Pandangan MGB mengenai Model Masyarakat Akademik dan Sistem Governance ITB

dokumen-dokumen yang mirip
Pandangan MGB mengenai Kegurubesaran dan Guru Besar ITB

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) POLTEKKES KEMENKES SURABAYA PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS TUBAN

Pidato Ketua MGB ITB Periode pada Acara Serah Terima Jabatan Ketua MGB ITB

Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung

VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 37/SK/K01-SA/2006 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KURIKULUM

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 20/SK/K01-SA/2008 TENTANG KEBIJAKAN DASAR DAN NORMA AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(RIP) POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

RENCANA INDUK PENGABDIAN KEPADA MASYARKAT (RIPkM) STKIP SEBELAS APRIL SUMEDANG

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 18/SK/K01-SA/2007 TENTANG

Bab 4. Visi, Misi, Tata Nilai, Tujuan Strategik, Arah Kebijakan dan Strategi Fakultas Ekonomi Unila

PROGRAM KERJA FAKULTAS

KETENTUAN MENGENAI TOLOK UKUR DAN TATA CARA PENILAIAN KINERJA PIMPINAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Manual Mutu Akademik

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA Nomor 129/SK/R/V/2013 Tentang PEDOMAN EVALUASI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

KEBIJAKAN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN

PENDIDIKAN PASCASARJANA DALAM PERSPEKTIF PERGURUAN TINGGI RISET

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

PIDATO KETUA SENAT AKADEMIK. Peran dan Tanggung Jawab Senat Akademik Menjembatani Retorika Pendidikan Tinggi dengan Realita

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 30/I/KEP/SA/2003. tentang KEBIJAKAN DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KEBIJAKAN NORMATIF HUBUNGAN ANTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG DENGAN ALUMNI DAN DENGAN IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Transformasi Pendidikan Tinggi: Membangun Institusi dan Mengembangkan Potensi Insani. Gendut Suprayitno

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

SUATU PANDANGAN TENTANG KURIKULUM dan PENYUSUNAN KURIKULUM MATEMATIKA

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL

Pidato Ketua Senat Akademik ITB Pada Peringatan Dies Natalis ke-49 ITB

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

RENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN

MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PROGRAM STUDI MAGISTER REKAYASA PERTAMBANGAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BADAN HUKUM MILIK NEGARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1/127

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PROGRAM HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI. Penyusunan Proposal Awal

Struktur Proposal Awal

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Buku dan Sumber Belajar D.26

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 032/SK/K01-SA/2002 TENTANG NILAI-NILAI INTI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD.

VISI MISI DAN PROGRAM KERJA CALON DEKAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PERIODE

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Rencana Strategis (Renstra) Universitas Islam Indonesia Telah disahkan oleh Senat Universitas

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

STANDAR ISI PENELITIAN

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 20/SK/K01-SA/2010 TENTANG FOKUS RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

I. PENDAHULUAN. daya saing nasional, sedangkan daya saing nasional membutuhkan Perguruan. Perguruan Tinggi Negeri harus memiliki kemandirian.

KESATUAN ITB DI ANTARA HARAPAN, TANTANGAN DAN KESEMPATAN Oleh: Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. (Guru Besar dan Ketua Senat Akademik ITB)

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 09/SK/I1-SA/OT/2011 TENTANG VISI DAN MISI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

DRAFT RENCANA STRATEGIS

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK

SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 002/SK/MWA-UI/2008 TENTANG NORMA UNIVERSITAS RISET. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

A. Identitas Program Studi

2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar

KATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika.

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

Bab I. Pengantar. tujuan untuk mengetahui hubungan dari budaya kerja terhadap kinerja dosen

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

PEDOMAN Pengembangan Suasana Akademik dan Otonomi Keilmuan FOR/SPMI-UIB/PED

PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 001/P/I1-MWA/2014 TENTANG

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 15/SK/K01-SA/2004 TENTANG KEBIJAKAN RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PRODI: PASCASARJANA BUDIDAYA PERAIRAN FPIK-UB

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Rasio Dosen dan Mahasiswa D.39

STANDAR PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Institut Seni Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

ITB Sebagai Universitas Riset dan Inovasi

Program Kerja. PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

TUJUAN Dalam rangka melaksanakan misi dan pencapaian visi PS MTM Universitas Lampung, maka ditetapkan tujuan Program Studi sebagai berikut:

III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPA. A. Identitas Program Studi

STANDAR PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN

LEARNING OUTCOME (CAPAIAN PEMBELAJARAN) PROGRAM STUDI S1, S2 DAN S3 ILMU LINGKUNGAN ASOSIASI PROGRAM STUDI ILMU-ILMU LINGKUNGAN INDONESIA (APSILI)

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 246/P/SK/HT/2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PUSAT STUDI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA

Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Kampus & Sekretariat Pendaftaran. Website :

Universitas Andalas sebagai perguruan tinggi negeri yang memberikan jasa pendidikan mengemban misi sebagai berikut:

LABORATORIUM SENTRAL ILMU HAYATI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN SATUAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Manual Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG. Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved

Transkripsi:

Pandangan MGB mengenai Model Masyarakat Akademik dan Sistem Governance ITB Dokumen ini berisi pandangan resmi MGB mengenai berbagai aspek pengelolaan ITB, meliputi Tantangan ITB, ITB Badan Hukum Pendidikan, Model Masyarakat Akademik ITB, Kegurubesaran dan Guru Besar ITB, Program Studi di ITB, Program Penelitian di ITB, Sistem Governance ITB, dan Rektor ITB. New Page 1 Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung Pandangan Mengenai: Tantangan ITB, ITB Badan Hukum Pendidikan, Model Masyarakat Akademik ITB, Kegurubesaran dan Guru Besar ITB, Program Studi di ITB, Program Penelitian di ITB, Sistem Governance ITB, dan Rektor ITB I. Tantangan Institut Teknologi Bandung 1. ITB adalah aset amat penting bagi pembangunan cita-cita kehidupan sejahtera bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tantangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraannya adalah juga tantangan ITB dalam menjalankan fungsi, tugas serta kewajibannya. Perwujudan cita-cita kesejahteraan bangsa Indonesia ke depan

semakin kompleks dengan sasaran yang semakin cepat berubah. Ini pula adalah tantangan yang dihadapi oleh ITB ke depan. 2. Menyadari pada keterbatasannya maka ITB perlu konsisten memilih perannya dalam menghadapi tantangannya mewujudkan cita-cita kesejahteraan bangsa Indonesia. Sesuai pula dengan yang diamanahkan oleh visi maupun misinya, ke depan ITB perlu terus memperbaiki perannya lebih tepat serta bijak, baik yang berhubungan dengan fokus maupun kualitas capaiannya, dengan berkolaborasi lebih baik lagi dengan berbagai kekuatan bangsa. 3. Tantangan ITB ke depan, di dalam keterbatasannya yang ada, sebaliknya dengan aset berupa berbagai bentuk kepercayaan dari bangsa Indonesia, adalah menjalankan fungsinya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang unggul dan diakui oleh dunia sekaligus sebagai pusat pengembangan budaya bangsa, yang menghasilkan insan skolar yang bermartabat dan berbudaya, yang mampu menempatkan daya saing bangsa dalam keluhuran martabat, guna terwujudnya kesejahteraan bangsa. Dalam mengahadapi tantangannya tersebut semua unsur ITB harus konsisten pada roadmap yang menjadi ketetapan Institut. Berfungsi sebagai institusi akademik di dalam kerangka tantangan yang disebutkan adalah misi untuk mewujudkan visi Institut. II. ITB Badan Hukum Pendidikan 4. Penerapan UU Badan Hukum Pendidikan untuk Institut Teknologi Bandung Badan Hukum Pendidikan ITB BHP hendaknya memperoleh perhatian sangat cermat dan hati-hati. Beberapa pertimbangan sangat mendasar yang penting dirujuk adalah: a. UU BHP memberikan dan mengatur sifat otonomi ITB di dalam kerangka prinsip-prinsip dasar manajemen pendidikan yang lainnya; b. UU BHP menetapkan cara-cara pengelolaan Institut ke depan, yang dengan demikian akan menentukan pula kinerja serta kualitas Intitut menjalankan fungsinya; c. UU BHP hanyalah satu landasan dasar yang menemani sejumlah landasan dasar normatif (Pancasila, UUD 1945, UU Sisdiknas) yang secara bersama-sama akan menetapkan nilai ITB ke depan dalam menjalankan tanggung jawabnya; d. Di balik kelemahan UU BHP, sistem ITB BHP yang ditetapkan harus dapat dimanfaatkan sebagai peluang/potensi mendukung tercapainya cita-cita ITB kelas dunia, guna mewujudkan cita-cita kesejahteran bangsa melalui keunggulan daya saing serta keluhuran martabat bangsa (Universitas Kelas Dunia Berwawasan Kebangsaan), di dalam kerangka kompleksitas serta kecepatan perubahan sasaran kesejahteraan

