MAAF HALAMAN PADA LEMBAR ASLINYA MEMANG TIDAK ADA
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul Analisis Kapasitas Perikanan Tangkap dalam Rangka Pengelolaan Armada Penangkapan di Provinsi Gorontalo adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dengan arahan Komisi Pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Agustus 2007 Abdul Hafidz Olii NRP: C561030081
ABSTRACT ABDUL HAFIDZ OLII. Analysis of Fishing Capacity for Management of Fishing in Gorontalo Province. Under the Supervision of DANIEL R MONINTJA, ARI PURBAYANTO and VICTOR PH. NIKIJULUW Fishing capacity has meaning as an ability of fishery input (boat unit) which is applied in producing output (catch), measured by catch unit or production of another fishing gear. The purpose of this research was to calculate level of fisheries resources exploitation; to determine the efficiency of capture fishery capacities; to analyze fishing capacity between time and fishing gear and; to assess the allocation of catch unit development for assuring the implication of fisheries policies. The result shows that sustainable fish potency in the north waters of Gorontalo was 7034 ton/year with the optimal effort of 21366 trip. The value of technical efficiency during 20 years showed the fishing activity in the year of 1988-1992 has tended to increase the level of efficiency and in the next four years efficiency of fishing in the north waters of Gorontalo tended to decline. In the year 1997-1999, the level of efficiency has turned down again. For the type of purse seine, bagan and pole and line were the most efficient fishing gears because they have efficiency score of 100%. In order to increase the efficiency of capture fishery activities operated by fisheries boat (purse seine, line and gill net) it can be done by decreasing the GT of fishing boat up to 31.58%, reducing fishing time of 15.47%, decreasing amount of trip/month to be 34.50% and minimize the operating cost of 18.45%. The allocation of fishing gear was 46 unit pelagic danish seine, 27 units purse seine, 162 units set gill net, 53 units lift net, 5 units pole and line, and 769 units hand line. Sustainable potency of south waters was equal to 17164 ton/year with the optimum effort of 35823 trip. Technical Efficiency value in the year 1992 and 2003 was the most efficient with the score of 1. Purse seine and fixed set gill net were the efficient fishing gears. To make efficient the capacity of purse seine can be done by reducing the GT fishing boat up to 27.97%, reducing fishing time of 29.49%, decreasing trip/month of 26.87% and minimizing the operation cost of 15.67%. Optimum result of fishing gear allocation was 39 units pelagic danish seine, 151 units purse seine, 711 units set gill net, 136 units lift net, 8 units pole and line, 233 units set long line, 293 units troll line and 100 units hand line. Keyword : Fishing capacity, potency, catch, technical efficiency, fleet and fishing gear
ABSTRAK ABDUL HAFIDZ OLII. Analisis Kapasitas Perikanan Tangkap Dalam Rangka Pengelolaan Armada Penangkapan di Provinsi Gorontalo. Dibimbing oleh DANIEL R MONINTJA, ARI PURBAYANTO dan VICTOR PH. NIKIJULUW Fishing capacity memiliki arti sebagai kemampuan input perikanan (unit kapal) yang digunakan dalam memproduksi output (hasil tangkapan), yang diukur dengan unit penangkapan atau produksi alat tangkap lain. Tujuan penelitian ini adalah menghitung tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan; efisiensi dan kapasitas perikanan tangkap antar waktu dan antar alat tangkap; mengkaji alokasi pengembangan unit penangkapan ikan dan menyusun strategi kebijakan perikanan tangkap di Provinsi Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar di perairan utara berturut-turut sebesar 3 034.95 ton/tahun dengan upaya optimalnya 7 152 trip dan 853.00 ton/tahun dengan upaya optimalnya 1 894 trip. Di perairan selatan untuk ikan pelagis kecil dan pelagis besar berturut-turut sebesar 5 199.14 ton/tahun dengan upaya optimum 14 156 trip dan 1 105.61 ton/tahun dengan upaya optimum 6 167 trip. Nilai efisiensi perikanan pelagis kecil dan pelagis besar selama 20 tahun cenderung fluktuatif. Efisiensi terjadi pada tahun 2000 perikanan pelagis kecil, dan pada tahun 2005 