Vol. XI Jilid 1 No.74 Januari 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

Pemecahan. Masalah Kontekstual. Gambar 1. Pemecahan Masalah Realistik (Gravemeijer, 1994)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang

SIKLUS KEDUA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

Pemahaman Konsep FPB Dengan Pendekatan RME. Oleh: Lailatul Muniroh

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian. Pendidikan sebagai sumber daya insani sepatutnya mendapat

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

PERMAINAN TEPUK BERGILIR YANG BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN KONSEP KPK SISWA KELAS IV A DI SD N 21 PALEMBANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

2016 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berat. Salah satu tantangannya adalah menghadapi persaingan ekonomi global.

BAB II LANDASAN TEORI

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Validitas Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Penemuan Terbimbing

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan bagian terpenting di dalam kehidupan.

Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP

BAB II KAJIAN TEORI. membilang, menjumlahkan, mengurangi, menambah, memperbanyak,

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MELALUI PENDEKATAN PMR DALAM POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS. FMIPA UNP,

SILABUS. MATA KULIAH : BILANGAN KODE : GD 517 BOBOT : 3 sks TINGKAT/SEMESTER : III/6 UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2014

PEMBELAJARAN PMRI. Oleh Muhammad Ridhoni (Mahasiswa Magister Pend. Matematika Universitas Sriwijaya, Palembang)

PEMBELAJARAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam pendidikan matematika yang pertama kali diperkenalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan adalah sistem yang digunakan untuk mengembangkan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA DI KELAS. Abstrak

SILABUS DAN SAP PERKULIAHAN MATA KULIAH KONSEP DASAR MATEMATIKA

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Oktober 2016, Vol. 1, No.1. ISSN:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMR BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII

LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

P 9 Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Di SMP Kelas Vii

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DAN RELEVANSINYA DENGAN KTSP 1. Oleh: Rahmah Johar 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

08. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 3, No. 1, Mei 2016

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan secara formal, tepat dan akurat sehingga tidak memungkinkan

BAB II KAJIAN TEORI. ada umpan balik dari siswa tersebut. Sedangkan komunikasi dua arah, ialah

Pengembangan Student Worksheet Berbasis Matematika Realistik untuk Pembelajaran Matematika Secara Bilingual di Sekolah Menengah Pertama

II. KAJIAN TEORI. Perkembangan sebuah pendekatan yang sekarang dikenal sebagai Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi era globalisasi itu diperlukan sumber daya manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK: SEJARAH, TEORI, DAN IMPLEMENTASINYA. Al Jupri Universitas Pendidikan Indonesia

KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA SMP

PEMBELAJARAN MATEMATIKA HUMANISTIK DAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) * Rahmah Johar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR NATA PRAYOGA A

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

Menjebatani Keabstrakan Matematika melalui Pembelajaran Matematika Realistik

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

2. LANDASAN TEORI. Pembelajaran matematika di Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup pengertian-pengertian dari judul penelitian agar didapat satu pengertian yang utuh dan

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

TINJAUAN TENTANG PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS INQUIRY UNTUK PESERTA DIDIK KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

Key Word: Student Activity sheet, realistic, Equality and inequality.

Pendekatan PMRI sebagai Gerakan Literasi Sekolah dalam Pembelajaran Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

KONTRIBUSI WORKSHOP PMRI TERHADAP KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS I SD NEGERI PERCOBAAN PADANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

Pengaruh Pendekatan RME terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Operasi Hitung Campuran di Kelas IV SD IT Adzkia I Padang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

PENGEMBANGAN MATERI KESEBANGUNAN DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SMP NEGERI 5 TALANG UBI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

37. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN FRACTION CIRCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA

KURIKULUM MATEMATIKA TAHUN 1984 DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK. Tatang Herman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Purwati, 2013

Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran Matematika

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN PECAHAN DI SMP. Di sampaikan pada Pelatihan Nasional PMRI Untuk GuruSMP Di LPP Yogyakarta Juli 2008

KHETRINA CITRA PUSPITA SARI 1 DWI AVITA NURHIDAYAH, M. Pd 2 1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. zaman inilah yang mendorong para pendidik untuk lebih kreatif dalam. nasional (Marsigit dalam Renni Indrasari,2005:1).

