode Jan April 2013 kesimpulan untuk rata-rata ST masuk/hari adalah 4 unit dan rata-rata ST keluar/hari adalah 3 unit

38 Unit Customer Gambar 4.9 Pareto unit customer keluar Sumber data perusahaan Gambar 4.10 Pareto unit customer masuk Berdasarkan data unit masuk dan keluar Unit Customer periode Jan April 2013 kesimpulan untuk rata-rata Unit Customer Body Repair / hari adalah 2 unit dan rata - rata Unit Customer Internal Service/hari adalah 3 unit Dari analisa unit kendaraan masuk dan keluar sesuai dengan status unit pada diagram pareto, maka didapat kesimpulan : Unit masuk pool rata- rata dalam satu hari selama pengambilan data empat bulan dimulai dari Januari - April 2013 = 12 unit kendaraan Unit keluar pool rata- rata dalam satu hari selama pengambilan data empat bulan dimulai dari Januari - April 2013 = 10 unit kendaraan

39 4.3 Analisa Flow Kendaraan Pool Berdasarkan flow kendaraan unit di pool pada denah layout Gambar 4.1 bahwa pergerakan unit di sekitar pool adalah : Sumber data perusahaan Gambar 4.11 Cycle proses unit pool layout awal Kategori unit di kendalikan oleh petugas PDI yang bertugas menyiapkan unit sesuai dengan kebutuhan. Beberapa station yang dibutuhkan kendaraan untuk persiapan menjadi bagian penting dalam layanan rental, saat kendaraan bergerak untuk persiapan dari satu station ke station lain terjadi cross traffic dan backtracking. adapun station - station yang digunakan kendaraan untuk persiapan adalah : 1. Station Receiving (penerimaan) Pada gambar peta aliran ditunjukkan pada station A 2. Stockyard (khusus kendaraan baru, selesai order, selesai body repair langsung menuju stockyard), pada gambar peta alitran ditunjukkan pada panah hijau 3. Maintenance dan Service Pada gambar peta aliran ditunjukkan pada station B 4. Pencucian kendaraan Pada gambar peta aliran ditunjukkan pada station C 5. Interior dan eksterior salon Pada gambar peta aliran ditunjukkan pada station B

40 D (Stockyard) C (Cuci) B (Maintenance & Salon) Sumber: data perusahaan Keterangan gambar : A (Rec) Gambar 4.12. Aliran backtracking dan cross traffic layout awal Unit masuk baru langsung menuju stockyard Unit masuk yang melakukan maintenance Unit dari stockyard yang keluar Titik cross traffic A B C D Station receiving Station maintenance dan salon kendaraan Station cuci kendaraan Station stockyard

41 Dari ke tiga metode di simpulkan bahwa metode yang tepat dengan membandingkan ke tiga metode dengan kondisi aktual. Tabel 4.2 Pemilihan metode pemecahan masalah Metode Data yang di butuhkan Kondisi Aktual Data aliran Jarak tempuh Data keterikatan CRAFT Data layout awal dan usulan Dapat merubah departemen yang tidak fix Efektifitas dan efisiensi cost BLOCPLAN LOGIC Data aliran Data keterikatan Fixed layout Efektifitas dan efisiensi cost Perencanaan layout baru Bentuk layout harus rectangular Perencanaan layout baru Sampai departemen terkecil Dapat merubah departemen yang tidak fix Efektifitas dan efisiensi cost 1. Letak station cuci dan salon berjauhan (data aliran, keterikatan) 2. Terjadi backtracking dan cross traffic(data jarak tempuh, data layout awal dan usulan) 3. Jarak tempuh proses persiapan kendaraan bertambah jauh (data efektifitas dan efisiensi) 4. Kurangnya efektifitas akibat adanya backtracking dan penempatan unit tidak di kelompokkan sesuai status unit di stockyard Metode yang di gunakan untuk pemecahan masalah adalah metode CRAFT dimana metode CRAFT memenuhi kriteria pada kondisi aktual.

