BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal"

Transkripsi

1 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Asrama PPLP Sumatera Utara di Jl.Sekolah pembangunan NO. 7A Medan Sunggal 2. Waktu penelitian Penelitian akan direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Desember 2012 atau setelah proposal ini diseminarkan dan mendapat ijin penelitian dari fakultas B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet atletik PPLP Sumatera Utara yang berjumlah 16 orang. Terdiri dari 6 orang laki laki dan 10 orang perempuan. 2. Sampel Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan anggota populasi atau sampel total yang berjumlah 16 orang. 31 2

2 32 C. Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diuraiakan sebelumnya, bahwa penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Kondisi Fisik atlet atletik Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) SUMUT Tahun Adapun metode penelitian menggunakan metode diskriftip kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. D. Instrumen Penelitian Penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan Kondisi Fisik Atlet Atletik PPLP SUMUT. I. Item Tes Sesuai Nomor Cabang Atletik 1. Rangkaian tes Atletik Nomor Sprint 1) Lari 30 Meter 2) Loncat Tegak 3) Loncat Dada 4) Lari 300 Meter 5) Sit Up 6) Duduk Berselunjur dan Meraih (Sit and Reach) 7) Lari Meter 2. Rangkaian tes Atletik Nomor Jarak Menengah dan Jauh 1) Lari 30 Meter 2) Sit Up 3) Lari 300 Meter 4) Duduk Berselunjur dan Meraih (Sit and Reach)

3 33 5) Loncat tiga kali 6) Duduk Pada Tembok 7) Lari 15 menit tes Balke 3. Rangkaian tes Atletik Nomor Lempar 1) Lari 30 Meter 2) Sit Up 3) Loncat Tegak 4) Jingkat tiga kali 5) Pull Up. 6) Duduk Berselunjur dan Meraih (Sit and Reach) 7) Lari 15 menit tes Balke 4. Rangkaian tes Atletik Nomor Lompat 1) Lari 30 Meter 2) Sit Up 3) Loncat Tegak 4) Jingkat tiga kali 5) Duduk Berselunjur dan Meraih (Sit and Reach) 6) Duduk Pada Tembok 7) Lari 15 menit tes Balke 5. Rangkaian tes Atletik Nomor Jalan 1) Lari 30 Meter 2) Sit Up 3) Lari 300 Meter

4 34 4) Jingkat tiga kali 5) Duduk Berselunjur dan Meraih (Sit and Reach) 6) Duduk Pada Tembok 7) Lari 15 menit tes Balke (Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta) II. Uraian Pelaksanaan Rangkaian Tes 1) Tes Kecepatan dengan melakukan tes lari 30 meter Tujuan Alat/ Fasilitas : Mengukur komponen kecepatan : lintasan 30 meter datar, rata, tidak licin, Stopwatch, alat tulis, meteran, peluit dan bendera, serbuk kapur Petugas tes : 1. Petugas keberangkatan (Starter) 2. Pengukur waktu merangkap pencatat hasil, 3. pengawas lintasan Prosedur pelaksanaan tes lari 30 meter sebagai berikut : a. Atlet siap berdiri dibelakang garis start b. Dengan aba-aba siap atlet siap berlari dengan start berdiri c. Dengan aba-aba ya atlet berlari secepatnya- cepatnya dengan menempuh jarak 30 meter sampai melewati garis akhir d. Kecepatan lari dihitung dari saat aba-aba ya e. Pencatatan waktu dilakukan sampai dengan perseratus detik (0,01 detik) f. Tes dilakukan dua kali. Pelari melakukan tes berikutnya setelah berselang minimal satu pelari. Kecepatan lari yang terbaik yang dihitung

5 35 g. Atlet dinyatakan gagal apabila melewati atau menyeberang lintasan lainnya Tabel.7. Norma Kecepatan Lari 30 Meter (Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta) No Norma Prestasi (detik )putra Prestasi (detik )putri 1. Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali ) Tes Lari 300 Meter Tujuan : untuk mengukur kemampuan kapasitas anaerobik seorang atlet dalam lari menempuh jarak 300 meter. Peralatan : lintasan lari datar, stopwatch, alat tulis dan formulir. Prosedur pelaksanaan tes lari 300 meter sebagai berikut : a. Dengan aba-aba bersedia testi dengan siap berdiri dibelakang garis start b. Dengan aba-aba siap testi dengan start berdiri siap lari. c. Dengan aba-aba yak bersamaan dengan bendera start terangkat testi lari secepat-cepatnya menempuh jarak 300 meter.

6 36 Tabel.8. Norma Tes Lari 300 Meter (Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta) No Norma Prestasi Putra (detik) Prestasi Putri (detik) 1. Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali ) Tes Loncat Tegak (Vertical Jump) Tujuan Alat/ Fasilitas : Mengukur komponen Daya Ledak otot tungkai. (1) Papan berskala senti meter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada skala yaitu 200 cm. (2)lantai datar, rata, (3)alat tulis, (4)serbuk kapur (5)alat penghapus. Petugas tes : 1. Pengamat papan meteran merangkap Pencatat hasil, 2. pengamat gerakan. Prosedur pelaksanaan tes Vertical Jump sebagai berikut: a. Gantungkan papan ukuran lompat tegak ditembok (dinding). b. Atlet berdiri menyamping dari kaki kanan / kiri merapat ketembok. c. Tangan kanan/kiri berkapur diluruskan keatas setinggi-tingginya dan disentuhkan pada papan ukuran lompat tegak. Bekas sentuhan yang tertinggi merupakan tinggi raihan. Atlet siap melompat.

