Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

ABSTRAK. Kata kunci : Penerapan, Berbasis Masalah (problem based learning), Hasil Belajar, Sosiologi

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

Kurnia Anandita Widyaningrum Program Studi Pendidikan-Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

Shinta Arwidya Pendidikan Sosiologi Antropologi,Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Kata kunci : Model pembelajaran kooperatif, Make A Match, pretasi belajar.

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Dian Ayu Natalia. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

TEKNIK PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA. Nourina Kartika Sakti, Sihkabuden, Susilaningsih

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

Kata kunci: motivasi,prestasi,model pembelajaran talking stick, LKS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A ABSTRAK

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

A ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMANFAATAN SATUAN PANJANG DAN BERAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK. Sri Handayani

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017

KOMPARASI METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 5 SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

Mohamad Muhazir MTs NU Miftahul Ulum Margasari. Agus Sudarmanto Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo. Abstrak

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

JURNAL SKRIPSI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI. Oleh : Aditya Surya Pratama K PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Volume 4 Nomer 2 Desember 2017

Merisa Aria Utama. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

BAB II Kajian Pustaka

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian. 2. Waktu Penelitian

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Labuan Dalam Menyimak Puisi Melalui Strategi Modeling dengan Menggunakan Media Video Rekaman Puisi

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

ARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

Eti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PADA MATERI AJAR TATA SURYA. Sugiyo

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PROSIDING ISBN :

C022. Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi UMS 2

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION (ATI)

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Dovan Julinur Rahsyaputra. K8411023. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Oktober 2015. Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi tindakan. Subyek pada penelitian tindakan kelas adalah seluruh siswa kelas XI IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali yaitu sebanyak 31 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sementara teknik pendukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali, yang dimulai dari tahap Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II. Hasil belajar pada tahap Pra Tindakan diperoleh prosentase ketuntasan siswa sebesar 45% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 73,54. Hasil belajar mengalami peningkatan pada Siklus I dengan prosentase ketuntasan sebesar 58% dan rata-rata nilai sebesar 78,54. Kemudian pada siklus II diperoleh prsontase ketuntasan sebesar 87% dengan nilai rata-rata sebesar 87,41. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkat hasil belajar siswa kelas XI IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali. Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Talking Stick, Hasil Belajar.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Proses pembangunan bangsa tidak terlepas dari pendidikan. Negara melalui program pendidikan diharapkan mampu menghasilkan individu-individu yang terdidik dan memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik, sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan. Pendidikan merupakan kegiatan yang berlangsung seumur hidup, dimulai bahkan sejak manusia masih berada dalam kandungan. Lingkungan tempat manusia hidup akan memberikan pengalamanpengalaman sebagai bahan pelajaran manusia untuk mendapatkan pendidikan. Adapun lingkungan pendidikan secara alamiah mencakup lingkungan keluarga dan masyarakat, sedangkan lingkungan yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan diselenggarakan dalam bentuk yang kita kenal sebagai sekolah. Lingkungan keluarga menjadi yang pertama dan utama dalam proses pendidikan manusia. Melalui peran orang tua, manusia menemui dan megalami pendidikan untuk pertama kalinya, bahkan hingga seterusnya. Lingkungan pendidikan selanjutnya adalah lingkungan masyarakat. Pendidikan di masyarakat dapat diselenggarakan baik dalam bentuk yang dilembagakan maupun yang tidak dilembagakan. Bermacam-macam komunitas dan organisasi dapat menjadi lingkungan pembelajaran manusia, seperti organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, serta lembaga-lembaga lain yang di dalamnya memiliki programprogram pendidikan untuk membentuk dan mengembangkan potensi para anggotanya. Lingkungan pendidikan selanjutnya adalah sekolah. Dengan penerapan kurikulum tertentu, sekolah menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan potensi seorang individu. Tenaga pendidik atau guru bertugas untuk melaksanakan transfer ilmu dalam suatu pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, selain itu juga untuk mendidik untuk membentuk kepribadian siswa, serta untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga manfaatnya dapat dirasakan baik bagi dirinya sendiri maupun untuk lingkungannya. Dalam lingkup yang sempit, pendidikan sering digambarkan dengan sekolah. Melalui pendidikan formal yang diselenggarakan sekolah, manusia mendapatkan ilmu pengetahuan dengan cara mempelajarinya, serta dapat menemukan dan mengasah potensi diri dengan bimbingan guru sebagai pendidik. Dalam pendidikan formal, pembelajaran merupakan proses utama terjadinya interaksi pendidikan antara guru kepada siswa. Proses pembelajaran yang baik dan tepat akan memberikan hasil belajar yang baik pula kepada siswa. Untuk itu, diperlukan adanya penguatanpenguatan tertentu terhadap materi yang disampaikan guru kepada siswa dalam proses pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah kelas XI IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali yang terdiri dari siswa dengan karakteristik yang masingmasing berbeda. Adapun jumlah siswa yaitu 31 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 24 siswa perempuan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada Januari, kelas XI IIS 2 memiliki beberapa permasalahan yang memberikan dampak pada hasil belajar Sosiologi yang masih tergolong rendah. Hal tersebut dibuktikan pada hasil tes pra tindakan. Dari 31 siswa di kelas, sebanyak 54,83% masih mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 80. Sedangkan rata-rata kelas yang didapatkan sebesar 73,54. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Sosiologi, kelas XI IIS 2 merupakan kelas dengan keaktifan belajar yang kurang dibanding dengan kelas lainnya, sehingga hasil belajar yang diperoleh pun lebih rendah. Guru sudah mengupayakan untuk memperbaiki pembelajaran untuk menarik keaktifan siswa dalam belajar untuk memperoleh hasil yang maksimal. Di antaranya dengan menyajikan video pembelajaran yang sesuai dengan materi yang ditampilkan melalui LCD, serta menampilkan materi pelajaran melalui slide powerpoint yang disertai dengan tampilan gambar atau

