FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Efektivitas Olahraga Pernafasan Satria Nusantara terhadap Penurunan

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Perbedaan Tekanan Darah Sisi Tangan Yang Lumpuh Dengan Sisi Tangan

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Efektivitas Olahraga Pernapasan Terhadap Penurunan Gejala Asma Pada

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

RANCANGAN JADWAL PENELITIAN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Yth. Bapak/Ibu Calon Responden Penelitian Di Wilayah kerja Puskesmas Pengasih II, Kabupaten Kulon Progo

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Personil Penelitian. Nama : Kristina Ambarita. Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak. 1. DR. dr. Oke Rina R, M.Ked(Ped), Sp.

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pemanfaatan Mengkudu (morinda cirifolis) pada Tekanan Darah Tinggi

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

INFORMED CONSENT. Nama :... Umur :... Alamat :... Pendidikan :... dan resiko studi kasus yang berjudul Gambaran Efek Senam Yoga Terhadap

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PENGARUH SENAM AYUNAN TANGAN TERHADAP KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA KADU JAYA CURUG TANGERANG

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

BAB III METODE PENELITIAN

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN ALAT TENSIMETER. RAKSA (Sphigmomanometer Raksa)

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

Informed Consent. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre dan Post Operasi Mayor di RSUD Dr. Pirngadi Medan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya Retno Wahyuni, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl. Kentang I/ 126 Perum I Tangerang. 4. Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul, Jakarta (2005-Sekarang)

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Keterangan : 1: Tidak sakit, 2: Agak sakit, 3: Sakit, 4: Sakitsekali

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

SOP Tanda Tanda Vital

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2016 dan bertempat

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Perbandingan Tumbuh Kembang Bayi Usia 6 Bulan yang

LAMPIRAN 1 Peak Flow Meter Penggunaan instrumen untuk mengukur Arus Puncak Ekspirasi pada peserta. 1. Peserta diminta untuk berdiri dan memegang peak

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

Keperawatan (Program S1) Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang


DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

1. PEMERIKSAAN VITAL SIGN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PERUBAHAN TD, HR, RR IBU KALA I PERSALINAN

Penyusun: Dr. Danu Hoedaya & Dr. Nitya Wismaningsih [ Tim Psikologi Pelatda PON XVI Jawa Barat ]

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment)

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan


BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

PROSEDUR PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

Medan, (Purnama Anggi) ( ) Universitas Sumatera Utara

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

Lampiran 1 PENJELASAN PENELITIAN

Olahraga Bagi Orang yang Sibuk Di Kantor

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

1. Stretching Pantat. LATIHAN OTOT PANTAT DAN HAMSTRING (Paha belakang) By Ronny J. Kutadinata. Basic

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

INFORMED CONSENT LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

sambil kedua tangan didepan mulut.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan menjadi Responden Penelitian. Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Tingkat Kecemasan

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

PENGURUTAN (MASSAGE)

Medan, Maret 2014 Hormat saya,

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Studi DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat

JADWAL KEGIATAN PEMBUATAN SKRIPSI

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) : Analisis Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Preoperatif dan Pascaoperatif di RSUD Dr.

( ) Administrasi Bisnis 2014 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN ALAT TENSI METER DIGITAL

Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Saya adalah mahasiswa program D IV Bidan Pendidik Fakultas

Mendapatkan Tubuh Ideal

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

Transkripsi:

Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Efektivitas Olahraga Pernafasan Satria Nusantara terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Lembaga Seni Pernapasan Satria Nusantara Cabang Medan Oleh Riskina Syahputri Nasution Nim: 071101022 Saya adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan (F. Kep USU Medan) ingin melakukan penelitian di di Lembaga Seni Pernapasan Satria Nusantara Cabang Medan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas olahraga pernafasan Satria Nusantara terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian ini salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas skripsi di F. Kep USU Medan. Maka saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden dalam penelitian ini. Informasi yang saya dapatkan ini hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden silahkan Bapak/Ibu menandatangani formulir persetujuan ini. No. Responden: Tanda tangan :

Lampiran 2 No. Responden Kuesioner Data Demografi Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Usia :... tahun Berat badan :... kg Tinggi badan :... cm Pekerjaan/aktivitas : PNS Petani Karyawan Pedagang Ibu Rumah tangga dan lain-lain Suku : Jawa Minang Batak Mandailing Melayu dan lain-lain Data Tambahan Tekanan darah setelah 3 kali pengukuran :... mmhg Keluhan :... Penggunaan obat :...