42 4.3.1 Analisa Jarak dan Frekuensi Perpindahan Unit Antar Station Tabel 4.3 Analisa jarak dan perpindahan pada layout awal Station A B C D Luas Area (m) 8 x 6 = 48 18 x 12 = 252 8 x 8 = 64 50 x 42 = 2100 Hubungan antar station Jarak perpindahan (m) Frekuensi perpindahan Jarak tempuh (m) A - B 28 11 308 A - D 74 1 74 B - C 36 11 396 B - D 66 8 528 C - B 42 11 462 D - A 60 10 600 Total 2368 Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses perawatan, perbaikan sampai pada persiapan unit di dapat data jarak tempuh dan frekuensi rata-rata aliran unit pada layout. Aliran unit antar station untuk masing-masing proses memerlukan jarak yang bervariasi, jarak antar station tersebut diukur berdasarkan aliran unit pada layout. Aliran unit yang terjadi selama pengamatan terjadi cross traffic dan backtracking pada proses maintenance dilanjutkan dengan cuci dan terakhir salon unit kendaraan. dari proses tersebut terjadi aliran unit kendaraan yang berulang sehingga jarak tempuh antar station yang meningkat. Pengamatan dalam satu hari pada rata-rata unit yang melakukan proses di dalam pool tercatat total jarak tempuh dan frekuensi yang dilakukan dalam satu hari pada enam station dengan jumlah 2368 m. Tercatat dalam proses satu hari dikarenakan adanya proses aliran unit kendaraan dengan jarak tempuh yang berulang. Disisi lain proses aliran pada layout terlihat bahwa banyak terjadi cross traffic saat proses berlangsung, kedua faktor tersebut dikarenakan letak station yang kurang tepat sehingga pergerakan unit saat proses berlangsung kurang menjadi maksimal. 4.3.2 Analisis Hubungan Aktifitas Menurut (Hari Purnomo, 2004, p109) dalam perancangan tata letak analisis aliran material lebih cenderung mengetahui biaya pemindahan material, sedang analisis lebih bersifat kualitatif dapat menggunakan Activity Relation Chart (ARC). Activity Relation Chart digunakan untuk menganalisa perencanaan tata letak berdasarkan hubungan antar departemen dengan hubungan aktifitas pada proses yang saling berkaitan. Hubungan tersebut dilakukan analisa terhadap manusia yang melakukan proses, material dan alat yang digunakan. Pada ARC aktifitas dalam proses menggunakan variabel menjadi simbol untuk mengganti angka yang bersifat kuantitatif, dan simbol digambarkan sesuai dengan aktifitas proses, jarak serta derajat kepentingan dan kedekatan antar departemen.

43 Simbol yang digunakan adalah sebagai berikut : A : Mutlak Perlu E : Sangat Penting I : Penting O : Cukup / Biasa U : Tidak Penting X : Tidak Memiliki Hubungan Terdapat enam station yang saling berhubungan, dapat digambarkan peta aliran ARC pada station station untuk menganalisa derajat kedekatan dan hubunganaktifitas antar station. 1. Maintenance & Service 2. Stockyard 3. Cuci Kendaraan 4. Interior & Eksterior Salon 5. Gudang Parts dan Bahan 6. Receiving O I A O X E I U U I U U A O I Gambar 4.13. Activity Relation Chart 4.3.3 Delivery Cost Unit Delivery cost unit diambil berdasarkan : Biaya Operasi : bahan bakar, perawatan, upah operator Umur pakai sesuai dengan regulasi perusahaan adalah 3 tahun dan biaya bahan bakar dalam Rp 150.000 per 8 jam. Jarak operasional 2368 m dalam satu hari, dan biaya perawatan dengan regulasi perusahaan Rp 328.000 per unit dalam satu bulan atau Rp 1367 /jam, dan upah operator Rp 15.000 /jam. Total biaya = Biaya (Rp 1367 + Rp 18.750 + Rp 15.000) = Rp 35.117 / jam Jarak operasional / jam = 2368 m / hari x (1 hari / 8 jam) = 296 m / jam Delivery cost unit / meter = Rp 35.117 / jam = Rp 118 / meter 296 m / jam Dari perhitungan delivery cost unit setiap jarak 1 meter adalah Rp 118 / meter.

