PENGGUNAAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS NOVIA YULIANI

dokumen-dokumen yang mirip
PENYELESAIAN MODEL MANGSA PEMANGSA TIGA SPESIES DENGAN METODE HOMOTOPI YULI RAHMAWATI

PENYELESAIAN MODEL EPIDEMI SEIV DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI HANI ASRI GUARDIANI

PENYELESAIAN MASALAH GELOMBANG PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI ANGGRAENI PUTRISIA

ANALISIS MODEL FRAKSIONAL PENYEBARAN PENYAKIT CHIKUNGUNYA SKRIPSI

PENYELESAIAN PERSAMAAN KORTEWEG-DE VRIES ORDE TINGGI DENGAN METODE EKSPANSI RESTY BANGUN PRATIWI

MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE JUMADI

PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.

Penyelesaian Persamaan Painleve Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Laplace

PENGGUNAAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN BURGERS DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH ARUS LALU LINTAS CHRISTOPHER DANNY

ANALISIS MODEL FRAKSIONAL PENYEBARAN INFEKSI KODE MALICIOUS PADA JARINGAN KOMPUTER SKRIPSI

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

ANALISIS DINAMIKA PENYEBARAN VIRUS DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN DUA SEROTIPE AHMAD SUYUTI LATIF

PENGGUNAAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN ALIRAN BUSA CAIR RISA SAWITRI

ANALISIS METODE DEKOMPOSISI SUMUDU DAN MODIFIKASINYA DALAM MENENTUKAN PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PENGGUNAAN METODE ANALISIS HOMOTOPI PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER-KdV DINI FITRI

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA

MODEL EPIDEMI SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN PROSES POISSON. oleh LUCIANA ELYSABET M

BAB I. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM

PENYELESAIAN MODEL INFEKSI HIV PADA SEL DARAH PUTIH (T CD4 + ) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI WAHFUANAH

PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI. Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

POTENSI JERUK NIPIS Citrus aurantifolia UNTUK PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp.

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA DENGAN METODA DEKOMPOSISI ADOMIAN

TUGAS AKHIR KAJIAN SKEMA BEDA HINGGA TAK-STANDAR DARI TIPE PREDICTOR-CORRECTOR UNTUK MODEL EPIDEMIK SIR

MODEL MATEMATIKA PERPINDAHAN KELOMPOK BELALANG DENGAN METODE GELOMBANG BERJALAN NURUDIN MAHMUD

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL POPULASI VOLTERRA ERNI JUNI ARTI

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

ANALISIS DINAMIK MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN MODIFIKASI TINGKAT KEJADIAN INFEKSI NONMONOTON DAN PENGOBATAN

MODEL MATEMATIKA STRUKTUR UMUR INFEKSI VIRUS HIV DENGAN KOMBINASI TERAPI OBAT MUHAMMAD BUWING

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH

METODE PEMOTONGAN DERET FOURIER UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN GERAK GELOMBANG INTERNAL YANG PERIODIK PADA FLUIDA DUA LAPISAN MUHBAHIR

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE MULTISTEP LINEAR IMPLISIT ORDER LIMA (MML) UNTUK MENYELESAIKAN MODEL PERSAMAAN PENYEBARAN BAKTERI LEPTOSPIRA SKRIPSI

Metode Chebyshev-τ untuk Menghitung Nilai Eigen pada Masalah Kestabilan Hidrodinamika

ABSTRAK. Kata Kunci: SEIS, masa inkubasi, titik kesetimbangan, pertussis, simulasi. iii

ELSA HERLINA AGUSTIN:

ANALISIS PENYEBARAN PENYAKIT DIARE SEBAGAI SALAH SATU PENYEBAB KEMATIAN PADA BALITA MENGGUNAKAN MODEL MATEMATIKA SIS

MODIFIKASI METODE HOMOTOPY PERTURBASI UNTUK PERSAMAAN NONLINEAR DAN MEMBANDINGKAN DENGAN MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN ABSTRACT

ANALISIS SOLUSI NUMERIK MODEL TRANSMISI VIRUS DENGUE DI DALAM TUBUH MANUSIA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT SKRIPSI

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI

PENYELESAIAN NUMERIK DAN ANALISA KESTABILAN PADA MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN PENULARAN PADA PERIODE LATEN

Simulasi Pengaruh Imigrasi pada Penyebaran Penyakit Campak dengan Model Susceptible Exposed Infected Recovered (SEIR)