Lampiran 3 Lembar Observasi Hasil Pengukuran Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Lembaga Seni Pernapasan Satria Nusantara Minggu I Cabang Medan Tekanan Darah (Sistolik/ Diastolik dalam satuan mmhg) No Tanggal 02 Maret 2011 04 Maret 2011 27 Pebruari 2011 Pengukuran Sampel Penelitian Pre SN Post SN Pre SN Post SN Pre SN Post SN 1. Responden 1 140/100 130/100 140/100 140/100 140/100 140/100 2. Responden 2 140/100 140/100 140/100 140/90 140/100 140/90 3. Responden 3 150/100 150/100 150/100 140/100 150/100 150/100 4. Responden 4 150/110 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 5. Responden 5 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 6. Responden 6 140/100 140/90 140/100 140/100 140/100 140/90 7. Responden 7 150/100 150/100 150/100 150/100 140/100 150/100 8. Responden 8 160/110 160/110 160/110 160/100 160/110 160/110 9. Responden 9 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 10. Responden 10 160/110 160/110 160/100 160/110 160/100 160/100 11. Responden 11 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 150/90 12. Responden 12 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100

Minggu II Tekanan Darah (Sistolik/ Diastolik dalam satuan mmhg) No Tanggal 11 Maret 2011 13 Maret 2011 09 Maret 2011 Pengukuran Sampel Penelitian Pre SN Post SN Pre SN Post SN Pre SN Post SN 1. Responden 1 140/100 140/100 140/90 140/90 140/100 140/90 2. Responden 2 140/90 130/90 130/90 130/80 130/80 130/80 3. Responden 3 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 140/100 4. Responden 4 150/100 150/100 150/100 150/100 140/100 140/100 5. Responden 5 150/100 150/100 150/100 140/100 150/100 150/100 6. Responden 6 140/100 140/100 140/90 140/100 140/90 140/90 7. Responden 7 150/100 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100 8. Responden 8 160/100 160/100 160/100 160/100 160/100 150/100 9. Responden 9 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 10. Responden 10 160/100 160/100 160/100 150/100 160/100 160/100 11. Responden 11 150/90 150/90 150/90 140/90 150/90 140/90 12. Responden 12 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100

Minggu III Tekanan Darah (Sistolik/ Diastolik dalam satuan mmhg) No Tanggal 18 Maret 2011 20 Maret 2011 16 Maret 2011 Pengukuran Sampel Penelitian Pre SN Post SN Pre SN Post SN Pre SN Post SN 1. Responden 1 140/90 130/90 130/90 130/90 130/90 130/90 2. Responden 2 130/80 130/90 130/90 130/90 130/90 130/90 3. Responden 3 140/100 140/100 140/100 140/90 140/100 140/90 4. Responden 4 140/100 140/100 140/100 140/90 140/100 140/90 5. Responden 5 150/100 140/100 150/100 150/100 150/100 150/100 6. Responden 6 140/90 140/90 140/90 130/90 140/90 130/90 7. Responden 7 140/100 140/100 140/100 140/90 140/100 140/90 8. Responden 8 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 9. Responden 9 140/90 140/90 140/90 130/80 140/90 130/80 10. Responden 10 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 150/100 11. Responden 11 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 12. Responden 12 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100 140/100

Minggu IV Tekanan Darah (Sistolik/ Diastolik dalam satuan mmhg) No Tanggal 25 Maret 2011 27 Maret 2011 23 Maret 2011 Pengukuran Sampel Penelitian Pre SN Post SN Pre SN Post SN Pre SN Post SN 1. Responden 1 130/90 130/80 130/80 130/80 130/80 130/80 2. Responden 2 130/90 130/80 130/80 130/80 130/80 130/80 3. Responden 3 140/100 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 4. Responden 4 140/100 140/100 140/100 140/90 140/90 140/90 5. Responden 5 150/100 140/100 150/100 140/100 140/100 140/100 6. Responden 6 140/90 140/90 140/90 130/90 130/90 130/90 7. Responden 7 140/100 140/90 140/90 130/90 140/90 130/90 8. Responden 8 150/100 140/100 150/100 150/100 150/100 150/100 9. Responden 9 130/80 130/80 130/80 130/80 130/80 130/80 10. Responden 10 150/100 150/100 150/100 140/90 150/100 140/90 11. Responden 11 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 140/90 12. Responden 12 140/100 130/90 130/90 130/90 140/90 130/90

Lampiran 4 Cara Mengukur Tekanan Darah Persiapan 1. Siapkan alat-alat yang diperlukan 2. Cuci dan keringkan tangan pemeriksa 3. Posisi penderita dalam keadaan duduk, lengan penderita harus setinggi jantung 4. Gulung bagian atas lengan baju penderita 5. Letakkan sphygmomanometer di atas meja atau di atas bangku di samping penderita, dengan ketinggian yang sama dengan ketinggian jantung penderita. Letakkan sphygmomanometer tersebut, sehingga pemeriksa dapat melihat skala pengukuran dengan jelas. Mengukur Tekanan Darah 6. Balut manset mengelilingi lengan penderita bagian atas dengan kencang dan lembut dimana slang berada di bagian depan dan selipkan bagian akhirnya atau tutup dengan velkro atau klip yang sudah tersedia. 7. Rasakan dengan tangan pemeriksa yang lain adanya denyutan pada pergelangan tangan penderita. Tutup katup yang berada pada gelembung karet dan tekanan dalam manset dinaikkan sehingga denyut radial atau brakial menghilang. 8. Kempiskan manset perlahan dan rasakan adanya denyutan di lekukan lengan. 9. Letakkan sisi stetoskop yang berfungsi untuk mendengar di telinga pemeriksa dan bagian ujung stetoskop yang lain, pada arteri di lekukan lengan penderita.