untuk perikanan pelagis besar di perairan utara. Di perairan selatan tahun 2000 merupakan tahun yang efisien baik untuk perikanan pelagis kecil maupun besar. Pengalokasian alat tangkap efisien yang terpilih adalah pukat pantai (17 unit), pukat cincin (27 unit), bagan (53 unit), huhate (2 unit) dan pancing ulur (34 unit) di perairan utara dan di perairan selatan adalah jaring lingkar (35 unit), pukat cincin (86 unit), bagan (136 unit), huhate (8 unit), pancing tonda (138 unit). Untuk pengembangan perikanan tangkap maka perlu ada kebijakan yang berkaitan dengan pengendalian jumlah armada yang sudah tidak efisien, pembatasan hasil penangkapan, penyediaan mata pencaharian alternatif, mengoptimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan dengan alat tangkap yang efisien, perlu regulasi penggunaan alat tangkap yang tidak efisien serta merusak tempat hidup dan ruaya ikan, pengembangan usaha perikanan budidaya bagi nelayan. Kata kunci : Tingkat pemanfaatan, efisiensi, kapasitas perikanan, armada penangkapan, Provinsi Gorontalo
RINGKASAN ABDUL HAFIDZ OLII. Analisis Kapasitas Perikanan Tangkap Dalam Rangka Pengelolaan Armada Penangkapan di Provinsi Gorontalo. Dibimbing oleh DANIEL R MONINTJA, ARI PURBAYANTO dan VICTOR PH. NIKIJULUW. Kelebihan kapasitas di wilayah pantai dapat mempercepat dan memperburuk kondisi kesejahteraan nelayan tradisional, stok sumberdaya ikan menjadi over exploited atau bahkan terkuras habis, adanya penurunan hasil tangkapan, nelayan skala kecil berhenti dan tidak melakukan aktifitas penangkapan sehingga banyak alat tangkap yang tidak digunakan dan difungsikan sebagaimana mestinya. Bertolak dari hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk menghitung tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan, menentukan efisiensi perikanan tangkap, menganalisis kapasitas perikanan tangkap antar waktu dan antar alat tangkap, mengkaji alokasi pengembangan unit penangkapan dan menyusun strategi kebijakan perikanan tangkap Provinsi Gorontalo. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori Gordon Schaefer dan metode DEA untuk mengestimasi efisiensi teknis dari kegiatan produksi (Coelli et al., 1998). Tipe DEA yang digunakan adalah minimisasi input (input orientated) dan maxsimasi output (output orientated). Pendekatan ini digunakan untuk mengukur seberapa besar output yang dihasilkan oleh masing-masing alat tangkap tanpa ada pengurangan dan seberapa besar input (effort) yang harus dikurangi tanpa ada perubahan jumlah output (hasil tangkapan). Untuk menduga efisiensi teknis dari upaya penangkapan selama 20 tahun 1986 2005 (jangka panjang) menggunakan pendekatan minimisasi input (input orientated) (diasumsikan terdapat J upaya (trip), dimana j=1,2,...,j; j = 20) sebagai input dengan 1 output berupa hasil tangkapan dengan menggunakan asumsi model constan return scale (CRS). Untuk menduga efisiensi teknis dari masing-masing alat tangkap dan efisiensi teknis kekinian dari setiap kapal (jangka pendek) menggunakan pendekatan maximasi output (output orientated). Hal ini untuk mengetahui jenis alat tangkap mana yang paling efisien (diasumsikan terdapat J jenis alat tangkap, dimana j=1,2,...,j) sebagai input (effort alat tangkap) dengan 1 output berupa hasil tangkapan. Untuk menganalisis efisiensi dalam jangka pendek, dilakukan dengan membandingkan efisiensi antar kapal. dengan menggunakan asumsi model variable returns to scale (VRS). Alokasi pengembangan armada penangkapan menggunakan metode pedekatan linear programming, yaitu suatu model matematik/teknik matematik yang digunakan untuk mencari cara terbaik dalam mengalokasikan sumberdaya (resources) yang terbatas pada kegiatan-kegiatan yang saling berkompetisi dengan menggunakan model linier. Untuk penentuan kebijakan yang strategis dalam kaitan dengan kapasitas perikanan tangkap dilakukan secara deskriptif dari hasil perhitungan analisis sebelumnya. Hasil evaluasi dari beberapa pendekatan analisis yang telah dilakukan sebelumnya maka ditetapkan hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan (SWOT). Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan tersebut maka dirumuskan kebijakan yang strategis berkaitan dengan pengembangan perikanan tangkap di Provinsi Gorontalo.