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Kemampuan Komunikasi Matematis, Pembelajaran Matematika. Realistik, Pembelajaran Ekspositori, dan Sikap.

Transkripsi:

Vol. XI Jilid 1 No.74 Januari 2017 MENARA Ilmu ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS REALISTICS MATHEMATICS EDUCATION (RME) PADA MATERI FPB DAN KPK UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Prima Yudhi Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat primayudhi@ymail.com ABSTRAK Lembar Kerja Siswa (LKS) yang selama ini digunakan sekolah belum sepenuhnya menuntun siswa untuk aktif membangun pemahamannya sendiri. Untuk itu perlu dikembangkan LKS berbasis Realistics Mathematics Education (RME) yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya serta dapat mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari dalam pemecahan masalah. Penelitian pengembangan ini menggunakan model McKenny yang terdiri dari tiga tahap yaitu preliminary, prototyping, dan assessment. Prototype Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pendekatan Realistics Mathematics Education (RME) dirancang berdasarkan preliminary (analisis pendahuluan). Kegiatan analisis kebutuhan dimulai dengan analisis kurikulum, analisis konsep, dan analisis siswa. Data kualitatif yang diperoleh pada tahap analisis pendahuluan, dianalisis dengan tiga tahapan yaitu : mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Mereduksi data merupakan proses menyeleksi, memfokuskan dan mentransformasikan data mentah yang diperoleh melalui hasil wawancara. Kata Kunci : Analisis Kebutuhan, Lembar Kerja Siswa, Realistics Mathematics Education PENDAHULUAN Pelajaran matematika dipandang sebagai bagian ilmu-ilmu dasar yang berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat menumbuhkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif (Depdiknas, 2006). Mengingat pentingnya matematika, sudah seharusnya pembelajaran matematika siswa di sekolah diperhatikan. Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika, Namun usaha tersebut belum menampakan hasil yang memuaskan, karena pada kenyataannya, hasil belajar matematika masih rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Berdasarkan observasi di kelas IV Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Padang Panjang, metode pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi, siswa sulit dalam berkomunikasi baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, siswa sulit mengaitkan masalah sehari-hari ke dalam bahasa matematika yang diberikan guru dan aktivitas siswa dinilai kurang selama berada di dalam kelas serta penggunaan perangkat pembelajaran yang belum maksimal Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, salah satunya ditemukan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan di sekolah belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Materi pada LKS disajikan secara ringkas tanpa memberikan penjelasan kepada siswa mengenai proses ditemukannya konsep tersebut. Selain itu, LKS juga belum menyajikan kegiatan yang mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Misalnya melalui kegiatan diskusi atau kerja kelompok. Akibatnya siswa kurang terlatih untuk berfikir kritis, kreatif dan berani mengemukakan pendapatnya Menyikapi hal tersebut, maka diperlukan LKS yang bisa melatih siswa untuk aktif membangun pemahamannya dengan memberdayakan pengetahuan awal yang telah dimiliki sebelumnya, serta dapat menggunakan konsep yang telah dimilikinya dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu pendekatannya, adalah pendekatan Realistics Mathematics Education (RME) 144 LPPM UMSB ISSN 1693-2617