ilustrasi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun cara-cara yang telah dilakukan tersebut dirasa belum memberikan hasil yang maksimal. Guru menginginkan adanya suatu perubahan pada pembelajaran. Pada mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IIS 2 diharapkan mengalami peningkatan hasil belajar. Maka guru bersama peneliti berupaya mencari solusi dari permasalahanpermasalahan di atas. Dari kegiatan refleksi yang dilakukan guru dan peneliti diperoleh kesimpulan yang menyatakan bahwa perlu dilakukan suatu perubahan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IIS 2. Berdasarkan refelksi tersebut, dalam rangka perbaikan proses pembelajaran dan mencari solusi untuk permasalahan yang ada maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas. Model pembelajaran yang dianggap tepat untuk memperbaiki pembelajaran Sosiologi di kelas XI IIS 2 adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick. Model pembelajaran ini dianggap tepat karena menuntut siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa dituntut terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, serta membangun interaksi aktif antara guru dengan siswa. Pada pelaksaannya, siswa akan diberi kesempatan untuk membaca dan memahami kembali informasi maupun materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Setelah selesai, guru mempersiapkan tongkat atau stick yang mana akan alat ini akan diberikan pada siswa yang duduk pada pojok baris paling depan maupun belakang. Selanjutnya tongkat tersebut diberikan kepada teman baik di samping kanan maupun kiri secara berurutan dan teratur. Guru berhak menghentikan laju tongkat tersebut di manapun. Setelah tongkat berhenti pada seorang siswa, guru akan memberikan pertanyaan seputar materi pembelajaran yang telah dibahas, sedangkan siswa dituntut untuk menjawab dengan tepat atas pertanyaan tersebut. Pembelajaran dengan metode ini diharapkan dapat memberikan penguatan terhadap siswa atas materi yang sedang dipelajari, sehingga