Produksi lestari yang dihitung merupakan produksi lestari sumberdaya ikan pelagis kecil dan pelagis besar berdasarkan beberapa kategori jenis alat tangkap. Potensi sumberdaya ikan pelagis kecil terdiri dari ikan selar (Selaroides spp.), tembang (Sardinella sp), julung-julung (Hemirhamphus sp), ikan terbang (Cypsilurus spp.), kembung (Restrelliger spp.) dan sumberdaya ikan pelagis besar terdiri dari ikan tenggiri (Scomberomorus spp.), tuna (Thunnus spp), cakalang (Katsuwanus pelamis) dan tongkol (Euthynus spp.). Alat tangkap yang digunakan untuk penangkapan sumberdaya ikan pelagis yaitu payang, pukat pantai, pukat cincin, jaring lingkar dan bagan sedangkan alat tangkap yang digunakan untuk penangkapan ikan pelagis besar yaitu huhate, pancing tonda, pancing ulur, dan pukat cincin. Untuk satu alat tangkap yang menangkap sumberdaya ikan pelagis kecil dan pelagis besar dibedakan dengan persentase dari hasil tangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar di perairan utara berturut-turut sebesar 3 034.95 ton/tahun dengan upaya optimalnya 7 152 trip dan 853.00 ton/tahun dengan upaya optimalnya 1 894 trip. Di perairan selatan untuk ikan pelagis kecil dan pelagis besar berturut-turut sebesar 5 199.14 ton/tahun dengan upaya optimum 14 156 trip dan 1 105.61 ton/tahun dengan upaya optimum 6 167 trip. Nilai efisiensi perikanan pelagis kecil dan pelagis besar selama 20 tahun cenderung fluktuatif. Efisiensi terjadi pada tahun 2000 perikanan pelagis kecil, dan pada tahun 2005 untuk perikanan pelagis besar di perairan utara. Di perairan selatan tahun 2000 merupakan tahun yang efisien baik untuk perikanan pelagis kecil maupun besar. Pukat pantai, pukat cincin dan bagan merupakan alat tangkap pelagis kecil yang paling efisien di perairan utara, sedangkan untuk perikanan pelagis besar huhate, pancing ulur dan pukat cincin merupakan alat tangkap yang efisien. Adapun alat tangkap yang tidak efisien yaitu payang, jaring insang hanyut dan jaring lingkar sehingga masih membutuhkan perbaikan untuk mencapai tingkat efisiensi. Sementara itu alat tangkap yang paling efisien di perairan selatan adalah pukat cincin, jaring lingkar dan bagan (pelagis kecil) serta huhate, pukat cincin dan pancing tonda (pelagis besar). Payang, pukat pantai, jaring insang hanyut (pelagis kecil) dan pancing ulur (pelagis besar) merupakan jenis alat tangkap yang paling tidak efisien sehingga perlu dilakukan pengaturan terhadap faktor input yang digunakan sehingga sesuai dengan output yang diinginkan. Hasil evaluasi terhadap hasil perhitungan dengan metode bioekonomi pada tiga rezim pengelolaan perikanan, maka rezim pengelolaan yang paling efektif adalah MEY. Dalam rezim MEY rente ekonomi yang dapat dicapai dapat dioptimalkan dengan jumlah upaya yang lebih rendah dari kedua rezim lainnya (MSY dan akses terbuka). Rente ekonomi yang tinggi akan berimplikasi pada kesejahteraan para pelaku usaha perikanan di Gorontalo. Selain itu, pengelolaan dengan rezim ini mampu menjamin kelestarian sumberdaya karena jumlah produksi ekonomi maksimumnya akan lebih kecil dari jumlah tangkapan maksimum lestari. Untuk meningkatkan efisiensi usaha perikanan yang dinyatakan tidak efisien, dapat ditempuh dengan cara mengurangi jumlah effort, BBM dan ABK sekaligus. Implikasi dari pengurangan ABK adalah penurunan biaya operasional dan proporsi bagi hasil yang diterima nelayan. Dengan demikian pemilik dan buruh lainnya akan memperoleh bagian yang memadai. Memang hal ini akan