MENARA Ilmu Vol. XI Jilid 1 No.74 Januari 2017 Dalam pendekatan RME, siswa belajar matematisasi masalah-masalah kontekstual. Menurut Fauzan (2008), proses ini disebut horizontal matematisasi. Awalnya, siswa memecahkan masalah secara informal (menggunakan bahasa mereka sendiri), setelah familiar dengan proses-proses pemecahan yang serupa (melalui simplikasi dan formalisasi), mereka menggunakan bahasa formal, dan diakhiri proses siswa menemukan suatu algoritma. Proses yang dilalui siswa sampai mereka menemukan algoritma disebut vertikal matematisasi. Rumusan Masalah Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana analisis kebutuhan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan Realistics Mathematics Education (RME) pada materi FPB dan KPK untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar? KAJIAN KEPUSTAKAAN 1. Realistics Mathematics Education (RME) RME adalah teori belajar yang termasuk kedalam pendekatan kontekstual, dan khusus dikembangkan dalam dunia pendidikan matematika di Belanda. RME dikembangkan berdasarkan pandangan Freudenthal yang berpendapat bahwa matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia (Ariyadi, 2011). Banyak pihak yang menganggap bahwa Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang harus selalu menggunakan masalah sehari-hari. Namun menurut Van Den Heuvel Panhuizen, penggunaan kata realistik lebih mengacu pada fokus pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan penggunaa suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa. Pembelajaran melalui pendekatan RME memiliki lima karakteristik (Treffers : 1991) yaitu: 1) Menggunakan konteks nyata Dalam matematisasi horisontal, siswa mulai dari soal-soal kontekstual, mencoba menguraikan dengan bahasa dan simbol yang dibuat sendiri, kemudian menyelesaikan soal tersebut. Dalam proses ini, setiap orang dapat menggunakan cara mereka sendiri yang mungkin berbeda dengan orang lain. Dalam matematisasi vertikal, kita juga mulai dari soal-soal kontekstual, tetapi dalam jangka panjang kita dapat menyusun prosedur tertentu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal sejenis secara langsung, tanpa bantuan konteks. 2) Menggunakan model-model (Matematisasi) Istilah model berkaitan dengan model situasi dan model matematik yang dikembangkan oleh siswa sendiri (self developed models). Peran self developed models merupakan jembatan bagi siswa dari situasi real ke situasi abstrak atau dari matematika informal ke matematika formal. Artinya siswa membuat model sendiri dalam menyelesaikan masalah. 3) Menggunakan produksi dan konstruksi Streefland (1991) menekankan bahwa dengan pembuatan produksi bebas siswa terdorong untuk melakukan refleksi pada bagian yang mereka anggap penting dalam proses belajar. Strategi-strategi informal siswa yang berupa prosedur pemecahan masalah kontekstual merupakan sumber inspirasi dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut yaitu untuk mengkonstruksi pengetahuan matematika formal. Prahmana (2015) menyebutkan empat ciri konstruktivisme adalah siswa mengkonstruksi pemahamannya sendiri-sendiri, pengetahuan baru dibangun berdasarkan pemahaman dan pengetahuan sebelumnya, pemahaman diperoleh melalui interaksi sosial, dan belajar melalui pengalaman untuk membangun pengetahuan yang bermakna. 4) Menggunakan interaktif Interaksi antarsiswa dengan guru merupakan hal yang mendasar dalam pendekatan RME. Secara eksplisit bentuk-bentuk interaksi yang berupa negosiasi, penjelasan, ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 145

