BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

B A B P E N D A H U L U A N

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

prasarana yang terdiri dari 1 unit perangkat backup... dikarenakan... BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA BADAN STANDARDISASI NASIONAL

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Januari 2015 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

L A P O R A N K I N E R J A

Rencana Aksi Kegiatan

L A P O R A N K I N E R J A

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

2.1 Rencana Strategis

Rencana Aksi Kegiatan

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI TRIWULAN 3 1

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

LAPORAN AKUNTABILITAS

No. Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian 1 Jumlah Dokumen Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PPSDM Kesehatan 20 Dokumen 21 Dokumen 105%

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP 03 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

L A P O R A N K I N E R J A

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

RENCANA KINERJA TAHUNAN

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2017

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

KATA PENGANTAR. Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/ Menkes/52/1/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Dalam Rencana Strategis Kementerian kesehatan Tahun 2015-2019 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotongroyong. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan memberikan arah kebijakan dan strategi pembangunan sebagai tolok ukur dalam melaksanakan tugas, fungsi, penetapan tujuan, sasaran strategis, kebijakan prioritas pembangunan kesehatan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya baik dalam tatanan Direktorat Teknis ataupun Sekretariat Direktorat Jenderal, khususnya Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA senantiasa membangun akuntabilitas yang dilakukan melalui pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur perlu dibangun dengan baik, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung dengan efektif, efisien dan sekaligus dapat mencerminkan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA secara optimal. Selain itu, salah satu tuntutan publik pada saat ini dan cita-cita Reformasi Birokrasi yang sedang berjalan di Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA adalah adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan kinerja dan keuangan. Harapan publik terhadap tuntutan ini pada intinya adalah terselenggaranya tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance), sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara bersih, bertanggungjawab dan memberikan dampak (impact) serta manfaat (benefit) dari hasil (outcome) yang diperoleh. 1

Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, sebagaimana diamanatkan dalam Permenkes Nomor 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Kesehatan, bertugas melaksanakan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur Direktorat di lingkungan Ditjen Bina Gizi dan KIA. Hal ini sejalan dengan output Indikator Kinerja Strategis dalam Perencanaan Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 2019, yaitu: Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Bina Gizi dan KIA. Secara operasional output Indikator Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA dijabarkan dalam penyelenggaraan kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Selain itu Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA juga memiliki tugas untuk menyelenggarakan Tugas Pembantuan Bantuan Operasional Kesehatan di seluruh puskesmas dan jaringannya di Indonesia mulai dari tahap perencanaan, penyusunan Petunjuk Teknis dan evaluasi. Sebagai bentuk pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan yang sudah disepakati dalam penetapan kinerja melalui pencapaian Indikator Kinerja Strategis, Setditjen Bina Gizi dan KIA melakukan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban, laporan ini akan dapat dijadikan panduan dalam menentukan arah perjalanan pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini akan memberikan gambaran pencapaian dalam melakukan penyelenggaraan kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dan penyelenggaraan Bantuan Operasional Kesehatan selama tahun 2015. Sehingga sesuai dengan tugas pokoknya Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA dapat memfasilitasi pelayanan teknis administratif di lingkungan Ditjen Bina Gizi dan KIA, dan sekaligus dapat memberikan laporan pertanggungjawaban kinerja program dan keuangan kepada publik. 2

B. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan suatu kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja Setditjen Bina Gizi dan KIA pada tahun 2015, kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan dan atau pertanggungjawaban. Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA adalah untuk mempertanggungjawabkan pencapaian Indikator strategis Setditjen Bina Gizi dan KIA sesuai dengan Penetapan Kinerja tahun 2015. C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Sesuai dengan Permenkes Nomor 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Kesehatan, tugas pokok Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak adalah melaksanakan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan ibu dan Anak. Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran; b. pengelolaan data dan informasi; c. penyiapan urusan hukum, penataan organisasi, jabatan fungsional, dan hubungan masyarakat; d. pengelolaan urusan keuangan; e. pelaksanaan urusan kepegawaian, tata persuratan, kearsipan, gaji, rumah tangga, dan perlengkapan; dan f. evaluasi dan penyusunan laporan Secara operasional penyelenggaraan fungsi sekretariat telah dijabarkan melalui tugas dan fungsi masing-masing bagian di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, sebagai berikut: 3