10. Tutup katup dan kembangkan manset sampai skala yang terbaca berada di atas tekanan sistolik saat di palpasi sebelumnya. Dan seharusnya pemeriksa sudah tidak lagi dapat mendengar detakan jantung melalui stetoskop. 11. Kemudian longgarkan katup dan kempiskan manset secara perlahan-lahan. Pada saat pemeriksa melakukannya, maka akan terdengar tekanan sistolik yang berupa suara tepukan dan catat pada tekanan berapa suara itu mulai terdengar. 12. Semakin lama maka akan terdengar suara murmur yang merupakan suara tekanan diastolik. Maka catat pada tekanan berapa suara murmur tersebut terdengar hingga tidak terdengar lagi suaranya. 13. Catat hasil pengukuran pada lembar catatan observasi pengukuran tekanan darah. 14. Lepaskan manset dan kempiskan manset dengan tangan untuk mengeluarkan udara dalam manset. 15. Rapikan penderita dan alat. (Brunner & Suddarth, 2001; Af idah, 2008).

Lampiran 5 Protokol Panduan Olahraga Pernapasan Satria Nusantara Pengertian : Olahraga pernapasan Satria Nusantara merupakan latihan yang menghasilkan kekuatan dan daya tahan terhadap otot pernafasan dimana terdapat sebuah proses rekonstruksi tubuh pada setiap tahapan latihan yang ditujukan untuk mengembangkan usaha penanggulangan stresor dan upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM), yaitu mengelola stresor dengan baik untuk menjaga dan bahkan mengembalikan ke homeostasis (Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat Makasar, 2008; Maryanto, 1990). Manfaat : 1. Meningkatkan fungsi paru. Ketika orang menarik napas cepat dan dangkal, paru-paru tidak cukup mengembang untuk memungkinkan transfer maksimum oksigen ke dalam darah. Sedangkan ketika menarik napas dalam atau pernapasan diafragma menyebabkan perut untuk lebih luas. Pernapasan diafragma dapat menarik udara ke dalam lobus bawah paru-paru dimana sebagian besar terjadi transfer oksigen. 2. Meningkatkan aliran limfatik (getah bening). Dengan membantu mengembangkan paru-paru lebih penuh, pernapasan dalam juga meningkatkan aliran cairan limfatik yang membantu mencegah infeksi. 3. Meredakan stress. Bernapas dalam dapat membantu mengurangi keparahan dan frekuensi ketegangan sakit kepala yang berhubungan dengan stres, memperlambat denyut jantung, tekanan darah rendah dan mengurangi kelelahan. 4. Mempercepat penurunan berat badan (Livestrong, 2010).

Tujuan : Olahraga pernapasan Satria Nusantara pada penderita hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Prinsip : Frekuensi olahraga pernapasan 3x dalam seminggu Intensitas olahraga pernapasan adalah intensitas tingkat pradasar (tingkat ringan). Lama (waktu) olahraga pernapasan 120 menit/kali latihan, untuk sesi peregangan 1 selama 5 menit, sesi latihan pernapasan duduk awal selama 10 menit, sesi latihan pernapasan bergerak 1 selama 40 menit, istirahat selama 10 menit, sesi latihan pernapasan bergerak 2 selama 40 menit, sesi latihan pernapasan duduk akhir selama 10 menit, sesi peregangan 2 selama 5 menit. Hal-hal yang harus diperhatikan : - Olahraga pernafasan dihentikan jika penderita hipertensi merasa sakit kepala, pusing, jantung berdebar-debar, lemas, tekanan darah tidak stabil, dan kondisi tubuh jelek - Olahraga pernapasan dilakukan pengaturan napas dengan rileks yaitu menarik napas melalui hidung dan mengeluarkan napas perlahan-lahan melalui hidung kembali. Alat : - Sphygmomanometer One Med - Stetoskop One Med - Lembar observasi tekanan darah