7 37 d. Atlet melompat setinggi-tingginya dengan bantuan ayunan kedua lengannya e. Saat melompat, sentuhkan jari-jari tangan yang berkapur kepapan ukuran Gambar 1. Tes Vertical Jump posisi bersiap sampai saat melakukan Catatan: 1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak. 2) Ketiga selisih raihan dicatat dan diambillah raihan terbaik. Tabel.9. Norma Tes Vertical Jump (Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta) No Norma Prestasi Putra (cm) Prestasi Putri (cm) 1. Baik Sekali 92 - Keatas 65 - Keatas 2. Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Kebawah 51 Kebawah 41

8 38 4) Tes Loncat Dada Tujuan mengukur kukuatan otot-otot kaki dan pernafasan. Peralatan : Tally Counter, alat tulis dan formulir, stopwatch. Gambar.2. testi berdiri tegak. Gambar.3. testi berada di atas (loncat). Prosedur pelaksanaan Loncat Dada sebagai berikut : a. Setiap testi (orang coba) diamati seorang tester (petugas tes). b. Dengan aba-aba bersedia testi berdiri bebas mengambil tempat tidak saling mengganggu satu dan lainnya. c. Dalam aba-aba siap testi siap meloncat. d. Pada aba-aba yak bersamaan dengan stopwatch dijalankan testi meloncat keatas dengan kedua kaki bertolak bersama. Kedua tungkai bawah kebawah (tidak kebelakang) sehingga tapak kaki 25 cm diatas lantai/tanah.

9 39 e. Pelaksanaan benar dihitung sekali dan testi melakukan loncat dada sebanyak mungkin selama 60 detik. f. Pelaksanaan yang salah tidak dihitung, apabila saat meloncat keatas tapak kaki kurang 25 cm diatas lantai. Tabel.10. Norma Tes Loncat Dada (Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta) No Norma Prestasi Putra (cm) Prestasi Putri (cm) 1. Baik Sekali 123 Keatas 112 Keatas 2. Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Kebawah 30 Kebawah 25 5) Tes Loncat Tiga Kali Tujuan Peralatan : mengukur daya eksplosif kedua kaki/tubuh. : bak lompat/matras, pita pengukur jarak, alat tulis dan formulir. Prosedur pelaksanaan tes Loncat tiga kali sebagai berikut : a. Bila dengan bak lompat testi berdiri pada papan lompat, bila dengan matras testi berdiri dibelakang garis batas. b. Testi berdiri dengan telapak kaki sejajar pada papan loncat atau dibelakang garis batas.

10 40 c. Dengan gerakan ditempat (persiapan meloncat) kemudian meloncat sejauh-jauhnya bertolak dengan kedua kaki bersama dan mendarat, dilanjutkan loncatan kedua dan dilanjutkan lagi loncatan yang ketiga. d. Jarak loncatan dicatat dari papan loncat sampai dengan batas loncatan yang ketiga dalam cm. e. Testi melakukan tes dua kali berurutan. Gambar.4. Sikap awal dan akan melakukan pendaratan loncatan Tabel.11. Norma Tes Loncat Tiga Kali (Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta) No Norma Prestasi Putra (cm) Prestasi Putri (cm) 1. Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali 6.74 kebawah 5.39 kebawah

11 41 6) Tes Duduk Pada Tembok Tujuan Alat/ Fasilitas : Mengukur komponen daya tahan kekuatan otot paha. : tembok/papan tegak lurus dengan lantai datar, Stopwatch, alat tulis. Petugas tes : 1. Pengamat waktu, 2. Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil. Gambar 6. Tes duduk pada tembok. Prosedur pelaksanaan tes pengukuran daya tahan kukuatan otot paha : a. Atlet berdiri mendekat tembok. Pada saat aba-aba siap testi menempatkan kedua tapak kaki sejajar 20 cm dan lurus kedepan. Pantat merapat tembok, tungkai bawah tegak lurus, paha mendatar sehingga tungkai bawah dan paha bersudut kedua lengan lurus kebawah. Bersama dengan sikap betul tersebut, beri aba-aba yak dan stopwatch dijalankan. Testi mempertahankan sikap betul tersebut selama mungkin.

