II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, yang menyatakan bahwa kemitraan

Pola Kemitraan Antara Petani Heliconia dengan Sekar Bumi Farm di Desa Kerta Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benih Pengertian 2.2. Klasifikasi Umum Tanaman Padi

Kemitraan Agribisnis. Julian Adam Ridjal. PS Agribisnis Universitas Jember

MANFAAT KEMITRAAN USAHA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

I. PENDAHULUAN. dikembangkan dan berperan sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uji perbandingan. Komparasi juga merupakan salah satu metode penelitian yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Tanaman melon (Cucumismelo L.) adalah salah satu anggota familia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kedudukannya di Indonesia. Potensi sumber daya alam di Indonesia yang

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani. Tercatat bahwa dari 38,29 juta orang

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

III KERANGKA PEMIKIRAN

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keragaan Usahatani Pembedengan Bibit

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas dan sebagian besar

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Umum Nanas

III KERANGKA PEMIKIRAN

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. 1. Baik pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi, rendahnya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan pertanian. Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar pekerjaan utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan pembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Kuisioner ANALISIS KEGIATAN DAN PERMASALAHAN DALAM PEMASARAN SAYURAN ORGANIK

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha peternakan unggas di Sumatera Barat saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Pada umumnya sebagai sumber pangan karbohidrat, pakan ternak dan bahan baku industri olahan pangan. Ke depan peranannya semakin penting dan strategis

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang diakibatkan krisis moneter serta bencana alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan di abad ke-21, UKM dituntut untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGANTAR AGRIBISNIS

I. PENDAHULUAN. penghidupan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Secara umum, pengertian

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Mekanisme Pelaksanaan Kemitraan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menopang perekononiam masyarakat. Pembangunan sektor

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENGKAJI HASIL DAUN BAWANG MERAH PADA JARAK TANAM BERBEDA.

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemitraan Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal kemitraan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 menyatakan, kemitraan adalah kerja sama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Menurut Sutawi (dalam Yuliani, 2004) kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau besar yang disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling menguntungkan. Menurut Baga ( dalam Gutama, 2000), kemitraan merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling menguntungkan antara bisnis besar dengan bisnis kecil maupun antara dua bisnis besar dalam rangka mendorong pertumbuhan. Kemitraan usaha pertanian dapat dilaksanakan dengan pola. 1. Pola inti-plasma Pola inti-plasma merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya perusahaan mitra bertindak sebagai inti dan kelompok mitra sebagai plasma. Dalam pola inti-plasma, usaha besar atau 10

11 usaha menengah sebagai inti membina dan mengembangkan usaha kecil menjadi plasmanya dalam: 1. Penyediaan dan penyiapan lahan 2. Penyediaan sarana produksi 3. Pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi 4. Perolehan, penguasaan, dan peningkatan teknologi yang dilakukan 5. Pembiayaan 6. Pemberian bantuan lainnya yang diberikan bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha. Plasma Plasma Perusahaan Inti ` Plasma Plasma 2. Pola sub-kontrak Gambar 2.1 Pola Kemitraan Inti Plasma Pola sub kontrak merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya.

12 Perusahaan Mitra 3. Pola dagang umum Gambar 2.2 Pola Kemitraan sub kontrak Pola dagang umum merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra atau kelompok mitra memasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra. Perusahaan Mitra Konsumen Memasarkan Produk Kelompok mitra 4. Pola keagenan Gambar 2.3 Pola Kemitraan Dagang Umum Pola keagenan merupakan salah satu bentuk hubungan kemitraan, dimana usaha kecil diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa dari usaha menengah atau usaha besar sebagai mitranya.

13 Memasarkan Memasok Perusahaan Mitra Konsumen Gambar 2.4 Pola Kemitraan Keagenan 5. Pola kerjasama KOA ( Kerjasama Operasional Agribisnis) Merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra yang di dalamnya terdapat kelompok mitra yang menyediakan lahan, sarana, dan tenaga. Perusahaan mitra menyediakan biaya atau modal dan sarana untuk mengusahakan suatu komoditi pertanian. Perusahaan Mitra Lahan Sarana Tenaga Biaya Modal Teknologi Manajemen Gambar 2.5 Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA)