Prosedur Tindakan : Persiapan - Peneliti menyiapkan alat - Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan - Peneliti mengukur tekanan darah penderita hipertensi (ringan dan sedang) sebelum melakukan olahraga pernafasan Satria Nusantara dan dicatat dalam lembar observasi. - Peneliti dan peserta olahraga pernapasan Satria Nusantara memakai pakaian olahraga yang nyaman - Peneliti mengatur posisi para peserta untuk melakukan olahraga pernapasan Satria Nusantara Pelaksanaan Olahraga Pernapasan Satria Nusantara - Peneliti dan para peserta melaksanakan olahraga yang terdiri dari sesi peregangan, sesi latihan pernapasan duduk awal, sesi latihan pernapasan bergerak 1, istirahat, sesi latihan bergerak 2, sesi latihan pernapasan duduk akhir, sesi peregangan sesuai jadwal yang ditentukan. - Peregangan 1 Pada tahap peregangan, gerakannya meliputi gerakan latihan pada kepala dan leher, gerakan latihan bahu dan lengan dan gerakan latihan paha. Latihan peregangan dilakukan selama 10 menit dalam dua tahap selama latihan (Maryanto, 2008). - Latihan pernapasan duduk awal Pada tahap ini peserta diminta untuk menarik napas di perut dan menahannya selama 10-30 detik. Adapun gerakan latihan pernapasan duduk awal adalah

duduk dengan kaki melipat ke belakang, telapak kaki dengan ujung jari kaki melingkar ke arah pantat (Maryanto, 2008). - Latihan pernapasan begerak 1 Latihan bergerak memiliki gerakan 10 jurus. Setiap jurus akan diajari satu persatu selama latihan. Setiap satu hari akan diajari satu jurus. Latihan pernapasan bergerak dilakukan dengan diawali menarik napas di perut, kemudian menahannya selama melakukan gerakan jurus. Latihan ini dilakukan selama 45 menit (Maryanto, 2008). - Istirahat Istirahat dilakukan untuk mengembalikan energi yang sudah terkuras selama latihan. Istirahat dilakukan selama 10 menit (Maryanto, 2008). - Latihan pernapasan bergerak 2 Merupakan lanjutan dari gerakan latihan pernapasan bergerak sebelum istirahat. Melanjutkan gerakan jurus yang sebelum istirahat, untuk memantapkan gerakan latihan gerakan jurus yang sudah diajari sebelumnya. Latihan ini dilakukan selama 45 menit (Maryanto, 2008). - Latihan pernapasan duduk akhir Gerakan yang dilakukan pada latihan pernapasan duduk akhir sama dengan latihan pernapasan duduk awal. Latihan ini dilakukan untuk menutupi tahapan latihan olahraga pernapasan. Latihan ini dilakukan selama 10 menit (Maryanto, 2008).

- Peregangan 2 Gerakan terakhir yang dilakukan adalah gerakan peregangan. Gerakan pada tahap ini sama dengan gerakan pada tahap peregangan 1. Tahap ini dilakukan selama 10 menit (Maryanto, 2008). Penutup - Setelah selesai melakukan olahraga pernafasan Satria Nusantara, beberapa menit kemudian tekanan darah penderita hipertensi diukur kembali dan dicatat dalam lembar observasi tekanan darah - Setelah selesai, peneliti menutup pelaksanaan olahraga pernapasan Satria Nusantara dengan mengucapkan salam dan terima kasih. - Kriteria hasil: 1. Penderita hipertensi setelah melakukan olahraga pernafasan Satria Nusantara menjadi nyaman, segar dan bugar 2. Tekanan darah penderita hipertensi menjadi turun setelah olahraga pernafasan Satria Nusantara

Lampiran 6 Prosedur Gerakan Olahraga Pernapasan Satria Nusantara A. Peregangan 1. a. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan sisi lain. b. Tekuk kepala ke samping kiri hingga mengenai bahu diikuti dengan meluruskan lengan ke arah yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10. Lalu bergantian dengan sisi lain. 2. a. Luruskan lengan kanan ke arah kiri lalu di tahan dengan lengan kiri. Tahan dengan 8-10 hitungan. Lakukan bergantian dengan sisi lain. b. Satu tangan menyentuh bagian belakang dari leher kemudian raihlah punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai. Bergantian tangan kanan dan tangan kiri. Letakkan tangan di punggung kemudian coba meraih ke atas sedapatnya. c. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung. d. Tautkan jari-jari kedua tangan kemudian didorong ke depan dengan kekuatan dan tahan sampai hitungan ke 8. e. Jari-jari kedua tangan dikaitkan kemudian didorong ke belakang dengan kekuatan dan tahan sampai hitungan ke 8.

