I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 23/PER/M.KUKM/XI/2005 T E N T A N G

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

KAJIAN PROGRAM DANA STIMULAN BAGI PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT PURNOMO

PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. juga bisa membantu membuka lapangan pekerjaan. Di Indonesia, koperasi

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

ARAH KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG UMKM DAN KOPERASI

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

Dampak Positif UMKM Perempuan Kurangi Angka Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

TEMA OPTIMALIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI, DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan

PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2015

Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

UKM di Indonesia. Perkembangan UKM di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

Dampak Program Dana Bergulir Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) The Impact of Revulving Fund Program To Small and Medium Enterprises

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. LANDASAN TEORI 1. Globalisasi dan Otonomi Daerah

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

BAB IV PENUTUP. di Provinsi Riau dalam mengikuti e-procurement pada tahun yaitu

BAB I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peran strategis UMKM dalam

PROGRAM PEREMPUAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA (PERKASSA) MELALUI PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI WANITA. Tamim Saefudin

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NOTA DINAS. Indikator Kinerja. Indikator Kinerja RPJMD Persentase Koperasi Aktif terhadap Jumlah Koperasi

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 009/PER/LPDB/2011 T E N T A N G

LAPORAN BULANAN PERIODE JANUARI 2016 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM. Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. terkadang UMKM seolah tidak mendapat dukungan dan perhatian dari. selama memiliki izin usaha dan modal cukup.

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 08/Per/M.KUKM/II/2007 TENTANG

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

RENCANA KERJA TAHUN 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini menghadapi banyak

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI SERTA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

PERUBAHAN RENCANA KERJA TAHUN 2016

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. 1 Suara Karya, 2007, Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas, Jum at 13 Juli Dalam artikel

DINAS KOPERASI & UKM SUMUT. PAPARAN KEPALA DINAS KOPERASI & UKM PROVINSI SUMATERA UTARA Drs. AMRAN UTHEH, MAP PADA RAKORNAS BIDANG KUMKM TAHUN 2018

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

STRATEGI PENGUATAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) MELALUI KERJASAMA KEMITRAAN POLA CSR. I Wayan Dipta *)

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

ACARA PRESENTASI DARI MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH, DI KANTOR KUKM Senin, 03 Maret 2008

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

TERM OF REFERENCE ( T O R) KSP AWARD

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

LAPORAN BULANAN PERIODE NOVEMBER Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Dinas Koperasi

Peran Bank Indonesia Dalam Perekonomian BANK INDONESIA KREDIT. SIMPANAN : Giro Deposito Tabungan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) dewasa ini telah diatur di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009. Dalam RPJMN tersebut dikatakan bahwa Kebijakan Pemberdayaan KUKM diarahkan untuk : Pertama, mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) agar memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing; Kedua, mengembangkan usaha skala mikro dalam rangka peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah; Ketiga, memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (Good Governance) dan berwawasan gender dengan cara memperbaiki lingkungan usaha dan menyederhanakan prosedur perizinan, memperluas akses kepada sumber permodalan, khususnya perbankan, memperluas dan meningkatkan mutu institusi pendukung yang menjalankan fungsi intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan usaha, teknologi, manajemen, pemasaran dan informasi; Keempat, memperluas basis dan kesempatan berusaha, serta menumbuhkan wirausaha baru berkeunggulan, termasuk mendorong peningkatan ekspor; Kelima, meningkatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai penyedia barang dan jasa pada pasar domestik, khususnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak; Keenam, meningkatkan mutu kelembagaan koperasi sesuai dengan jatidiri koperasi. Arah Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan UKM tersebut dijabarkan kedalam program-program pembangunan yang merupakan strategi implementasi pada tataran makro, meso, dan mikro. Program Pemberdayaan Koperasi dan UKM difokuskan kepada lima program pokok, yaitu Pertama, Program Penciptaan Iklim Usaha Bagi UMKM; Kedua, Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM; Ketiga, Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKM; Keempat, Program Pemberdayaan Usaha Skala Mikro; Kelima, Program Peningkatan Mutu Kelembagaan Koperasi. Program tersebut memuat kegiatan-kegiatan pokok yang merupakan kegiatan yang perlu dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Perpres Nomor 7 Tahun 2005). Pembangunan perekonomian nasional mengedepankan upaya-upaya nyata pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) agar dapat