berdampak pada pengangguran dan kemiskinan akibat PHK sebagian ABK. Bisa saja mereka dialihkan (atau bereaksi sendiri) ke alat tangkap lainnya atau bekerja di industri pasca-panen. Hasil alokasi optimum alat tangkap efisien terpilih di perairan utara adalah pukat pantai (17 unit), pukat cincin (27 unit), bagan (53 unit), huhate (2 unit) dan pancing ulur (34 unit). Alokasi alat tangkap di perairan selatan adalah jaring lingkar (35 unit), pukat cincin (86 unit), bagan (136 unit), huhate (8 unit), pancing tonda (138 unit). Pemerintah daerah dalam hal ini melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo sebaiknya sesegera mungkin melakukan langkahlangkah dalam pengendalian armada penangkapan yang sudah tidak efisien. Kata kunci : Tingkat pemanfaatan, efisiensi, kapasitas perikanan, armada penangkapan, Provinsi Gorontalo
@ Hak cipta Milik IPB, tahun 2007 Hak cipta dilindungi Undang-Undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
ANALISIS KAPASITAS PERIKANAN TANGKAP DALAM RANGKA PENGELOLAAN ARMADA PENANGKAPAN DI PROVINSI GORONTALO ABDUL HAFIDZ OLII Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Doktor pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
Judul Disertasi Nama NIM : Analisis Kapasitas Perikanan Tangkap dalam Rangka Pengelolaan Armada Penangkapan di Provinsi Gorontalo : Abdul Hafidz Olii : C561030081 Disetujui Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintja Ketua Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc. Anggota Dr. Ir. Victor P.H. Nikijuluw, M.Sc. Anggota Diketahui Ketua Program Studi Teknologi Kelautan Dekan Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S.
Disertasi ini penulis persembahkan kepada ibunda tercinta (almarhumah) LINTJE SULEMAN Ibuku yang selalu mendoakanku sampai akhir hayatnya, ketulusannya memberikan kekuatan yang luar biasa untuk meraih cita-cita
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Gorontalo pada tanggal 10 Agustus 1973 sebagai anak kedua dari pasangan Mohammad Olii dan Lintje Suleman (Almarhumah). Menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri 19 Manado tahun 1985, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) 3 Manado tahun 1988, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) 3 Manado tahun 1991. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado dan diselesaikan tahun 1997 dengan judul skripsi distribusi ichthyoplankton di perairan bagian selatan Pulau Bunaken. Penulis diterima di Program Studi Ilmu Perairan Program Pascasarjana pada perguruan tinggi yang sama dan menamatkannya pada tahun 2000 dengan judul thesis tinjauan komunitas makrofauna sebagai indikator biologi di daerah aliran sungai dan estuari Desa Bailang, Manado. Kesempatan untuk melanjutkan ke Program Doktor pada Program Studi Teknologi Kelautan (TKL) Institut Pertanian Bogor (IPB) diperoleh pada tahun 2003. Beasiswa pendidikan Pasca Sarjana dari BPPS Dikti Departemen Pendidikan Nasional RI. Penulis diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2001 dan sampai sekarang sebagai staf pengajar pada Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
PRAKATA Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT, penulis panjatkan karena hanya dengan izin, kuasa dan karunia-nya sehingga disertasi ini dengan judul Analisis Kapasitas Perikanan Tangkap dalam rangka Pengelolaan Armada Penangkapan di Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan. Disertasi ini dibuat berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama tahun 2005 2006 di perairan utara dan selatan Provinsi Gorontalo. Pada kesempatan pertama penulis ingin menyampaikan penghargaan yang tertinggi kepada kedua orang tuaku di Manado dan ibuku (almarhumah) yang telah pergi untuk selamanya karena hanya dengan doa dan pengorbanan yang begitu besar sehingga penulis bisa sampai seperti sekarang ini. Untuk kedua orang tuaku penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya karena tanpa mereka tidak ada kekuatan dan semangat yang abadi yang akan hinggap dalam jiwa penulis. Di kesempatan ini pula penulis