12 42 b. Kemampuan menahan sikap duduk pada tembok atau yang betul dihitung sampai dengan 0,01 (perseratus detik) stopwatch dihentikan saat testi tidak dapat menahan sikap yang benar. Sikap salah bila paha tidak mendatar, kedua tangan menahan paha, tungkai bawah dan paha tidak bersudut Tabel.12. Norma Tes Duduk Pada Tembok (Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta) No Norma Prestasi (detik )putra Prestasi (detik )putri 1. Baik Sekali 5:21 Keatas 5:01 Keatas 2. Baik 4:21 5:20 4:01 5:00 3. Sedang 3:21 4:20 3:01 4:00 4. Kurang 2:01 3:20 2:01 3:00 5. Kurang Sekali Kebawah 2:00 Kebawah 2:00 7) A. Tes Pull Up (Bergantung Angkat Tubuh) untuk putra Tujuan : untuk mengukur daya tahan kekuatan otot-otot lengan dan bahu. Untuk putri dengan tes BST (bergantung siku tekuk). Peralatan : (1) palang tunggal tinggi 2,5 3,0 meter garis tengah 3 5 cm (2) alat tulis dan formulir. (3) alat penghitung (4) bangku untuk dipindah-pindah (5) kapur (6) bangku (alat bantu). Petugas tes : 1 (satu) orang pengawas/pembantu, sekaligus penghitung dan pencatat. Prosedur pelaksanaan tes Pull-Up (Bergantung Angkat Tubuh) sebagai berikut: a. Testi berdiri dibawah palang tunggal, bergantung pegangan kearah depan.

13 43 b. Testi bergantung dengan kedua lengan lurus dan badan tidak bergerak lagi setelah itu testi segera membengkokkan kedua lengan dan mengangkat tubuh sampai dagu berada diatas palang tunggal kemudian kembali bergantung dengan kedua lengan lurus. Selanjutnya angkat lagi tubuh sampai dagu diatas palang tunggal dan turun lagi bergantung lengan lurus. c. Jumlah berapa kali testi mengangkat tubuh sampai dagu diatas palang tunggal, menunjukkan jumlah testi dapat melakukan Pull-Up. d. Pull-Up dinyatakan betul, apabila pada waktu mengangkat tubuh tidak didahului dengan mengayunkan kedua kaki kedepan atau kebelakang. e. Pelaksanaan Pull-Up dilakukan sebanyak mungkin selama 60 detik. f. Pull-Up dinyatakan gagal jika testi melepaskan kedua tangan dari papan tunggal. Gambar. 7. Sikap bersiap dan saat melakukan tes Pull-Up

14 44 Tabel.13. Norma Tes Pull-Up (Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta) No Norma Prestasi putra 1. Baik Sekali 24 Keatas 2. Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Kebawah 2 8. Tes bergantung siku tekuk (Flexed Arm Hang) untuk putri Tes ini dapat untuk putri atau putra. Tujuan : untuk mengukur kekuatan statis dan daya tahan otot-otot lengan dan bahu. Peralatan dan tester sama dengan Pull-Up. Prosedur pelaksanaan tes bergantung siku tekuk sebagai berikut: a. Testi menggosokkan tangan pada kapur, kemudian testi naik bangku, kedua tangan memegang palang tunggal dengan pegangan kedepan (tapak tangan menghadap kedepan). b. Kedua siku ditekuk sehingga dagu diatas palang tunggal. c. Setelah aba-aba yak bersamaan stopwatch dijalankan dan bangku diambil oleh tester, testi berusaha menahan sikap dagu diatas palang tunggal tersebut selama mungkin. d. Stopwatch dihentikan atau tes dihentikan bila dagu bertumpu pada palang tunggal atau dibawah palang tunggal.

15 45 e. Hasil yang dicatat ialah waktu yang dicapai testi dari aba-aba ya sampai teti tidak mampu lagi melakukannya (dagu menumpang diatas palang tunggal) waktu dihitung sampai dengan 0,01 detik (perseratus detik). Gambar. 8. Sikap bersiap dan saat melakukan Flexed Arm Hang. Tabel.14. Norma Tes Bergantung Siku Tekuk. (Sumber: Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta,2003) No Norma Prestasi putri 1. Baik Sekali 60 Keatas 2. Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Kebawah 1

16 46 9. Tes Sit-Up Tujuan Alat/Fasilitas : mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. : 1. Lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih, 2.Stopwatch, 3. Alat tulis, 4.Alas/tikar/matras. Petugas tes : 1. Pengamat waktu, 2. Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil. Gambar. 9. Gerakan Sit-Ups permulaan dan ujung siku menyentuh lutut Prosedur pelaksanaan tes baring-duduk lutut tekuk (sit-up) selama 1 menit : a. Atlet berbaring telentang, kedua tangan dibelakang tengkuk, dan kedua siku lurus kedepan. b. Kedua lutut ditekuk 45 0 dan telapak kaki tetap dilantai. c. Bersamaan dengan aba siap atlet siap melakukannya. d. Bersamaan dengan aba-aba ya alat ukur pengukur waktu dijalankan, kemudian atlet mengangkat tubuh, kedua siku menyentuh lutut, dan kembali berbaring atau kesikap pemula. e. Lakukan gerakan sebanyak-banyaknya selama 60 detik.