Vol. XI Jilid 1 No.74 Januari 2017 MENARA Ilmu pembenaran, setuju, tidak setuju, pertanyaan atau refleksi digunakan untuk mencapai bentuk formal dari bentuk-bentuk informal siswa. 5) Menggunakan keterkaitan (Intertwinment) Dalam pendekatan RME pengintegrasian unit-unit matematika adalah esensial. Jika dalam pembelajaran kita mengabaikan keterkaitan dengan bidang yang lain, maka akan berpengaruh pada pemecahan masalah. Dalam mengaplikasikan matematika, biasanya diperlukan pengetahuan yang lebih kompleks, dan tidak hanya aritmatika, aljabar, atau geometri tetapi juga bidang lain. Dari kelima prinsip tersebut terlihat bahwa dalam pendekatan RME, proses dan produk berpengaruh penting dalam penilaian sehingga diharapkan penilaian dapat dilaksanakan dengan baik selama proses interaksi maupun hasil mereka. 2. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) LKS merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang terdiri dari sekumpulan kegiatan, masalah atau soal yang dikerjakan siswa selama proses pembelajaran. Menurut Depdiknas (2008:13) Lembar Kegiatan Siswa (student Worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas Kompetensi Dasar yang akan dicapainya Langkah-langkah penyusunan LKS menurut Prastowo (2011:212) adalah : 1) Analisis kurikulum 2) Menyusun peta kebutuhan LKS 3) Menentukan judul-judul LKS 4) Penulisan LKS Dalam penelitian ini, LKS yang dikembangkan adalah LKS berbasis pendekatan Realistics Mathematics Education (RME). Dalam penggunaan LKS berbasis pendekatan RME siswa didorong untuk aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Selain itu, LKS memfasilitasi siswa untuk saling berdiskusi dan saling bertukar ide atau gagasan dengan temannya 3. Materi FPB dan KPK Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) merupakan objek aljabar yang membicarakan mengenai konsep bilangan. Konsep dasar FPB dan KPK adalah faktor dan kelipatan dari suatu bilangan. Berdasarkan konsep dasar inilah, didefinisikan pengertian-pengertian baru atau berdasar pada pengertian baru sebelumnya. Materi FPB dan KPK merupakan materi pelajaran matematika yang dipelajari siswa kelas IV tingkat Sekolah Dasar (SD) pada semester 1. Standar Kompetensi pada materi ini adalah : memahami dan menggunakan faktor dan kelipatan dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar yang diharapkan dicapai adalah sebagai berikut : a) Mendeskripsikan konsep faktor dan kelipatan b) Menentukan kelipatan dan faktor bilangan c) Menentukan FPB dan KPK d) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan FPB dan KPK METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (Research and development /R&D). Menurut Sugiyono (2010: 407), R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan Realistics Mathematics Education (RME) menggunakan model McKenny yang terdiri dari tiga tahap yaitu Preliminary, Prototyping dan Assesment 146 LPPM UMSB ISSN 1693-2617

