HUBUNGAN MENONTON TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK PRA SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
DAMPAK SERING MENONTON TELEVISI PADA ANAK USIA SEKOLAH. Ach. Ridwan, Trihadi Prasetya

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRASEKOLAH BERUSIA 4-5 TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG JAJANAN YANG MENGANDUNG ZAT KIMIA BERBAHAYA DENGAN PERILAKU JAJAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

PENGARUH STIMULASI ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA TODDLER

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH

HUBUNGAN PERAN ORANGTUA DENGAN KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRA SEKOLAH (USIA 4-6 TAHUN)

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL PERSONAL ANAK USIA PRASEKOLAH

2 orang tua mempunyai pengaruh lebih positif dari pada pengaruh televisi (Wong, 2000) Pada kenyataanya anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk m

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

Hubungan Kebiasaan Menonton Tayangan Televisi Dengan Kreativitas Kognitif Anak Prasekolah di TK Tunas Harapan Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI MOTORIK KASAR DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

HUBUNGAN KEMAMPUAN PEMBERIAN STIMULASI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH ABSTRAK

KESIAPAN ANAK USIA TODDLER (3 TAHUN) DALAM MENGIKUTI TOILET TRAINING

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN RESIKO CEDERA KHUSUSNYA JATUH PADA LANSIA TERHADAP KEJADIAN JATUH

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN STIMULASI OLEH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-5 TAHUN)

PEMBERIAN STIMULUS TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3 5 TAHUN GIVING STIMULUS OF CHILDREN DEVELOPMENT AGES 3-5 YEARS OLD ABSTRAK

Mila Harlisa*, Amirul Amalia**, Dadang K***

PERAN ORANGTUA BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SCHOOL PHOBIA PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 0 1 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH (4-6 TAHUN) DENGAN PENDIDIKAN IBU

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ROHMATUL MAGFIROH DESA PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-12 BULAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU TAMAN KANAK-KANAK TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERALATAN RUMAH TANGGA BERBAHAN MELAMIN TERHADAP PEMANFAATANNYA

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 6 12 BULAN DI RW 04 DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN SIDOARJO. *Ayun Nif ah, **Firdaus

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PDHI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN TUGAS PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) DI TK INSAN CENDEKIA TULANGAN SIDOARJO TAHUN 2016 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. selama lebih kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013.

PENDAHULUAN. mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

By : Ratna Wardani. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Mitra Husada, Kediri

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

GAMBARAN PERAN ORANG TUA TERHADAP STIMULASI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PADA USIA PRA SEKOLAH

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1-2 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Setelah TVRI sebagai televisi pertama,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Akuntansi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII - VIII DI SMP NEGERI 2 PARE-KEDIRI TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL MARDI PUTRA BANTUL

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016

Hariza Adnani. Keywords : Parents knowledge, the children talent and potency developing.

Jurnal Care Vol. 3, No. 2, Tahun 2015 KEMAMPUAN PEMBERIAN STIMULASI MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH

HUBUNGAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PEROKOK TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMA N 01 SINGOSARI, MALANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP ORANG TUA DALAM MELAKUKAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TKK SANG TIMUR MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA KALISONGO KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ABSTRAK

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dianggap penting untuk dikembangkan karena sebagai dasar untuk. perkembangan sosial selanjutnya (Maulana, 2011).

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah menyelesaikan tabel tunggal dan tabel silang, maka peneliti akan melakukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

52 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN. Latar Belakang

STUDI TENTANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA BALITA DI DESA PENGALANGAN RW 03 MENGANTI GRESIK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG POSYANDU LANSIA DENGAN MOTIVASI BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA

Transkripsi:

HUBUNGAN MENONTON TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK PRA SEKOLAH Emi Agustina*, Aldino Junitalius P.S** *) Dosen Akper Pamenang Pare- Kediri **) Perawat RSUD Pare Kediri The influence of media toward children is more, the higher technology and it intensity. Whereas parents do not have time to give attention, guidance, and control their children, Children spend much more time watching television than conducting others. The purpose of research is to analyze the correlation between watching television toward socio personal growth of pre school child. Research design used in the research is cross sectional. Population from 3 respondents and 3 samples, taking sample uses total sampling. The result of research is got of watching television is much more (16,6 %), more (36,67%), enough (6,66%), fairly enough (%) and the social personal growth are very good (%), good (16,67%), enough (26,66%), fairly good (16,67%) from the result of correlation test. That shows that there is significant,6 <, means Ho is refused. Based on the result, concluded that there is correlation between watching television toward social personal growth of Pre school child with low category. Parents should be realizing it. How more the influence of watching Television is. Every parent has responsibility to control and give attention of their growth, therefore a little thing of the influence must be anticipated by parents either positive or negative impact shown by them. Key word: Watching Television, Pre School Child, Social Personal Growth. Latar Belakang Jaman sekarang ini televisi merupakan media massa elektronik yang mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuat pemirsannya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. bahkan bagi anak pra sekolah sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya, bahkan acara nonton televisi sudah menjadi agenda wajib bagi mereka (Majid Abdul, 2). Pengaruh media terhadap anak makin besar, tehnologi semkin cangih dan intensitasnya semakin tinggi. Padahal orang tua tidak punya waktu untuk mempehatikan, mendampingi dan mengawasi anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktu menonton televisi ketimbang melakukan hal yang lainnya. Hal ini menjauhkan mereka dari pelajaranpelajaran hidup yang penting, seperti bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya, belajar cara berkompromi dan berbagi didunia yang penuh dengan orang lain (Koeqing, 27). Kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura (mementingkan duniawi saja) dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang akan menggrogoti anak pra sekolah yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa. Saat ini jumlah acara televisi untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar perminggu sekitar judul ditayangkan dalam 3 kali penayangan selama 17 jam. Tahun 22 mengenai jumlah jam menonton televisi pada anak di Indonesia adalah sekitar 3-3 jam/minggu atau 16- jam/ tahun. Angka ini jauh lebih besar dibanding jam belajar di sekolah dasar yang tidak sampai 1 jam/tahun. Padahal dalam seminggu ada 2 jam x 7 = 16 jam. Jadi, selain sudah sangat berlebihan, acara untuk anak juga banyak yang tidak aman yaitu: isi acara banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis yang berlebihan dan terbuka. Daya tarik yang utama ada pada adegan-adegan tersebut. Sebaiknya anak pra sekolah tidak menonton acara ini. (Koeqing,27). Hubungan Menonton Televisi Terhadap Perkembangan Personal Sosial Anak... 2

