BAB 3 METODE HEIJUNKA AND MIXED SCHEDULING, JIDOKA, AUTONOMATION, ANDON SYSTEM, HOSHIN KANRI.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE HEIJUNKA AND MIXED SCHEDULING, JIDOKA, AUTONOMATION, ANDON SYSTEM, HOSHIN KANRI.

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

14 PRINSIP TOYOTA WAY

Pengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah

SISTEM PRODUKSI JUST-IN-TIME

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

Prepared by Yuli Kurniawati

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

ZERO DEFECT & AUTONOMOUS DEFECT CONTROL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

Strategi Peningkatan Produktivita s

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

BAB II LANDASAN TEORI

MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI

EARLY EQUIPMENT MANAGEMENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

PENERAPAN SISTEM KANBAN SEBAGAI PENDUKUNG SISTEM JUST IN TIME DI PT WONOJATI WIJOYO KEDIRI

Pengendalian Proses Produksi dalam Agribisnis. Manajemen Agrobisnis

LEAN MANUFACTURING. part 2

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

BAB II LANDASAN TEORI

PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Operasional. Disampaikan Oleh : Kristian Suhartadi WN, SE., MM

Akuntansi Biaya. Modul ke: Just In Time And Backflushing 07FEB. Fakultas. Angela Dirman, SE., M.Ak. Program Studi Manajemen

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GROWTH AND UNDERINVESTMENT PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

USULAN IMPLEMENTASI SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME DENGAN KARTU KANBAN DI LINE PRODUKSI CORE MAKING DISA TIPE MESIN VERTIKAL PT AT INDONESIA

SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT.

Perancangan Sistem Suplai Tanpa Penambahan Tempat di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT TMMIN)

Keterkaitan Sistem Manajemen Mutu dengan performa perusahaan

MENGENAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME SYSTEM)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

SISTEM ANDON UNTUK MAINTENANCE DALAM MANUFACTURING DI PT FENG TAY

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

PT. BRAJA MUKTICAKRA THE PRECISION'S VALUE

#9_WORK SAMPLING ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Wita Anggraita P, 2 Widia Juliani, 3 Pratya Poeri Suryadhini 1,2,3. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 878

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri

Pemrosesan File. Jatnika 1. Kumpulan atau koleksi item yang tersimpan dalam media penyimpanan sekunder Processor.

Investigasi Kualitas Produk Pisau Potong di PT. X

BAB II LANDASAN TEORI

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS FR DOOR OUTER RH KIJANG INNOVA PADA PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

Perbaikan Proses Dandori di PT. Astra Otoparts Tbk. Divisi Adiwira Plastik

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: metode First Come First Serve (FCFS), metode Campbell Dudek and Smith (CDS), total waktu produksi, penjadwalan produksi

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN INDONESIA

SKRIPSI. Disusun Oleh : FITRI LEMBAYUNG PRATIWI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BHAYANGKARAJAKARTA RAYA

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

ABSTRACT. Keywords : production process, preventive maintenance, breakdown maintenance, minimum maintenance cost. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

Tesis MM 2403 PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Teknik Otomasi [PengenalanPLC]

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar industri ada dua macam, yaitu industri jasa dan industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT

METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. penulis melakukan analisa lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menjadi akar

ABSTRACT. Keywords: Job orders, production scheduling, CDS, FCFS, makespan efficiency. Universitas Kristen Maranatha

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

PENJADWALAN BERDASARKAN MAKESPAN OPTIMAL DENGAN PERBANDINGAN METODE HEIJUNKA DAN METODE CAMPBEL-DUDEK-SMITH (CDS)

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROSES PEMBUATAN PADA ALAT BANTU JIG SLIPPER ETHANOL ( COMA RIGHT & LEFT ) DI PT. SUMBER TEKNIK SENTOSA

PENERAPAN KONSEP LEAN SERVICE DAN DMAIC UNTUK MENGURANGI WAKTU TUNGGU PELAYANAN *

ELEMEN DIFUSI. Yogi Suwarno.