dapat memberikan hasil belajar yang maksimal. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa tersebut, maka perlu dilaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran dengan perumusan judul penulisan sebagai berikut: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Kelas Xi IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015." METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas XI IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali, dengan jumlah peserta didik sebanyak 31 siswa. Pemilihan subjek didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek tersebut memiliki permasalahan yang diidentifikasi pada observasi awal. Data yang didapatkan dari berbagai sumber, antara lain data dari sekolah, guru pengampu mata pelajaran Sosiologi kelas XI IIS 2, siswa kelas XI IIS 2, serta peristiwa selama kegiatan belajar mengajar Sosiologi berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Pada teknik kuantitatif analisis data dilakukan dengan cara membandingkan peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus yaitu berupa nilai ratarata kelas serta dilengkapi dengan ketuntasan hasil belajar siswa yang disajikan dalam data dengan bentuk tabel dan grafik. Pada teknik kualitatif analisis data yang dilakukan yaitu dengan mengamati dan membandingkan aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa baik itu sikap, tingkah laku, dan ketrampilan saat penerapan model pembelajaran tipe Talking Stick pada setiap siklus dan nantinya digunakan untuk menyusun dan memperbaiki rencana pelaksanaan tindakan selanjutnya. Untuk menentukan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasilan tindakan atau aspek-aspek yang akan di observasi yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan dan

menggunakan perhitungan kriteria penilaian sehingga dapat di ukur dengan jelas.. Berikut adalah indikator capaian dalam penelitian ini: Aspek yang Diukur Persentase Siswa yang Ditargetkan Cara Mengukur Kognitif 75% Diukur dari hasil tes formatif, siswa tersebut dianggap lulus dari batas nilai KKM Afektif 75% Diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung Psikomotor 75% Diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung SIKLUS I Perencanaan Peneliti dan guru menyepakati untuk pelaksanaan tindakan siklus I yang dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Peneliti dan guru mempersiapkan silabus, menyusun RPP, serta mendiskusikan skenario perencanaan. Pelaksanaan Siklus pertama penelitian ini dilaksanakan pada 20 Maret 2015, 23 Maret 2015, dan 27Maret 2015. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendalaman materi dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Observasi Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus 1 terdapat 18 siswa atau 58,05% siswa yang tuntas, sedangkan 13 siswa atau 41,93% siswa yang belum tuntas. Nilai ratarata yang diperoleh pada siklus pertama sebesar 78,54. Sedangkan rata-rata pada tahap pra tindakan diperoleh 73,54. Pada ranah afektif prosentase ketuntasan siswa adalah 68%, sedangkan pada ranah psikomotorik diperoleh sebesar 80%. Refleksi Selama pelaksanaan siklus I tersebut, proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick masih

menemui adanya permasalahan dan kekurangan baik pada guru maupun pada siswa. Adapun permasalahan atau kekurangan selama pelaksanaan guru adalah sebagai berikut: 1) Cara guru menyampaikan materi kepada siswa kurang menarik, sehingga siswa kurang menaruh perhatian selama proses pembelajaran berlangsung. 2) Guru kurang memanfaatkan ketersediaan waktu. Keterbatasan waktu selama dua pertemuan pada siklus I hendaknya dapat dimanfaatkan dengan pembagian waktu yang teratur sehingga akan lebih banyak siswa yang mendapat giliran pada permainan Talking Stick. 3) Guru kurang tegas dalam mengendalikan peserta didik di dalam kelas, sehingga beberapa siswa tampak bebas melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan pelajaran, seprti bermain HP dan bercanda dengan teman. Adapun kekurangan siswa selama pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut: 1) Beberapa siswa tidak memperhatikan penyampaian materi oleh guru dengan tertib, sehingga banyak siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran. 2) Beberapa siswa terlihat bermain HP pada saat pembelajaran berlangsung, aktivitas dengan HP tersebut tidak berhubungan dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. 3) Pada pelaksanaan Talking Stick, banyak siswa yang tidak tertib dengan peraturan yang sudah disepakati, banyak yang bercanda dan terkesan gaduh selama proses berlangsung. 4) Beberapa siswa sering terlambat masuk kelas. SIKLUS 2 Perencanaan Pada perencanaan siklus II guru dan peneliti sepakat melaksanakan siklus II selama tiga pertemuan. Guru dan peneliti mendiskusikan skenario pembelajaran yaitu dengan melanjutkan materi pelajaran pada bab Integrasi dan Reintegrasi Sosial dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick, serta menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru dengan peneliti.

