BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V FUNGSI BKM DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB III METODOLOGI KAJIAN

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

Bab 4. Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir oleh UPK-BKM

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR

BAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB III GAMBARAN UMUM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011

PENANGGULANGAN KEMISKINAN HLM, LD Nomor 4 SERI D

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN DELI SERDANG

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MEDAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Studi pada BKM Kelurahan Terondol, Serang-Banten

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI DESA BANJARARUM

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS)

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

Ade Andriyani 1 Tety Elida 2 Beny Susanti 3. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN PADA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN DI KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN 2010

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

BAB III GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan. Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pembangunan multidimensi

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

Transkripsi:

BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran pada hasil Perencanaan Jangka Menengah (PJM) menghasilkan 3 program yaitu, 1) Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial yaitu memberikan bantuan perbaikan rumah keluarga miskin, perbaikan prasarana lingkungan masyarakat miskin, terdiri dari aspal jalan, perbaikan jalan gang, perbaikan saluran limbah keluarga, penerangan jalan, pembuatan bak sampah, 2) Program Pemberdayaan Sosial, yaitu memberi pelatihan ketrampilan bagi anak usia kerja dari keluarga miskin berupa bengkel motor, bengkel pompa air, bengkel kulkas, keterampilan menjahit, dan keterampilan membuat makanan ringan(kue) 3) Program Peningkatan Ekonomi Mikro dan Menengah yaitu memberikan modal perguliran bagi masyarakat miskin melalui kelompok. 7.1. Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial Pelaksanaan program asistensi sosial dan jaminan sosial di Kelurahan Pakembaran menghasilkan kegiatan bantuan bagi masyarakat miskin yaitu : 7.1.1. Bantuan Perbaikan Rumah Keluarga Miskin Bantuan perbaikan rumah keluarga miskin di Kelurahan Pakembaran, merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan yang penangannya dilaksanakan langsung oleh masyarakat, melalui pengendalian BKM sebagai penanggungjawab program. Bantuan perbaikan rumah keluarga miskin, merupakan program usulan masyarakat untuk menangani permasalahan masyarakat miskin yang perlu juga tempat tinggal yang sehat, sehingga bisa mendidik dan memberi perlindungan bagi keluarganya, untuk itu bantuan perbaikan rumah bagi keluarga miskin merupakan salah satu program yang diprioritaskan masyarakat saat dilaksanakan FGD. Perumahan di masyarakat Kelurahan Pakembaran merupakan sifat kemendesakan yang harus dimiliki oleh masyarakat, karena Kelurahan Pakembaran merupakan wilayah perkotaan yang ada di ibu kota Kabupaten. Proses dalam bantuan perbaikan perumahan bagi keluarga miskin di Kelurahan Pakembaran, dilaksanakan adanya program penanggulangan kemiskinan