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayaan Kesejahteraan Sosial, Yogyakarta. Pada tahun 2 ditemukan bahwa 6% (6 anak) cukup sampai sangat ingin mempraktekkan trik-trik dalam film keras apabila berkelahi dengan temannya, dan 32% (32 anak) menyatakan kurang sampai tidak ingin mempraktekkan (Reni, 2). Film kartun menurut hasil penelitian Stein dan Friedrich di AS menunjukan bahwa anak pra sekolah menjadi lebih agresif yang dapat dikatagorikan anti sosial setelah mereka menonton film kartun. Tidak semua pada 2 acara untuk anak yang aman hanya sekira 1% saja(admin,2). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 21 jumlah murid 3 anak terdiri dari kelas A berjumlah 1 anak dan kelas B berjumlah anak. Peneliti melakukan wawancara tentang lama menonton televisi dari 6 anak didapatkan hasil anak menonton televisi lebih dari 3, jam/hari dengan personal sosial yang kurang yaitu sering menyendiri. Televisi merupakan media massa elektronik yang sangat digemari hampir disegala jenjang usia, baik oleh anak pra sekolah maupun orang dewasa sekalipun. Menonton acara televisi sebenarnya sangat baik bagi anak pra sekolah, dan orang dewasa, dengan catatan apabila menonton televisi tersebut tidak berlebihan, acara yang ditonton sesuai dengan usia, dan bagi anak pra sekolah adanya kontrol atau pengawasan dari orang tua. Bagi anak pra sekolah, kebiasaan menonton televisi bisa mengakibatkan menurunnya minat baca anak pra sekolah terhadap buku, mengurangi semangat belajar, membentuk pola pikir sederhana, mengurangi kreativitas serta masih banyak lagi dampak negatif lainnya jika dibandingkan dampak positifnya yang hanya sedikit sekali. Anak pra sekolah cenderung lebih senang berlama-lama didepan televisi dibandingan harus belajar, atau membaca buku. Jika kita melihat acara-acara yang disajikan oleh stasiun televisi, banyak acara yang disajikan tidak mendidik malahan bisa dakatakan berbahaya bagi anak pra sekolah untuk di tonton. Mereka hanya tahu bahwa acara televisi itu bagus, mereka merasa senang dan terhibur serta merasa penasaran untuk terus mengikuti acara demi acara selanjutnya. Sudah sepatutnya orang tua menyadari hal ini, mengingat betapa besarnya akibat dari menonton televisi yang berlebihan. Setiap orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya, oleh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan. Begitu juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata dampak negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya. Sudah waktunya stasiun televisi mencantumkan tanda bahwa program itu untuk orang dewasa, memerlukan bimbingan orangtua, atau memang acara yang dianggap pantas ditonton anak pra sekolah. Begitupun para pengelola stasiun televisi hendaknya mempunyai tanggungjawab moral terhadap acaraacara yang ditayangkannya. Mereka hendaknya tidak sekedar mencari untung (kue iklan) terhadap acara yang ditayangkannya. Berdasarkan masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Menonton Televisi Terhadap Perkembangan Personal Sosial Pada Anak Pra Sekolah Di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 21. Rumusan Masalah Adakah Hubungan Menonton Televisi Terhadap Perkembangan Personal Sosial Pada Anak Pra Sekolah Di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 21? Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan menonton televisi terhadap perkembangan personal sosial anak Pra Sekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 21. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi menonton televisi di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 21. b. Mengidentifikasi perkembangan personal sosial anak pra sekolah anak di TK Dharma Jurnal AKP 3 No. 3, 1 Januari 3 Juni 211

Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 21. c. Menganalisis hubungan menonton televisi terhadap perkembangan personal sosial anak Pra Sekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 21. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua objek peneliti diamati pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2). Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan analitik cross sectional dengan variabel menonton televisi sebagai variabel independen dan perkembangan personal sosial anak pra sekolah sebagai variabel dependen. Penelitian ini dilakukan di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 21 mulai tanggal 6-7 Maret 21. Populasi penelitian adalah semua orang tua dan anak di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang sejumlah 3 responden, dengan teknik total sampling, maka semua populasi menjadi responden penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan yang bersifat tertutup yaitu responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan, sedangkan untuk perkembangan personal sosial pada anak usia pra sekolah, instrumen yang digunakan adalah kuesioner terstruktur dengan menggunakan lembar KPSP pada poin personal sosial. Pengolahan data terdiri atas kegiatan editing, yaitu kegiatan mengedit data dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelengkapan, konsistensi, dalam kesesuaian antara kriteria data yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian; Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban dari responden macam-macamnya dengan menandai kode pada masing-masing jawaban. Scoring;adalah pemberian skor atau nilai terhadap bagian-bagian yang perlu diberi skor; dan Tabulating, yaitu penyusunan data dalam bentuk tabel. Tabel bervariasi adalah suatu tabel yang menyajikan data dari dua variabel secara silang. Selanjutnya dilakukan tabulasi atau cross tabulasion yaitu dengan menggabungkan hasil pengukuran menonton televisi terhadap perkembangan personal sosial pada anak pra sekolah dalam jumlah total. Setelah dilakukan langkah langkah diatas kemudian dilakukan analisa data berdasarkan kajian teori untuk mengetahui hubungan menonton televisi terhadap perkembangan personal sosial pada anak pra sekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 21 dengan menggunakan uji statistik spearman dengan =,. Hasil Penelitian A. Karakteristik Menonton Televisi 16 1 1 6 2 Banyak Sekali 11 1 Banyak Cukup Kurang Berdasarkan diagram menunjukkan bahwa hampir setengah (6,66%) adalah menonton televisi cukup sebanyak 1 responden dan sebagian (16,67%) adalah banyak sekali sebanyak responden. B. Perkembangan Personal Sosial Anak Pra Sekolah 1 1 6 2 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Hubungan Menonton Televisi Terhadap Perkembangan Personal Sosial Anak...

Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa hampir setengah (%) adalah kelompok perkembangan personal sosial sangat baik sebanyak responden dan sebagian (16,67%) adalah baik dan kurang sebanyak responden. C. Hubungan Antara Menonton Televisi dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Pra Sekolah Hubungan antara kebiasaan menonton televisi dengan perkembangan personal sosial pada anak pra sekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang dapat digambarkan seperti tabel berikut: Frekuensi Menonton Televisi Banyak Sekali Banyak Cukup Kurang TOTAL Perkembangan Personal Sosial Sangat Baik Cukup Kurang Baik (13,3%) 3 (1,%) (,%) (,%) (,%) (13,3%) 1 (3,3%) (,%) (,%) 2 (6,6%) 6 (2%) (,%) (26,6%) (,%) 1 (3,3%) (13,3%) (,%) TOTAL 11 (36,6%) 1 (6,7%) (,%) 3 (1%) Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada kelompok yang sangat banyak menonton televisi anak memiliki perkembangan personal sosial sangat baik; dan dari 11 anak yang banyak menonton televisi, diantaranya memiliki perkembangan sangat baik, lainnya mengalami perkembangan baik, 2 anak memiliki perkembangan cukup serta 1 anak dengan perkembangan sosial kurang. Dari 1 anak yang menonton televisi dengan frekuensi cukup, 3 anak memiliki perkembangan sangat baik, 1 anak memiliki perkembangan baik, 6 anak memiliki perkembangan cukup dan anak memiliki perkembangan kurang. Dari tabel didapatkan adanya kecenderungan semakin banyak menonton televisi maka tingkat perkembangan personal sosial anak menjadi semakin baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi didapatkan hasil ρ =,6 <,(α) yang bermakna ada hubungan yang signifikan antara menonton televisi terhadap perkembangan personal sosial anak pra sekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon. Uji statistik juga didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar -,36, yang artinya semakin banyak frekuensi menonton televisi semakin kurang perkembangan personal sosial dan sebaliknya semakin jarang menonton televisi semakin baik perkembangan personal sosial. Namun demikian hubungannya termasuk katagori rendah. Pembahasan A. Menonton Televisi Dari hasil penelitian didapatkan lebih dari setengah responden menonton televisi banyak dan banyak sekali (3,3%). Menonton televisi adalah kegiatan sosial kultural yang intinya berkaitan dengan makna yang dilakukan anak-anak di dalam rumah (Reni, 2). Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain usia, jenis kelamin, intelegensi, status sosial ekonomi, prestasi akademik, penerimaan sosial, kepribadian (Hurlock, 199). Menonton televisi umumnya pada anak-anak yang menghabiskan waktu 3 3, jam per hari untuk menonton televisi ( Azmil, 27). Dari penelitian diatas didapatkan sebagian dari responden sebanyak 3,3%. Hal tersebut disebabkan mayoritas pekerjaan orang tua sebagai petani sebanyak %, dimana dilihat dari sosial ekonomi termasuk menengah kebawah. Sehingga menonton televisi merupakan sarana hiburan atau rekreasi untuk anak-anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seorang anak sering melakukan aktivitas menonton televisi. Kemungkinan karena kondisi orang tua yang kurang mampu, sehingga mereka kurang dapat memberikan fasilitas bermain untuk anak yang sesuai. Dan anak memilih menonton televisi sebagai sarana hiburan. Disamping itu orang tua juga cenderung kurang bisa memperhatikan atau membagi waktu untuk mendampingi anak saat menonton televisi. Karena pada anak usia prasekolah khususnya perlu didampingi orang tua untuk dapat memilih acara televisi yang sesuai dan layak untuk ditonton anak usia prasekolah. Apabila anak tidak mendapat perhatian dan pendampingan orang tua saat menonton televisi maka akan dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi anak itu sendiri Jurnal AKP No. 3, 1 Januari 3 Juni 211