44 4.4 Layout Usulan 16 m Gambar 4.14 Layout usulan (skala 1:400 cm)

45 Dengan metode algoritma craft dibuat suatu model perpindahan jarak dan frekuensi yang terjadi selama proses berlangsung. Perpindahan jarak dan frekuensi yang terjadi dapat dihitung matriks elemen dan from to chart dari metode algoritma craft. Hasil perbandingan antara kedua layout dan input data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Jumlah station dan nama station serta letak station yang bisa dirubah atau tidak. 2. Layout awal yang menunjukkan panjang, lebar dan posisi antar station dengan skema block layout dan matriks elemen 3. Jarak perpindahan dan jalur perpindahan antar station yang dilalui unit kendaraan menggunakan from to chart. 48 10 42 Stockyard Station D 54 Station Cuci C Receiving Station A Maintenance Station B 10 48 Gambar 4.15 Block diagram layout awal (skala 1:400)

46 4.4.1 Analisa Layout Awal Menurut (Hari Purnomo, 2004, p187) bahwa algoritma craft memerlukan input yang berupa tata letak awal, data aliran frekuensi perpindahan, data biaya per satuan jarak, dan jumlah departemen yang tidak dapat dirubah (fixed). Metode algoritma craft ukuran jarak di transformasikan dengan cara matriks elemen salah satu ukuran baris dan kolom setiap elemen sama, pada block layout panjang 96 m lebar 58 m maka luas keseluruhan adalah 96 m x 58 m dan matrik setiap elemen baris dan kolom mewakili 2 m D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 96 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 94 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 92 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 90 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 88 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 86 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 84 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 82 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 80 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 78 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 76 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 74 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 72 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 70 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 68 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 66 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 64 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 62 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 60 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 58 D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D 56 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 54 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 52 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 50 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 48 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 46 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 44 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 42 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 40 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 38 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 36 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 34 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 32 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 30 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 28 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 26 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 24 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 22 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 20 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 18 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 16 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 14 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 12 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 10 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 8 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 6 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 4 C C C C A A A A A A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B 2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 Gambar 4.16 Matriks elemen layout station awal (skala 1:400 cm)

47 Station D 86 Station C 52 96 94 92 90 88 84 82 80 78 76 74 72 70 68 66 64 62 60 58 56 54 50 48 46 44 42 40 38 36 34 32 Station B 30 Station A 8 6 4 2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 Gambar 4.17. Lokasi titik pusat antar station (skala 1:400 cm) Dari block layout awal antar station yang terkait dengan proses aliran unit kendaraan dibagi menjadi empat bagian yaitu station A, B, C, dan D. Aliran proses yang terjadi pada empat station tersebut dihitung berdasarkan jarak tempuh dan frekuensi yang terjadi selama satu hari secara kontinyu. Dari hasil matriks elemen ditentukan titik pusat antar station dan di tentukan kordinat central pada station, dari layout awal lokasi central adalah : (Xa, Ya) = (20, 4) (Xc, Yc) = (6, 48) (Xb, Yb) = (42, 26) (Xd, Yd) = (26, 82)

