BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Proses penguasaan suatu konsep di dalam upaya memperkaya informasi

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain The

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang. memberi dampak besar dalam dunia pendidikan.

PEMBELAJARAN E-LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi (TIK), dan lahirnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar.

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?

Pengembangan E-learning menggunakan LMS. E-learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk mempelajari dan mengembangkan kompetensi diri serta memahami

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membantu aktivitas manusia. Melalui internet, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Chapter 01. UNTAD Webinar

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh blended learning berbasis edmodo terhadap hasil belajar

MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TUTORIAL PELATIHAN E-LEARNING DENGAN MOODLE

PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG

Desain dan Pengembangan e-learning Pendahuluan Desain E-learning Desain E-learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Non Equivalent Control-Group Pretest-Posttest design. (Isaac & Michael, Tabel 3.1 Desain Penelitian

Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

Desain dan Pengembangan e-learning

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : Pengenalan E-Learning. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hanifah Rahmatillah,2013

Nomor : 05/465/F-/III/2009 Jakarta, 10 Maret Perihal: Tata Cara Perkuliahan e-learning

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancang Bangun Aplikasi E-Learning Berbasis LMS ( Learning Management System

Adi Heru Utomo Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember Jalan Mastrip Kotak Pos 164 Jember

e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Mengenal Fitur Kuliah Online

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial, seperti facebook, twitter maupun instagram (data Puskakom UI).

Kerangka Acuan Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. isi. Pernyataan yang pernah dilontarkan Alvin Toffler akan terjadinya pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran

Pengembangan E-learning Menggunakan LMS (Learning Management System) untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada

BLENDED- E LEARNING SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI. RAVIK KARSIDI Rektor UNS Guru Besar Sosiologi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang

EKSPLORASI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE E-LEARNING Oleh : Eva Imania Eliasa, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Mereduksi Gap antara Kelas Belajar dengan Dunia Profesi Pemanfaatan Teknologi Informasi pada Kelas Kuliah Terintegrasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju.

Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Internet dan E-Learning Sekolah

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung telah mengubah kehidupan Bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang .

BAB I PENDAHULUAN. Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. sama. Induk dari segala jaringan yang ada sekarang ini adalah internet.

PETUNJUK CARA PENGGUNAAN E SEMKA, E-LEARNING SMKN 1 SATUI

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN. R. Nety Rustikayanti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Rakhmawati, 2013

APLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU

DAFTAR ISI. Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

Petunjuk Pengembangan Course dalam Elearning berbasis Moodle

PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI PENDUKUNG PROGRAM POLINES SMARTCAMPUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

Referensi PJJ Konsorsium Aptikom Standar Teknologi Pembelajaran Versi Maret 2014 disusun oleh Konsorsium APTIKOM

1 P edo m a n P J J S 2 A p t i k o m T e k n o l o g i P e m b e l a j a r a n

PENGANTAR E-LEARNING

Petunjuk Teknis. Penggunaan Sistem E-Learning. Untuk Pengajar

E-Learning SMKN 2 Kediri PRAKTEK

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU. Pengelolaan e-learning

MEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN OLEH : Nunuk Suryani. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi jaringan internet telah mengubah paradigma dalam

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) hadir sebagai bentuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TAMPILAN E-LEARNING (biothink.web.id) BESERTA FITURNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahdawi Firmansyah, 2014

Panduan Penggunaan. Elearning Universitas Almuslim untuk Mahasiswa. M. Rezeki Muamar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. sistem evaluasi, pengadaan buku dana alat-alat pelajaran, perbaikan sarana. belum menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan lagi. Perkembangan itu dalam dasawarsa terakhir telah memunculkan sistem teknologi informasi-komunikasi nirkabel yang terpadu dengan perangkat pengolah informasi berbasis jaringan global sehingga dimensi ruang dan waktu kini tidak lagi membatasi dua pihak atau lebih untuk saling berinteraksi. Perkembangan ini telah menawarkan paradigma dan strategi baru dalam pembelajaran di perguruan tinggi, yaitu e-learning. E-learning telah menjadi salah satu kebutuhan bagi sivitas akademika, mengingat baik dosen, mahasiswa maupun institusi pendidikan telah memanfaatkan teknologi komputer dalam kegiatan belajar mengajar. Istilah e-learning secara umum didefinisikan sebagai sebuah proses pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan komputer atau yang dewasa ini kita kenal dengan internet (Munir, 2008; Wahono, 2008; Anderson, 2008). Integrasi TI ke dalam strategi pembelajaran sekarang ini merupakan suatu keniscayaan, sebab strategi pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi lulusan. Integrasi itu merupakan suatu hal yang sangat mungkin dan potensial untuk dikembangkan, karena pada dasarnya proses pendidikan sebenarnya juga merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pedagogis.