menyampaikan penghargaan yang tinggi dan terima kasih yang mendalam kepada komisi pembimbing Prof. Dr. Ir. Daniel R. Monintja, Dr. Ir. Ari Purbayanto M.Sc, dan Dr. Ir. Victor PH. Nikijuluw, M.Sc yang dengan tingkat kesibukanya masih meluangkan waktu dan pikiran untuk penulis dalam rangka penyempurnaan disertasi ini. Untuk pembimbing diucapkan terima kasih yang tulus karena selain proses pembimbingan penulis banyak mendapatkan sebentuk model kearifan untuk menggapai kesuksesan. Pada kesempatan ini tak lupa diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu masing-masing : 1. Bapak Dr. Adhyaksa Dault yang telah membantu baik materil dan moril serta selalu memberikan dorongan dalam proses penyelesaian studi. 2. Bapak Fadel Muhammad sebagai Gubernur Provinsi Gorontalo yang telah membantu biaya penyelesaian studi 3. Bapak Dr. Ir. H. Nelson Pomalingo, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang telah mengizinkan penulis untuk melanjutkan pendidikan program Doktor di IPB.
4. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi Gorontalo yang telah mengizinkan dan memberikan data untuk penelitian. 5. Prof Dr. Ir John Haluan, MSc (ketua program studi teknologi kelautan) dan Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M.Si sebagai dosen penguji luar ujian tertutup 6. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan 2003 TKL, Ibu Tri Wiji dari Bogor, Dr. Agus Suherman dari Semarang, Dr.Yahyah dari Nusa Tenggara Timur; Dr. Venda Pical, Yan Masrikat dari Ambon; Mner Gybert Mamuaya, Alfret Luasunaung dari Manado, Edi Husni dari Aceh, yang turut bersama-sama dalam setiap kesempatan berdiskusi tentang segala hal. 7. Rekan-rekan Ade Muharam, Alfi Baruadi, Wawan Tolinggi, Lian Hajarati dari Gorontalo, dan semua teman-teman Fak. Pertanian UNG yang telah turut membantu selama penelitian sampai terselesaikannya disertasi ini. 8. Teman-teman di Wisma Virandi, Diding (Cirebon), Pak Basir, Pak Jamlis (Palu), Ruslan (Makasar), Pak Aris (Malang) dan Adi yang bersama dalam suka dan duka selama proses penyelesaian studi di Bogor. Untuk itu diucapkan terima kasih. 9. Saudara-saudaraku, Irham Olii, Ramzia Olii dan Salahudin Olii yang selama selalu memberikan semangat selama ini, semoga cepat menyusul dan merasa kan jalan ini. Secara khusus disampaikan terima kasih atas segala doa, dorongan dan pengorbanan yang selama ini diberikan kepada Leonora Soesilo isteri penulis serta putri yang tercinta Alya Vaneza Olii. Dorongannya telah memberikan semangat dan kekuatan yang luar biasa bagi penulis hingga terselesaikanya disertasi ini. Tanpa mereka serasa segalanya tidak memiliki arti. Disadari bahwa dalam penulisan Disertasi ini masih banyak dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan masukan dan saran dari penyempurnaannya. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Wasalam Bogor, Agustus 2007 Abdul Hafidz Olii
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xvii xx xxiii 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 5 1.4 Manfaat Penelitian... 5 1.5 Kerangka Penelitian... 6 1.6 Keterbatasan Penelitian... 8 2 TINJAUAN PUSTAKA... 10 2.1 Tangkapan Maksimum Lestari... 10 2.2 Konsep Analisis Kapasitas Perikanan... 15 2.3 Armada Perikanan... 26 2.3.1 Konsep... 26 2.3.2 Klasifikasi... 26 2.3.3 Nelayan... 27 2.4 Pengelolaan Perikanan Tangkap... 28 2.5 Kebijakan Operasional Pengelolaan Perikanan Tangkap... 31 2.6.Tinjauan Studi Terdahulu... 35 3 METODE PENELITIAN... 37 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 37 3.2 Penarikan Contoh... 38 3.3 Pengumpulan Data...... 39 3.4 Analisis Data... 39 3.4.1 Analisis tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan........ 40 xiv