17 47 Catatan: 1) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi. 2) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha. 3) Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh. Tabel.15. Norma Tes Sit Up (Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta) No Norma Prestasi Putra Prestasi Putri 1. Baik Sekali 70 Keatas 70 Keatas 2. Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Kebawah 21 Kebawah Tes Duduk Berlunjur dan Meraih (Sit and Reach) Tujuan Alat/ Fasilitas : Mengukur komponen kelentukan tubuh (Fleksibilitas). : tembok/papan tegak lurus dengan lantai datar, alat tulis, pita pengukur minimal 2 meter, serbuk kapur. Petugas tes : 1. Pengamat meteran merangkap Pencatat hasil. Prosedur pelaksanaan tes duduk berlunjur dan meraih : i. Pelaksanaan menduduki pita pengukur. Pita pengukur diletakkan lurus dilantai, dengan angka 0 (nol) pada tepi tembok. ii. Testi melepaskan sepatu dan kaos kaki, duduk berlunjur menduduki pita pengukur: pantat, punggung dan kepala merapat ketembok. Kedua kaki lurus kedepan dengan kedua lutut lurus. Panjang kaki dicatat sampai cm

18 48 penuh. Pengukuran dari tembok, kedua kaki kangkang, lutut tidak boleh bengkok. iii. Testi meraihkan kedua lengan kedepan sejauh mungkin dan menempatkan kedua jari-jari tangan pada pita sejauh mungkin. Tahap raihan tersebut minimal 3 (tiga) detik. Jauh raihan dicatat sampai dengan cm penuh. Lakukan raihan dua kali berurutan, dan jarak raihan terjauh yang dihitung. iv. Perhitungan jarak raihan ialah: ujung jari-jari tangan terpanjang dari masing-masing tangan dan jarak/yang terdekat yang dicatat diantara kedua tangan. v. Kelentukan tubuh diukur selisih antara jarak raihan dengan panjang kaki dalam cm. Gambar 10. Tes Sit and Reach posisi sebelum Gambar 11. Tes Sit and Reach posisi melakukan Catatan: (1) Skor dinyatakan batal dan diulang apabila posisi kaki dan bokong bergeser.

19 49 Tabel.16. Norma Tes Duduk berlunjur dan Meraih (Sumber: Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta,2003) No Norma Prestasi Putra Prestasi Putri 1. Baik Sekali 41 Keatas 46 Keatas 2. Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Kebawah 10 Kebawah Tes Lari Meter Tujuan : tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau mengukur VO 2 max. Peralatan : (1) lintasan lari 400 meter atau lintasan datar panjang 220 meter, (2) garis start dan garis finish, (3) stopwatch, alat tulis, dan formulir (4) bendera Start. Prosedur pelaksanaan tes Lari Meter sebagai berikut : a. Sejumlah testi sesuai dengan pengambil waktu dan jumlah stopwatch melakukan start bersama. Starter memberi aba-aba bersedia testi berdiri dibelakang garis start. b. Dengan aba-aba yak testi segera lari menempuh jarak jarak tersebut ditempuh secepat mungkin. Baik dengan lari dan kalau merasa lelah dapat diselingi berjalan. c. Tes lari meter dapat pula mengukur VO 2 max seseorang.

20 50 d. Pelaksanaanya seperti tes diatas, hanya pada waktu lintasan terakhir testi lari secepatnya dan sekuatnya dan sekuat-kuatnya. Kecepatan lari dicatat dalam menit dan detik dengan rumus : VO 2 max = 133,61 (13,89 x waktu lari) Keterangan : VO 2 Max : kapasitas aerobic (ml/kg.berat Badan /menit). Tes lari 1600 meter dapat pula untuk mengukur VO 2 max seseorang misal seseorang atlet bernama Parmonangan berlari 1600 m kecepatan larinya 5 menit 6 detik, estimasi VO 2 max ialah: 133,61 (13,89 x 5,6) = 62,8 ml/g/in. Tabel.17. Norma tes lari 1600 meter (Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta) No Norma Prestasi (detik )putra Prestasi (detik )putri 1. Baik Sekali 5:08:50 5:40:40 6:05:50 7:05:40 2. Baik 5:40:50 7:08:40 7:05:50 8:35:40 3. Sedang 7:08:40 9:08:40 8:35:50 10:05:40 4. Kurang 9:08:50 10:08:40 10:05:50 11:35:40 5. Kurang Sekali 10:05:50 Kebawah 11:35:50 Kebawah

21 Tes Lari 15 Menit (Tes Balke) Tujuan : Mengetahui daya tahan jantung kerja jantung dan pernafasan. Alat/ Fasilitas (1) Lintasan lari datar dan rata (2) Stopwatch (3) Bendera start (4) Peluit (5) alat tulis, (6) serbuk kapur. Petugas tes : 1. Petugas keberangkatan (Starter) 2. Pengukur waktu merangkap pencatat hasil, 3. pengawas lintasan. Prosedur pelaksanaan tes Balke (lari 15 menit): i. Sampel berdiri dibelakang garis start. ii. Pada aba-aba ya sampel mulai berlari selama 15 menit, sampai ada tanda waktu 15 menit berakhir, dengan dibunyikannya peluit. iii. Skor yang dicatat adalah jarak yang ditempuh sampel selama 15 menit, dalam satuan meter, kemudian dimodifikasi menjadi skor sesuai dengan tabel yang tersedia. iv. Sebelum dikonversi kedalam tabel norma kondisi fisik atlet atletik dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: VO 2 Max = Keterangan : x _ meter x 0, ,3 VO 2 Max X : kapasitas aerobic (ml/kg.berat Badan /menit) : jarak yang ditempuh dalam meter 15 : waktu 15 menit