diperkotaan (P2KP). Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan perkotaan, merupakan program pembangunan untuk menanggulangi kemiskinan yang direncanakan oleh masyarakat sendiri dan pelaksanaannya juga masyarakat sendiri, dengan adanya program bottom up, masyarakat diajak untuk menentukan dirinya sendiri, dengan merencanakan kebutuhan masyarakat miskin melalui program penanggulangan kemiskinan dan menyerap aspirasi masyarakat dijadikan perencanaan program oleh BKM bersama masyarakat. seperti dikatakan anggota BKM (MM) sebagai berikut : program P2KP sangat memperhatikan kebutuhan masyarakat miskin, melalui BKM yang sudah dibentuk masyarakat untuk menerima aspirasi masyarakat miskin sesuai dengan kebutuhan yang dinginkan, dengan harapan adanya program P2KP di Kelurahan Pakembaran kemiskinan lebih cepat teratasi, karena program tersebut dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan melibatkan semua unsur masyarakat sehingga tergali partisipasi masyarakat untuk ikut berperan dalam pengentasan kemiskinan Perencanaan jangka menengah pada bantuan perbaikan rumah keluarga miskin, menghasilkan data rumah sebanyak 819 rumah terdiri dari rumah sederhana sebanyak 447 rumah, rumah sangat sederhana sebanyak 140 rumah, rumah tidak layak huni 150 rumah, rumah sangat tidak layak huni 78 rumah, akan tetapi pelaksanaan perbaikan rumah miskin diprioritaskan hanya pada rumah sangat sederhana, rumah tidak layak huni, rumah sangat tidak layak huni, sedangkan kriteria rumah sederhana hanya sebagai data rumah keluarga miskin yang dijadikan dokumen PJM pronangkis oleh BKM Kelurahan Pakembaran. Rumah keluarga miskin yang diusulkan untuk diperbaiki sebanyak 368 unit selama periode 2004-2009 Tabel 7. Jumlah dan presentase rumah yang diperbaiki menurut jenis rumah dan tahun pelaksanaan di Kelurahan Pakembaran Tahun Realisasi perbaikan rumah dari 368 rumah Pelaksanaan yang diusulkan % 2004-2006 120 rumah 33 % 2007-2009 135 rumah 37 % Jumlah 255 rumah 70 % Sumber Data Buku laporan tahunan PJM Pronangkis BKM Kelurahan Pakembar periode 2007-2009 Untuk perbaikan rumah keluarga miskin yang masuk prioritas usulan perbaikan rumah oleh BKM dimulai tahun PJM 2004-2009, terealisasi penggunaan anggaran setiap tahunya sebesar Rp 80 juta melalui dana P2KP

ditambah dana PAKET (program penanggulangan kemiskinan terpadu) tahun 2007-2009 yang merupakan dana dari APBN dan APBD sebagai hasil kompetisi BKM yang mempunyai penilaian baik, setiap tahunya untuk rumah keluarga miskin di BKM Kelurahan Pakembaran mendapat dana Rp 100 juta. Secara kwantitas program bantuan perbaikan rumah keluarga miskin di Kelurahan Pakembaran sudah mencapai 70 %, dari usulan kegiatan yang masuk dalam PJM Pronangkis pada pembangunan perbaikan rumah keluarga miskin. Perbaikan rumah keluarga miskin, melalui program penanggulangan kemiskinan sangat bermanfaat sekali, karena masyarakat miskin yang rumahnya diperbaiki, merasakan terbantu adanya perhatian pemerintah terhadap masyarakat miskin. Seperti yang dituturkan WS rumahnya yang dibangun total melalui dana BLM :... saya mengucapkan banyak berterima kasih kepada pemerintah yang telah membangunkan rumah untuk saya, karena saya orang miskin, usia sudah 60 tahun dengan tanggungan anak 6 yang masih kecil-kecil dan bekerja hanya sebagi tukang becak dan buruh serabutan yang penghasilanya cukup menghidupi keluarga, maka dengan adanya program P2KP sangat bermanfaat bagi orang miskin karena istri saya juga mendapat modal pinjaman yang bisa untuk jualan di pasar. Dengan penggunaan bantuan langsung masyarakat di Kelurahan Pakembaran, bantuan rumah keluarga miskin yang dimulai dari 2004-2009 belum keseluruhan bisa dilaksanakan perbaikanya melalui dana P2KP, karena anggaran tersebut tidak hanya untuk membangun rumah keluarga miskin saja, tetapi masih ada program yang lain untuk pemberdayakan masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran oleh BKM. Dengan demikian untuk pencapaian pada hasil pembangunan rumah keluarga miskin secara keseluruhan, belum sepenuhnya bisa dilaksanakan oleh BKM melalui program penanggulangan kemiskinan. Harapan dari masyarakat adanya program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran bisa berkelanjutan setiap tahunya agar kemiskinan cepat bisa teratasi, seperti dikatakan (S P) informen dari perengkat Kelurahan : bahwa program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran sangat membantu program Kelurahan untuk mampercepat pembangunan, mulai dari perbaikan dan pembangunan infrastruktur kelurahan, perbaikan rumah milik orang miskin, serta adanya penyediaan dana untuk perguliran sehingga anggaran untuk Kelurahan bisa dialihkan kepada pembangunan yang belum bisa didanai oleh P2KP.