2 menstimulasi pertumbuhan ekonomi, serta pemerataan kesempatan berusaha dan sekaligus untuk penanggulangan kemiskinan. Aspek permodalan atau pembiayaan disadari masih tetap menjadi salah satu kebutuhan penting bagi KUMKM dalam menjalankan usahanya, baik kebutuhan modal kerja maupun modal investasi. Sampai kini KUMKM masih sulit untuk memanfaatkan pembiayaan usaha dari perbankan. Hanya sekitar 24% usaha mikro, kecil dan menengah yang bankable (BI, 2007), dengan penyebab (Kementerian Negara Koperasi dan UKM, 2007 a ) sebagai berikut : (a) Belum berkembangnya konsolidasi usaha yang memiliki jaringan usaha terpadu, baik di sektor produksi maupun pemasaran; (b) Masih rendahnya kredibilitas KUMKM dari sudut analisis perbankan; (c) Persyaratan administrasi dan prosedur pengajuan usulan pembiayaan yang rumit dan birokratis dari pihak perbankan; (d) Adanya persyaratan kesediaan jaminan berupa agunan yang sulit untuk dipenuhi oleh KUMKM; (e) Informasi yang kurang merata tentang layanan perbankan dan lembaga keuangan yang dapat dimanfaatkan. Sehubungan dengan itu dalam rangka memberikan bimbingan dan kemudahan kepada koperasi, pemerintah berkewajiban memberikan kemudahan untuk memperkokoh permodalan koperasi serta mengembangkan lembaga keuangan koperasi (UU Nomor 25 Tahun 1992) dengan membuat kebijakan yang strategis dan bersifat nasional. Oleh karena itu, Kementerian Negara Koperasi dan UKM dalam upaya pemberdayaan koperasi dan UKM menempuh jalan dengan menyalurkan dana stimulan (bergulir) kepada koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah. Dana tersebut diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Negara Koperasi dan UKM dari tahun ke tahun dalam bentuk Program Bantuan Perkuatan (PBP). Alokasi dana stimulan tersebut tiap tahunnya bisa mengalami kenaikan atau penurunan, baik jumlah secara total maupun pagu yang diperuntukkan bagi KSP (Koperasi Simpan Pinjam) dan USP (Unit Simpan Pinjam) koperasi. Hal ini tergantung jumlah APBN yang dialokasikan kepada Kementerian Negara Koperasi dan UKM, sejalan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dapat dicapai pada tahun tersebut. Namun dalam perencanaan penyaluran dana stimulan diupayakan tiap tahun selalu mengalami kenaikan. Besarnya APBN dan PBP Kementerian Negara Koperasi dan UKM secara nasional dalam bentuk dana stimulan tampak pada Tabel 1. Sedangkan hasil kajian program dana stimulan tahun 2008 yang dilakukan Kementerian Negara Koperasi dan UKM bekerjasama dengan PT Arah Cipta Guna disajikan secara ringkas pada Lampiran 1.