2 Interaksi pedagogis ini melibatkan berbagai komponen, yaitu pendidik sebagai sumber atau penyampai informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan sebagai bahan ajar, serta peserta didik itu sendiri. Potensi penerapan e-learning ini telah menarik perhatian banyak pihak, dan percaya bahwa konsep e-learning ini akan menjadi salah satu sistem pembelajaran terbuka, modern, dan feasible untuk dilaksanakan saat ini. Selain dunia pendidikan, konsep e-learning ini belakangan diadopsi oleh perusahaanperusahaan komersial untuk memberikan pelatihan kepada karyawan mereka secara online - jarak jauh (distance training). Departemen perdagangan dan departemen pendidikan Amerika Serikat bahkan telah secara bersama-sama mencanangkan visi 2020 berhubungan dengan konsep pendidikan berbasis e-learning (Wahono, 2003). Pannen (2005), mengungkap bahwa e-learning menyajikan peluang untuk menjawab tantangan yang berkenaan dengan akses, pemerataan, dan kualitas pendidikan. Dengan e-learning, pembelajaran konvensional menjadi semakin kaya dan memberikan fleksibilitas yang lebih, dan mahasiswa memikiki pengalaman belajar yang lebih bermakna. Konsep e-learning ini akan membawa pengaruh terjadinya transformasi pendidikan konvensional ke bentuk digital, baik secara isi maupun prosesnya, dan telah dimungkinkan terjadinya pergeseran pola interaksi antara dosen dan mahasiswa yang dapat melintasi sekat ruang dan waktu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Surya (2006) memandang bahwa dengan e-learning, memungkinkan terjadinya individualisasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas, dan produktivitas serta demokratisasi proses

3 pembelajaran, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Ada beberapa keunggulan pengembangan program pembelajaran melalui e-learning ini. Menurut Soekartawi (2003) keunggulan itu adalah: 1) tersedianya fasilitas e-moderating dimana dosen/guru dan siswa/mahasiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu; 2) dosen/guru dan mahasiswa/siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari; 3) mahasiswa/siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer; 4) bila mahasiswa/siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah; 5) dosen/guru maupun mahasiswa/siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas; 6) berubahnya peran mahasiswa/siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif; 7) dari sisi biaya relatif lebih efisien. Keunggulan e-learning inilah yang mendorong banyak praktisi pendidikan dan pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional mulai melakukan penataan dan penyiapan infrastruktur dibidang teknologi informasi khususnya internet yang perlu mendapatkan penghargaan dan apresisasi dari pelaku dunia pendidikan itu sendiri.

4 Untuk jenjang SD sampai SLTA pemerintah menggagas program pengembangan jaringan internet dengan nama JARDIKNAS, dan untuk jenjang perguruan tinggi meskipun pada jumlah yang masih sangat terbatas, pemerintah melalui departemen pendidikan nasional (DIKTI) juga telah diluncurkan program yang disebut dengan INHERENT (Darmawan, 2007). Infrastruktur jaringan internet yang telah tersedia tersebut harus dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya, dengan mulai mengembangkan situs-situs internet dan mengisinya dengan konten pembelajaran yang bisa diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas, khususnya pelajar dan mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang sedang mereka tempuh. Karena itu kehadiran e-learning sebagai sebuah bentuk atau model belajar yang relatif baru di Indonesia, kiranya dapat disambut dengan apresiasi yang positif. Terlebih LPTK sebagai lembaga yang memiliki peran melahirkan tenaga kependidikan professional, diharapkan menjadi pihak yang paling proaktif menanggapi perubahan paradigma pembelajaran tersebut, dan mulai mengakomodasi kecenderungan pengembangan penerapan teknologi informasi dalam pembelajaran dalam rangka meningkatkan efektifitas pembelajaran secara khusus dan meningkatkan kualitas pendidikan secara umum. Potensi bagi pengembangan model pembelajaran dengan e-learning dewasa ini sangat besar, apalagi perkembangan terakhir, internet telah dapat diakses secara mudah melalui handphone GPRS/3G, Blackberry atau Iphone yang banyak dimiliki oleh mahasiswa dan para pelajar saat ini.

5 Oleh karena itu, dalam upaya mengakomodasi kebutuhan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, maka peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai implementasi e-learning ini dalam praktek pembelajaran di perguruan tinggi, yaitu untuk melihat seberapa efektif model e-learning ini dilaksanakan dalam pembelajaran di perguruan tinggi. Kemudian, sejalan dengan perkembangan e-learning itu sendiri, kini telah banyak dirilis perangkat lunak aplikasi e-learning yang mudah digunakan (useable), sehingga memungkinkan untuk digunakan oleh perguruan tinggi yang ingin menggunakannnya. Aplikasi ini disebut dengan learning management system (LMS), yang berguna untuk mengintegrasikan banyak fungsi yang mendukung proses pembelajaran, seperti memfasilitasi berbagai macam bentuk materi instruksional (teks, audio, video), email, chat room, diskusi online, forum ataupun evaluasi belajar (kuis). Beberapa contoh dari aplikasi learning management system (LMS) ini misalnya: WebCT, Moodle, Classfronter. Aplikasi Moodle menurut sebuah laporan telah digunakan lebih dari 30.000 situs e-learning di 195 negara di seluruh dunia (Cole and Foster, 2007). Sedangkan WebCT telah digunakan lebih dari 2.200 perguruan tinggi di seluruh dunia (Pituch & Lee, 2004). Aplikasi learning management system LMS yang digunakan dalam penelitian ini adalah aplikasi Moodle yang juga merupakan akronim dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment (Cole & Foster, 2007). Dengan aplikasi ini proses dan konten pembelajarannya didesain dalam bentuk web online yang diakses oleh mahasiswa dengan menggunakan web browser internet.