bangsa Indonesia; e. Sistem ITB BHP yang ditetapkan harus dapat diusahakan guna menjamin terwujudnya model masyarakat akademik ITB yang ideal namun bertumpu pula pada budaya, tradisi, aset, serta potensi yang telah dimilikinya, sehingga ITB ke depan mampu menjamin berjalannya dengan baik fungsi utamanya; f. Manajemen ITB BHP yang ditetapkan harus dapat diusahakan untuk mendukung terwujudnya unsur-unsur yang diperlukan dalam membangun model masyarakat akademik ITB guna menghadapi tantangannya, yaitu: (a) keunggulan kinerja pada para pelaku akademik ITB, (b) peningkatan kapasitas serta mutu infrastruktur akademik yang tumbuh dan berkembang, serta (c) penumbuhan kekuatan atas keberadaan ITB sebagai simpul jaringan kerjasama nasional maupun internasional; g. Berbagai produk hukum yang kemudian dibuat untuk ITB BHP hendaknya bukan sekedar menyatakan apa yang boleh dan yang tidak boleh, atau yang harus ada dan yang tidak boleh ada. Sebaliknya di dalamnya harus menampakkan pula jati diri, di samping mampu menjadi guidance serta ukuran keberhasilan Institut, dalam menjalankan perannya sebagai lembaga akademik yang mempunyai komitmen mendapatkan pengakuan kelas dunia demi kebesaran bangsa Indonesia. III. Model Masyarakat Akademik Institut Teknologi Bandung 5. Menghadapi kompleksitas serta pergerakan sasaran atas tantangan yang terus berubah semakin cepat, ITB memerlukan model masyarakat akademik yang efektif untuk menjalankan fungsi, tugas serta kewajibannya. Kemampuan menghadapi perubahan membutuhkan model masyarakat akademik yang, bukan saja sensitif, tetapi juga prediktif, terhadap kebutuhan aktual untuk terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Faktor angat penting untuk membangun kemampuan ini adalah kapasitas serta mutu dari potensi, kekuatan, dan keberadaan ITB sebagai simpul jaringan kerjasama nasional maupun internasional. 6. Model masyarakat akademik ITB ke depan harus kuat dan unggul dalam memproduksi karya-karya original yang mendukung terwujudnya unsur-unsur kesejahteraan masyarakat. Faktor lain yang sangat penting yang perlu untuk membangun kekuatan ini adalah keunggulan serta kinerja pada para pelaku di dalam kelompoknya yang didukung oleh infrastruktur akademik yang berkualitas dan tumbuh, namun tidak terfragmentasi dari potensi-potensi disekitarnya. Dalam hal ini, pemimpin akademik memegang peran sangat penting untuk menjaga kesatuan visi karya-karya ITB di atas. 7. Unsur-unsur penting dan perlu pada model masyarakat akademik ITB yang disebutkan, meliputi: a. Sumberdaya manusia akademik yang bermutu, yang terhimpun di dalam tradisi keterpaduan atas