f. Kepal jari-jari tangan kanan lalu tangan kiri mendorong tangan kanan ke belakang sampai hitungan ke 8. Gerakan ini juga dilakukan bergantian dengan sisi lain. 3. a. Kaki kanan diluruskan dengan tumit menyentuh lantai dan kaki kiri ditekuk. Lalu kaki kanan ditekuk dengan telapak kaki menyentuh lantai sedangkan kaki kiri diluruskan dengan ujung jari menyentuh lantai. Gerakan dilakukan sampai hitungan ke 8 dan bergantian dengan sisi lain. b. Badan tegak lurus dengan kedua kaki dirapatkan dan tangan lurus ke depan, Lalu perlahan-lahan turunkan punggung hingga tangan menyentuh tanah. Pertahankan posisi ini sampai hitungan ke 8. c. Silangkan kedua kaki dengan badan tetap tegak dan tangan lurus ke depan. Perlahan-lahan turunkan punggung hingga tangan menyentuh tanah. Pertahankan posisi ini sampai hitungan ke 8. Lakukan gerakan ini dengan menyilangkan kaki bergantian. (Maryanto, 2008) B. Latihan pernapasan duduk awal 1. Duduk dengan kaki melipat ke belakang. telapak kaki dengan ujung jari kaki melingkar ke arah pantat. Tulang ekor menyentuh lantai dan punggung diluruskan. Tangan dengan jempol digenggam diletakkan pada lutut, pandangan lurus ke depan ke satu titik. Bila peserta lebih dari satu orang dan sejenis, maka peserta duduk merapat kiri kanan sehingga lutut saling bersentuhan. 2. Pada hitungan pertama napas ditarik, kemudian pada hitungan kedua napas ditekan dan ditahan di bawah perut (abdominal pressing), dan pada hitungan ketiga napas dikeluarkan melalui hidung kembali (Maryanto, 2008).

C. Latihan Pernapasan Bergerak 1. Jurus 1 a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut. b. Pada hitungan kedua, telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit ditemukan, gerakan kaki maju sejengkal, kedua tangan diletakkan dibagian lipatan paha dan kemudian ditarik ke ketiak dengan cara digesek melalui sisi badan. Pergelangan tangan diputar dan ibu jari di genggam. Napas masih ditahan dan ditekan. c. Telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit saling menjauhi, tangan digesek kembali hingga bertemu dibagian bawah perut. d. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan, napas masih ditekan dan ditahan. e. Gerakan b, c, dan d dilakukan sebanyak 15 kali. f. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. (Maryanto, 2008) 2. Jurus 2 a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan ke depan dengan telapak

tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut. b. Pada hitungan kedua, telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit ditemukan, gerakan kaki maju sejengkal, tangan ditarik ke bagian dada dengan telapak tangan menghadap ke atas kemudian siku ditarik ke belakang, pergelangan tangan diputar sehingga telapak tangan menghadap ke bawah. Napas masih ditahan dan ditekan. c. Telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit saling menjauhi, tangan didorong ke bawah. d. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan, napas masih ditekan dan ditahan. e. Gerakan b, c dan d dilakukan sebanyak 15 kali. f. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. (Maryanto, 2008) 3. Jurus 3 a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut. b. Pada hitungan kedua, telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit ditemukan, gerakan kaki maju sejengkal, tangan ditarik ke bagian dada kemudian

siku ditarik ke belakang, lalu pergelangan tangan diputar sehingga telapak tangan menghadap ke depan, dan napas masih ditahan dan ditekan. c. Telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit saling menjauhi, tangan didorong ke depan. d. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan. e. Gerakan b, c dan d dilakukan sebanyak 15 kali. f. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. (Maryanto, 2008) 4. Jurus 4 a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut. b. Pada hitungan kedua, telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit ditemukan, gerakan kaki maju sejengkal, tangan ditarik ke depan perut dengan tangan membentuk segitiga, kemudian tangan yang dibentuk segitiga ditarik ke atas, tangan yang dibentuk segitiga diturunkan pada posisi semula, kemudian putar tangan kiri ke atas tangan kanan, napas masih ditahan dan ditekan. c. Telapak kaki digesekkan ke bumi dan kedua tumit saling menjauhi, pisahkan kedua tangan dengan menarik ke belakang tubuh sejauh mungkin dengan telapak tangan saling berhadapan.

d. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan, dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan. e. Gerakan b, c dan d dilakukan sebanyak 15 kali. f. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. (Maryanto, 2008) 5. Jurus 5 maju a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan kedepan dengan telapak tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut. b. Pada hitungan kedua, telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan ditemukan dengan tumit kaki kiri, gerakan kaki maju sejengkal, tangan kiri diletakkan di bahu yang kanan dengan tangan kanan diletakkan di bawah tangan kiri dengan telapak tangan saling berhadapan, napas masih ditahan dan ditekan. c. Telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan menjauhi tumit kaki kiri, kedua tangan digerakkan ke pinggang sebelah kiri (menyilang dengan arah bahu mulanya) sambil membalik kedua telapak tangan yang saling berhadapan sehingga punggung tangan bertemu. d. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan.

e. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri ditemukan dengan tumit kaki kanan, gerakan kaki maju sejengkal, tangan kanan diletakkan di bahu yang kiri dengan tangan kiri diletakkan dibawah tangan kanan dengan telapak tangan saling berhadapan, napas masih ditahan dan ditekan. f. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri menjauhi tumit kaki kanan, kedua tangan digerakkan ke pinggang sebelah kanan (menyilang dengan arah bahu mulanya) sambil membalik telapak tangan yang saling berhadapan sehingga punggung tangan bertemu. g. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan. h. Gerakan b, c dan d dilakukan sebanyak 8 kali. i. Gerakan e, f dan g dilakukan sebanyak 7 kali. j. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. (Maryanto, 2008) 6. Jurus 5 putar Gerakan jurus 5 putar merupakan lanjutan gerakan jurus 5 maju. a. Lakukan gerakan a, b, dan c pada jurus 5 maju b. Gerakan tangan pada jurus 5 maju yang paling terakhir yaitu tangan berada di pinggang sebelah kiri dimana punggung tangan saling menempel dipertahankan, napas masih ditahan dan ditekan. c. Pada hitungan kedua, lakukan gerakan kaki memutar ke belakang, dengan kaki dilempar ke belakang. kaki yang dilempar adalah kaki kiri. d. Kaki kiri dilempar sebanyak 15 kali, napas masih ditekan dan ditahan.

e. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas. f. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. g. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2 kali h. Lakukan gerakan a, e dan f pada jurus 5 maju i. Gerakan tangan pada jurus 5 maju yang paling terakhir yaitu tangan berada di pinggang sebelah kanan dimana punggung tangan saling menempel dipertahankan begitu juga dengan posisi tungkai, napas masih ditahan dan ditekan di bawah perut. j. Pada hitungan kedua, lakukan gerakan kaki memutar ke belakang, dengan kaki kanan dilempar ke belakang. k. Kaki kanan dilempar sebanyak 15 kali, napas masih ditekan dan ditahan. l. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas. m. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. n. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2 kali. (Maryanto, 2008) 7. Jurus 6 a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan ke depan dengan telapak

tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut. b. Pada hitungan kedua, telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan ditemukan dengan tumit kaki kiri, gerakan kaki maju sejengkal, tangan kiri dan tangan kanan ditarik ke pinggang kanan. Tangan kiri berada di atas tangan kanan dengan telapak tangan saling berhadapan, kemudian tangan kanan dibalik posisinya ke atas dan tangan kiri ke bawah dengan telapak tangan saling berhadapan, napas masih ditahan dan ditekan. c. Telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan menjauhi tumit kaki kiri, tangan kiri ditarik ke pinggang kiri dengan cara digesek ke perut dan tangan kanan kanan ditusuk ke bawah. d. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan. e. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri ditemukan dengan tumit kaki kanan, gerakan kaki maju sejengkal, tangan kiri dan tangan kanan ditarik ke pinggang kiri dengan tangan kanan berada di atas dan tangan kiri di bawah dengan telapak tangan saling berhadapan, kemudian tangan kiri dibalik posisinya ke atas dan tangan kanan ke bawah dengan telapak tangan saling berhadapan, napas masih ditahan dan ditekan. f. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri menjauhi tumit kaki kanan, tangan kanan ditarik ke pinggang kanan dengan cara digesek ke perut dan tangan kiri ditusuk ke bawah.

g. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan. h. Gerakan b, c dan d dilakukan sebanyak 8 kali. i. Gerakan e, f dan g dilakukan sebanyak 7 kali. j. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. (Maryanto, 2008) 8. Jurus 7 maju a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut. b. Pada hitungan kedua, telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan ditemukan dengan tumit kaki kiri, gerakan kaki maju sejengkal, tangan kiri diletakkan dibahu kanan dan tangan kanan berada di belakang kepala, napas masih ditekan dan ditahan. c. Telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan menjauhi tumit kaki kiri, tangan kiri digesek menyilang tubuh mengarah ke pinggang kiri dan telapak tangan dibuka, tangan kanan dilepaskan dari arah belakang kepala secara menyilang ke arah samping kiri. d. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan.

e. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri ditemukan dengan tumit kaki kanan, gerakan kaki maju sejengkal, tangan kanan diletakkan di bahu kiri dan tangan kiri berada di belakang kepala, napas masih ditekan dan ditahan. f. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri menjauhi tumit kaki kanan, tangan kanan digesek menyilang tubuh mengarah ke pinggang kanan dan tangan kiri melepaskan tangan dari arah belakang kepala secara menyilang ke arah samping kanan. g. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan. h. Gerakan b, c, dan d dilakukan sebanyak 8 kali. i. Gerakan e, f, dan g dilakukan sebanyak 7 kali. j. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. (Maryanto, 2008) 9. Jurus 7 putar Gerakan 7 putar merupakan gerakan lanjutan jurus 7 maju. a. Lakukan gerakan a, b, dan c seperti pada jurus 7 maju b. Gerakan tangan pada jurus 7 maju yang paling terakhir yaitu tangan kiri berada di pinggang sebelah kiri dengan tangan kiri terbuka ke atas dan tangan kanan berada di lutut sebelah kiri dipertahankan begitu juga dengan posisi tungkai, napas masih ditahan dan ditekan. c. Pada hitungan kedua, lakukan gerakan kaki kiri memutar ke belakang, dengan kaki kiri dilempar ke belakang.