6 Kegiatan intruksional dilaksanakan dengan mengkombinasikan fitur-fitur yang tersedia, baik itu fitur resource (text online, web page, link file & web, content package, directory) maupun fitur activity (assignments, forum, chating, quiz, glossary, choise) kedalam bentuk paket pembelajaran yang terintegrasi. Upaya implementasi e-learning ini dilandasai oleh semangat untuk secara kreatif mengupayakan sebuah desain pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi persoalan yang ada pada pembelajaran konvensional, yaitu pembelajaran yang cenderung berpusat pada pengajar (teacher-centered), cenderung mengabaikan perbedaan gaya belajar, karakteristik, dan kebutuhan warga belajar yang berbeda-beda; dengan pola belajar yang homogen. Diharapkan kelemahan itu dapat dikurangi dengan model e-learning yang berpotensi lebih dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran individual (individual learning) sesuai semangat student-centered. Terkait dengan implementasi e-learning di perguruan tinggi khususnya LPTK, dari studi pendahuluan ditemukan bahwa walaupun diketahui pembelajaran e-learing memiliki banyak sekali kelebihan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, ternyata tidak serta merta perguruan tinggi menerapkan model pembelajaran ini, meski perguruan tinggi tersebut telah memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk melaksanakan model pembelajaran ini. Oleh karena itu penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan akan menjadi kajian yang berharga, untuk mengenalkan sekaligus hendak menguji efektifitas

7 pembelajaran dengan menggunakan e-learning di perguruan tinggi terutama yang berada di daerah. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu LPTK swasta di Provinsi Lampung. LPTK ini dipilih atas dasar hasil observasi awal yaitu pertimbangan ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang telah memadai seperti sarana laboratorium komputer yang telah terkoneksi dengan jaringan internet, area hostpot (wireless network connection), lingkungan sekitar kampus yang telah banyak tersedia warnet (warung internet), sehingga memudahkan mahasiswa nantinya ketika akan mengakses situs e-learning di internet dalam mengikuti pembelajaran. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya kini telah menjadi salah satu masalah global, yang meliputi hubungan antar negara, bahkan antar benua di seluruh belahan bumi. Karenanya maka penggunaan internet dalam pembelajaran pencemaran lingkungan ini menjadi suatu keniscayaan, sebab dengan internet mahasiswa dapat secara mudah mengeksplorasi masalah-masalah dan mengikuti perkembangan kajian mengenai pencemaran lingkungan terkini dari seluruh belahan dunia yang tidak mungkin dilakukan apabila melalui pengamatan langsung atau melalui teks bahan ajar lainnya. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah penguasaan konsep dan sikap belajar mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran dengan e-learning?

8 Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penguasaan konsep mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran full e-learning (seluruhnya e-learning)? 2. Bagaimanakah penguasaan konsep mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan setelah mendapatkan pembelajaran blended e-learning (kombinasi e-learning dengan tatap muka)? 3. Bagaimanakah sikap belajar mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan e-learning? 4. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap implementasi e-learning dalam pembelajaran? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan e-learning dalam meningkatkan penguasaaan konsep dan memperbaiki sikap belajar mahasiswa pada materi pencemaran lingkungan pada mahasiswa calon guru biologi. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis bagaimana tingkat penguasaan konsep dan bagaimana sikap belajar mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan e-learning. 2. Mengeksplorasi dan menganalisis tanggapan mahasiswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan e-learning, sehingga dapat ditemukan pola yang lebih efektif untuk mengetahui kelebihan dan kekuatan dari pembelajaran dengan e-learning.

9 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya : 1. Hasil peneltitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bentuk pembelajaran e-learning dengan menggunakan aplikasi learning management system (LMS) Moodle, diharapkan aplikasi ini dapat digunakan untuk pembelajaran materi ajar yang lain. 2. Memberikan wawasan baru tentang penggunaan e-learning dalam pembelajaran, sehingga lebih memperkaya khasanah inovasi pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru atau dosen dalam pembelajaran di kelas. 3. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep, dan perbaikan sikap belajar mahasiswa melalui pembelajaran e-learning. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh perguruan tinggi lainya, sekolah-sekolah atau dinas pendidikan untuk membuat kebijakan dengan mengadopsi bentuk pembelajaran e-learning untuk diterapkan pada mahasiswa, siswa, pada materi ajar lainnya