keberagaman keilmuan yang multi-dimensi; b. Pemimpin akademik (academic leaders) yang sangat diakui (well recognized) oleh masyarakat akademik sangat luas, pada berbagai bidang/kelompok keilmuan yang menjadi perhatian Institut serta bermakna bagi pembangunan kehidupan bangsa; c. Pusat-pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang didukung oleh infrastruktur akademik yang efektif pada jamannya, di samping mempunyai program pengembangan pada bidang-bidang ilmu pengetahuan yang menjadi perhatian Institut serta bermakna bagi pembangunan kehidupan bangsa; d. Jaringan kerjasama penelitian dan pendidikan yang luas dan kokoh pada tingkat nasional dan internasional, yang didukung oleh program kegiatan bersama yang terencana dan berkelanjutan. 8. Model masyarakat akademik ITB yang ideal adalah menggambarkan kehidupan yang dinamik dan konstruktif pada interaksi unsur-unsur di atas, sebagai identitas diri ITB, yang bertumpu pada kultur, tradisi, aset, serta potensi yang ada, serta yang mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya menjalankan fungsi utama Institut, yaitu: a. menyelenggarakan program pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi kehidupan masyarakat; b. menyelenggarakan pengembangan nilai-nilai kultur dan tradisi institusi sebagai tempat ditumbuh-kembangkannya insan skolar dan ilmu pengetahuan yang bermartabat dan berbudaya, yang menjadi motor perubahan budaya bangsa, dan c. menyelenggarakan manajemen perta pengembangan kapasitas serta mutu dari aset dan potensi institusi untuk berfungsinya dengan sangat baik Institut sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan pusat pengembangan budaya bangsa. 9. Setiap kebijakan yang diambil ITB ke depan hendaknya berhubungan dengan usaha untuk terbangunnya unsur-unsur penting yang diperlukan yang mendukung terwujudnya model masyarakat akademik yang telah disebutkan, serta yang merujuk pada: a. semakin tingginya kompleksitas serta kecepatan pergerakan sasaran-sasaran atas tantangan bangsa yang menjadi tanggung jawab ITB, b. lesson learned yang diperoleh menjelang dan selama kurun waktu ITB Badan Hukum Milik Negara (ITB BHMN), serta

c. tanggung jawab ITB BHMN untuk berubah menjadi ITB Badan Hukum Pendidikan (ITB BHP) dalam kerangka menjalankan misi mewujudkan visi ITB. IV. Kegurubesaran dan Guru Besar Institut Teknologi Bandung 10. Kegurubesaran dan Guru Besar adalah pembawa bendera akademik ITB (pemimpin akademik academic flag carrier), dan karenanya menentukan kehidupan akademik di dalam kampus. Berangkat dari hakekat jabatan Guru Besar pada suatu perguruan tinggi, Kegurubesaran dan Guru Besar, dengan demikian, adalah penggerak tumbuhnya keunggulan karya akademik yang menjadi modal dasar untuk pengakuan Institut pada masyarakat dunia. Dengan demikian, Institut ke depan hendaknya melaksanakan berbagai usaha guna meningkatkan mutu staf akademiknya untuk menuju jabatan Guru Besar dengan pengakuan masyarakat akademik sangat luas dalam: (1) menghasilkan karya-karya akademik yang unggul dalam keilmuan yang bermanfaat, (2) menjalankan perannya sebagai academic leadership yang membangun komunitas akademiknya dalam mencapai karya-karya unggul yang bermanfaat, dan (3) menjadikan keberadaannya sebagai potensi bagi komunitasnya maupun bagi Institut yang kontributif pada terlaksananya misi untuk terwujudnya visi Institut. 11. Guna menjamin berperannya para Guru Besar sebagai motor penggerak karya-karya bermakna Institut maka diperlukan suatu lembaga masyarakat Guru Besar yang membangun dan menjaga kesatuan visi serta misi kepemimpinan para Guru Besar pada tingat yang berjenjang, yaitu pada tingkat komunitas akademik yang paling elementer hingga ke tingkat Institut. Kehadiran lembaga masyarakat Guru Besar dipandang sangat penting, yaitu berfungsi sebagai sumber nilai-nilai yang tidak terfragmentasi, yang menyatukan visi kepemimpinan para Guru Besar Institut maupun bagi Institut, yang peran serta tanggungjawabnya meliputi: (1) membina kehidupan akademik dan integritas moral & etika profesional serta kukuhnya kesarjanaan pada Institut, (2) membangun & menjaga academic values masyarakat Institut, (3) melalui para anggotanya menggali dan mewujudkan karya nyata Institut, dan (4) atas nama Institut, menggali dan membangun pemikiran tentang solusi masalah-masalah kebangsaan. Sesuai dengan hakekatnya, lembaga masyarakat Guru Besar ITB bertanggung jawab kepada masyarakat akademik ITB. 12. Mengingat pentingnya peran ideal dari lembaga masyarakat Guru Besar pada suatu perguran tinggi (lembaga masyarakat Guru Besar sebagai: a house of learning, a guardian of values, an agent of changes, a house of culture, a bastion of academic freedom) dalam membina kehidupan serta nilai-nilai akademik, ke depan, Institut harus dapat menyiapkan suatu sistem kelembagaan untuk keberdayaan lembaga masyarakat Guru Besar ITB yang memungkinkan terlaksananya fungsi dan tanggung jawabnya serta terjadinya proses penggalian, pengembangan, dan pembinaan nilai-nilai kehidupan akademik, sedemikian sehingga model kehidupan masyarakat akademik ITB selalu mampu menjalankan fungsinya dengan lebih baik.