Penilaian pada program bantuan perbaikan rumah keluarga miskin, yang dilaksanakan di Kelurahan Pakembaran, pada P2KP merupakan program yang langsung di kelola oleh BKM bersama masyarakat, melalui pendampingan konsultan program. Hasil temuan dilapangan dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan, pada perbaikan rumah keluarga miskin di Kelurahan Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal, ada beberapa penilaian yang menjadi cacatan BKM dan masyarakat serta konsultan sehingga diharapkan program penanggulangan kemiskinan bisa menjadi harapan bagi masyarakat miskin, pemerintah, temuan-temuan di lapangan yaitu ; 1) Struktur bangunan rumah tidak ada model bangunan yang memberikan ciri khas bangunan, sehingga tidak ada yang membedakan antara bangunan program penanggulangan kemiskinan perkotaan, dengan bangunan swadaya masyarakat sendiri, 2) Pelaksanan pembangunan maupun rehap rumah gakin tidak ada standar dari Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, sehingga mutu bangunan diragukan kwalitasnya, 3) Bantuan pembangunan dan rehab rumah keluarga miskin, hanya mengandalkan dana dari program P2KP yang belum melibatkan stakeholders dan partisipasi masyarakat, sehingga keterbatasan dana berpengaruh pula pada mutu bangunan, 4) Panitia pelaksana bangunan rumah keluarga miskin atau KSM kurang berperan aktif dan kurang pengawasan oleh BKM serta konsultan sehingga waktu yang ditentukan tidak tepat karena tenaga pelaksana beranggapan bahwa proyek pemerintah tidak perlu tepat waktu, 5) Pada pelaksanaan pembangunan rumah gakin, belum ada tenaga bangunan yang ahli untuk menafsirkan bahan, harga, waktu serta penggunaan tenaga bangunan. Saran pada BKM dan konsultan, bahwa program bantuan perbaikan rumah keluarga miskin di Kelurahan Pakembaran, merupakan bantuan pemerintah yang pelaksanaannya oleh masyarakat, melalui kepanitiaan atau kelompok swadaya masyarakat (KSM) pembangunan, namun perlu adanya pendampingan partisipasi masyarakat dimasing-masing lingkungan pembangunan, sebagai relawan peduli kemiskinan, pelaksanaan di lapangan perlu adanya pendampingan dan pengawasan oleh BKM dan masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan benar-benar memenuhi kepentingan program untuk masyarakat miskin.

7.1.2. Bantuan Pembangunan Prasarana Lingkungan Bantuan pembangunan prasarana lingkungan bagi masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran, merupakan program berkelanjutan untuk menanggulangi kemiskinan secara partisipatif, yang pelaksanaannya melibatkan unsur masyarakat langsung, dengan pendampingan oleh BKM sebagai penanggungjawab program yang ada di Kelurahan Pakembaran, bertujuan untuk membantu masyarakat miskin dengan membuka akses melalui pembangunan lingkungan pemukiman masyarakat miskin, sehingga memberi kemudahan masyarakat miskin untuk melakukan aktifitasnya, serta memberi kesempatan bagi masyarakat miskin untuk ikut aktif melaksanakan pembangunan dilingkungannya. Proses pembangunan prasarana lingkungan pada masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran, dilaksanakan melalui kepanitaan pelaksana pembangunan atau KSM pembangunan, yang berperan, 1) Mengusulkan, merencanakan, melaksanakan kegiatan pada wilayah RT masing-masing, 2) Sebagai pelaksana diharapkan mampu menggali dana atau bantuan lain yang ada diwilayah kerjanya. Pelaksanaan pembangunan prasarana lingkungan di Kelurahan Pakembaran oleh BKM melalui dana P2KP pada PJM 2004-2009, serta didukung dana program penanggulangan kemiskinan terpadu (PAKET) tahun 2007-2009 dan swadaya masyarakat secara partisipatif. Hasil pelaksanaan pembangunan prasarana lingkungan di Kelurahan Pakembaran, terdiri dari usulan perbaikan jalan gang sebanyak 146 ruas, dan perbaikan saluran air / drainase serta saluran limbah keluarga sebanyak 84 saluran, aspal jalan tingkat RT/RW sebanyak 24 ruas, Pembuatan bak sampah 4 buah, penerangan lampu jalan 53 titik, perbaikan jembatan sebanyak 4 buah. Pelaksanaan kegiatan perbaikan prasarana lingkungan di Kelurahan Pakembaran sebagai beriku :