PENERAPAN DAN PERBANDINGAN CARA PENGUKURAN RESPON PADA ANALISIS KONJOIN

MODEL SIRS-SI PENYEBARAN PENYAKIT MALARIA DENGAN PENGOBATAN, VAKSINASI, DAN PENYEMPROTAN RANDITA GUSTIAN PUTRI

PENYELESAIAN MASALAH ROTASI ALIRAN FLUIDA KENTAL VON KARMAN MENGGUNAKAN METODE HOMOTOPI RANDITA GUSTIAN PUTRI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

BAB I PENDAHULUAN. tikus. Manusia dapat terinfeksi oleh patogen ini melalui kontak dengan urin

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

DERET TAYLOR UNTUK METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN ABSTRACT

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS)

ANALISIS DAN KONTROL OPTIMAL MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT INFLUENZA H1N1 SKRIPSI

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA JENIS KEDUA. Edo Nugraha Putra ABSTRACT ABSTRAK 1.

ANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PENGARUH PADAT PENEBARAN 60, 75 DAN 90 EKOR/LITER TERHADAP PRODUKSI IKAN PATIN

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

METODE ITERASI VARIASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL DAN INTEGRO-DIFERENSIAL VOLTERRA LINEAR DAN NONLINEAR ABSTRACT

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

PENERAPAN METODE DERET PANGKAT UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDEDUA KHUSUS SKRIPSI

SOLUSI MODEL SIKLUS BISNIS KALDOR-KALECKI TANPA WAKTU TUNDA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT NUR AISYAH MUKARROMAH

KONTROL OPTIMAL MODEL EPIDEMIK HOST-VECTOR DENGAN SIMULASI MENGGUNAKAN FORWARD-BACKWARD SWEEP METHOD

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

MODEL OPTIMASI JADWAL UJIAN DAN IMPLEMENTASINYA PADA UNIVERSITAS TERBUKA ASMARA IRIANI TARIGAN

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

APLIKASI METODE TRANSFORMASI ANALISIS HOMOTOPI (HATM) PADA PERSAMAAN + =

APLIKASI FUNGSI GREEN MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO DALAM PERSAMAAN DIFERENSIAL SEMILINEAR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

PENGGUNAAN METODE NUMERIK DAN METODE MATRIKS DALAM PERHITUNGAN PARAMETER PADA REGRESI LINIER BERGANDA SKRIPSI ZULIVA EVASARI SILALAHI

PENENTUAN PARAMETER PENTING DALAM PENYEBARAN MALARIA MELALUI ANALISIS SENSITIVITAS MODEL MATEMATIKA

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BAB I PENDAHULUAN. Leptospira sp dan termasuk penyakit zoonosis karena dapat menularkan ke

Transkripsi:

PENGGUNAAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS NOVIA YULIANI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penggunaan Metode Perturbasi Homotopi untuk Menyelesaikan Model Penyebaran Penyakit Leptospirosis adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2014 Novia Yuliani NIM G54100075

ABSTRAK NOVIA YULIANI. Penggunaan Metode Perturbasi Homotopi untuk Menyelesaikan Model Penyebaran Penyakit Leptospirosis. Dibimbing oleh JAHARUDDIN dan ALI KUSNANTO. Penyakit leptospirosis merupakan masalah serius bagi masyarakat dunia. Salah satu cara pemantauan penyebaran penyakit leptospirosis dilakukan dengan membangun suatu model matematika. Model penyebaran penyakit leptospirosis diselesaikan dengan metode perturbasi homotopi. Dalam metode ini, dipilih operator linear dan taklinear berdasarkan model matematika yang ditinjau. Hasilnya berupa deret pangkat dengan suku pertama berupa penyelesaian pendekatan awal. Hasil dari metode perturbasi homotopi dibandingan dengan metode numerik (Runge-Kutta), dan diperoleh bahwa penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi mendekati penyelesaian metode numerik dengan sangat baik. Contoh ilustratif diberikan untuk menggambarkan dinamika penyebaran penyakit leptospirosis. Kata kunci: model penyebaran, penyakit leptospirosis, metode perturbasi homotopi ABSTRACT NOVIA YULIANI. The Implementation of Homotopy Perturbation Method in Solving Leptospirosis Transmission Model. Supervised by JAHARUDDIN and ALI KUSNANTO. Leptospirosis disease is a very serious threat for people in the world. One way of analyzing the spread of leptospirosis disease is by constructing a mathematical model. In this work, the leptospirosis transmission model is solved by using homotopy perturbation method. By this method, linear and nonlinear operators are selected based on mathematical model under consideration. The solution of the model is formulated in term of power series with the first term of the solution constitutes as the initial approach. The result from homotopy perturbation method is then compared with numerical method, i.e., Runge-Kutta method. It is demonstrated that both methods provide quite similar results. An illustrative example is presented to describe the transmission dynamic of the disease. Keywords: model of the spread, leptospirosis disease, homotopy perturbation method

PENGGUNAAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI UNTUK MENYELESAIKAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS NOVIA YULIANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Judul Skripsi : Penggunaan Metode Perturbasi Homotopi untuk Menyelesaikan Model Penyebaran Penyakit Leptospirosis Nama : Novia Yuliani NIM : G54100075 Disetujui oleh Dr Jaharuddin, MS Pembimbing I Drs Ali Kusnanto, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Toni Bakhtiar, MSc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

PRAKATA Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Ayah dan Ibuku yang selalu memberikan doa terkasihnya, dukungan, perhatian, serta nasihat. 2. Dr Jaharuddin, MS dan Drs Ali Kusnanto, MSi selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan ilmu, motivasi, serta perhatian dalam pembuatan karya ilmiah ini. 3. Dosen dan staf Departemen Matematika atas semua ilmu dan bantuannya. 4. Kakak Matematika 46 yang telah memberikan ilmu, masukan, serta semua bantuannya. 5. Teman-teman seperjuangan Matematika 47 yang telah melewati suka duka bersama selama kurang lebih tiga tahun ini terutama untuk Yuli, Leny, Mira, Vina, dan Bilyan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat, dan bisa menginspirasi untuk melakukan penelitian selanjutnya. Bogor, Mei 2014 Novia Yuliani

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Model Matematika 2 Metode Perturbasi Homotopi 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 7 Model Penyebaran Penyakit Leptospirosis 8 SIMPULAN 16 DAFTAR PUSTAKA 17 LAMPIRAN 18 RIWAYAT HIDUP 23

DAFTAR TABEL 1 Penjelasan notasi pada persamaan (1) beserta satuannya 4 2 Galat antara penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi dengan penyelesaian eksak untuk persamaan (4) dan (5) 7 3 Nilai parameter yang digunakan untuk persamaan (1) dalam penerapan metode perturbasi homotopi dan hampiran numerik 11 4 Galat antara penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi dengan hampiran numerik untuk kelompok manusia 12 5 Galat antara penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi dengan hampiran numerik untuk kelompok vector 12 DAFTAR GAMBAR 1 Diagram kompartemen dari penyebaran penyakit leptospirosis pada manusia dan vector 3 2 Grafik populasi pada kelompok manusia yang rentan terinfeksi penyakit leptospirosis 13 3 Grafik populasi pada kelompok manusia yang terinfeksi penyakit leptospirosis 13 4 Grafik populasi pada kelompok manusia yang sembuh pasca terinfeksi penyakit leptospirosis 14 5 Grafik populasi pada kelompok vector yang rentan terinfeksi penyakit leptospirosis 15 6 Grafik populasi pada kelompok vector yang terinfeksi penyakit leptospirosis 16 DAFTAR LAMPIRAN 1 Penurunan persamaan (13)-(16) 18