V. Program Studi di Institut Teknologi Bandung 13. Program Studi adalah merupakan bentuk eksistensi penting dari model masyarakat akademik pada suatu perguruan tinggi. Antara lain melalui penyelenggaraan program studi, Institut menjalankan fungsinya sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan pusat pengembangan budaya bangsa. Oleh karena itu, sesuai dengan tingkatannya, penyelenggaraan suatu program studi harus mampu menjamin berlangsungnya pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi identitas Institut, disamping menjamin pula dihasilkannya agen pembangun budaya bangsa (lulusan) yang unggul dan bermutu. Hendaknya lulusan setiap program studi di ITB mempunyai nilai lebih yang setara dengan mutu mahasiswa yang ditunjukkan oleh kepercayaan masyarakat kepada ITB. Hendaknya pula, kehadiran setiap program studi di ITB dilakukan lebih selektif, sehingga menjamin peningkatan kualitas kinerja dari semua pelaksanaan fungsi utama Institut sebagai perguruan tinggi riset kelas dunia. 14. Keberlangsungan setiap program studi harus dijamin sebagai satu kesatuan proses pembentukan nilai-nilai ITB yang seutuhnya: keunggulan, kepeloporan, kejuangan, dan pengabdian. Keberlangsungan setiap program studi harus menjamin kehidupan model masyarakat akademik ITB yang didasarkan pada kultur interaksi keilmuan yang menyelesaikan permasalahan bangsa. Setiap program studi di ITB harus diselenggarakan secara terpadu, dan tumbuh berakar pada berbagai usaha memberdayakan potensi budaya bangsa, guna penguatan daya saing serta martabat bngsa Indonesia pada berbagai bentuk interaksi budaya global yang terus tumbuh dan berkembang. VI. Program Penelitian di Institut Teknologi Bandung 15. Program Penelitian adalah bentuk eksistensi penting yang lain dari model kehidupan masyarakat akademik pada suatu perguruan tinggi. Melalui program penelitian, Institut menjalankan fungsi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS), yang menjunjung sangat tinggi aspek serta nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, yang bermutu tinggi, yang pada gilirannya mendukung pembangunan nasional dan kesejahteraan bangsa. Sebagai perguruan tinggi riset dan pengembangan, yang mengusahakan pengakuan internasional (kelas dunia), Institut harus menaruh perhatian dan mengelola program penelitian secara terpadu dengan program pendidikan, mulai dari strata satu hingga strata tiga. 16. Reputasi Institut, baik di tingkat nasional maupun internasional, sangat bergantung pada pengakuan atas output penelitian yang dihasilkannya. Untuk itu, setiap program penelitian di lingkungan Institut adalah penting untuk terjamin keberlanjutannya di satu sisi, namun mengikuti perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat di sisi lain. Setiap program penelitian