1. Tugas dan Fungsi Bagian Program dan Informasi: Bagian Program dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan anggaran, dan pengelolaan data dan informasi, serta evaluasi dan penyusunan laporan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Program dan Informasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penyusunan rencana, program, dan anggaran; b. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan informasi; dan c. evaluasi dan penyusunan laporan 2. Tugas dan Fungsi Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat: Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan urusan hukum, penataan organisasi, dan hubungan masyarakat Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan urusan hukum; b. penyiapan penataan dan evaluasi organisasi, jabatan fungsional, dan ketatalaksanaan; dan c. pelaksanaan urusan hubungan masyarakat 3. Tugas dan Fungsi Bagian Keuangan Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. pengelolaan anggaran; b. penyiapan bahan pembinaan perbendaharaan; dan c. pelaksanaan urusan verifikasi dan akuntansi 4

4. Tugas dan Fungsi Bagian Kepegawaian dan Umum Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, tata persuratan, kearsipan, gaji, rumah tangga, dan perlengkapan Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bagian Kepegawaian dan Umum menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan urusan kepegawaian; b. pelaksanaan urusan tata persuratan, kearsipan, dan gaji; dan c. pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan. D. Visi, Misi dan Strategi Organisasi Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian berlandaskan Gotong-royong. 1. Tujuan Terlaksananya pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur di lingkungan Ditjen Bina Gizi dan KIA dalam rangka terselenggaranya pembangunan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 2. Strategi Dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan masyarakat, strategi yang dilakukan adalah : a. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas b. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat c. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan d. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas e. Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas f. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan g. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan 5

h. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan i. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat j. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi k. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan l. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan 3. Sasaran Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA 1) Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 2) Tersedianya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas 4. Indikator Kinerja Indikator Kinerja Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA tahun 2015 merupakan turunan dari sasaran strategis Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA yang meliputi: 1) Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak sebesar 90%. 2) Jumlah Puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan sebesar 9719 Puskesmas. 3) Jumlah Puskesmas yang mempublikasikan laporan pemanfaatan BOK di papan pengumuman Puskesmas atau kantor camat sebanyak 7383 Puskesmas. E. SISTEMATIKA Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak adalah sebagai berikut : - Ringkasan Eksekutif - Kata Pengantar - Daftar Isi - BAB I Penjelasan umum Organisasi Kementerian, Direktorat Jenderal dan Sekretariat Direktorat Jenderal, penjelasan aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi. 6

- BAB II Menjelaskan uraian ringkasan/ ikhtisar perjanjian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA tahun 2015. - BAB III Penyajian capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi, dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut: Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada); Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja dan melakukan analisa realisasi anggaran - BAB IV Penutup, Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. - LAMPIRAN Penetapan Kinerja Foto-foto kegiatan Setditjen Bina Gizi dan KIA 7

BAB II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional sebagaimana diatur dalam Undang-undang no. 25 tahun 2004. Selain itu berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019. Rencana Aksi kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan bagian dari Rencana Operasional yang termuat dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 2019, disebutkan bahwa Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan program yang terkait dengan pencapaian target MDGs; target pertama yaitu menurunkan Prevalensi Gizi Kurang pada tahun 2015 menjadi setengahnya dari keadaan tahun 1990; Target ke-4 yaitu menurunkan angka kematian bayi, hingga 2/3 dengan kurun waktu 1990 2015; target ke-5, mengurangi 3/4 Angka Kematian Ibu dalam kurun waktu 1990-2015. Dalam mencapai target MDGs diatas, telah dilakukan berbagai upaya intervensi melalui kegiatan yang tertuang dalam Rencana Aksi Kegiatan di Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Rencana Aksi yang dilakukan bersifat teknis ataupun administratif. Upaya-upaya administratif yang dilakukan oleh Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA adalah dengan melakukan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dengan indikator: Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dan Tersedianya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas di seluruh Indonesia. 8

Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan sekaligus melaporkan keberhasilan dan kegagalan dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA melakukan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan dasar perencanaan kinerja yang sesuai dengan perencanaan Strategis Kementerian Kesehatan. Perjanjian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan menjadi kesepakatan yang mengikat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sebagai upaya mewujudkan dukungan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Ditjen Bina Gizi dan KIA yang berkualitas, adapun Indikator tersebut adalah: A. Indikator Kinerja Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA TABEL 1 PENETAPAN KINERJA SETDITJEN BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015 Sasaran Strategis Indikator Target Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 90% Jumlah Puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan Jumlah Puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan Jumlah Puskesmas yang mempublikasikan laporan pemanfaatan BOK di papan pengumuman Puskesmas atau kantor camat 9.719 Puskemas 7289 9

B. Rencana Kinerja Tahunan Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA TABEL. 2 INDIKATOR STRATEGIS DAN PAGU ANGGARAN SETDITJEN BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015 Indikator Target Biaya Persentase realisasi kegiatan administrasi 90% Rp. 184.009.625.000 dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Jumlah Puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan 9.719 Puskesmas Rp. 1.379.267.771.000 Jumlah anggaran yang mendukung sesuai tabel di atas yang dihitung berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan Setditjen Bina Gizi dan KIA adalah sebesar Rp.184.009.625.000. Untuk total anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA tahun 2015 secara keseluruhan adalah Rp.1.563.277.396.000. Anggaran puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan adalah sebesar Rp.1.379.267.771.000. 10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA SETDITJEN BINA GIZI DAN KIA Pengukuran kinerja dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target kinerja sebagaimana telah ditetapkan dalam penetapan kinerja pada awal tahun anggaran dengan realisasi kinerja yang telah dicapai pada akhir tahun anggaran. Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA telah melakukan penetapan kinerja pada awal tahun anggaran tahun 2015, yaitu: 1) Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak; 2) Tersedianya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas. Penerjemahan Penetapan Kinerja dalam hal peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA menetapkan Indikator Kinerja Kegiatan yaitu: Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Sedangkan dalam penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan lebih diarahkan ke dalam penyelenggaraan penguatan manajemen Bantuan Operasional Kesehatan yang dikelola oleh pusat seperti halnya sosialisasi, pelatihan penyelenggaran keuangan dan kegiatan dukungan manajemen lainnya yang melibatkan pusat maupun daerah. Teknik pengukuran kinerja terhadap indikator dan target Penetapan Kinerja dilakukan dengan melakukan pengumpulan data primer secara kuantitatif terkait penyelenggaraan kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Pengumpulan data ini dilakukan di unit Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA. 11

Sebagai tambahan analisa data, analisa penetapan kinerja diambil secara kuantitatif. Setditjen Bina Gizi dan KIA melakukan analisa Indikator Kinerja Kegiatan, dalam hal ini didalamnya terdapat Rencana Kinerja Tahunan yang terdiri dari target atau perencanaan program dan keuangan sebelum adanya revisi dan realisasi fisik dan anggaran pada akhir tahun anggaran dengan memperhatikan adanya revisi yang dilakukan dalam Anggaran Tahun berjalan. Selain adanya berbagai variabel lainnya yang mendukung analisa Laporan Akuntabilitas Kinerja seperti halnya: dukungan sumber daya keuangan, Sumber Daya Manusia, analisa tugas dan fungsi organisasi sesuai dengan Permenkes Nomor 1144 tahun 2010 mengenai Organisasi dan Tatakerja Kementerian Kesehatan dan program yang mendukung penyelenggaraan program kerja Sektretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA. Dalam analisa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2015, selain membandingkan antara target dan realisasi pada tahun 2015, juga akan membandingkan trend realisasi dalam kurun waktu beberapa tahun ke belakang yang termasuk dalam target perencanaan Strategis di Kementerian Kesehatan. Dibawah ini adalah hasil rata-rata pengukuran indikator Kinerja Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA yang mengacu kepada Sasaran Strategis Ditjen Bina Gizi dan KIA adalah sebagai berikut: 12