14 2.1.1 Tujuan kemitraan Kemitraan usaha bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, kesinambungan usaha, kuantitas produksi, kualitas produksi, meningkatkan kualitas kelompok mitra, peningkatan usaha dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kelompok mitra mandiri (Martodireso dan Widada, 2001). Menurut Sumardjo, dkk. (2004) tujuan kemitraan adalah untuk meningkatkan kemitraan, kesinambungan usaha, meningkatkan kualitas sumber daya kelompok mitra, peningkatan skala usaha serta menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan kelompok usaha mandiri. Tujuan kemitraan untuk mengangkat usaha kecil menjadi pilar pembangunan ekonomi dan akses ke sumber permodalan dan pasar. Kelompok usaha kecil memerlukan dorongan pemerintah dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia, teknologi, permodalan/ kredit dan pemasaran ( Gutama, 2000). 2.1.2 Kelebihan dan kelemahan kemitraan Kelebihan dari strategi kemitraan, yaitu (1)Mempercepat sistem operasi, (2) Resiko yang ditanggung secara bersama (3) Memperluas jangkauan pasar dengan saluran distribusi yang baru, dan (4) Memudahkan penyesuaian terhadap perubahan teknologi baru, karena adanya akses dalam marketing yang semakin luas. Adapun kelemahan dan kesulitan yang sering terjadi dalam strategi kemitraan yaitu apabila perusahaan tidak memiliki perjanjian yang tegas dalam kerjasama yang dilakukan, maka plasma akan mempergunakan apa yang dimiliki oleh perusahaan inti dengan seenaknya (Gutama, 2000). Pada umumnya petani

15 memiliki komitmen yang lemah tentang bagaimana pengendalian mutu yang sesuai dengan kebutuhan pasar serta keterbatasan petani akan teknologi, informasi dan akses pasar yang menyebabkan petani kurang mampu mengelola hasil usahataninya secara mandiri. 2.1.3 Peranan pelaku kemitraan Sebagai upaya untuk mewujudkan kemitraan usaha yang mampu memberdayakan ekonomi rakyat, sangat dibutuhkan adanya kejelasan peran masing-masing pihak yang terlibat dalam kemitraan tersebut. Berbagai peran dari pelaku kemitraan usaha tersebut adalah sebagai berikut ( Hafsah, 2000). 1. Peranan perusahaan (1) Menyusun rencana usaha dengan petani mitra untuk disepakati bersama. (2) Memberikan bimbingan dalam meningkatkan kualitas produk kepada petani. (3) Menjamin pembelian hasil produksi petani sesuai dengan kesepakatan bersama. 2. Peranan petani (1) Bersama-sama dengan perusahaan melakukan penyusunan rencana usaha untuk disepakati. (2) Melaksanakan ketentuan sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati bersama. (3) Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam teknis usaha dan produksi.

16 2.2 Pisang Hias ( Heliconia) Bunga Heliconia adalah jenis tanaman hias khas tropis, sering disebut sebagai pisang hias. Sebagian orang menjadikannya sebagai penghias taman di rumah, perkantoran, hotel, sampai pelengkap rangkaian bunga. Pisang hias atau Heliconia merupakan tumbuhan tropika yang istimewa dengan batang, daun dan bunga hiasan yang cantik. Pisang hias berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Kepulauan Pasifik. Terdapat 500 spesies dan varietas di dunia. Heliconia termasuk dalam keluarga Heliconiaceae. Tanaman ini memiliki bentuk mirip pohon pisang, banyak varietas dengan bentuk dan warna bunga yang eksotis dengan warna dominan merah, kuning, jingga, pink, dan hijau. Heliconia berasal dari kata Yunani Heliconios, adalah genus dari 100 sampai 200 spesies dari tanaman bunga di Amerika dan Samudra Pasifik serta pulau-pulau barat di Indonesia. Spesies Heliconia banyak ditemukan di hutan hujan atau hutan basah tropis. Nama umum untuk genus ini termasuk lobstercakar dan pisang liar. Secara kolektif, tanaman ini juga disebut Heliconia, bentuk Heliconia menyerupai pohon pisang dengan batang yang memiliki pelepah. Di Indonesia Heliconia mulai digemari sekitar tahun 1997 (Berry dan Kress, 1991). 2.2.1 Klasifikasi bunga Heliconia Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Devisi: Magnoliophyta Subdivisi: Spermatophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Zingiberalas