sangat perlu diselenggarakan secara terencana dan hasilnya harus terukur. Dampak penelitian pada pembangunan nasional dan kesejahteraan bangsa harus terasakan pula. 17. Guna menghasilkan produk penelitian maupun pengembangan yang bermutu sekaligus bermakna bagi kehidupan bangsa, Institut sangat penting memberikan insentif bagi terlaksananya program-program penelitian lintas keilmuan, serta yang menjalin kerjasama penelitian pada skala nasional maupun internasional. Termasuk pula, sesuai dengan kapasitasnya, Institut mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan penelitian pada ilmu-ilmu dasar yang akan menjadi tumpuan penting bagi pengembangan keilmuan yang lainnya. Namun demikian, program-program penelitian maupun pengembangan yang sangat dekat pada peningkatkan keberdayaan potensi masyarakat harus pula mendapatkan perhatian sangat tinggi. VII. Sistem Governance Institut Teknologi Bandung 18. Sistem governance ITB ke depan haruslah mempunyai objektif yang konsisten dan cermat membangun model masyarakat akademik ITB yang menjamin bekerjanya fungsi utama ITB. Setiap kebijakan yang diambil oleh sistem governance ITB, utamanya yang akan berdampak permanent ataupun semi-permanent memerlukan proses penetapan yang melibatkan masyarakat akademik, serta mengindahkan kaidah-kaidah pada tradisi masyarakat akademik. Kehadiran unsur-unsur normatif dan eksekutif pada Institut dimaksudkan untuk menjaga tetap tumbuhnya nilai-nilai lembaga pendidikan dalam menghadapi berbagai tantangan serta kendala yang tak terhindarkan. 19. Memperhatikan constraints yang dihadapi Institut dalam menjalankan fungsinya, berdasarkan pada roadmap pengembangan Institut, sistem governance ITB harus memperhatikan sejumlah objektif sebagai berikut: a. Membina, mengembangkan, dan memberdayakan seluruh aset dan potensi sumberdaya manusia akademik (dosen, peneliti, teknisi/asisten akademik); b. Membina, mengembangkan, dan memberdayakan seluruh aset dan potensi kelompok-kelompok keilmuan srta kelompok riset (pusat/pusat penelitian); c. Membina, mengembangkan, dan memberdayakan seluruh aset infrastruktur akademik (laboratorium, studio, jaringan informasi, perpustakaan); d. Membina, mengembangkan, dan memberdayakan sistem serta proses interaksi antar kelompok keilmuan; e. Membina, mengembangkan, dan memberdayakan jaringan kerjasama nasional dan internasional sebagai bentuk infrastruktur masa depan ITB;

f. Merespons setiap symptom yang berkembang dan memprediksi nilai-nilai baru yang akan dihadirkan oleh setiap kebijakan yang diambil. 20. Menghadapi kecepatan perubahan pada sasaran serta kompleksitas pada tantangan yang dihadapi, sistem governance ITB memerlukan sejumlah badan kerja yang memikirkan secara kerkelanjutan konsep-konsep pengembangan dan kebijakan. Guna menjamin fungsi dan kinerjanya, hendaknya lembaga ini mempunyai akses yang baik dengan berbagai unsur sistem governance yang ada. VIII. Rektor Institut Teknologi Bandung 21. Rektor ITB ke depan mempunyai peran sangat kunci bukan saja bagi internal ITB tetapi juga bagi stake holder ITB. Sebagai pembawa bendera Institut, Rektor ITB hadir atas nama Institut sebagai bagian dari kekuatan bangsa Indonesia. Atas dasar bahwa ITB adalah bagian dari kekuatan bangsa, maka peran Rektor ITB akan menjadi tumpuan harapan berbagai lembaga kekuatan bangsa Indoensia yang lainnya. Untuk itu, Rektor ITB ke depan diharapkan memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: a. Memiliki integritas sangat tinggi untuk terlaksananya misi mewujudkan visi Institut sebagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia; b. Sangat mengerti dan menguasai fungsi, kewajiban dan tanggung jawab Institut dalam keikut-sertaaanya menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa Indonesia; c. Ke dalam mempunyai kemampuan manajemen dan mengembangkan kapasitas dan mutu seluruh aset serta potensi Institut; d. Ke luar mempunyai kemampuan memposisikan Institut sebagai simpul jaringan kerjasama nasional dan internasional. 22. Selain yang bersifat umum dan normatif di atas, Rektor ITB ke depan harus pula mempunyai kemampuan menjalankan tugas-tugas Institut, utamanya: a. Menyusun dan menetapkan kebijakan akademik Institut yang mengacu pada kebijakan umum serta agenda akademik Institut; b. Menyusun RENSTRA Institut yang mengacu pada kebijakan umum serta Rencana Induk Pengembangan yang telah menjadi ketetapan Institut;

c. Ke dalam mengelola dan mengembangkan kapasitas serta mutu program pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, sesuai dengan kebijakan umum dan agenda akademik Institut; d. Ke luar membawa dan menjaga tetap tegaknya bendera (flag carier) Institut, serta membangun peran serta kontribusi eksternal Institut.f