PENDAHULUAN Latar Belakang Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia, manusia ke hewan, atau dari manusia ke manusia melalui air seni. Penularan pada manusia terjadi ketika orang dengan luka terbuka melakukan kontak langsung dengan air atau tanah yang sudah dicemari oleh air seni hewan atau manusia yang terinfeksi penyakit ini. Selain ditularkan melalui luka yang terbuka, bakteri ini juga dapat menyerang manusia dengan cara masuk melalui mata atau selaput lendir lainnya. Hewan yang menularkan penyakit ini ke manusia adalah hampir semua jenis mamalia, seperti tikus, musang, rubah, kerbau, sapi, dan opossum, serta jenis burung dan serangga. Bakteri ini berdiam pada ginjal hewan, yang kemudian dikeluarkan bersama air seni dari hewan tersebut. Kontaminasi air seni hewan pengidap leptospirosis dapat bertahan selama berbulan-bulan di air dan tanah. Orang dengan pekerjaan tertentu yang sering berinteraksi dengan air dan tanah, atau yang melakukan kontak langsung dengan hewan tertentu memiliki potensi lebih besar terserang penyakit ini, seperti petani, dokter hewan, petugas pembersih selokan dan sungai, serta petugas penjagalan hewan. Selain itu penyakit ini juga dapat menyerang masyarakat yang tinggal di daerah kumuh, seperti tinggal di bantaran sungai yang menggunakan air sungai tidak layak pakai untuk mandi dan mencuci. Penyakit ini lebih sering terjadi pada daerah dengan iklim tropis dan subtropis, karena bakteri Leptospira tumbuh subur di lingkungan panas dan lembab. Leptospirosis berat dapat mengacam jiwa, seperti kegagalan organ dan pendarahan internal. Hal demikian dapat terjadi apabila bakteri Leptospira menyerang organ penting seperti ginjal dan hati. Orang yang menderita penyakit leptospirosis berat umumnya adalah penderita pneumonia, balita, dan orang dengan usia lanjut. Menurut WHO (World Health Organisation) sekitar 10 juta penduduk dunia terserang penyakit ini setiap tahunnya, namun kematian karena penyakit ini sulit dihitung karena banyak rumah sakit yang tidak melaporkan penyebab kematian. Beberapa peneliti telah melakukan kajian terkait penyakit ini seperti kajian tentang perilaku dinamika penyakit leptospirosis dan peranan kontrol optimum terhadap penyebaran penyakit ini (Zaman 2010), model interaksi dinamis antara vector yang terinfeksi penyakit leptospirosis dengan populasi manusia (Zaman et al. 2012), dan perancangan model deterministik sederhana terhadap penyebaran penyakit leptospirosis di Thailand yang dilakukan oleh (Triampo et al. 2007). Karena penyakit ini merupakan penyakit yang serius, maka perlu dilakukan pemantauan terhadap penyebaran penyakit ini. Pemantauan penyebaran penyakit leptospirosis dapat dilakukan dengan membangun suatu model matematika. Dalam karya ilmiah ini, model matematika yang ditinjau didasarkan pada (Khan et al. 2013) yang modelnya berupa persamaan diferensial taklinear. Seperti yang telah diketahui, persamaan diferensial taklinear tidak mudah didapatkan solusi eksaknya. Pada banyak kasus hanya sebagian kecil dari persamaan diferensial taklinear yang bisa didapatkan solusi eksaknya. Jadi dibutuhkan penyelesaian secara numerik agar didapatkan

2 pendekatan eksaknya. Pada karya tulis ini akan dibahas pendekatan analitik dengan metode perturbasi homotopi. Metode ini merupakan pengembangan dari metode homotopi yang dikombinasikan dengan perturbasi. Beberapa peneliti telah menggunakan metode ini untuk menyelesaikan beberapa masalah dalam sains, seperti penggunaan metode perturbasi homotopi untuk model SEIR dengan total populasi yang bervariasi (Jaharuddin 2014). Metode perturbasi homotopi akan digunakan untuk menyelesaikan model matematika yang telah diperoleh pada (Khan et al. 2013). Hasil yang diperoleh akan dibandingkan dengan metode Runge-Kutta yang dianggap sebagai hasil numerik. Pada bahasan berikutnya hewan yang dapat terinfeksi leptospirosis dinamakan vector. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Menggunakan metode perturbasi homotopi untuk menyelesaikan model persamaan diferensial dari penyebaran penyakit leptospirosis. b. Membandingkan hasil yang diperoleh melalui metode perturbasi homotopi dengan hampiran numeriknya. c. Menginterpretasikan hasil-hasil yang didapat sesuai dengan parameter yang diberikan. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas teori-teori yang mendasari penulisan karya ilmiah ini. Teori-teori tersebut meliputi pembahasan model matematika dari penyebaran penyakit leptospirosis, konsep dasar metode perturbasi homotopi dari (He 2000), serta suatu contoh masalah yang diselesaikan dengan metode perturbasi homotopi. Model Matematika Model penyebaran penyakit leptospirosis dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu kelompok manusia yang sehat namun rentan terinfeksi penyakit leptospirosis, kelompok manusia yang terinfeksi penyakit leptospirosis, kelompok manusia yang telah pulih pasca terinfeksi penyakit leptospirosis, kelompok hewan yang rentan terinfeksi penyakit leptospirosis, dan kelompok hewan yang terinfeksi penyakit leptospirosis. Diagram kompartemen dari penyebaran penyakit ini diperlihatkan pada Gambar 1.

3 S h I h R h S v I v Gambar 1 Diagram kompartemen dari penyebaran penyakit leptospirosis pada manusia dan vector Seperti terlihat pada Gambar 1, saat kelompok manusia yang sehat namun rentan terinfeksi penyakit leptospirosis ( ) melakukan kontak dengan air seni hewan atau manusia yang terinfeksi leptospirosis, maka kelompok manusia tersebut masuk ke kelompok manusia yang terinfeksi penyakit leptospirosis ( ). Saat kelompok hewan yang rentan terinfeksi penyakit leptospirosis melakukan kontak dengan air seni manusia yang terinfeksi penyakit leptospirosis, maka kelompok hewan tersebut masuk ke kelompok hewan yang terinfeksi penyakit leptospirosis Kemudian kelompok manusia yang terinfeksi leptospirosis ( ) akan masuk ke kelompok manusia yang pulih pasca terinfeksi leptospirosis, apabila kelompok manusia tersebut mampu melawan penyakit tersebut. Dalam karya ilmiah ini diasumsikan bahwa tidak ada penyembuhan terhadap hewan yang terinfeksi penyakit leptospirosis. Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperoleh model persamaan sebagai berikut yang juga mengacu pada (Khan et al. 2013). (1) Penjelasan mengenai notasi-notasi dan satuan pada persamaan (1) disajikan dalam Tabel 1