3.4.1.1 Indeks kemampuan tangkap (fishing power index). 40 3.4.1.2 Produksi lestari dan upaya optimum... 41 3.4.2 Data envelopment analysis (DEA). 46 3.4.3 Linear goal programming (LGP).. 50 3.4.4 Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan.. 52 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 53 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian... 53 4.1.1 Perairan utara... 54 4.1.2 Perairan selatan... 55 4.1.3 Jenis alat tangkap yang beroperasi di perairan Gorontalo... 55 4.1.4 Daerah penangkapan ikan... 60 4.2 Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan... 61 4.2.1 Keragaan perikanan... 61 4.2.2 Produksi dan upaya penangkapan... 63 4.2.3 Armada penangkapan... 63 4.2.4 Alat tangkap... 65 4.2.5 Produksi lestari dan upaya optimum...... 67 4.2.5.1 Perairan utara... 68 4.2.5.2 Perairan selatan... 81 4.2.6 Pembahasan... 94 4.3 Analisis Kapasitas Perikanan Tangkap... 99 4.3.1 Penilaian efisiensi antar waktu dan antar alat tangkap... 100 4.3.1.1 Perairan utara... 100 4.3.1.2 Perairan selatan... 106 4.3.2 Penilaian efisiensi jangka pendek armada penangkapan... 112 4.3.2.1 Perairan utara... 112 4.3.2.2 Perairan selatan... 117 4.3.3 Pembahasan... 119 4.4 Alokasi Optimum Armada Perikanan Tangkap... 128 4.4.1 Pola pengembangan perikanan tangkap... 128 xv
4.4.1.1 Perairan utara... 130 4.4.1.2 Perairan selatan... 133 4.4.2 Pola penyelarasan kesesuaian jumlah alat tangkap... 136 4.4.2.1 Perairan utara... 136 4.4.2.2 Perairan selatan... 138 4.4.3 Pembahasan... 140 4.5 Strategi Kebijakan Perikanan Tangkap... 143 5. KESIMPULAN DAN SARAN... 149 5.1 Kesimpulan... 149 5.2 Saran... 151 DAFTAR PUSTAKA... 153 LAMPIRAN... 160 xvi
DAFTAR TABEL gggggghhhhhhhh Halaman 1. Wilayah dan potensi perikanan di Provinsi Gorontalo... 2 2. Tujuan penelitian, metode dan hasil analisis... 52 3. Tingkat eksploitasi sumberdaya ikan pada WPP 7 dan WPP 8... 54 4. Jenis alat tangkap di Propinsi Gorontalo... 56 5. Produksi sumberdaya ikan di dua wilayah perairan... 62 6. Perkembangan jumlah nelayan di dua perairan Gorontalo selama tahun 2001 2005... 62 7. Perkembangan armada penangkapan di perairan utara... 64 8. Perkembangan armada penangkapan di perairan selatan... 65 9. Perkembangan jumlah unit penangkapan di perairan utara... 66 10. Perkembangan jumlah unit penangkapan di perairan selatan... 67 11. Produksi, upaya penangkapan dan CPUE sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara... 69 12. Parameter biologi dan ekonomi perikanan pelagis kecil di perairan utara... 71 13. Tingkat biomas, produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan dari berbagai rejim pengelolaan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara... 71 14. Produksi, upaya penangkapan dan CPUE sumberdaya ikan pelagis besar di perairan selatan... 75 15. Parameter biologi dan ekonomi perikanan pelagis besar di perairan utara... 77 16. Tingkat biomas, produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan dari berbagai rejim pengelolaan sumberdaya ikan pelagis besar di perairan utara...... 78 17. Produksi, upaya penangkapan dan CPUE sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan selatan... 82 xvii
18. Parameter biologi dan ekonomi perikanan pelagis kecil di perairan selatan... 84 19. Tingkat biomas, produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan dari berbagai rejim pengelolaan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan selatan... 85 20. Produksi, upaya penangkapan dan CPUE sumberdaya ikan pelagis besar di perairan selatan... 89 21. Parameter biologi dan ekonomi perikanan pelagis besar di perairan selatan... 90 22. Tingkat biomas, produksi, upaya optimal dan rente ekonomi perikanan dari berbagai rejim pengelolaan sumberdaya ikan pelagis besar di perairan selatan... 91 23. Input aktual, estmasi kapasitas input dan kapasitas berlebih perikanan pelagis kecil di perairan utara... 