22 52 Tabel.18. Norma Tes Balke (lari 15 menit) (Sumber: (2003) Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta) No Norma Prestasi Aerobik Putra Prestasi Aerobik Putri 1. Baik Sekali Keatas Keatas 2. Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Kebawah Kebawah Setelah skor kondisi fisik diperoleh maka selanjutnya dibandingkan dengan norma penilaian kondisi fisik atlet atletik. Sehingga dapat diketahui kategori keadaan kondisi fisik atlet atletik Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumatera Utara Tahun E. Teknik Analisis Data Untuk memberikan nilai pada setiap skor yang diperoleh dari setiap butir tes kondisi fisik sesuai dengan nomor cabang atletik, dilakukan dengan cara menotasikan skor tersebut dengan norma penilaian yang sesuai dengan jenis kelamin dan cabang olahraga bersangkutan, sehingga diperoleh kedudukan kategori skor tersebut dan bobot nilainya. Konversi nilai dari setiap kategori komponen fisik sesuai nomor cabang atletik adalah sebagai berikut:

23 53 Tabel 19. Konversi Nilai (Lutan, dkk. 1999:24) Kategori Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali Konversi Selanjutnya untuk menentukan nilai secara keseluruhan kondisi fisik sampel dilakukan dengan cara: 1) Menjumlahkan konversi nilai skor dari dari setiap komponen kondisi fisik sesuai nomor cabang atletik sampel tersebut. 2) Hasil jumlah tersebut dalam butir tes di atas dibagi dengan banyaknya komponen kondisi fisik dasar dari cabang olahraga yang bersangkutan. 3) Hasil ini kemudian dinotasikan ke dalam tabel kategori status kondisi fisik sampel seperti tersebut dalam tabel berikut ini Tabel 20. Rentang Nilai (Lutan, dkk. 1999:24) Rentang Nilai Kategori Baik Sekali 8,0 9.5 Baik 6,0 7.9 Cukup 4,0 5,9 Kurang 2,0 3,9 Kurang sekali Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jika pada item tes sampel berada pada kategori baik (tabel 13), maka skor yang diperoleh per-item adalah 6, karena

24 54 jumlah tes yang dilakukan sebanyak 7 item disetiap nomor cabang masing-masing maka skor setiap item itu dijumlahkan sehingga diperoleh skor 42. Selanjutnya jumlah skor tersebut dibagi jumlah item (42/7) maka diperoleh hasil 6. Hasil skor 6 ini selanjutnya dikonversikan ke tabel 14, maka diperoleh hasil sampel tersebut pada kategori baik. Demikian selanjutnya untuk sampel yang lain. Setelah diketahui berapa sampel yang mendapat nilai/predikat sempurna, baik sekali, baik, cukup, dan kurang, maka jumlah keseluruhan diklasifikasikan kedalam persentase yang mempunyai rumus: P = F / N x 100 % Keterangan : P = Jumlah Persentase F = Frekuensi Jawaban atau Jumlah sampel yang mendapat predikat N = Jumlah Responden (keseluruhan sampel) % = Persentase Jawaban Sehingga dapat diketahui berapa persenkah klasifikasi atlet yang mendapat predikat sempurna, baik sekali, baik, cukup, dan kurang, Sehingga peneliti dapat menyatakan persentase atlet yang mendapat predikat.

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan LAMPIRAN 7 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Tes Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Lampiran 4. TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani

Lebih terperinci

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) Pengantar : Dalam lokakarya kesegaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi instrumen

Lebih terperinci

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia Tahun. Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan. Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan TKJI untuk Anak Usia 13-15 Tahun 1. Lari 50 meter a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan. b. Alat dan fasilitas 1) Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin,

Lebih terperinci

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai

Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. 1) lintasan lurus, datar, tidak licin, berjarak 30 meter, dan mempunyai Lampiran Petunjuk Pelaksanaan TKJI Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Petunjuk Pelaksanaan Tes 1. Lari 40 meter a. Tujuan Tes lari ini adalah untuk mengetahui atau mengukur kecepatan.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Proses suatu penelitian hendaknya dapat ditentukan suatu metode penelitian yang akan digunakan, hal ini berdasarkan pada suatu pemahaman bahwa metode

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

Lebih terperinci

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN

Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR TAHUN Lampiran 8. Petunjuk Pelaksanaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Umur 10-12 tahun TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR 10 12 TAHUN A. Rangkaian Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas 36 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian dari DIY 37 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Magelang 38 Lampiran 4. Surat Keterangan Melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Pasundan 1 kota Bandung dan SMP Pasundan 2 kota Bandung Jalan Pasundan 32 Balong