Pelaksanaan Siklus kedua penelitian ini dilaksanakan pada 2 Mei 2015, 9 Mei2015, dan 13 Mei 2015. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 x 45 menit. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pendalaman materi dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Observasi Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus II terdapat 27 siswa atau 87% siswa yang tuntas, sedangkan 4 siswa atau 13% siswa yang tidak tuntas. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus pertama sebesar 87,41. Sedangkan rata-rata siklus I sebelumnya diperoleh 78,54. Pada ranah afektif prosentase ketuntasan siswa adalah 77%, sedangkan pada ranah psikomotorik diperoleh sebesar 83%. Refleksi Pada siklus II penelitian ini hasil belajar siswa yang sudah tuntas KKM yaitu sebanyak 27 siswa (87%) sedangkan yang belum tuntas KKM yaitu 5 siswa (15%). Menurut indikator capaian, pada siklus dua sudah melebihi batas yakni 75% dengan rata-rata 87,41. Kekurangankekurangan yang muncul pada siklus pertama sudah diperbaiki pada siklus kedua. Sehingga peneliti dan guru tidak perlu melaksanakan siklus selanjutnya. REVIEW LITERATUR Pembelajaran merupakan jalan yang ditempuh antara pebelajar dengan sesuatu yang dipelajari. Istilah pembelajaran memiliki arti sebagai proses dalam suatu kegiatan belajar antara dua atau lebih yang saling berhubungan dan berinteraksi. Surya dalam Majid (2014:4) mengartikan, Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan individu untuk memeproleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran berkaitan dengan proses, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungannya. Interaksi tersebut menghasilkan pengalaman-pengalaman yang baru sehingga memberikan tambahan pelajaran bagi pelaku pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan suatu bentuk rancangan pembelajaran yang dibuat secara sistematis, digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran demi mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Talking Stick. Talking Stick di dalam kelas tentu akan melibatkan peran guru dan siswa yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran. Siswa akan diberi kesempatan untuk menyimak materi pelajaran yang disajikan guru, serta membaca buku pelajarannya. Dalam hal ini, Talking Stick menjadikan siswa mandiri untuk fokus pada pembelajaran yang berlangsung, sebelum nantinya diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru melalui permainan Talking Stick. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melaksanakan Talking Stick: 1. Guru menyiapkan sebuah tongkat sepanjang lebih kurang 20cm. 2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, dan siswa diberi waktu untuk membaca dan memahami dengan diberi waktu yang cukup. 3. Setelah peserta didik siap, semua sumber belajar berisi materi pokok ditutup. 4. Guru memulai metode Talking Stick dengan menyalakan iringan musik, atau dapat menginstruksikan peserta didik untuk bernnyanyi bersama-sama. 5. Tongkat diberikan kepada salah satu siswa dari baris duduk siswa di pojok paling depan. 6. Tongkat terus bergulir berurutan melalui tempat duduk siswa seiring dengan alunan musik atau nyanyian pengiring. 7. Guru berhak menghentikan musik atau nyanyian pengiring kapanpun, seiring musik berhenti maka guliran tongkat juga dihentikan. 8. Siswa yang terakhir memegang tongkat akan diberi pertanyaan oleh guru dan wajib menjawabnya. 9. Siswa yang tidak dapat menjawab diberikan hukuman yang telah disepakati sebelumnya. 10. Demikian seterusnya Hasil belajar menurut Agus Suprijono (2011 : 5) adalah pola-pola

perubahan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap apresiasi dan keterampilan. Jadi dalam aktivitas belajar, hasil merupakan perubahan yang di dapatkan yang menyangkut aspek nilai, pengertian, sikap, apresiasi, dan keterampilan. Jadi, hasil belajar merupakan suatu bentuk perubahan, perubahan yang terjadi dapat berupa pada nilai, pengertian, sikap, apresiasi, dan juga keterampilan. Hasil belajar di sekolah ditentukan oleh indikator capaian KKM atau Kriteria Ketuntasan Minimum. KKM yang ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Boyolali adalah 80,00, sehingga setiap siswa dinyatakan tuntas dalam belajar apabila memenuhi nilai lebih atau sama dengan 80,00, sedangkan apabila mendapatkan nilai dibawah 80,00 maka siswa tersebut dinyatakan belum tuntas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian telah dinyatakan berhasil karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah dietetapkan. Berikut ini merupakan capaian penelitian mulai dari tahap pra tindakan, siklus I, dan siklus II : Kriteria Pra Tindakan Siklus I Siklus II Tuntas 14 18 27 KKM Prosentase 45,16% 58,06% 87% Belum 17 13 4 Tuntas KKM Prosentase 54,83% 41,93% 13% Rata-rata Nilai 73,54 78,54 87,41 Setelah dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick pada kelas XI IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali, hasil belajar siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik pada siswa