d. Kaki kiri dilempar sebanyak 15 kali, napas masih ditekan dan ditahan. e. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas. f. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. g. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2 kali h. Lakukan gerakan a, e dan f seperti pada jurus 7 maju i. Gerakan tangan pada jurus 7 maju yang paling terakhir yaitu tangan kanan berada di pinggang sebelah kanan dengan tangan kanan terbuka ke atas dan tangan kiri berada di lutut sebelah kanan dipertahankan begitu juga dengan posisi tungkai, napas masih ditahan dan ditekan. j. Pada hitungan kedua, lakukan gerakan kaki memutar ke belakang, dengan kaki kanan dilempar ke belakang. k. Kaki kanan dilempar sebanyak 15 kali, napas masih ditekan dan ditahan. l. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas. m. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. n. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2 kali. (Maryanto, 2008) 10. Jurus 8 a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan ke depan dengan telapak

tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut. b. Pada hitungan kedua, telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan ditemukan dengan tumit kaki kiri, gerakan kaki maju sejengkal, tangan kiri dan tangan kanan ditarik ke pinggang kanan. Tangan kiri berada di atas tangan kanan dengan telapak tangan saling berhadapan, kemudian tangan kanan dibalik posisinya ke atas dan tangan kiri ke bawah dengan telapak tangan saling berhadapan, napas masih ditahan dan ditekan. c. Telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan menjauhi tumit kaki kiri, tangan kiri ditarik ke bawah pusar dengan cara digesek ke perut dan tangan kanan ditusuk ke depan sejajar dengan bahu. d. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan. e. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri ditemukan dengan tumit kaki kanan, gerakan kaki maju sejengkal, tangan kiri dan tangan kanan ditarik ke pinggang kiri. Tangan kanan berada di atas tangan kiri dengan telapak tangan saling berhadapan, kemudian tangan kiri dibalik posisinya ke atas dan tangan kanan ke bawah dengan telapak tangan saling berhadapan, napas masih ditahan dan ditekan. f. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri menjauhi tumit kaki kanan, tangan kanan ditarik ke bawah pusar dengan cara digesek ke perut dan tangan kiri di depan setinggi bahu.

g. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan. h. Gerakan b, c dan d dilakukan sebanyak 8 kali. i. Gerakan e, f dan g dilakukan sebanyak 7 kali. j. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. (Maryanto, 2008) 11. Jurus 9 a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut. b. Pada hitungan kedua, telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan ditemukan dengan tumit kaki kiri, gerakan kaki maju sejengkal, tangan kiri dibengkokkan dan tangan kanan memegang siku tangan kiri digeser sampai ke ujung tangan kiri sehingga kedua ujung tangan terletak sejajar di depan dahi tangan kiri dibalik sehingga telapak tangan menghadap keluar, napas masih ditahan dan ditekan. c. Telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan menjauhi tumit kaki kiri, kedua tangan dipisahkan dengan cara dirobek sehingga tangan kanan bergerak ke atas dan tangan kiri ke bawah., napas masih ditahan dan ditekan.

d. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan. e. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri ditemukan dengan tumit kaki kanan, gerakan kaki maju sejengkal, tangan kanan dibengkokkan dan tangan kiri memegang siku tangan kanan digeser sampai ke ujung tangan kanan sehingga kedua ujung tangan terletak sejajar di depan dahi tangan kanan dibalik sehingga telapak tangan menghadap keluar, napas masih ditahan dan ditekan. f. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri menjauhi tumit kaki kanan, kedua tangan dipisahkan dengan cara dirobek sehingga tangan kiri bergerak ke atas dan tangan kanan ke bawah., napas masih ditahan dan ditekan. g. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan. h. Gerakan b, c dan d dilakukan sebanyak 8 kali. i. Gerakan e, f dan g dilakukan sebanyak 7 kali. j. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. (Maryanto, 2008) 12. Jurus 10 a. Pada hitungan pertama, tungkai membentuk posisi kuda-kuda rendah, kedua kaki sejajar, ujung kaki ke samping berlawanan arah, kedua tangan disempurnakan dengan merentangkan kedua tangan ke depan dengan telapak

tangan ke atas, napas perut ditarik melalui hidung, kemudian napas ditekan dan ditahan di bawah perut. b. Pada hitungan kedua, telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan ditemukan dengan tumit kaki kiri, gerakan kaki maju sejengkal, kedua tangan diturunkan ke paha dengan telapak tangan menghadap ke atas, tangan kanan berada di atas paha kanan dan tangan kiri berada di atas paha kiri. c. Kedua tangan diangkat sejajar bahu dan kedua tangan dibengkokkan dan kedua pergelangan tangan dipertemukan di atas kepala, napas masih ditekan dan ditahan. d. Telapak kaki kanan digesekkan ke bumi dan tumit kaki kanan menjauhi tumit kaki kiri, kedua pergelangan tangan dipisahkan dengan cara dirobek selebar bahu ke kiri dan ke kanan dan kepala ditonjolkan, napas masih ditahan dan ditekan. e. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas dengan telapak tangan ke atas. f. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri ditemukan dengan tumit kaki kanan, kedua tangan diturunkan ke bawah, tangan kanan berada di atas paha kanan dan tangan kiri berada di atas paha kiri. g. Kedua tangan diangkat sejajar bahu dan kedua tangan dibengkokkan dan kedua pergelangan tangan dipertemukan di atas kepala, napas masih ditekan dan ditahan. h. Telapak kaki kiri digesekkan ke bumi dan tumit kaki kiri menjauhi tumit kaki kanan, gerakan kaki maju sejengkal, kedua ujung tangan dipisahkan dengan