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN PRODUCT LAYOUT DAN PROCESS LAYOUT DALAM PERBAIKAN TATA LETAK PT. ALMICOS PRATAMA DENGAN METODE SIMULASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Introduction to. Chapter 9. Production Management. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing

ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

Transkripsi:

BAB 3 METODE HEIJUNKA AND MIXED SCHEDULING, JIDOKA, AUTONOMATION, ANDON SYSTEM, HOSHIN KANRI. By Ir. B. INDRAYADI,MT JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1

3.1. HEUJINKA. 2

Heijunka adalah meratakan produksi baik dari segi volume maupun bauran produk. Ia tidak membuat produk berdasarkan urutan aktual dari pesanan pelanggan, yang dapat naik dan turun secara tajam, tapi mengambil jumlah total pesanan dalam satu periode dan meratakannya sehingga dibuat dalam jumlah dan bauran yang sama setiap hari. Berproduksi dengan heijunka/merata yang dikaji adalah dalam hal : a. Jumlah atau volume. b. Varian atau tipe. 3.2.2.PEMBUATAN POLA HEIJUNKA. Pola Heijunka disusun berdasarkan harga rata-rata dari total yang akan diproduksi Dalam Pola Heijunka mengandung 3 pengertian : - Meratakan produksi perhari dari jumlah total produksi - Membuat Standar harian produksi berdasar kan model - Membuat Standar Prosedur 3

Metode Kajian Heijunka. 1. Metode Trial and Error 2. Metode Iterasi a.d.(1). Metode Trial and Error. 1. Langkah 1 : Menentukan Jumlah Produksi Harian Jumlah Produksi Harian didapat dengan cara Membagi Total Produksi Perbulan dengan Banyaknya Hari Kerja. 2. Langkah 2 : Menentukan Jumlah Produksi Harian per Model Jumlah Produksi Harian Permodel didapat dengan cara membagi Total Produksi Perbulan dengan Banyaknya Hari Kerja untuk tiap Model 4

3. Langkah 3 : Menentukan Ratio Perbandingan Dari Tiap Model Ratio didapat dengan Membagi Jumlah Produksi Harian dengan Jumlah Produksi Harian yang Terkecil. 4 Langkah 4 : Menyusun Pola Heijunka Ratio Yang Dihitung pada Langkah Sebelumnya Berguna untuk Menyusun pola Heijunka. Jumlah Pola / hari = Jumlah produksi per hari. Total Rasio 5

a.d. (2). Metode Iterasi. Dalam metode heijunka, volume produksi yang telah direncanakan besarnya masing-masing periode bulanan diturunkan ke periode harian dengan cara merataratakannya (untuk masing-masing jenis produk). Dari volume produksi harian yang telah direncanakan, ditentukan besarnya rasio untuk semua jenis produk yang akan diproduksi. Selanjutnya besarnya rasio yang didapat, ditetapkan sebagai dasar penentuan urutan produksi. Urutan produksi ini didasarkan atas penyeimbangan waktu penyelesaian (beban kerja) seluruh jenis produk di lini produksi. Penyeimbangan waktu penyelesaian yang dilakukan untuk pengaturan urutan produksi berfungsi untuk menyeimbangkan beban kerja oleh tiap operator yang akan mengerjakan produk-produk tersebut di lini produksi. 6

Misalkan, diketahui mesin H dapat memproduksi 3 jenis produk/part masing-masing A, B, dan C dengan jumlah unit untuk masing-masing produk adalah 5, 3, dan 2. Langkah-langkah dalam menentukan pengurutan part dengan menggunakan pola heijunka adalah : a. Tentukan rasio untuk masing-masing produk/part dengan total seluruhnya = 1. b. Nomor urut pengerjaan kedua seluruh rasio dikalikan dengan dua. Nomor urut pengerjaan pertama seluruh rasio dikalikan 1 lalu pilih nilai terbesarnya yaitu part A. c. Nomor urut pengerjaan ketiga seluruh rasio dikalikan dengan tiga. Rasio yang sudah dikerjakan (part A) dan part B dikurangi dengan satu dan terpilihlah part C dengan nilai yang terbesar. d. Nomor urut pengerjaan kedua seluruh rasio dikalikan dengan dua. Rasio yang sudah dikerjakan (part A) dikurangi dengan satu dan terpilih part B dengan nilai yang terbesar. 7

f. Nomor urut pengerjaan ketiga seluruh rasio dikalikan dengan tiga. asio yang sudah dikerjakan (part A) dan part B dikurangi dengan satu dan terpilihlah part C dengan nilai yang terbesar. dan seterusnya Contoh Problem solving Heijunka : Contoh Heujinka.htm 8