TABEL 3 HASIL PENGUKURAN INDIKATOR STRATEGIS SETDITJEN BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015 Sasaran Strategis Indikator Target Capaian Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program bina gizi dan kesehatan ibu dan anak. Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 90% 73,63% Jumlah Puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan Jumlah puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan 9.719 PKM 9.742 PKM Jumlah Puskesmas yang mempublikasikan laporan pemanfaatan BOK di papan pengumuman Puskesmas atau kantor camat 7289 7383 Indikator Kinerja persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, telah dilakukan evaluasi dengan memperhatikan variabel jumlah anggaran yang dimanfaatkan dan jumlah jumlah kegiatan yang dilaksanakan. Angka realisasi untuk indikator ini adalah sebesar 73,63%. Jumlah Puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan pada tahun 2015 mencapai 9.742 puskesmas, melampaui target yang sudah ditentukan pada tahun 2015 sebesar 9.719 puskesmas. Dalam indikator ini terdapat kenaikan penyelenggaraan BOK sebesar 23 Puskesmas dari target yang ditetapkan, sehingga capaian indikator sebesar 100,24%. 13

1. ANALISA AKUNTABILITAS KINERJA a. Analisa Akuntabilitas Capaian Indikator Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Capaian indikator meningkatnya dukungan manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak pada tahun 2015 sebesar 73,63%, capaian ini tidak mencapai target dari angka yang telah ditetapkan pada tahun 2015 yaitu 90%. Angka capaian yang tidak mencapai target yang telah ditetapkan ini dikarenakan adanya efisiensi dan revisi anggaran sehingga pelaksanaan kegiatan mundur dari waktu yang telah dijadwalkan. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan terutama dalam dukungannya terhadap pencapaian target indikator meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak adalah sebagai berikut: Dukungan penyelenggaraan kegiatan perencanaan dan penganggaran, dilakukan baik dalam level nasional ataupun asistensi langsung ke satuan kerja penyelenggara program Gizi dan KIA, dengan melakukan beberapa kegiatan diantaranya: Rapat Koordinasi penyusunan Petunjuk Perencanaan Program Gizi dan KIA tahun 2015-2016, Rapat Koordinasi teknis Konsolidasi antar dan inter bagian, pendampingan teknis perencanaan ke daerah dan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Ditjen Bina Gizi dan KIA dan berbagai kegiatan lainnya yang mendukung pencapaian indikator ini. Konsolidasi laporan keuangan Ditjen Bina Gizi dan KIA, peningkatan SDM pejabat Perbendaharaan, pengelolaan PNBP, Monev dan Bimtek Keuangan serta penyelesaian tindak lanjut LHP. Menyelenggarakan evaluasi pelaporan dilakukan dengan beberapa kegiatan diantaranya: supervisi terpadu program GIKIA, penyusunan pedoman dan format pencatatan pelaporan program Bina Gizi dan KIA secara terintegrasi. Dukungan Peraturan Perundang-undangan, di tingkat Setditjen Bina Gizi dan KIA seperti Permenkes, SK Menkes ataupun Rancangan Peraturan Pemerintah ikut mendukung dalam pelaksanaan program kerja di lingkungan Ditjen Bina Gizi dan KIA. 14