cara dirobek selebar bahu ke kiri dan ke kanan dan kepala ditonjolkan, napas masih ditahan dan ditekan. i. Tangan kembali disempurnakan dengan merentangkan tangan ke depan dengan telapak tangan ke atas, napas masih ditekan dan ditahan. j. Gerakan b, c, d dan e dilakukan sebanyak 8 kali. k. Gerakan f, g, h dan i dilakukan sebanyak 7 kali. l. Napas dilepaskan perlahan melalui hidung, kaki kuda-kuda diluruskan kembali dan tangan yang direntangkan diluruskan kembali. (Maryanto, 2008) D. Latihan pernapasan duduk akhir Gerakan latihan duduk akhir sama dengan gerakan latihan duduk awal, sehingga gerakan latihan duduk akhir dapat dilihat di atas pada topik gerakan latihan duduk awal (Maryanto, 2008) E. Peregangan Gerakan peregangan yang dilakukan di akhir latihan sama dengan gerakan peregangan yang dilakukan di awal latihan. Gerakan peregangan yang dilakukan di akhir latihan dapat di lihat di atas pada topik latihan peregangan (Maryanto, 2008).

Lampiran 7 Persentase Derajat Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Pre dan Post Olahraga Pernafasan Satria Nusantara Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik Pre Olahraga Pernafasan Satria Nusantara Post Olahraga Pernafasan Satria Nusantara Pre Olahraga Pernafasan Satria Nusantara Post Olahraga Pernafasan Satria Nusantara Optimal - - - - Normal - - - 25.0% Normal Tinggi - 50% - - Hipertensi Stadium 1 83.3% 50% 8.3% 58.3% Stadium 2 16.7% - 66.7% 16.7% Stadium 3 - - 25.0% -

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas Data Sistolik dan Diastolik Tekanan Darah Shapiro-Wilk Sig. Pre Sig. Post Sistolik 0.011 0.000 Diastolik 0.003 0.011

Lampiran 9 JADWAL PENELITIAN NO 1 2 3 4 KEGIATAN Mengajukan judul penelitian Menetapkan judul penelitian Menyelesaikan proposal Mengajukan sidang proposal 5 Sidang proposal 6 Revisi Mengumpulkan 7 proposal Pengumpulan 8 data 9 Analisa data Menyusun 10 laporan/skripsi Mengajukan 11 sidang skripsi 12 Sidang skripsi 13 Revisi Mengumpulkan 14 revisi skripsi Agust-10 Sep-10 Okt-10 Nop-10 Des-10 Jan-11 Peb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Lampiran 10 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lembar Konsultasi Efektivitas Senam Pernapasan Satria Nusantara terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Nama Mahasiswa Nama Dosen Pembimbing Riskina S. Nasution No Tanggal Materi Mula Tarigan S. Kp., M. Kes 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 25 September 2011 28 September 2011 02 Oktober 2011 16 Oktober 2011 03 Nopember 2011 13 Nopember 2011 30 Nopember 2011 12 Mei 2011 Pengajuan Judul BAB I Pendahuluan Revisi BAB I BAB I (ACC) BAB II : - Tambahkan Satria Nusantara - Lanjutkan BAB III & IV BAB II (ACC) BAB III (ACC) BAB IV : - Perbaiki redaksi analisa data - Buat lembar observasi - Data demografi - Informed consent - Cari populasi - BAB IV (ACC) - Lampiran (ACC) Revisi Proposal BAB V : - Perbaiki tampilan table - Analisa data TD yang belum ditransform - Tuliskan hasil uji hipotesis dan pernyataan hipotesis - Lanjutkan BAB VI 9. 09 Juni 2011 - BAB V (ACC) - BAB VI (ACC) - Sudah bisa disiapkan untuk sidang skripsi

LUM VITAE

CURRICULUM VITAE Nama : Riskina Syahputri Nasution Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 14 Juni 1989 Agama Alamat : Islam : Jln. Menteng VII, Gg. Asahan, No. 7, Medan Riwayat Pendidikan : 1. 1994-1995 : TK. Pertiwi II Medan 2. 1995-2001 : SD Negeri 060822 Medan 3. 2001-2004 : SMP Negeri 3 Medan 4. 2004-2007 : SMA Negeri 5 Medan 5. 2007-Sekarang : Fakultas Keperawatan USU