4 Tabel 1 Penjelasan notasi pada persamaan (1) beserta satuannya Notasi Keterangan Satuan koefisien kematian vector akibat penyakit leptospirosis koefisien kematian manusia akibat penyakit leptospirosis laju kelahiran populasi manusia laju kelahiran populasi vector koefisien penyebaran langsung antara manusia yang rentan dengan manusia yang terinfeksi koefisien penyebaran antara manusia yang rentan dengan vector yang terinfeksi koefisien penyebaran antara vector yang rentan dengan manusia yang terinfeksi koefisien kematian alami manusia koefisien kematian alami vector koefisien ketika manusia kembali rentan terinfeksi koefisien penyembuhan manusia yang terinfeksi Syarat awal untuk persamaan (1) dinyatakan sebagai berikut :,,,, dan. Metode Perturbasi Homotopi Berikut ini diberikan konsep dasar metode perturbasi homotopi berdasarkan pada He (2000). Misalkan diberikan persamaan diferensial sebagai berikut: [ ] (2) dengan A adalah operator diferensial umum, adalah variabel bebas, dan u(t) adalah fungsi yang akan ditentukan. Didefinisikan operator linear yang memenuhi [ ] bila Didefinisikan suatu fungsi homotopi sebagai berikut: [ ] [ ] [ ] (3) dengan merupakan pendekatan awal dari penyelesaian persamaan (2), dan merupakan parameter dimana [ ]. Berdasarkan persamaan (3) maka pada saat memberikan persamaan: [ ] [ ]

5 dan untuk memberikan persamaan: [ ] [ ] Sehingga merupakan penyelesaian dari persamaan [ ] dan merupakan penyelesaian dari [ ] Asumsikan bahwa solusi dari persamaan (3) dapat ditulis sebagai deret pangkat dalam Tetapkan sehingga diperoleh solusi pendekatan dari persamaan (2) adalah sebagai berikut: Untuk lebih memahami metode perturbasi homotopi, berikut disajikan contoh dari masalah nilai awal dengan persamaan:.. (4) (5) dan syarat awal dan. Penyelesaian eksak masalah nilai awal persamaan (4) dan (5) adalah Berikut akan dicari penyelesaian dari persamaan (4) dan (5) menggunakan metode perturbasi homotopi. Didefinisikan operator linear untuk persamaan (4) dan (5) masing-masing sebagai berikut: dan operator turunan sebagai berikut: dengan sebagai berikut:. Berdasarkan persamaan (3), maka diperoleh persamaan

6 [ ] [ ] =0 (6) [ ] [ ] =0. Misalkan penyelesaian dari persamaan (6) berturut-turut dinyatakan dalam deret pangkat berikut:. (7) Jika persamaan (7) beserta turunan-turunannya disubstitusikan ke dalam persamaan (6) dan dipisahkan berdasarkan derajat kepangkatan, maka memberikan persamaan berikut: (8) Berdasarkan syarat awal dan, maka diperoleh penyelesaian dari persamaan (8) dengan menggunakan metode perturbasi homotopi sebagai berikut: = = = = = = =

7 = Sehingga penyelesaian dari persamaan (4) dan (5) dengan menggunakan metode perturbasi homotopi hingga orde keempat adalah: Tabel 2 berikut menyajikan galat antara hasil dari metode perturbasi homotopi dengan penyelesaian eksak dalam beberapa nilai. Tabel 2 Galat antara penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi dengan penyelesaian eksak untuk persamaan (4) dan (5) 0 0 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Dari Tabel 2 rata-rata galat untuk dan masing-masing sebesar dan 9.92. Hal ini berarti bahwa metode perturbasi homotopi menghampiri penyelesaian eksak dari persamaan (4) dan (5) dengan baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas penerapan metode perturbasi homotopi dalam menyelesaikan model dari penyebaran penyakit leptospirosis yang persamaannya merupakan persamaan diferensial taklinear. Hasil yang diperoleh melalui metode ini akan dibandingan dengan hampiran numeriknya.