Faktor penghambat keberhasilan capaian indikator ini yaitu: 1) Adanya pemblokiran beberapa kegiatan di awal tahun 2015 karena belum diuraikan peruntukannya. 2) Adanya penghematan dan pemanfaatan anggaran belanja perjalanan dinas dan meeting/konsinyering Kementerian/Lembaga. Pemanfaatan efisiensi perjalanan dinas ini kemudian digunakan untuk kegiatan refocusing yang DIPA-nya baru disahkan pada bulan Agustus 2015. 3) Adanya kebijakan mengenai larangan melakukan pertemuan konsinyering di hotel yang berimplikasi dengan postur RKAKL yang sudah ditetapkan dan berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan. 4) Adanya usulan penghapusan catatan halaman IV DIPA lingkup Setditjen Bina Gizi dan KIA. 5) Kegiatan BOK untuk manajemen BOK tidak terealisasi, karena kegiatan tersebut masih dalam bentuk paket (1 PT) belum diuraikan, karena kegiatan manajemen sudah dialokasikan pada dukungan manajemen. 6) Adanya prioritas dalam penyelenggaraan kegiatan sehingga beberapa kegiatan tidak terealisasi karena keterbatasan waktu. b. Analisa Capaian Program Penyelenggaraan Bantuan Operasional Kesehatan Capaian Indikator Kinerja Strategis Setditjen Bina Gizi dan KIA dalam hal Puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan pada tahun 2015, telah berhasil melampaui target yang sudah ditentukan yakni dari target yang sudah ditentukan sebesar 9.719 Puskesmas dapat melakukan realisasi sebesar 9.742 Puskesmas tahun 2015. Keberhasilan capaian Puskesmas yang menyelenggarakan BOK inipun terjadi pada tahuntahun sebelumnya terutama sejak perubahan pola pembiayaan dari dana Bantuan Sosial menjadi Dana Tugas Pembantuan, di bawah ini trend realisasi capaian Puskesmas yang menyelenggarakan Bantuan Operasional Kesehatan. 15

GRAFIK 1 TREND PUSKESMAS YANG MEREALISASIKAN BOK TAHUN 2011 2015 10000 9800 9600 9400 9200 9000 8800 8600 8400 8200 8000 9742 9719 9517 9419 9323 9000 8868 8740 8737 8608 2011 2012 2013 2014 2015 Pada tahun 2015, capaian realisasi BOK di atas angka standar yang telah ditetapkan yaitu sebesar 9.742 Puskesmas dari target yang telah ditentukan pada tahun 2015 sebesar 9.719 Puskesmas, pada tahun 2014 capaian sebesar 9.517 Puskesmas dari target yang sudah ditentukan sebesar 9.000 Puskesmas, pada tahun 2013 capaian sebesar 9.419 Puskesmas dari target yang telah ditetapkan sebesar 8.868, pada tahun 2012 sebesar 9.323 dari target yang telah ditetapkan sebesar 8.737, sedangkan pada tahun 2011 capaian sebesar 8.740 Puskesmas dari target 8.608 Puskesmas. Rata-rata peningkatan jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan Bantuan Operasional Kesehatan per tahun sejak tahun 2011 sampai dengan 2014 adalah 200 Puskesmas per tahun. Realisasi dana TP-Bantuan Operasional Kesehatan pada tahun 2015, yang diselenggarakan pada setiap propinsi memiliki angka capaian sebesar 98,17%. Berikut trend realisasi capaian BOK selama tahun 2015: 16

GRAFIK 2 TREND PERSENTASE REALISASI CAPAIAN DANA BOK TAHUN 2015 100 90 80 69.91 70 60 51.43 54.58 50 41.47 40 30 18.32 20 8.59 10 3.83 GRAFIK 3 TREND PERSENTASE REALISASI CAPAIAN DANA BOK TAHUN 2011-2015 100 98 96 94 92 90 88 86 84 82 80 87.38 95.3 98.49 98.49 17