17 Familia: Heliconiaceae Genus: Heliconia Species: Heliconia sp 2.2.2 Budidaya bunga Heliconia Budidaya Heliconia dimulai dari pelaksanaan penyiapan lahan, di mana bibit yang digunakan untuk bahan tanaman ada yang disemaikan terlebih dahulu untuk menumbuhkan akar dan batangnya dan ada pula yang langsung ditanam ditempat penanaman. Persiapan lahan untuk penanaman dimulai dari mengolah tanah dengan menggunakan cangkul atau traktor hingga cukup gembur sedalam 25 cm, kemudian mengering-anginkan tanah selama 14 hari agar kondisi tanah matang dan siap ditanami. Membuat bedengan-bedengan selebar 120 cm, tinggi 30 cm, dan panjang nya 3 s.d 5 m atau disesuaikan dengan kebutuhan, kemudian dicampurkan dengan pupuk kandang sebanyak 2 s.d 5 kg/m 2. Jarak antar bedengan 1 m, untuk memudahkan pemeliharaan. Penanaman dilakukan dengan mempersiapkan bedengan, untuk per lubang tanaman dibuatkan lubang tanam pada jarak 50 cm x 50 cm untuk Heliconia ukuran kecil dan jarak tanam untuk Heliconia yang berukuran lebih besar adalah 200 cm x 100 cm, dengan kedalaman tanam 10 s.d 15 cm. Bibit siap tanam dikebun apabila memiliki tiga lembar daun yang membuka penuh dengan ketinggian bibit rata-rata mencapai 25 cm, setelah itu menyiram sebagian tanah hingga cukup basah. Pemanenan dilakukan ketika bunga mekar optimal, yaitu pada saat seludang membuka dan mengeluarkan bunga sebanyak 1 s.d 2 buah. Pada saat panen,

18 tangkai bunga dipotong menggunakan sabit. Panjang tangkai bunga yang dipotong bervariasi, tergantung jenis Heliconia dan kebutuhan pasar. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan bunga berada dalam kondisi optimal. Mulai dari masa tanam memerlukan waktu satu tahun agar dapat dipanen oleh petani. 2.3 Usahatani Heliconia Dalam usahatani Heliconia ini membahas mengenai biaya produksi, produktivitas, penerimaan, dan keberhasilan petani dalam menjalin kemitraan. 2.3.1 Biaya produksi Biaya produksi usahatani merupakan semua pengeluaran yang dipergunakan dalam mengorganisasikan dan melaksanakan proses produksi, termasuk di dalamnya modal, input-input, dan jasa-jasa yang digunakan di dalam produksi ( Hafsah, dalam Yuliani, 2004). Secara umum, biaya dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yaitu biaya yang dalam jangka waktu tertentu besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi. Biaya variabel yaitu biaya yang besarnya tergantung pada besar kecilnya produksi (Rahardja, 2004). 2.3.2 Produktivitas Husein (2002) mengatakan bahwa produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Menurut Ravianto (1985) produktivitas dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan multidisiplin yang secara efektif merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap menjaga kualitas.

19 2.3.3 Penerimaan Menurut Soekartawi (2002), penerimaan merupakan perkalian antara hasil produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan usahatani juga diartikan sebagai penerimaan dari semua bidang usahatani meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, dan yang dikonsumsi. 2.3.4 Keberhasilan Laba merupakan selisih dari pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu (periode) tertentu. Menurut Supriyono (2000) laba merupakan selisih antara pendapatan dengan beban, laba dapat mengukur masukan dalam bentuk beban yang diukur dengan biaya dan keluaran dalam bentuk pendapatan yang diperoleh. Indikator keberhasilan usaha menurut Riyanti (2003), kriteria yang cukup signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal, peningkatan jumlah produksi, perluasan usaha, perluasan daerah pemasaran, perbaikan sarana fisik, dan pendapatan usaha. Keberhasilan kemitraan yang dilakukan oleh petani Heliconia dengan Sekar Bumi Farm dapat dilihat dari nisbah keuntungan yang diperoleh oleh petani sebelum bermitra dan setelah bermitra dengan Sekar Bumi Farm. 2.4 Penelitian Sebelumnya Hasil penelitian Zulkifli (2007) dengan judul Evaluasi Kinerja Kemitraan Agribisnis Tembakau Virginia di Kabupaten Lombok Timur, menyimpulkan bahwa kemitraan agribisnis yang dikembangkan tergolong efektif yang tercermin dari perbandingan antara keuntungan aktual dengan keuntungan yang