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 51 Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian 52 Lampiran 2. Surat Ijin Riset/Survei/PKL 53 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Sekolah PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian dengan tujuan untuk menguji serangkaian

Lebih terperinci

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN

DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN DOKUMEN INSTRUMEN PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI 2015 PROSEDUR PELAKSANAAN DAN RUBRIK PENILAIAN UJIAN KETERAMPILAN BIDANG KEOLAHRAGAAN 1. MATERI UJIAN Uji Keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang menjadi acuan sebuah penelitian dan penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9)

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Karpovich dalam (Casady, Mabes, dan Alley :1971) yang dikutip oleh Sudarno,SP (1992:9) Kebugaran Jasmani didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi

Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi 73 Lampiran 1: Lembar Permohonan Pembimbing Tugas Akhir Skripsi 74 Lampiran 2: Kartu Bimbingan Tugas Akhir Skripsi 75 Lampiran 3: Lembar Pengesahan Izin Penelitian 76 Lampiran 4: Surat Permohonan Izin

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Siswi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Putri SMP Negeri 2 Pengasih Tahun 2012

Lampiran 1. Data Siswi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Putri SMP Negeri 2 Pengasih Tahun 2012 LAMPIRAN 63 Lampiran 1. Data Siswi Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola Putri SMP Negeri 2 Pengasih Tahun 2012 DAFTAR SISWI PESERTA TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA USIA13-15 TAHUN No Nama Tempat Tanggal Lahir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian ini adalah di Lapangan Gasmin yang beralamat di Jln. Kuningan Antapani, Bandung.

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran10. Tata Cara Pelaksanaan TKJI Prosedur Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia 1. Umum A. Testi/ peserta tes 1) Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 10-12 tahun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian 56 Lampiran 2. Prosedur Pelaksanaan Tes PROSEDUR PELAKSANAAN TES 1. Lari 30 Meter a. Tujuan : untuk mengukur kecepatan lari menempuh jarak 30 meter b. Alat

Lebih terperinci

PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang

PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang Lampiran 3 PROSEDUR PELAKSANAAN TES KONDISI FISIK DAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA 1. Tes multistage Fitness Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan aerobic seseorang Adapun prosedur pelaksanaan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai

METODOLOGI PENELITIAN. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Hal ini sesuai III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan power tungkai, panjang tungkai, lingka paha, dan kecepatan lari dengan hasil lompat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352).

METODE PENELITIAN. perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:352). 0 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, karena adanna perlakuan (treatment), seperti pendapat Thomas dan Nelson (1997:35). Bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kecepatan Lari a. Pengertian Kecepatan Lari Lari merupakan salah satu nomor dalam atletik, yang terdiri dari empat tahap yaitu menumpu ke depan, mendorong, pemulihan,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan tes dan pengukuran sebagai teknik pengumpulan data. Berdasarkan pada keterangan

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Pada hakekatnya kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Kebugaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa merasakan lelah

Lebih terperinci

59

59 LAMPIRAN 58 59 60 61 62 63 64 65 66 PETUNJUK PELAKSANAAN TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) UNTUK ANAK UMUR 10-12 1. Lari 40 meter a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan b. Alat dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat melihat kedalaman dari sebuah permasalahan. Ketepatan penggunaan metode dalam penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah

METODOLOGI PENELITIAN. digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang di gunakan selama berlangsungnya penelitian ini adalah bertempat di kampus FPO UPI, Padasuka, Bandung. 2. Populasi

Lebih terperinci

dengan batas batas setiap jarak 10 meter 1) 1 orang tester merangkap pencatat waktu 2) Pengawas merangkap penghitung jarak lari sesuai kebutuhan

dengan batas batas setiap jarak 10 meter 1) 1 orang tester merangkap pencatat waktu 2) Pengawas merangkap penghitung jarak lari sesuai kebutuhan LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Daya Tahan (Endurance) menggunakan Balke Test Prosedur tes : a. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau dapat pula untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Tempat penelitiandilaksanakan di SMPT Bakti Bangsa, jalan Sarijadi blok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah itu, berarti kegiatan penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian seseorang peneliti harus menentukan metode yang akan digunakan dalam proses penelitiannya, sebab metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya setiap penelitian membutuhkan metode untuk meneliti, sedangkan penggunaan metode disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu

III. METODOLOGI PENELITIAN. serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah cara utama yang digunakan untuk mengadakan penelitian dalam mencapai tujuan, misalnya untuk mengkaji atau menguji serangkaian

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN BARROW MOTOR ABILITY TEST. a. Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai

PETUNJUK PELAKSANAAN BARROW MOTOR ABILITY TEST. a. Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai LAMPIRAN 70 Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes PETUNJUK PELAKSANAAN BARROW MOTOR ABILITY TEST 1. Standing Broad Jump a. Tujuan : Untuk mengukur komponen power otot tungkai b. Alat dan fasilitas: pita

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang 18 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh data yang valid untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban.