antara lain: berpengaruh terhadap sikap, mengurangi semangat belajar, membentuk pola pikir sederhana, mengurangi kreativitas, merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, matang secara seksual lebih cepat. Oleh sebab itu orang tua perlu memperhatikan dan memberikan pengarahan kepada anaknya untuk membatasi waktu menonton televisi. B. Perkembangan Personal Sosial Anak Dari hasil penelitian didapatkan lebih dari setengah responden perkembangan personal sosial adalah sangat baik dan baik (6,67%). Menurut Soetjiningsih (199), perkembangan personal sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: faktor genetik, faktor lingkungan, faktor psikososial, faktor keluarga dan adat istiadat. Tumbuh kembang Personal Sosial anak pra sekolah dapat distimulasi salah satunya dengan mematuhi peraturan keluarga. Dari hasil penelian didapatkan perkembangan personal sosial anak pra sekolah baik dan sangat baik 6,67%. Hal ini dipengaruhi oleh pendidikan orang tua yang mayoritas berpendidikan SMA/SMK 6,66%. Pendidikan orang tua juga mempengaruhi bagi perkembangan personal sosial anak. Apabila orang tua tidak mengetahui dan mengerti tentang dampak yang ditimbulkan dari menonton televisi yang akan mempengaruhi perkembangan personal sosial anak tidak terpenuhi seperti aspek yang berhubungan dengan anak antara lain: kemandirian, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan. Maka dari itu orang tua perlu membuat suatu aturan yang ditaati oleh anak sehingga perkembangan personal sosial anak menjadi lebih baik. C. Hubungan antara Menonton Televisi dengan Perkembangan Personal Sosial Anak Dari hasil analisa menggunakan uji spearmen menunjukan hasil ρ =,6 <, (α) ada hubungan yang signifikan antara menonton televisi terhadap perkembangan personal sosial anak pra sekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tahun 21. Sehingga Ho ditolak, menunjukkan Hubungan kedua variabel negatif (ditunjukkan oleh nilai correlation Spearman's -, 36) artinya semakin banyak menonton televisi semakin kurang perkembangan personal sosial dan sebaliknya semakin jarang menonton televisi semakin baik perkembangan personal sosial. Namun demikian hubungannya termasuk katagori rendah. Menonton televisi adalah kegiatan sosial kultural yang intinya berkaitan dengan makna yang dilakukan anak-anak di dalam rumah (Reni, 2). Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antera lain usia, jenis kelamin, intelegensi, status sosial ekonomi, prestasi akademik, penerimaan sosial, kepribadian (Hurlock, 199). Menonton televisi umumnya pada anak-anak yang menghabiskan waktu 3 3, jam per hari untuk menonton televisi ( Azmil, 27). Menurut Soetjiningsih, Perkembangan Personal Sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain Faktor genetik, faktor lingkungan, faktor psikososial, faktor keluarga dan adat istiadat. Tumbuh kembang Personal Sosial anak pra sekolah dapat distimulasi salah satunya dengan mematuhi peraturan keluarga. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar dari responden yang mempunyai menonton televisi banyak dan banyak sekali 3,3% karena orang tua bekerja sebagai petani sehingga kurang memperhatikan anaknya setiap menonton televisi, sehingga berpengaruh pada perkembangan personal sosial anak. Semakin tinggi orang tua memberikan perhatian dan pengarahan terhadap anaknya maka perkembangan personal sosial anak menjadi lebih baik tetapi sebaliknya bila orang tua kurang memperhatikan dan memberikan pengarahan terhadap anaknya maka perkembangan personal sosial anak kurang baik. Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian didapatkan menonton televisi adalah banyak sekali sebanyak responden (16,67%), frekuensi banyak 11 responden (36,67%), frekuensi cukup 1 responden (6,66%), dan frekuensi kurang responden (%) Hubungan Menonton Televisi Terhadap Perkembangan Personal Sosial Anak... 6