2. JIDOKA. Autonomasi (dalam bahasa Jepang, Ninbenno-ar u Jidoka, sering disingkat menjadi Jidoka ) dapat dengan longgar diterjemahkan sebagai pengendalian cacat secara otonom. 9

What does jidoka mean? A common answer to this question is "autonomation" or "automation with a human touch." This is usually illustrated by example of a machine that will detect a problem and stop production automatically rather than continue to run and produce bad output. The principle's origin goes back to 1902 when Sakichi Toyoda invented a simple but ingenious mechanism that detected a broken thread and shut off an automatic loom. That invention allowed one operator to oversee the operation of up to a dozen looms while maintaining perfect quality. But the system goes much further. The jidoka pillar is often labeled "stop and respond to every abnormality." This is obviously much more than having a machine shut down. Toyota refers to every process, whether human or automatic, being enabled or empowered to autonomously detect abnormal conditions and stop. The team member pulling an andon cord on the assembly line is jidoka as much as an automatic machine. At company, we define jidoka as a four step process that engages when abnormalities occur. 1.Detect the abnormality. 2.Stop. 3.Fix or correct the immediate condition. 4.Investigate the root cause and install a countermeasure. 10

3. AUTONOMASI. Kata autonomasi bukan berarti otomasi, tetapi pengecekan secara otonom adanya hal-hal abnormal dalam suatu proses. Autonomasi yaitu sistem pengendalian cacat secara otonom, merupakan salah satu dari dua tiang penyangga (bersama dengan JIT) sistem produksi Toyota. Untuk mencapai JIT sempurna, unit yang 100% bebas cacat harus mengalir ke proses berikut dan aliran ini harus berirama tanpa putus. Karena itu pengendalian mutu harus hidup berdampingan dengan operasi JIT dalam seluruh sistem Kanban. Autonomasi berarti membuat suatu mekanisme untuk mencegah diproduksinya barang cacat secara massal pada mesin atau lini produk. Mesin otonom adalah suatu mesin yang diberi alat penghenti otomatis 11

4. Andons System (System Informasi Masalah/ quality pada Line Produksi). Andon ( アンドン, あんどん, 行灯 ) adalah sebuah istilah dalam manufaktur yang mengacu pada sebuah system yg memberitahukan management, maintenance, dan pekerja lainnya akan adanya masalah qualitas maupun masalah dlm proses. Titik sentralnya adalah pada sebuah papan yg menggabungkan lampu sinyal untuk menunjukkan adanya workstation yg memiliki masalah. Peringatan tersebut dapat diaktifkan secara manual oleh seorang pekerja menggunakan tombol, atau dapat diaktifkan secara otomatis oleh peralatan produksi itu sendiri. Sistem ini mungkin termasuk cara untuk menghentikan produksi sehingga masalah ini dapat diperbaiki. Beberapa sistem peringatan modern yang menggabungkan alarm audio, teks, atau layar lainnya. Beberapa masalah yg muncul di line produksi antara lain: - Kekurangan bahan baku - Mesin trouble - Masalah quality - dll. 12

5. HOSHIN KANRI. Hoshin Kanri adalah sebuah metode perbaikan manajemen perusahaan berupa kebijakankebijakan dan daily management, dimana pelaksanaannya dengan menggunakan siklus PDCA. Perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan manajemen perusahaan dengan metode Hoshin Kanri ini berbeda-beda untuk masing-masing divisi sesuai dengan permasalahan pada masing-masing divisi. Penetapan kebijakan manajemen perusahaan dengan metode Hoshin Kanri disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan. Hasil dari implementasi kebijakan melalui daily management ini kemudian akan dikontrol setiap bulannya apakah sudah memenuhi target perusahaan atau belum sehingga bila belum memenuhi target akan menjadi bahan evaluasi perusahaan untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang. Selain itu hasil dari implementasi tersebut dapat disimpan sebagai dokumen sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan di masa yang akan datang, baik perbaikan target atau perbaikan sistem manajemen. 13