BAB III METODE PENELITIAN. membuktikan sesuatu atau untuk mencari sebuah jawaban. 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan untuk membuktikan sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, penelitian ini dilaksanakan di Kampus

Lebih terperinci

EVALUASI KEMAMPUAN KONDISI FISIK DOMINAN PADA ATLIT PENCAK SILAT PERGURUAN GERAK ILHAM KABUPATEN ACEH BESAR. Aldiansyah Akbar 1 dan Syahrul 2

EVALUASI KEMAMPUAN KONDISI FISIK DOMINAN PADA ATLIT PENCAK SILAT PERGURUAN GERAK ILHAM KABUPATEN ACEH BESAR. Aldiansyah Akbar 1 dan Syahrul 2 EVALUASI KEMAMPUAN KONDISI FISIK DOMINAN PADA ATLIT PENCAK SILAT PERGURUAN GERAK ILHAM KABUPATEN ACEH BESAR Aldiansyah Akbar 1 dan Syahrul 2 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan

Lebih terperinci

EVALUASI KEMAMPUAN KONDISI FISIK DOMINAN PADA ATLIT PENCAK SILAT PERGURUAN GERAK ILHAM KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN Syahrul 1

EVALUASI KEMAMPUAN KONDISI FISIK DOMINAN PADA ATLIT PENCAK SILAT PERGURUAN GERAK ILHAM KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN Syahrul 1 EVALUASI KEMAMPUAN KONDISI FISIK DOMINAN PADA ATLIT PENCAK SILAT PERGURUAN GERAK ILHAM KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2014 Syahrul 1 Abstrak Penelitian ini berjudul Evaluasi Kemampuan Kondisi Fisik Dominan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah populasi bersyarat yaitu atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro 013 yang berjumlah 8 atlet.

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian 8 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yang tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta 49 Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga 50 Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN. Muhammad Adnan Hudain

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN. Muhammad Adnan Hudain Hudain, Tingkat Kesegaran Jasmani Murid SD Inpres Malengkeri Setingkat Kota Makassar 31 TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SD INPRES MALENGKERI SETINGKAT KOTA MAKASSAR PADA KELOMPOK USIA 10-12 TAHUN Muhammad

Lebih terperinci

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi PROFIL KONDISI FISIK ATLET DAYUNG SENIOR NOMOR PERAHU NAGA PROPINSI JAMBI 2017 ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi ABSTRAK

Lebih terperinci

Lampiran 1: Surat Pembimbing Tugas Akhir Skripsi (TAS)

Lampiran 1: Surat Pembimbing Tugas Akhir Skripsi (TAS) 83 Lampiran 1: Surat Pembimbing Tugas Akhir Skripsi (TAS) 84 Lampiran 2: Lembar Pengesahan Proposal Skripsi 85 Lampiran 3: Permohonan Ijin Penelitian 86 Lampiran 4: Surat Ijin Peminjaman Alat 87 Lampiran

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada dasarnya setiap penelitian membutuhkan metode untuk meneliti, sedangkan penggunaan metode disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo

III. METODE PENELITIAN. variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Soekidjo 23 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2006 : 11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Sukagumiwang yang bertalamat di Jl. By Pass Kertasemaya

Lebih terperinci

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK Suharjana FIK UNY. Tes Aerobik Lari 00 dan 00 m Kegunaan Untuk memperkirakan atau mengetahui kemampuan aerobik. Hasil tes ini untuk memprediksi berapa lama seseorang mampu

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah salah satu cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan untuk membuktikan sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan dara dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010 : 16). Metode penelitian merupakan hal yang

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017 PENGUKURAN KOMPONEN BIOMOTORIK MAHASISWA PUTRA SEMESTER V KELAS A FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN IKIP PGRI BALI TAHUN 2017 I Gusti Putu Ngurah Adi Santika, S.Pd., M.Fis. Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasi, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelincahan dan kekuatan power tungkai dengan kemampuan

Lebih terperinci

Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015 ISSN :

Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015 ISSN : Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015 ISSN : 2337-8085 HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW PADA ATLET SEPAKTAKRAW ACEH

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam BAB III PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penggunaan metode dalam sebuah penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebuah penelitian agar dapat mencapai tujuan dari penelitian tersebut membutuhkan suatu metode untuk mempermudah peneliti mendapatkan data hingga selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar dapat menungkap jawaban yang diinginkan. Metode ini. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2012:2).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar dapat menungkap jawaban yang diinginkan. Metode ini. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2012:2). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan cara atau langkah-langkah yang dapat memecahkan suatu permasalahan penelitian. Dalam memecahkan masalah tersebut diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian membutuhkan suatu metode yang sesuai untuk membantu mengungkapkan permasalahan yang akan diteliti, karena metode penelitian mempunyai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Dari Fakultas

Lampiran 1. Surat Ijin Dari Fakultas LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Surat Ijin Dari Fakultas 51 Lampiran 2. Lembar Pengesahan 52 Lampiran 3. Surat Ijin dari SDN Purwodadi 53 Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari SEKDA 54 Lampiran 5. Surat Ijin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji program pembinaan kebugaran jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4 dan