2. Dari hasil penelitian didapatkan perkembangan personal sosial sangat baik responden (%), baik responden (16,67%), cukup responden (.26,66%), kurang responden (16,67%) 3. Berdasarkan uji statistik spearman didapatkan ( Sig. (2 -tailed =,6 <,(α) sehingga Ho ditolak. Hubungan kedua variabel negatif (ditunjukkan oleh nilai correlation Spearman's -, 36) artinya semakin banyak menonton televisi semakin kurang perkembangan personal sosial. Namun demikian hubungannya termasuk katagori rendah. Saran 1. Bagi Peneliti Lain Untuk peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai informasi untuk meneliti dengan variabel lain yang lebih luas dan sampel yang lebih banyak tidak hanya di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang tetapi dikeseluruhan anak yang ada di masyarakat. 2. Bagi Institusi Diharapkan dapat mengembangkan konsep dan ilmu keperawatan serta cara peningkatan perkembangan personal sosial yang adaptif. 3. Bagi Tempat Penelitian Dengan menonton televisi, personal sosial anak menjadi kurang baik sehingga untuk anak yang bersekolah di TK Dharma Wanita Bayem 2 Kec. Kasembon, Kab. Malang semoga guru pengajar dapat memberikan pengarahan kepada anak maupun orang tua agar tidak menonton televisi terlalu sering.. Bagi Orang Tua Diharapkan orang tua mampu mendampingi anak ketika menonton televisi dan dapat memilih acara televisi yang layak ditonton oleh anak. DAFTAR PUSTAKA Alimul Aziz, H. (23). Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah, Surabaya : Salemba Medika. Alimul Aziz, H. (26). Kebutuhan dasar manusiai. Jakarta : Salemba Medika Arikunto, S. (26). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rhineka Cipta Azmil. (27). Pedoman Perilaku Penyinaran Dan Standar Siaran. www.bainfokomsumut.go.id (download :11 September 29). Admin. (2).. Pengaruh Perilaku Menonton Televisi Pada Anak pra sekolah. www.sulastowo.com (download : Oktober 29). Cumux. (29). Pengaruh Televisi Pada Perilaku Anak. Gumuxranger.web.id (download : 1 Oktober 29). Hurlock, Elizabeth. (199). Perkembangan Anak Jilid I. Erlangga : Jakarta Koeqing. (27). Pengaruh Televisi Pada Anak. www.kapanlagi.com (download : 1 Oktober 2). Majid, Abdul. (2).. Pengaruh Nonton Televisi Pada Anak pra sekolah. www. mujid bs2.wordpress.com (download :1 September 29). Notoatmodjo, Soekidjo. (2). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta Nursalam. (23). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam. (2). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta : Salemba Medika Reni. (2). Pengaruh Televisi Pada Anak. www.puslit2.petra.dac.i.com (download : 7 Oktober 29). Soetjiningsih. (199). Jakarta : EGC Tumbuh Kembang Anak..(2). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jurnal AKP 7 No. 3, 1 Januari 3 Juni 211