MENARA Ilmu Vol. XI Jilid 1 No.74 Januari 2017 HASIL DAN PEMBAHASAN Prototype Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pendekatan Realistics Mathematics Education (RME) dirancang berdasarkan analisis pendahuluan. Kegiatan analisis kebutuhan dimulai dengan analisis kurikulum, analisis konsep, dan analisis siswa. Uraian hasil analisis tahap preliminary (analisis pendahuluan), sebagai berikut : 1) Analisis Kurikulum. Menganalisis kurikulum bertujuan untuk mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan kurikulum KTSP tujuan pembelajaran matematika Sekolah Dasar (SD) adalah siswa memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Tujuan ini sejalan dengan pembelajaran berbasis pendekatan RME, karena matematika merupakan proses belajar dari konsep yang sederhana ke konsep yang kompleks dimana setiap konsep matematika dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk konkrit. Melalui pendekatan RME ini siswa akan menemukan konsep pelajaran melalui kegiatan mengamati, bereksperimen dengan menggunakan benda-benda konkrit sehingga siswa dapat memahami konsep dari materi pembelajaran. Analisis kurikulum difokuskan pada analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum pada standar isi. Analisis kurikulum bertujuan sebagai pedoman dalam pengembangan LKS berbasis pendekatan RME untuk siswa kelas IV SD. Hasil analisis SK dan KD yang terdapat pada standar isi dijabarkan menjadi indikatorindikator pencapaian pembelajaran. Berdasarkan hasil perumusan indikator dan analisis silabus matapelajaran kelas IV SD, diperoleh beberapa indikator yang hampir sama dengan indikator yang ada pada silabus. Namun ada beberapa indikator yang ada di silabus yang harus diubah dan disesuaikan dengan LKS yang akan dirancang. Penjabaran SK, KD, dan indikator pencapaian kompetensi merupakan pertimbangan untuk menentukan konsep-konsep yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan penjabaran SK, KD, dan indikator pencapaian kompetensi, disusun LKS berbasis pendekatan RME. LKS berbasis pendekatan RME dirancang untuk memudahkan siswa dalam memahami dan mengkonstruksi konsep-konsep materi pelajaran. Pembelajaran dilakukan dengan memberikan pertanyaan dan masalah yang mengajak siswa untuk berpikir kritis. Selanjutnya, siswa mulai mengkonstruksi pemahamannya satu persatu untuk menemukan jawaban dari pertanyaan dan permasalahan yang diberikan. Dengan demikian, siswa dapat mengaplikasikan konsep yang telah dimiliki dalam kehidupan sehari-hari. 2) Analisis Konsep Analisis konsep bertujuan untuk menentukan isi dan materi pelajaran yang dibutuhkan dalam pengembangan LKS berbasis pendekatan RME. Adapun materi pelajaran pada semester I adalah (1) Operasi Hitung Bilangan, (2) Kelipatan dan Faktor, (3) Pengukuran, (4) Keliling dan Luas Bangun Datar. Dalam penelitian ini dikembangkan sebuah LKS untuk materi Kelipatan dan Faktor. Pembahasan materi pada LKS, bertujuan agar siswa dapat : (i) mengenal dan menentukan kelipatan, (ii) mengenal dan menentukan faktor suatu bilangan, (iii) menentukan kelipatan persekutuan dan faktor persekutuan dari beberapa bilangan, (iv) menentukan KPK dari beberapa bilangan, (v) menentukan FPB dari beberapa bilangan, (vi) menyelesaikan permasalahan KPK dan FPB dalam kehidupan sehari- hari. Berikut digambarkan peta konsep dari materi kelipatan dan faktor ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 147

Vol. XI Jilid 1 No.74 Januari 2017 MENARA Ilmu FAKTOR DAN KELIPATAN FAKTOR KELIPATAN 1. Faktor 2. Faktor Persekutuan 3. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) 1. Kelipatan 2. Kelipatan Persekutuan 3. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Penyelesaian Masalah KPK dan FPB Gambar 1. Peta Konsep Materi Kelipatan dan Faktor 3) Analisis Siswa Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa, yang meliputi : usia, kesukaan siswa, aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan kesulitan-kesulitan yang ditemui siswa dalam memahami LKS yang dipakai dalam pembelajaran matematika. Usia siswa kelas IV SD Muhammadiyah Padang Panjang berkisar antara 10-11 tahun. Pada rentang usia ini anak-anak sudah mampu untuk memahami operasi operasi logis dengan menggunakan bantuan benda-benda kongkrit dan dapat memecahkan masalah yang bersifat logis. Berdasarkan analisis hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang siswa kelas IV SD Muhammadiyah Padang Panjang diperoleh informasi siswa menyukai gambar tokoh kartun anak-anak, dan lebih menyukai warna-warna yang terang seperti hijau, biru, merah dan kuning karena dengan ini akan menimbulkan kesan semangat. Siswa juga senang berenang, main bola, mail layang-layang dan lain-lain. Dalam kegiatan pembelajaran siswa sering merasa bosan, dan untuk menghilangkan kebosananannya mereka izin keluar, bicara dengan teman sebangku, melihat keluar dan mencoret-coret bukunya. Berdasarkan karaktristik tersebut, maka dirancang LKS yang dapat memfasilitasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, dengan menghadirkan kegiatan-kegiatan yang menarik sehingga siswa tidak bosan dalam pembelajaran. LKS menuntun siswa aktif mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri. Dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki sebelumnya dan menghubungkan dengan konsep yang dipelajari, akhirnya siswa mampu mengkonstruksi pengetahuan baru. Dalam pembelajaran dengan menggunakan LKS siswa akan belajar secara berkelompok dan berdiskusi sehingga akan melatih siswa untuk meghargai pendapat teman, saling bertukar ide, dan keberanian bertanya. Bahasa dan penggunaan kalimat pada LKS disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa kelas IV SD, sehingga siswa lebih mudah mempelajari LKS. Penyajian LKS juga didesain menggunakan warna-warna yang cerah, yang membuat siswa lebih bersemangat, dan dilengkapi dengan gambar-gambar kartun, seperti angry bird, atau gambar-gambar yang sesuai dengan tingkat anak kelas IV SD. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil studi lapangan dan hasil pembahasan, diperlukan pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Realistics Mathematics Education (RME) yang dibagi atas beberapa aspek, yaitu sebagai berikut : 1. Aspek Didaktik 148 LPPM UMSB ISSN 1693-2617