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN SISWA MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI Rovi Pahliwandari Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I

UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I UPAYA MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN SENAM IRAMA PADA SISWA KELAS I SD PELANGI BANGSA GROGOL S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross sectional. Desain studi cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu untuk fisik bertempat di Lapangan Pajajaran Bandung dan untuk teknik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (00: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2010:6), Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot

BAB III METODE PENELITIAN. mengukur seberapa besar hubungan dan tingkat singinifikan antara power otot BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik korelasional. Secara operasional tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur

Lebih terperinci

KONDISI FISIK ATLET HOCKEY TIM JAWA TENGAH TAHUN 2007

KONDISI FISIK ATLET HOCKEY TIM JAWA TENGAH TAHUN 2007 KONDISI FISIK ATLET HOCKEY TIM JAWA TENGAH TAHUN 27 SKRIPSI Diajukan untuk menyelesaikan Studi Strata I Untuk mencapai Gelar Sarjana Sains Oleh: Nama : Sudarmo NIM : 6254325 Prgram studi : Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

Tes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2

Tes Awal Perlakuan Test Akhir X1 T X2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di MAN Model Gorontalo pada siswa kelas XI putera. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian. Metode adalah salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan korelasional.

Lebih terperinci

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak Pelajaran 7 Melatih Kebugaran Kata Kunci Daya tahan Kekuatan Kelentukan Kecepatan gerak Loncat katak Mencium lutut Lari berbelok-belok Saat di semester 1, kalian pernah berlatih meningkatkan daya tahan,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Banyak metode penelitian yang digunakan oleh para peneliti untuk mencapai tujuan dari penelitian itu. Macam-macam penelitian dikemukakan oleh Alimuddin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran jasmani dikemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Kesegaran Jasmani Melalui Bermain sirkuit 8 Pos Siswa kelas IV dan V SD Negeri Purwodadi Tegalrejo Kabupaten

Lebih terperinci

Agus Susworo Dwi Marhaendro Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Pengantar

Agus Susworo Dwi Marhaendro Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Pengantar Agus Susworo Dwi Marhaendro Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Disampaikan dalam Bimbingan Teknik Pelatih BPO Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta, 18 April 2013 Pengantar 1 Tujuan

Lebih terperinci

LARI JARAK PENDEK (SPRINT)

LARI JARAK PENDEK (SPRINT) LARI JARAK PENDEK (SPRINT) Lari jarak pendek (sprint) adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh/maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh. Kelangsungan gerak pada sprint

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang di tempuh untuk memperoleh

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang di tempuh untuk memperoleh BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang di tempuh untuk memperoleh tujuan. Adapun tujuan penelitian adalah mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN TES PEMANDUAN BAKAT

PETUNJUK PELAKSANAAN TES PEMANDUAN BAKAT 1 Ringkasan: PETUNJUK PELAKSANAAN TES PEMANDUAN BAKAT Oleh Mansur PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 2 Manajemen Pelaksanaan Tes Pemanduan Bakat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metodologi penelitian perlu diterapkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang sebenarnya untuk memperoleh data yang mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penelitian

Lampiran 1. Data Penelitian Lampiran 1. Data Penelitian data pengukuran TKJI kelompok bebas tes awal No Nama jenis klamin Umur kelas Lari 40 m (dtk) Gantung siku tekuk (dtk) Baring duduk (kali) Loncat Tegak (cm) Lari 600 m (menit)

Lebih terperinci

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan latihan dengan gerakan-gerakan berikut ini. "Saya seorang wanita berusia 30 tahun. Secara teratur, saya melakukan olahraga jalan pagi. Setiap latihan waktunya antara

Lebih terperinci

TES POWER VERTIKAL JUMP. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

TES POWER VERTIKAL JUMP. Aris Fajar Pambudi FIK UNY TES POWER VERTIKAL JUMP Aris Fajar Pambudi FIK UNY PENDAHULUAN Didalam dunia olahraga kita dengan sering mendengar kata power (Daya Ledak). Power merupakan kemampuan tubuh yang memungkinkan otot atau sekelompok

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturanaturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang

Lebih terperinci

NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN

NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN TES KEBUGARAN JASMANI KARYAWAN DINAS KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Ahmad Nasrulloh, S.Or., M.Or. FAKULTAS

Lebih terperinci

TITUS ANDI SEMBIRING.

TITUS ANDI SEMBIRING. ABSTRAK TITUS ANDI SEMBIRING. Nim 081266110052.Profil Kondisi Fisik Atlet Gulat Pengcab PGSI Kabupaten Karo Tahun 2012.(Pembimbing Skripsi : CHAIRUL AZMI) Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Dan Sampel Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan

Lebih terperinci

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo

Lebih terperinci

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra LOMPAT JANGKIT Definisi lompat jangkit : Lompat jangkit disebut juga lompat-lompat tiga, karena dilakukan dengan tiga lompatan yaitu jingkat (hop), langkah (step), lompat (jump) atau jingkat langkah lompat.

Lebih terperinci