Tingginya angka realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan pada tahun 2015 ini selain disebabkan dengan adanya pengalaman dari beberapa tahun sebelumnya bagi para pelaksana di level kabupaten/ kota juga disebabkan adanya intervensi yang cukup intens baik di tingkat pusat dalam memberikan pembekalan program dan administrasi keuangan. Selain itu adanya keterlibatan dari Dinas Kesehatan Propinsi dalam rangka memberikan Pembinaan Teknis, Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Bantuan Operasional Kesehatan di Kabupaten/Kota menyebabkan tingginya realisasi pencapaian dana Bantuan Operasional Kesehatan pada tahun 2015. Realisasi pencapaian Fisik dan Keuangan dalam mendukung penyelenggaraan dana Bantuan Operasional Kesehatan di tingkat Setditjen Bina Gizi dan KIA, dengan menyelenggarakan penguatan kapasitas bagi pengelola Bantuan Operasional Kesehatan dalam hal program dan administrasi keuangan yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sosialisai program dan pelatihan keuangan. Faktor Pendukung Keberhasilan 1) Ketersediaan dana BOK cukup besar dan dapat melingkupi seluruh Puskesmas di seluruh Indonesia 2) Penyelenggaraan dana BOK sudah memasuki tahun ke-5 sehingga pengelola BOK di Kabupaten/ Kota dan Puskesmas sudah tidak asing dalam penyelenggaraan dana BOK baik dari sisi teknis maupun administrasi 3) Adanya pertemuan penguatan MDGs yang diselenggarakan di 9 propinsi fokus A, sehingga memacu peningkatan kualitas dan cakupan program yang menggunakan dana Bantuan Operasional Kesehatan. c. Analisa Sumber Daya dan Sarana 1) Sumber Daya Manusia Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA dalam mencapai Indikator Kinerja; melakukan realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program Bina Gizi dan KIA serta penyelenggaraan manajemen Bantuan Operasional Kesehatan didukung oleh sekitar 122 pegawai dengan 18

berbagai kelompok umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan golongan dan seperti dijelaskan dalam tabel-tabel berikut ini: GRAFIK 4 JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN JENIS KELAMIN 46 75 GRAFIK 5 JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN 70 60 50 40 30 20 10 0 61 26 24 7 1 1 S2 S1 D3 Akademi SMA SMP 2) Sarana Dukungan sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Setditjen Bina Gizi dan KIA secara umum telah memadai dengan diadakannya meja kerja modern kubikal. Berikut adalah kondisi ketersediaan sarana prasarana tersebut. 19

TABEL 4 SARANA PENDUKUNG PELAKSANAAN PROGRAM SETDITJEN BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015 KODE KONDISI BARANG NAMA BARANG JUMLAH BAIK RUSAK KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 132111 3.02.01 3.02.02 PERALATAN DAN MESIN 82.323 82.323 - ALAT ANGKUTAN DARAT BERMOTOR 92 92 - ALAT ANGKUTAN DARAT TAK BERMOTOR 18 18-3.03.02 ALAT BENGKEL TAK BERMESIN 10 10-3.03.03 ALAT UKUR 14 14-3.05.01 ALAT KANTOR 172 172-3.05.02 ALAT RUMAH TANGGA 760 760-3.06.01 ALAT STUDIO 297 297 - Sebagian Aset berada di Daerah Keberadaan Aset di Daerah 3.06.02 3.06.03 3.07.01 3.07.02 3.08.01 3.08.02 3.08.03 3.08.04 3.08.07 3.08.08 ALAT KOMUNIKASI 165 165 - PERALATAN PEMANCAR 3 3 - ALAT KEDOKERAN 36.118 36.118 - ALAT KESEHATAN UMUM 223 223 - UNIT ALAT LABORATORIUM 38.196 38.196 - UNIT ALAT LABORATORIUM KIMIA NUKLIR 24 24 - ALAT LABORATORIUM FISIKA NUKLIR/ELEKTRONIKA 89 89 - ALAT PROTEKSI RADIASI/PROTEKSI LINGKUNGAN 10 10 - PERALATAN LABORATORIUM HYDRODINAMICA 24 24 - ALAT LABORATORIUM STANDARISASI KALIBRASI & INSTRUMENTASI 160 160-3.09.04 ALAT KHUSUS KEPOLISIAN 5 5-3.10.01 KOMPUTER UNIT 958 958 - Keberadaan Aset di Daerah Keberadaan Aset di Daerah Keberadaan Aset di Daerah Keberadaan Aset di Daerah Keberadaan Aset di Daerah Keberadaan Aset di Daerah Keberadaan Aset di Daerah 20