3 Tabel 1. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Program Bantuan Perkuatan Kementerian Negara Koperasi dan UKM dari tahun 2004-2007 Tahun APBN Unit Koperasi PBP Non Koperasi Unit Unit Jumlah PBP % APBN 2004 1.116,332 623 517,600 200 15,.273 823 532,873 47,73 2005 1.216,190 1.110 297,579 245 96,858 1.355 394,437 32,43 2006 1.056,777 2.393 333,053 25 44,382 2.418 377,435 35,72 2007 1.298,447 2.847 479,148 371.147 72,284 373.994 551,432 42,47 Total 4.687.746 6.973 1.627,381 371.617 228,797 378.590 1.856,178 39,60 Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan UKM, 2008 a Dana stimulan yang dikelola Kementerian Negara Koperasi dan UKM dari tahun 2004-2007 sudah dialokasikan kepada 378.590 koperasi dan non koperasi sebesar 1,856 trilyun lebih atau 39,60% dari APBN. Dana stimulan tersebut dikelola oleh Kementerian Negara Koperasi dan UKM melalui : a. Deputi Bidang Produksi, mengelola dan mendistribusikan dana stimulan dalam bentuk modal investasi, berupa mesin pengolah, bibit tanaman, ternak, kapal penangkap ikan, pabrik es, peralatan/mesin, sarana usaha/produksi, dengan tujuan mengembangkan kegiatan usaha produktif KUMKM yang berkualitas dan berdaya saing. Kegiatan ini merupakan penjabaran dari Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM. b. Deputi Bidang Pembiayaan, mengelola dan mendistribusikan dana stimulan yang berbentuk modal kerja, berupa bantuan perkuatan permodalan usaha simpan pinjam dengan tujuan meningkatkan akses KUMKM terhadap sumber-sumber pembiayaan, memperluas sumber pembiayaan, meningkatkan peran KSP dan USP koperasi dalam upaya perluasan lapangan kerja serta pengentasan kemiskinan. Kegiatan ini merupakan penjabaran dari Program Pemberdayaan Usaha Skala Mikro dan Program Peningkatan Mutu Kelembagaan Koperasi. c. Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, mengelola dan mendistribusikan modal investasi dan modal kerja, berupa bantuan perkuatan pengembangan

4 sarana usaha dan permodalan kepada PKL (Pedagang Kaki Lima), sarana usaha Pasar Tradisional, bantuan perkuatan pertokoan koperasi, gedung promosi, dengan tujuan untuk meningkatkan akses pasar dan pemasaran produk KUMKM. Kegiatan ini merupakan penjabaran dari Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM dan Program Pemberdayaan Usaha Skala Mikro. d. Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha mengelola dan mendistribusikan dana stimulan dalam bentuk modal investasi dan modal kerja seperti peralatan produksi, mesin pengolah, mesin pencetak, modal awal usaha, penjaminan kredit, dengan tujuan menumbuhkan dan mengembangkan usaha KUMKM. Kegiatan ini merupakan penjabaran dari Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM dan Program Pemberdayaan Usaha Skala Mikro. e. Sekretariat Kementerian Koperasi dan UKM mengelola dan mendistribusikan modal kerja berupa bantuan perkuatan permodalan simpan pinjam kepada kelompok usaha produktif yang beranggotakan perempuan dengan tujuan mengembangkan usaha untuk peningkatan kesejahteraan para anggotanya. Kegiatan ini merupakan penjabaran dari Program Pemberdayaan Usaha Skala Mikro (Kementerian Negara Koperasi dan UKM 2008) Sedangkan untuk Kabupaten Karawang, Jawa Barat dari tahun 2003-2007 telah berhasil menyalurkan lima program dana stimulan dengan total anggaran sebesar 5,670 milyar lebih kepada 35 koperasi yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Penyaluran dana stimulan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat dari tahun 2003-2007 No Program 2003 2004 2005 2006 2007 Jumlah 1. MAP 2/1/1 200/ 150/ 120 - - - - - - - 4 670 2 PKPS BBM 3 100 - - 5 100 2/2 50/ 100 - - 12 1.100 3 KSP Sektoral - - 1 1.000 1 1.000 - - 1 300 3 2.300 4. P3KUM - - - - - - - - 5. Perkassa - - - - - - - - 15 100 15 1.500 1 100 1 100 Total 35 5.670 Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, 2008 a Program dana stimulan yang terlebih dahulu dialokasikan diantaranya Program MAP (Modal Awal dan Padanan). Program MAP merupakan bentuk