8 Model Penyebaran Penyakit Leptospirosis Model penyebaran penyakit leptospirosis pada manusia dan vector yang diberikan pada persamaan (1) dapat dituliskan kembali sebagai berikut: Didefinisikan operator linear untuk persamaan (1) adalah sebagai berikut: (9) dan operator tak linear sebagai berikut: (10) dengan. Berdasarkan persamaan (3) untuk persamaan (9) dan (10) diperoleh: ( ) ( )

9 ( ) ( ) (11) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) dengan [ ] suatu parameter dan merupakan pendekatan awal dari penyelesaian. Misalkan penyelesaian dari persamaan (11) dinyatakan dalam deret pangkat berikut: (12) dengan syarat awal,,,, dan. Jika persamaan (12) beserta turunan-turunannya disubstitusikan ke dalam persamaan (11), maka koefisien memberikan persamaan: (13) dengan syarat awal,,,, dan. Koefisien memberikan persamaan: (14)

10 dengan syarat awal,,,, dan. Koefisien memberikan persamaan: (15) dengan syarat awal,,,, dan. Koefisien memberikan persamaan: (16) dengan syarat awal,,,, dan. Penurunan persamaan (13) sampai (16) dapat dilihat pada Lampiran 1. Syarat awal dari persamaan (1) adalah,,,, dan nilai parameter yang diambil dari Khan et al.(2013) disajikan dalam Tabel 3:

Tabel 3 Nilai parameter yang digunakan untuk persamaan (1) dalam penerapan metode perturbasi homotopi dan hampiran numerik Notasi Keterangan Nilai koefisien kematian vector akibat penyakit leptospirosis koefisien kematian manusia akibat penyakit leptospirosis laju kelahiran populasi manusia laju kelahiran populasi vector koefisien penyebaran langsung antara manusia yang rentan dengan manusia yang terinfeksi koefisien penyebaran antara manusia yang rentan dengan vector yang terinfeksi koefisien penyebaran antara vector yang rentan dengan manusia yang terinfeksi koefisien kematian alami manusia koefisien kematian alami vector koefisien ketika manusia kembali rentan terinfeksi koefisien penyembuhan manusia yang terinfeksi Berdasarkan data-data pada Tabel 3, dan dengan mengintegralkan persamaan (13)-(16) serta dengan memasukkan syarat-syarat awalnya, maka diperoleh penyelesaian masalah nilai awal dari persamaan (1) yang bergantung pada waktu adalah sebagai berikut: 11 Dengan demikian penyelesaian dari persamaan (1) menggunakan metode perturbasi homotopi hingga orde keempat adalah: Hasil penyelesaian dari masalah nilai awal pada persamaan (1) dengan menggunakan metode perturbasi homotopi untuk orde keempat kemudian

12 dibandingkan dengan hampiran numeriknya yang disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4 Galat antara penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi dengan hampiran numerik untuk kelompok manusia 0 0 0 0 0.1 0 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Tabel 5 Galat antara penyelesaian dengan metode perturbasi homotopi dengan hampiran numerik untuk kelompok vector 0 0 0 0.1 0 0.2 0 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5 rata-rata galat yang dihasilkan untuk kelompok manusia yang rentan, kelompok manusia yang terinfeksi, kelompok manusia yang sembuh pasca infeksi, kelompok vector yang rentan, dan kelompok vector yang terinfeksi masing-masing adalah,,,, dan. Dari kedua tabel tersebut, metode perturbasi homotopi memiliki penyelesaian yang mendekati hampiran numeriknya. Pada beberapa selang diperoleh galat yang sangat kecil. Sehingga metode perturbasi homotopi dapat digunakan untuk menghampiri penyelesaian dari masalah penyebaran penyakit leptospirosis. Berikut disajikan grafik dari hampiran numerik dengan tiga kondisi. Kondisi 1 terjadi saat dan, kondisi 2 terjadi saat dan, dan kondisi 3 terjadi saat dan

13 Gambar 2 Grafik populasi pada kelompok manusia yang rentan terinfeksi penyakit leptospirosis Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa ketika parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector ditingkatkan dua kali dari parameter semula, yaitu ketika dan diubah menjadi dan banyaknya populasi manusia yang rentan meningkat hingga kemudian menurun. Sedangkan untuk parameter semula, populasinya mengalami penurunan dari waktu awal, begitu juga untuk parameter yang laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector yang dikalikan setengah. Dalam jangka waktu yang panjang ketiga kondisi ini akan stabil pada angka 1.7, artinya perubahan nilai parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi dalam jangka panjang tidak akan memengaruhi banyaknya populasi manusia yang rentan. Gambar 3 Grafik populasi pada kelompok manusia yang terinfeksi penyakit leptospirosis