MENARA Ilmu Vol. XI Jilid 1 No.74 Januari 2017 LKS diawali dengan menghadirkan pertanyaan atau masalah yang bertujuan membantu siswa untuk mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dikonstruksi. LKS memfasilitasi siswa menggunakan model-model (Matematisasi), artinya siswa membuat model sendiri dalam menyelesaikan masalah. Selanjutnya, siswa mengkonstruksi pemahamannya sendiri-sendiri, pengetahuan baru dibangun berdasarkan pemahaman dan pengetahuan sebelumnya. LKS berbasis RME memfasilitasi siswa untuk melakukan interaksi antarsiswa dan guru yang merupakan hal yang mendasar dalam pendekatan RME. Selanjutnya LKS berbasis RME, juga memfasilitasi siswa untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan hal lain. 2. Aspek Isi Materi yang disajikan sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penyajian materi disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa kelas IV SD dan dilengkapi dengan contoh-contoh soal dan latihan yang sesuai dengan kognisi siswa. LKS dilengkapi dengan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang dipelajari agar proses pembelajaran berjalan dengan menarik dan menyenangkan. 3. Aspek Bahasa LKS menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikaif serta sesuai dengan tingkat komunikasi siswa SD sehingga penyajian materi pada LKS dapat dipahami dengan baik. Pertanyaan-pertanyaan dalam LKS disusun dengan kalimat yang jelas sehingga mampu mengarahkan siswa mendapatkan jawaban yang diharapkan. 4. Aspek Penyajian LKS didesain menggunakan gambar dan warna yang bervariasi. Efek kehangatan, keceriaan, dan riang diutamakan guna menimbulkan ketertarikan siswa. Penggunaan jenis tulisan yang tidak formal dan memiliki tingkat keterbacaan yang baik. DAFTAR KEPUSTAKAAN Depdiknas. 2006. Sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Djaafar, Tengku Zahara. 2001. Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap hasil Belajar. Jakarta: UNP Fauzan, Ahmad. 2008. Problematika Pembelajaran Matematika dan Alternatif Penyelesaiannya. Pidato Pengukuhan Sebagai Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Matematika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Padang. Tim Penulis Grasindo. 2010. Pintar Matematika Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Grasindo Hadi, S. 2000. Teori Matematika Realistik. Nederland: University of Twente Plomp, T dan Nieveen, N. (eds). 2007. An Introduction to Educational Design Research Enschede: Netherlands Institute for Curriculum Development (SLO) Prahmana, Rully Charitas Indra. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Yogyakarta: Matematika Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Soedjadi, R. 2004. PMRI dan KBK dalam Era Otonomi Pendidikan. Buletin PMRI. Edisi III, Jan 2004. Bandung: KPPMT ITB Bandung. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Rosdakarya Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasional. Yogyakarta: Bumi Aksara Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta Wijaya, Ariyadi. 2011. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha Ilmu Treffer. 1991. Didactical Background of a Mathematics program for Primary Education. Dalam Streefland, L. (Ed). Realistic Mathematics Education in Primary School. Utrecht ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 149