5 dukungan keuangan untuk meningkatkan usaha para pengusaha mikro, kecil dan menengah di sentra UKM. Penyaluran dana MAP dilakukan melalui KSP dan USP koperasi, Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Keberhasilan dukungan dana MAP mendorong tumbuhnya KSP dan USP koperasi yang memiliki kemampuan keuangan dan memperluas jangkauan layanan keuangan kepada usaha kecil anggotanya. Sedangkan PKPS-BBM (Program Kompensasi Pengurangan Subsidi-Bahan Bakar Minyak) merupakan bentuk kompensasi kepada masyarakat golongan ekonomi lemah yang terkena dampak langsung dari pengurangan subsidi BBM. PKPS-BBM bertujuan memberdayakan usaha mikro dan kecil melalui perkuatan struktur keuangan KSP dan USP koperasi serta LKM (Kementerian Negara Koperasi dan UKM, 2004). Dalam kajian ini difokuskan kepada tiga program dana stimulan yang bersifat modal kerja dan dikelola oleh Deputi Bidang Pembiayaan, yaitu : Program Pengembangan KSP Sektoral, P3KUM (Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro), Program Perkassa (Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera) yang telah disalurkan diberbagai daerah di Indonesia. Sebagai gambaran pelaksanaan program ini, dapat disampaikan hasil uji petik Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2007 ke beberapa daerah sampel (Aceh, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah) yang menyatakan bahwa, Program Perkuatan Permodalan Koperasi dengan pola dana stimulan telah berjalan dan dilaksanakan dengan baik di daerah-daerah serta sangat dirasakan manfaatnya bagi koperasi dan usaha mikro anggotanya. Sejalan dengan hal tersebut, laporan dari Dinas Koperasi dan UKM serta Bank Pelaksana (Bank Mandiri, BNI, BRI, BPD, Bank Bukopin, BTPN) juga menyatakan bahwa, dana bergulir tersebut telah dimanfaatkan oleh koperasi peserta program untuk membiayai usaha produktif para anggotanya. Dana tersebut telah dapat meningkatkan jangkauan pelayanan koperasi peserta program dan dapat meningkatkan pendapatan anggota koperasi. Di samping itu hasil kajian yang dilakukan oleh Kementerian Negara Koperasi dan UKM pada tahun 2007, yaitu : setiap rataan penyaluran dana bergulir sebesar 3,03 juta mampu menyerap 0,65 tenaga kerja. Dengan menggunakan asumsi tersebut, maka setiap input sebesar 4,66 juta diperkirakan mampu menyerap 1 orang tenaga kerja per usaha mikro. Dengan demikian penyaluran dana bergulir P3KUM dari tahun 2005-2006 sebesar 234,75 milyar, diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja lebih kurang 50.000 orang. Adapun persyaratan KSP dan USP koperasi calon peserta program, yaitu wajib memenuhi persyaratan tertentu dan telah diseleksi

6 serta diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota setempat melalui Dinas/Badan yang membidangi Koperasi dan UKM berdasarkan kelayakan usahanya. Selanjutnya KSP dan USP koperasi yang telah diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Menteri Negara Koperasi dan UKM melalui Deputi Pembiayaan diseleksi kembali dan ditetapkan dengan Keputusan Deputi Bidang Bidang Pembiayaan (Permenegkop dan UKM Nomor 08 Tahun 2007). Setelah berjalan beberapa tahun, program tersebut perlu dievaluasi pelaksanaannya, khususnya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat antara lain dalam bentuk kajian seperti ini. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan yang dikaji, yaitu : a. Apakah program dana stimulan dapat memberikan perkuatan permodalan, peningkatan SDM di bidang manajemen usaha dan pengelolaan keuangan serta peningkatan peran KSP dan USP Koperasi dalam mendukung perluasan kerja dan pengentasan kemiskinan untuk pemberdayaan usaha mikro dan kecil? b. Apakah program dana stimulan mampu mempengaruhi rasio keuangan KSP dan USP Koperasi menjadi lebih baik? c. Bagaimana dampak program dana stimulan terhadap tingkat kesejahteraan anggota KSP dan USP Koperasi serta masyarakat di sekitarnya? Atas dasar uraian latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan, maka dilakukan Kajian Program Dana Stimulan Bagi Perekonomian Masyarakat di Kabupaten Karawang Jawa Barat. 3. Tujuan Tujuan pelaksanaan tugas akhir adalah : a. Mengevaluasi manfaat program dana stimulan terhadap perkuatan permodalan, peningkatan SDM di bidang manajemen usaha dan pengelolaan keuangan serta peningkatan peran KSP dan USP Koperasi untuk mendukung perluasan kerja dan pengentasan kemiskinan. b. Menganalisis pengaruh program dana stimulan terhadap rasio keuangan KSP dan USP Koperasi. c. Menganalisis dampak program dana stimulan terhadap tingkat kesejahteraan anggota KSP dan USP Koperasi serta masyarakat di sekitarnya.