48 Dari masing-masing kordinat lokasi titik pusat station pada layout awal dihitung jarak rectilinear untuk mencari data aliran awal, perhitungan jarak rectilinear diantara kordinat dari lokasi titik pusat pada station (A, B, C, dan D). Perpindahan dari station A ke semua station sebagai berikut : [Xa - Xb] + [Ya-Yb] = [20-42] + [4-26] = 44 [Xa - Xc] + [Ya - Yc] = [20-6] + [4-48] = 30 [Xa - Xd] + [Ya - Yd] = [20-26] + [4-82] = 84 Perpindahan dari station B ke semua station [Xb - Xa] + [Yb - Ya] = [42-20] + [26-4] = 44 [Xb - Xc] + [Yb - Yc] = [42-6] + [26-48] = 14 [Xb - Xd] + [Yb - Yd] = [42-26] + [26-82] = 40 Perpindahan dari station C ke semua station [Xc - Xa] + [Yc - Ya] = [6-20] + [48-4] = 30 [Xc - Xb] + [Yc - Yb] = [6-42] + [48-26] = 14 [Xc - Xd] + [Yc - Yd] = [6-26] + [48-82] = 54 Perpindahan dari station D ke semua station [Xd - Xa] + [Yd - Ya] = [26-20] + [82-4] = 84 [Xd - Xb] + [Yd - Yb] = [26-42] + [82-26] = 40 [Xd - Xc] + [Yd - Yc] = [ 26-6] + [82-48] = 54 Dari hasil analisa jarak dan frekuensi perpindahan antar station bahwa selama proses perpindahan antar station aktual di pool adalah sebagai berikut dalam bentuk from to chart Hasil matrik perpindahan data aliran awal di masukkan kedalam bentuk from to chart Tabel 4.4 Data aliran awal From To Total A B C D (m) A 28 74 102 B 36 66 102 C 42 42 D 60 60 Grand Total 306 Total jarak tempuh untuk satu unit dalam satu kali proses perpindahan antar station adalah 306 m.

49 Tabel 4.5 Jarak rectilinear layout awal From To A B C D A - 44 m - 84 m B - - 14 m 40 m C - 14 m - - D 84 m - - - Dari perhitungan diperoleh total biaya dari jarak perpindahan antar station pada layout awal adalah Rp 6.255,87 / m untuk satu proses dan satu unit kendaran. Tabel 4.6 Total delivery cost unit aliran aktual persatuan jarak Station Hubungan antar Delivery Jarak tempuh x Jarak tempuh (m) station cost (Rp) biaya (Rp / m ) A A-B 308 118 36.344 A-D 74 118 8.732 B B-C 396 118 46.728 B-D 528 118 62.304 C C-B 462 118 54.516 D D-A 600 118 70.800 Total 279.424 Tabel 4.7 Analisa biaya perpindahan layout awal jarak rectilinear To From A B C D Total A - 12.452-23.772 36.224 B - - 3962 11.320 15.282 C - 3962 - - 3962 D 23.772 - - - 23.772 Grand Total 79.240 Pada layout awal dari hasil perhitungan total biaya perpindahan per satuan jarak Rp. 279.424 dalam satu hari yang dihasilkan dari empat buah station. Diantara 4 station terdapat 2 station yang letaknya fix dan 2 station yang letaknya dapat dipindah untuk memaksimalkan ruang parkir dan meningkatkan efektivitas aliran layout. Pada layout usulan station C untuk cuci kendaraan dan B untuk interior eksterior salon yang letaknya pada stall service dapat di dekatkan letaknya karena mutlak perlu. Dengan tidak menghilangkan tahapan proses hanya dengan

50 memindahkan dan mendekatkan kedua station yang mutlak perlu pada layout usulan sehingga dapat memberikan efektifitas bahkan efisiensi waktu dari aliran proses. 4.4.2 Analisa Layout Usulan Gambar 4.18 Matriks elemen layout station usulan (skala 1:400 cm) Pada layout usulan di gambarkan matriks elemen dengan memindahkan station C yang merupakan station yang tidak fix, dengan tujuan agar aliran proses pada layout menjadi lebih efektif. Perpindahan station juga mempengaruhi lokasi titik pusat station pada layout usulan, perpindahan station dengan mendekatkan dua station yang memiliki proses yang mutlak perlu. Station yang mutlak perlu adalah station cuci kendaraan dan station salon interior exterior, dimana pada layout awal letak kedua station berjauhan sehingga terjadi backtracking selama proses.