14 Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa ketika parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector ditingkatkan dua kali dari parameter semula, yaitu ketika dan diubah menjadi dan, maka untuk waktu yang sama, banyaknya populasi manusia yang terinfeksi penyakit leptospirosis meningkat dari populasi awal. Kemudian, ketika parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector dikalikan setengah dari parameter semula yaitu ketika dan diubah menjadi dan untuk waktu yang sama, banyaknya populasi manusia yang terinfeksi penyakit leptospirosis menurun dari populasi awal. Namun dalam jangka waktu yang panjang ketiga kondisi tersebut akan stabil. Banyaknya populasi manusia yang terinfeksi dengan menggunakan parameter awal akan stabil dengan populasi sebanyak 170, banyaknya populasi manusia yang terinfeksi dengan menggunakan parameter yang laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vectornya dikalikan dua dari nilai parameter awal akan stabil dengan populasi sebanyak 343, dan banyaknya populasi manusia yang terinfeksi dengan menggunakan parameter yang laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vectornya dikalikan setengah dari nilai parameter awal akan stabil dengan populasi sebanyak 84. Artinya perubahan nilai parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector memengaruhi nilai kestabilan dari populasi manusia yang terinfeksi dalam jangka panjang. Gambar 4 Grafik populasi pada kelompok manusia yang sembuh pasca terinfeksi penyakit leptospirosis Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa ketika parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector ditingkatkan dua kali dari parameter semula, yaitu ketika dan diubah menjadi dan, maka untuk waktu yang sama banyaknya populasi manusia yang sembuh pasca terinfeksi penyakit leptospirosis meningkat dari populasi awal. Kemudian, ketika parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector dikalikan setengah dari parameter semula, yaitu ketika

diubah menjadi, untuk waktu yang sama banyaknya populasi manusia yang sembuh pasca terinfeksi penyakit leptospirosis menurun dari populasi awal. Namun dalam jangka waktu yang panjang ketiga kondisi tersebut akan stabil. Banyaknya populasi manusia yang sembuh dengan menggunakan parameter awal akan stabil dengan populasi sebanyak 296, banyaknya populasi manusia yang sembuh dengan menggunakan parameter yang laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vectornya dikalikan dua dari nilai parameter awal akan stabil dengan populasi sebanyak 592, dan banyaknya populasi manusia yang sembuh dengan menggunakan parameter yang laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vectornya dikalikan setengah dari nilai parameter awal akan stabil dengan populasi sebanyak 148. Artinya perubahan nilai parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector memengaruhi nilai kestabilan dari populasi manusia yang sembuh dalam jangka panjang. 15 Gambar 5 Grafik populasi pada kelompok vector yang rentan terinfeksi penyakit leptospirosis Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa ketika parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector ditingkatkan dua kali dari parameter semula yaitu ketika dan diubah menjadi dan, banyaknya populasi vector yang rentan meningkat hingga kemudian menurun. Sedangkan untuk parameter semula, populasinya mengalami penurunan dari waktu awal, begitu juga untuk parameter yang laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector yang dikalikan setengah. Dalam jangka waktu yang panjang ketiga kondisi ini akan stabil pada angka 1, artinya perubahan nilai parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi dalam jangka panjang tidak akan memengaruhi banyaknya populasi vector yang rentan.

16 Gambar 6 Grafik populasi pada kelompok vector yang terinfeksi penyakit leptospirosis Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa ketika parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector ditingkatkan dua kali dari parameter semula yaitu ketika dan diubah menjadi dan, maka untuk waktu yang sama banyaknya populasi vector yang terinfeksi penyakit leptospirosis meningkat dari populasi awal. Kemudian, ketika parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector dikalikan setengah dari parameter semula yaitu ketika dan diubah menjadi dan, untuk waktu yang sama banyaknya populasi vector yang terinfeksi penyakit leptospirosis menurun dari populasi awal. Namun dalam jangka waktu yang panjang ketiga kondisi tersebut akan stabil. Banyaknya populasi vector yang terinfeksi dengan menggunakan parameter awal akan stabil dengan populasi sebanyak 108, banyaknya populasi vector yang terinfeksi dengan menggunakan parameter yang laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vectornya dikalikan dua dari nilai parameter awal akan stabil dengan populasi sebanyak 216, dan banyaknya populasi vector yang terinfeksi dengan menggunakan parameter yang laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vectornya dikalikan setengah dari nilai parameter awal akan stabil dengan populasi sebanyak 54. Artinya perubahan nilai parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector memengaruhi nilai kestabilan dari populasi vector yang terinfeksi dalam jangka panjang. SIMPULAN Model penyebaran penyakit leptospirosis dikelompokkan menjadi lima, yaitu kelompok manusia yang rentan terinfeksi, kelompok manusia yang terinfeksi, kelompok manusia yang sembuh pasca terinfeksi, kelompok vector yang rentan terinfeksi, dan kelompok vector yang terinfeksi. Dengan model