3.10.02 PERALATAN KOMPUTER 4.876 4.876-3.15.03 ALAT SAR 8 8-3.15.04 ALAT KERJA PENERBANGAN 24 24-3.19.01 PERALATAN OLAHRAGA 77 77-133111 GEDUNG DAN BANGUNAN 12 12-4.01.01 BANGUNAN GEDUNG TEMPAT KERJA 12 12-135121 ASET TETAP LAINNYA 5 5-166112 ASET TETAP YANG TIDAK DIGUNAKAN 3.952 3.952 - B. REALISASI ANGGARAN 1. Realisasi Anggaran Indikator Kinerja Strategis Setditjen Gizi dan KIA TABEL 5 TARGET DAN REALISASI KEUANGAN SETDITJEN BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015 SATUAN KERJA SETDITJEN BINA GIZI & KIA KEUANGAN TARGET (REVISI) REALISASI % Rp. 184.009.625.000 Rp.135.490.726.074 73,63 Sumber daya keuangan Setditjen Bina Gizi dan KIA, telah disepakati dalam Penetapan Kinerja tahun 2015, sebesar Rp. 147.971.660.000 untuk membiayai 2 (dua) Indikator Kinerja Strategis Ditjen Bina Gizi dan KIA, yaitu: Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dan jumlah Puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan. Namun dalam perjalanannya selama tahun anggaran 2015, telah mengalami revisi sehingga target yang bisa dihitung pada akhir tahun adalah Rp. 184.009.625.000. Realisasi anggaran Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA setelah dilakukan revisi sebesar Rp. 135.490.726.074 atau sebesar 73,63%. 21

Indikator Kinerja Strategis Ditjen Bina Gizi dan KIA, terbagi ke dalam 2 (dua) Indikator Kinerja, yakni: Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dan tersedianya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas. Indikator tersebut dilaksanakan sepanjang tahun 2015 di setiap Bagian di lingkungan Ditjen Bina Gizi dan KIA. Penyelenggaraan kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak telah mencapai realisasi keuangan sebesar 73,63 %. 2. Realisasi Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan Pencapaian Indikator Puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan, dilaksanakan di tingkat pusat dan tingkat daerah dalam hal ini di kabupaten/ kota. Pelaksanaan kegiatan di tingkat pusat atau di Sekretariat Ditjen Bina Gizi dan KIA terhadap dana TP Bantuan Operasional Kesehatan lebih ke arah penguatan kapasitas pengelolaan program dan penguatan administrasi keuangan dana Bantuan Operasional Kesehatan, yang meliputi: Perencanaan, Pembinaan atau Sosialisasi, Monitoring Evaluasi dan Pencatatan Pelaporan. Realisasi keuangan Bantuan Operasional Kesehatan yang dilaksanaan di daerah lebih ke arah pelaksanaan program inti daripada Bantuan Operasional Kesehatan itu sendiri, dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.379.267.771.000 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.354.055.978.464 atau sebesar 98,17%. Adapun realisasi anggaran di masingmasing propinsi adalah sebagai berikut: 22