20 direncanakan (112,24%), perbandingan efisiensi usahatani aktual dengan efisiensi usahatani direncanakan (103,07%) dan perbandingan produktivitas usahatani aktual dengan produktivitas usahatani direncanakan (104,60%). Hasil penelitian Wikramana (2009) dengan judul Pola Kemitraan antara Agroindustri UD Nusa Sekarwangi dengan Petani Nilam di Desa Abiantuwung Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, menyimpulkan bahwa kemitraan yang terjalin antara petani dengan Agroindustri UD Nusa Sekarwangi berjalan sangat efektif yang dilihat dari perbandingan antara keuntungan aktual dengan keuntungan yang direncanakan (rasio efektivitas) sebesar 90,04%. Sudah tergolong efisien dan menguntungkan bagi petani, dilihat dari R/C aktual yang didapat petani sebesar 1,80 dan sangat produktif dilihat dari perbandingan produktivitas usahatani aktual dengan produktivitas usahatani direncanakan (rasio produktivitas) sebesar 77,78%. Hasil penelitian Siburian (2014) dengan judul Pola Kemitraan Antara Petani Sayuran dengan Koperasi Merta Nadi di Desa Pelaga di Kecamatan Petang Kabupaten Badung, menyimpulkan bahwa kemitraan yang dilaksanakan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, keberhasilan dalam kemitraan ini dapat dilihat dari nisbah keuntungan yang diperoleh petani sebesar 1,36 dan koperasi sebesar 0,85 sehingga dari keuntungan yang diperoleh mampu meningkatkan modal koperasi dalam pembelian hasil produksi sayuran. Hasil penelitian Suwarthiani (2014) dengan judul Efektivitas Pola Kemitraan Usaha Perbenihan Padi antara PT Pertani (Persero) dengan Petani Penangkar Benih di Subak Pegedangan di Tabanan, menyimpulkan bahwa kemitraan yang terjalin antara PT Pertani (Persero) dengan Petani Penangkar Benih di Subak

21 Pegedangan tergolong efektif ditinjau dari rasio produktivitas aktual terhadap produktivitas direncanakan >100%. Produktivitas lahan kelompok tani kelas BP (119,49%) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas BR (114,21%). Ditinjau dari nilai rasio efisiensi aktual terhadap efisiensi direncanakan >100%. Produksi benih kelas BR ( 101,93%) lebih efisien dibandingkan kelas BP (101,34%). Hasil penelitian Astrawan (2014) dengan judul Kemitraan Antara Peternak Ayam Pedaging (broiler) Dengan UD.Unggas Sari Utama di Desa Demulih, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, menyimpulkan bahwa Efesiensi pada kegiatan kemitraan peternak ayam pedaging sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari nilai R/C rasio yang lebih besar dari 1 (R/C rasio = 1,08). 2.5 Kerangka Pemikiran Usahatani bunga Heliconia di Desa Kerta semakin berkembang. Untuk meningkatkan produksi serta peningkatan mutu dari produk Heliconia ini memerlukan berbagai sarana dalam pengembangannya, sehingga diperlukan suatu lembaga atau perusahaan yang dapat memfasilitasi dalam peningkatan produksi bunga Heliconia ini. Untuk pemenuhan kebutuhan sarana produksi, pemasaran hasil produksi, dan hal-hal lainnya guna mendukung perkembangan produk ini dapat dilakukan dengan melakukan suatu kemitraan antara petani dengan Sekar Bumi Farm yang terdapat di Desa Kerta. Kemitraaan yang dilakukan memiliki tujuan yang sama yaitu sama-sama saling melengkapi dan saling menguntungkan. Melalui kemitraan yang dilakukan oleh petani dengan Sekar Bumi Farm maka ada beberapa hal yang perlu diteliti yaitu menganalisis bagaimana mekanisme kemitraan yang dilakukan oleh petani dengan Sekar Bumi Farm, bagaimana keberhasilan kemitraan yang dilaksanakan, manfaat yang diperoleh

22 bagi petani dan Sekar Bumi Farm, serta kendala-kendala yang dihadapi pada saat bermitra. Analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan bagaimana mekanisme kemitraan yang dilakukan oleh petani dengan Sekar Bumi Farm, manfaat yang diperoleh bagi petani dan Sekar Bumi Farm, serta kendala yang dihadapi saat bermitra. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis keberhasilan kemitraan yang dilakukan oleh petani dengan Sekar Bumi Farm. Secara sistematis, kerangka pemikiran disajikan seperti pada Gambar 2.6. Pola Kemitraan Bunga Heliconia di Desa Kerta Sekar Bumi Farm Petani Penanam Bunga Heliconia Kemitraan Usaha Metode Analisis Data Metode Deskriptif Kualitatif Metode Kuantitatif Mekanisme Manfaat Kendala Nisbah Keuntungan Penerimaan Biaya Kesimpulan Rekomendasi Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Pola Kemitraan Petani Heliconia dengan Sekar Bumi Farm