102 24. Input aktual, estimasi kapasitas input dan kapasitas berlebih perikanan pelagis besar di perairan utara... 104 25. Input aktual, estimasi kapasitas input dan kapasitas berlebih perikanan pelagis kecil di perairan selatan... 108 26. Input aktual, estimasi kapasitas input dan kapasitas berlebih perikanan pelagis besar di perairan selatan... 110 27. Proyeksi perbaikan efisiensi kapal pukat cincin usaha baru di perairan utara... 117 28. Proyeksi perbaikan efisiensi kapal pukat cincin kartika... 119 29. Variabel keputusan alat tangkap ikan pelagis kecil dan pelagis besar pada setiap perairan... 130 30. Alokasi optimum alat tangkap ikan pelagis kecil di perairan utara... 132 31. Alokasi optimum alat tangkap ikan pelagis besar di perairan utara... 133 32. Alokasi optimum alat tangkap ikan pelagis kecil di perairan selatan. 136 33. Alokasi optimum alat tangkap ikan pelagis besar di perairan selatan. 136 34. Hasil perhitungan berdasarkan alokasi optimum alat tangkap perikanan pelagis kecil di perairan utara... 137 xviii
35. Hasil perhitungan berdasarkan alokasi optimum alat tangkap ikan pelagis besar di perairan utara... 138 36. Hasil perhitungan berdasarkan alokasi optimum alat tangkap ikan pelagis kecil di perairan selatan... 139 37. Hasil perhitungan berdasarkan alokasi optimum perikanan pelagis besar di perairan selatan... 139 xix
DAFTAR GAMBAR Teks Halaman 1. Kerangka pemikiran... 7 2. Kerangka penelitian... 8 3. Hubungan laju pertumbuhan biomas dengan biomas... 11 4. Hubungan antara karakter biologis dengan biomas... 13 5. Kurva fungsi produksi... 18 6. Kurva fungsi penangkapan... 20 7. Pengaruh hasil tangkapan terhadap biomas... 21 8. Keseimbangan open access terjadi pada saat total revenue sama dengan total cost... 25 9. Sistem bisnis perikanan tangkap (Kesteven, 1973 dimodifikasi oleh Monintja, 2000)... 31 10. Lokasi penelitian (bagian utara yaitu Laut Sulawesi dan bagian selatan yaitu Teluk Tomini)... 37 11. Trend produksi, upaya dan hasil tangkapan per-unit upaya (CPUE) ikan pelagis kecil di perairan utara... 68 12. Hubungan regresi antara total upaya dengan CPUE ikan pelagis kecil di perairan utara... 70 13. Keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara... 72 14. Kondisi aktual produksi ikan pelagis kecil terhadap MSY di perairan utara... 73 15. Perbandingan tingkat effort dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual ikan pelagis kecil di perairan utara... 73 16. Perbandingan produksi dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual ikan pelagis kecil di perairan utara... 74 17. Trend produksi, upaya dan hasil tangkapan per-unit upaya (CPUE) ikan pelagis besar di perairan utara... 75 xx
18. Hubungan regresi antara total upaya dengan CPUE ikan pelagis besar di perairan utara... 76 19. Keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis besar di perairan utara... 78 20. Kondisi aktual produksi ikan pelagis besar terhadap MSY di perairan utara... 79 21. Perbandingan tingkat effort dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual ikan pelagis besar di perairan utara... 80 22. Perbandingan produksi dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual ikan pelagis besar di perairan utara... 81 23. Trend produksi (catch), upaya (effort), dan hasil tangkapan per-unit upaya (CPUE) ikan pelagis kecil di perairan selatan... 81 24. Hubungan regresi antara total upaya dengan CPUE ikan pelagis kecil di perairan selatan... 83 25. Keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan selatan... 85 26. Kondisi aktual produksi ikan pelagis kecil terhadap MSY di perairan selatan... 86 27. Perbandingan tingkat effort dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual ikan pelagis kecil di perairan selatan... 