51 Kordinat central pada layout usulan adalah sebagai berikut : (Xa, Ya) = (20, 4) (Xc, Yc) = (54, 42) (Xs, Ys) = (54, 50) (Xb, Yb) = (42, 26) (Xd, Yd) = (26, 82) Dari masing-masing kordinat lokasi titik pusat station pada layout usulan dihitung jarak rectilinear untuk mencari data aliran, perhitungan jarak rectilinear diantara koordinat dari lokasi titik pusat pada station (A, B, C, D dan S). Perpindahan dari station A ke semua station sebagai berikut : [Xa - Xb] + [Ya-Yb] = [20-42] + [4-26] = 44 [Xa - Xc] + [Ya - Yc] = [20-54] + [4-42] = 72 [Xa - Xd] + [Ya - Yd] = [20-26] + [4-82] = 84 [Xa - Xs] + [Ya - Ys] = [20-54] + [4-50] = 80 Perpindahan dari station B ke semua station [Xb - Xa] + [Yb - Ya] = [42-20] + [26-4] = 44 [Xb - Xc] + [Yb - Yc] = [42-54] + [26-42] = 28 [Xb - Xd] + [Yb - Yd] = [42-26] + [26-82] = 40 [Xb - Xs] + [Yb - Ys] = [42-54] + [26-50] = 36 Perpindahan dari station C ke semua station [Xc - Xa] + [Yc - Ya] = [54-20] + [42-4] = 72 [Xc - Xb] + [Yc - Yb] = [54-42] + [42-26] = 28 [Xc - Xd] + [Yc - Yd] = [54-26] + [42-82] = 12 [Xc - Xs] + [Yc - Ys] = [54-54] + [42-50] = 8 Perpindahan dari station D ke semua station [Xd - Xa] + [Yd - Ya] = [26-20] + [82-4] = 84 [Xd - Xb] + [Yd - Yb] = [26-42] + [82-26] = 40 [Xd - Xc] + [Yd - Yc] = [26-54] + [82-54] = 0 [Xd - Xs] - [Yd - Ys] = [26-54] + [82-50] = 4 Perpindahan dari station S ke semua station [Xs - Xa] + [Yd - Ya] = [54-20] + [82-4] = 112 [Xs - Xb] + [Yd - Yb] = [54-42] + [82-26] = 68 [Xs - Xc] + [Yd - Yc] = [54-54] + [82-42] = 40 [Xs - Xd] + [Ys - Yd] = [54-26] + [50-82] = 4

52 Dari hasil perhitungan jarak rectilinear diperoleh ukuran jarak rectilinear antar station untuk 1 proses pada 1 unit A ke B = 44, A ke D = 84, B ke C = 28, C ke S = 4, D ke A = 48 dan S ke D = 12 seperti yang dijelaskan pada Tabel 4.9. 4.4.3 Aliran Proses Layout Usulan Gambar 4.19 Flowchart Aliran Layout Usulan Aliran proses pada layout usulan menghilangkan proses backtracking dimana pada layout awal terjadi backtracking sebanyak 9 kali pada station cuci kendaraan dan salon interior eksterior dan cross traffic selama proses persiapan kendaraan berlangsung. Dengan layout usulan backtracking dan cross traffic dapat dihilangkan sehingga berdampak pada aliran proses yang lebih efektif. Disamping lebih efektif dapat dihitung juga efisiensi dengan layout usulan sebagai berikut:

53 Tabel 4.8 Analisa jarak dan perpindahan antar station layout usulan Station A B C D S Luas Area (m) 8 x 6 = 48 18 x 12 = 252 8 x 8 = 64 50 x 42 = 2100 8 x 8 = 64 Hubungan antar station Jarak perpindahan (m) Frekuensi perpindahan Jarak tempuh (m) A - B 28 11 308 A - D 74 1 74 B - C 20 11 220 C - S 4 8 32 D - A 48 10 480 S - D 12 8 96 Total 1210 Tabel 4.9 From To Chart aliran aktual layout usulan To Total A B C D S From (m) A 28 74 102 B 20 20 C 4 4 D 48 48 S 12 12 Grand Total 186 Pada analisa layout usulan total jarak tempuh menjadi 186 meter per unit kendaraan dengan rata - rata waktu 5 menit. Dengan mendekatkan station cuci kendaraan dan salon interior eksterior. Untuk menghitung efisiensi yang ada pada layout usulan jarak perpindahan antar station menjadi biaya aliran yang ada pada tabel from to chart dibawah. Tabel 4.10 Jarak rectilinear layout usulan From To A B C D S A - 44 m - 84 m - B - - 28 m - - C - - - - 8 m D 84 m - - - - S - - - 4 m - Delivery cost unit / meter = Rp 35.117 / jam = Rp 118 / meter 296 m / jam

54 Tabel 4.11 Total biaya aliran persatuan jarak rectilinear layout usulan A B C D S Total A 12.452 23.772 36.224 B 7.924 7.924 C 2.264 2.264 D 23.772 23.772 S 1.132 1.132 Grand Total 71.316 Dari perhitungan diperoleh total biaya dari jarak perpindahan antar station pada layout awal adalah Rp 5748,12 / m untuk satu proses dan satu unit kendaran. Station A Tabel 4.12 Analisa biaya perpindahan layout usulan Hubungan antar station Jarak tempuh (m) Biaya (Rp) Jarak tempuh x biaya (Rp) A - B 308 118 36.344 A - D 74 118 8.732 B B - C 220 118 25.960 C C - S 32 118 3.776 D D - A 480 118 56.640 S S - D 96 118 11.328 Total 142.780 Total biaya pada layout usulan yang dihasilkan Rp 142.780 dalam satu hari, dimana biaya yang diperoleh dari keseluruhan unit masuk dan keluar dalam satu hari Total biaya yang diperoleh pada aliran persatuan jarak antar station turun menjadi 71.316 rupiah dengan layout usulan. Efisiensi berasal dari kedekatan station cuci dan salon sehingga jarak yang pendek menjadi biaya persatuan jarak yang memberikan nilai efisiensi.

55 4.5 Perbandingan Jarak dan Biaya Layout Awal dan Layout Usulan Dari hasil pengukuran jarak perpindahan aliran proses antar station pada layout awal dan layout usulan diperoleh perbandinganya seperti tabel berikut. Tabel 4.13 Perbandingan layout awal dan layout usulan Obyek Pengukuran Layout Awal Layout Usulan Selisih Jarak tempuh (m) 2,368 1,210 1,158 Delivery cost unit (Rp / m) 118 118 0 Jarak tempuh x biaya (Rp) 279.424 142.780 136.644 1. Jarak tempuh perpindahan unit kendaraan antar station pada layout awal sebesar 2368 meter dan pada layout usulan menjadi 1210 meter. Jadi layout usulan memiliki jarak 51,09 % lebih pendek dibandingkan dengan layout awal. 2. Terjadi backtracking sebanyak 11 kali dengan jarak tempuh 462 meter pada layout awal dan pada layout usulan tidak terjadi backtracking sehingga efisiensi jarak pada layout usulan diperoleh sebesar 100 % 3. Penghematan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk delivery cost perpindahan unit kendaraan pada layout awal sebesar Rp 279.424 dan pada layout usulan adalah sebesar Rp 142.780 yang artinya terdapat selisih Rp 136.644. Jadi layout usulan dapat menghemat delivery cost unit per hari sebesar 48,90 %.