96.39 96.61 97.09 97.03 96.86 97.36 98.13 97.96 97.82 97.79 98.71 98.7 98.67 99.57 99.56 99.46 99.36 99.36 99.27 99.26 99.22 99.19 99.16 99.13 99.12 99.11 99.09 98.98 98.94 GRAFIK 6 REALISASI CAPAIAN BOK NASIONAL TAHUN 2015 100 98 96 94 92 Realisasi nasional keuangan dana TP-BOK tahun 2015 adalah sebesar 98,17% dengan realisasi propinsi terbesar adalah Propinsi Bali sebesar 99,57% dan realisasi terkecil adalah Propinsi Kalimantan Timur dengan realisasi sebesar 91,35%. 23

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN 1) Pencapaian Program Hasil pengukuran Indikator Strategis Setditjen Bina Gizi dan KIA yang dilihat dari: Indikator Kinerja dalam menyelenggarakan kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program Bina Gizi dan KIA pada tahun 2015 mendapatkan angka capaian sebesar 73,63% belum mencapai target yang sudah ditentukan sebesar 90%. Jumlah Puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional Kesehatan pada tahun 2015 mendapatkan jumlah 9.742 Puskesmas dari target tahun 2015 sebesar 9.719 Puskesmas. 2) Realisasi Sumber Daya a. Realisasi keuangan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA pada tahun 2015, secara umum adalah sebesar 73,63% atau realisasi sebesar Rp. 135.490.726.074 dari nilai pagu Rp. 184.009.625.000. b. Realisasi keuangan penyelenggaraan dana Bantuan Operasional Kesehatan yang diselenggarakan melalui Tugas Pembantuan di kabupaten/kota pada tahun 2015 telah mencapai angka sebesar 98,17%. Hal ini turun sedikit dari tahun 2014 yang mencapai angka realisasi sebesar 98,49%. Faktor pendukung keberhasilan capaian jumlah Puskesmas yang mendapatkan BOK, antara lain: pengalaman bagi para pengelola dari tahun-tahun sebelumnya, adanya peningkatan kapasitas yang diberikan oleh pengelola BOK di tingkat pusat (Setditjen Bina Gizi dan KIA) dan keterlibatan Dinas Kesehatan Propinsi dalam memberikan pembinaan, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Bantuan Operasional Kesehatan tahun 2015 dan adanya program penguatan MDGs untuk keluarga fokus A yang berkonsentrasi terhadap penurunan AKI dan AKB. 24

c. Sedangkan sumber daya yang tersedia dalam rangka menyelenggarakan kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program Bina Gizi dan KIA adalah sebanyak 122 orang dengan sekitar 71,31% berlatar belakang pendidikan S1 dan S2, hal ini merupakan modal sumber daya dalam menyelenggarakan pencapaian programnya. B. SARAN 1) Pencapaian Program a. Membuat perencanaan secara utuh, melakukan pemantauan secara berkala, serta koordinasi antar bagian untuk melaksanakan kegiatan yang mengundang peserta lintas program sehingga kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien. b. Membuat kalender kegiatan awal tahun dan membuat skala prioritas tiap-tiap kegiatan, mana yang didahulukan, mana yang lebih diutamakan dan mana yang masih bisa ditunda atau disatukan dengan kegiatan lainnya. c. Perencanaan kegiatan dilakukan seoptimal mungkin dengan memperhatikan jumlah anggaran yang tersedia. 2). Dukungan Sumber Daya a. Perlu adanya kaderisasi keahlian dari tenaga-tenaga senior mengingat dalam setiap tahun banyak sekali pegawai pemegang program yang pensiun atau pindah/mutasi sementara tenaga muda belum siap untuk melakukan pekerjaan secara mandiri. b. Perlu adanya pendampingan secara intens para petugas keuangan di daerah dalam melakukan program yang diimplementasikan di daerah (kabupaten/ kota) dalam hal ini dana TP-BOK agar penyelenggaraan administrasi keuangan berjalan dengan baik. 25