tersebut, maka diperoleh lima persamaan diferensial taklinear yang saling terkait. Pemantauan dari penyebaran penyakit ini dilakukan dengan menyelesaikan persamaan diferensial tersebut. Penyelesaian persamaan diferensial dari penyebaran penyakit ini dapat dihampiri dengan menggunakan metode perturbasi homotopi. Galat yang diperoleh antara metode perturbasi homotopi dengan hampiran numeriknya pada beberapa selang waktu sangat kecil. Hal ini menunjukan bahwa metode perturbasi homotopi dapat digunakan untuk menghampiri penyelesaian eksak dari penyebaran penyakit leptospirosis. Perubahan nilai parameter laju kelahiran populasi manusia dan laju kelahiran populasi vector pada populasi manusia yang rentan dan populasi vector yang rentan dalam jangka panjang tidak memengaruhi banyaknya individu pada populasi tersebut, namun untuk populasi manusia yang terinfeksi, populasi manusia yang sembuh, dan populasi vector yang terinfeksi hal ini akan memengaruhi nilai kestabilan dalam jangka panjang. 17 DAFTAR PUSTAKA He JH. 2000. A coupling method of homotopy technique and perturbation technique for nonlinear problems. International Journal of Nonlinear Mechanic. 35(2000):37-43.doi : pii/s0020746298000857. Jaharuddin. 2014. Homotopy perturbation method for a SEIR model with varying total population size. Far East Journal of Mathematical Sciences. 84(2):187-198. Khan MA, Islam S, Ullah M, Khan SA, Zaman G, Saddiq SF. 2013. Analytical solution of the leptospirosis epidemic model by homotopy perturbation method. International Science Congress Association. 2(8):66-71. Triampo W, Baowan D, Tang IM, Nuttavut N, Wong-Ekkabut J, Doungchawee G. 2007. A simple deterministic model for the spread of leptospirosis in Thailand. International Journal of Biological and Medical Sciences. 2(1):22-26. Zaman G, Khan MA, Islam S, Chohan MI, Jung IH. 2012. Modeling dynamical interactions between leptospirosis infected vector and human population. Applied Mathematical Sciences. 6(26):1287-1302. Zaman G. 2010. Dynamical behavior of leptospirosis disease and role of optimal control theory. International Journal of Mathematics and Computation. 7(J10):73-79.

18 Lampiran 1 Penurunan persamaan (13)-(16) Tinjau persamaan (11) berikut : ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Misalkan solusi persamaan (11) dinyatakan oleh deret berikut : yang merupakan persamaan (12). Jika persamaan (12) beserta turunannya disubstitusikan ke dalam persamaan (11), maka diperoleh : [ ] [ atau ]

19 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) [ ] [ atau ( ) ] ( ) ( ) ( ) ( )

20 [ ] [ atau ( ) ( ) ] ( ) ( ) ( ) [ ] [ ] atau ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) [ ] [ ] atau

21 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Koefisien berturut-turut memberikan persamaan : Koefisien berturut-turut memberikan persamaan : Koefisien berturut-turut memberikan persamaan :

22 Koefisien berturut-turut memberikan persamaan :

23 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 29 November 1991 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Tugino dan Partini. Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis yaitu SDN Karang Asih 04 pada tahun 1998-2004, SMPN 1 Cikarang Utara pada tahun 2004-2007, SMAN 1 Cikarang Utara pada tahun 2007-2010. Di tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor jalur USMI di Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama menjalankan studi di IPB, penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Buddhis (UKM KMB) sebagai bendahara umum pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 penulis aktif di himpunan profesi Gugus Mahasiswa Matematika (GUMATIKA) sebagai bendahara divisi Math Event. Penulis pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Pengantar Teori Peluang pada semester genap tahun akademik 2012-2013, dan Kalkulus II pada semester ganjil tahun akademik 2013-2014. Berbagai kegiatan kepanitiaan yang diikuti penulis yaitu Masa Perkenalan Departemen (MPD) pada tahun 2012, IPB Mathematics Challenge sebagai staf divisi dana usaha pada tahun 2012, IPB Mathematics Challenge sebagai staf divisi sponsorship pada tahun 2013, dan sebagai staf divisi hubungan masyarakat pada Matematika Ria di tahun 2013.