kelas XI IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pada kegiatan pratindakan, hasil belajar Sosiologi siswa kelas XI IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali belum dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 80. Rata-rata hasil belajar pada kegiatan pratindakan diperoleh sebesar 73,54. Diketahui dari total 31 siswa dikelas, sebanyak 54,83% memperoleh nilai di bawah KKM, sedangkan 45,16% sisanya memperoleh nilai pada batas KKM. Setelah penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick pada siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar Sosiologi pada siswa kelas XI IIS 2 SMA Negeri 1 Boyolali. Rata-rata hasil belajar pada pratindakan yang diperoleh sebesar 73,54 mengalami peningkatan menjadi 78,54 pada siklus I. Sebanyak 18 dari 31 siswa atau 58,06% siswa di kelas memperoleh nilai yang mencapai KKM. Sedangkan 13 siswa lainnya atau 41,93% siswa di kelas tidak mencapai KKM. Walaupun terjadi peningkatan dibandingkan dengan pratindakan, rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78,54 masih berada di bawah KKM yaitu 80. Pada siklus II, diperoleh kembali peningkatan hasil belajar siswa. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh sebesar 78,54 mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 87,41. Sebanyak 27 dari 31 siswa atau 87% siswa di kelas memperoleh nilai yang mencapai KKM. Sedangkan 4 siswa lainnya atau 13% siswa di kelas tidak mencapai KKM. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat dikemukakan beberapa saran oleh peneliti sebagai berikut : 1. Bagi Guru a. Hendaknya guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan materi pelajaran, tujuan pembelajaran, serta karakteristik siswa, sehingga pembelajaran berjalan dengan baik.

b. Hendaknya guru lebih sering melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa akan lebih aktif untuk mempelajari pokok materi dalam pelajaran yang sedang disampaikan c. Diperlukan ketegasan dari guru untuk dapat menertibkan siswa yang sering terlambat masuk kelas, serta untuk siswa yang sering bermain HP di kelas untuk dapat diberi peringatan berupa teguran. 2. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya dapat memberikan respon positif terhadap guru dalam menyajikan materi pelajaran menggunakan model pembelajaran apapun, sehingga terjadi interaksi dua arah antar guru dan siswa. b. Siswa hendaknya menghargai keberadaan guru di dalam kelas dengan memperhatikan penjelasan guru mengenai materi pelajaran yang disampaikan, sehingga fokus tidak mudah terbagi dengan hal lain di luar pembelajaran. c. Siswa lebih tertib dan disiplin dalam mengikuti pembelajaran, meningkatkan kesadaran diri bahwa terlambat masuk kelas dan bermain HP saat pelajaran berlangsung merupakan hal yang mengganggu konsentrasi belajar. 3. Bagi Sekolah a. Sekolah sebaiknya memberikan dorongan kepada guru untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran yang berkesinambungan. b. Sekolah hendaknya menerapkan kebijakan mengenai penerapan model pembelajaran yang variatif dan kreatif kepada semua guru.

DAFTAR PUSTAKA Dimyati & Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hopkins, David. (2011). Panduan Guru: Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung; Remaja Rosdakarya. Purwanto. (2014). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Putri, Oktavia Abrianti. (2012). Penggunaan model pembelajaran Talking Stick dalam meningkatkan hasil belajar PKn bagi siswa kelas VII-D di SMP Negri 19 Malang. (Online). http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=56949, diakses tanggal 1 Februari 2015 Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pmebelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sugiyanto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka Sukardi. (2013). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sutikno, Sobry. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Holistica. Suyono & Haryono. (2011). Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Rosda Thobroni, M. & Mustofa, A. (2013). Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Yusrina, F., Rinayanti, P., Lestari, L. (2014). Penerapan Metode Talking Stick Untuk Meningkatkan Evaluasi Konsep Gaya. (Online).

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/2493, diakses tanggal 30 Januari 2015 Mulyasa. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda. Sanjaya (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.