87 28. Perbandingan produksi dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual ikan pelagis kecil di perairan selatan... 87 29. Trend produksi (catch), upaya (effort), dan hasil tangkapan per-unit upaya (CPUE) ikan pelagis besar di perairan selatan... 88 30. Hubungan regresi antara total upaya dengan CPUE ikan pelagis besar di perairan selatan... 89 31. Keseimbangan bioekonomi sumberdaya ikan pelagis besar di perairan selatan... 91 32. Kondisi aktual produksi ikan pelagis kecil terhadap MSY di perairan selatan... 92 33. Perbandingan tingkat effort dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual ikan pelagis besar di perairan selatan... 93 xxi
34. Perbandingan produksi dalam kondisi MEY, MSY, open access dan aktual ikan pelagis besar di perairan selatan... 94 35. Nilai efisiensi perikanan pelagis kecil di perairan utara... 100 36. Perbandingan effort aktual, effort target dan effort optimal sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan utara... 101 37. Nilai efisiensi perikanan pelagis besar di perairan utara... 103 38. Perbandingan effort aktual, effort target dan effort optimal sumberdaya ikan pelagis besar di perairan utara... 103 39. Efisiensi alat tangkap ikan pelagis kecil di perairan utara... 105 40 Efisiensi alat tangkap ikan pelagis besar di perairan utara... 105 41 Nilai efisiensi perikanan pelagis kecil di perairan selatan... 106 42 Perbandingan effort aktual, effort target dan effort optimal sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan selatan... 107 43 Nilai efisiensi perikanan pelagis besar di perairan selatan... 109 44. Perbandingan effort aktual, effort target dan effort optimal sumberdaya ikan pelagis besar di perairan selatan... 109 45 Efisiensi alat tangkap ikan pelagis kecil di perairan selatan... 111 46. Efisiensi alat tangkap ikan pelagis besar di perairan selatan... 111 47. Distribusi efisiensi kapal pukat cincin di perairan utara... 112 48. Potensi perbaikan efisiensi kapal pukat cincin... 113 49. Distribusi efisiensi kapal huhate di perairan utara... 114 50. Potensi perbaikan efisiensi kapal huhate... 114 51. Distribusi efisiensi kapal jaring insang di perairan utara... 115 52. Potensi perbaikan efisiensi kapal jaring insang... 116 53 Potensi perbaikan efisiensi kapal di perairan utara.... 117 54 Distribusi efisiensi kapal pukat cincin di perairan selatan... 118 55 Potensi perbaikan efisiensi kapal pukat cincin perairan selatan... 118 xxii
DAFTAR LAMPIRAN Teks m Halaman 1. Beberapa gambar alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di perairan Gorontalo... 160 2. Nilai fishing power index (FPI) sumberdaya ikan pelagis kecil dan pelagis besar... 161 3. Hasil perhitungan OLS untuk perairan utara... 162 4. Hasil perhitungan OLS untuk perairan selatan... 164 5. Analisis bioekonomi sumberdaya ikan pelagis kecil dan pelagis besar dengan program mapple versi 10.00 di perairan utara... 166 6. Analisis bioekonomi sumberdaya ikan pelagis kecil dan pelagis besar dengan program mapple versi 10.00 di perairan selatan... 172 7. Perhitungan efisiensi dan kapasitas antar waktu dengan program DEAP 2.1... 177 8. Perhitungan efisiensi dan kapasitas antar alat tangkap dengan program DEAP 2.1... 183 9. Proyeksi perbaikan input masing-masing kapal pukat cincin di perairan utara... 189 10. Proyeksi perbaikan input masing-masing kapal jaring insang di perairan utara... 193 11. Proyeksi perbaikan input masing-masing kapal pancing di perairan utara... 198 12. Proyeksi perbaikan input masing-masing kapal pukat cincin di perairan selatan... 202 13. Persamaan dan hasil linear goal programming menggunakan program LINDO untuk perairan utara... 212 14. Persamaan dan hasil linear goal programming menggunakan LINDO untuk perairan selatan... 215 xxiii