Tabel 8. Jumlah dan presentase realisasi perbaikan prasarana lingkungan menurut jenis usulan dan tahun pelaksanaan di Kelurahan Pakembaran. Tahun Pelaksanaan Jumlah dan Jenis Usulan Realisasi (%) 2004-2006 - 146 ruas perbaikan jalan gang - 84 buah pembuatan dan perbaikan saluran air - 24 ruas aspal jalan - 4 buah pembuatan bak sampah - 53 titik penerangan lampu jalan - 4 buah perbaikan jembatan 86 (46) 35 (41,6) 14 (58) 1 (25) 20 (37,7) 1 (25) 2007-2009 - 62 ruas perbaikan jalan gang -44 buah pembuatan dan perbaikan saluran air - 10 ruas Aspal jalan - 3 buah pembuatan bak sampah - 33 titik penerangan lampu jalan -3 buah perbaikan jembatan 50 ( 80,6) 40 (90,9) 10 (100) 2 (66,6) 25 (66,6) 2 (66,6) Jumlah 471 usulan 284 (66,29) Sumber data: Laporan tahunan PJM Pronangkis BKM Kelurahan Pakembaran 2004-2009 Dari data PJM untuk Pembangunan prasarana lingkungan di Kelurahan Pakembaran oleh BKM, dimulai pada tahun 2004-2009 dengan alokasi anggaran setiap tahunnya dana dari P2KP sebesar Rp 75 juta, dan PAKET 2007-2009 masing-masing 85 juta, ditambah swadaya masyarakat yang dikerjakan oleh tim pelaksana pembangunan dimasing-masing RT. Tujuan dari pembangunan prasarana lingkungan masyarakat miskin, untuk meningkatkan peranserta masyarakat pada kegiatan pembangunan lingkungan dalam penanggulangan kemiskinan, yang bertujuan memperlancar jalannya aktifitas bagi masyarakat miskin, sehingga aktifitasnya tidak mengalami hambatan. Penilaian perbaikan prasarana lingkungan masyarakat miskin dilaksanakan dengan perencanaan, artinya dari sisi tujuan program sudah memenuhi kebutuhan program, karena usulan tersebut hasil dari identifikasi kebutuhan dan perumusan langkah-langkah perumusan masalah oleh BKM, tujuannya untuk penanggulangan kemiskinan dan pelaksanaannya langsung dikerjakan panitia pembangunan pada masing-masing RT. Pada pelaksanaan perbaikan prasarana lingkungan masyarakat miskin, BKM hanya memfasilitasi pada panitia pembangunan tanpa adanya dampingan, serta perencanaan matang yang melibatkan Dinas Pekerjaan umum ( DPU ), sebagai teknis bangunan dan anggota fasilitator kelurahan ( faskel) teknis, sehingga temuan dilapangan banyak bangunan yang mutu bangunannya kurang berkualitas dan tidak sesuai standar, maka dalam pengerjaan pembangunan

oleh masyarakat perlu adanya standar mutu bangunan, pengawasan dan pendampingan oleh BKM dan fasilitator kelurahan yang perencanaannya dibantu oleh Dinas Pekerjaan umum, tujuannya untuk menjaga mutu bangunan agar sesuai dengan perencanaan program yang sudah diusulkan oleh masyarakat. Manfaat yang didapat masyarakat adanya program pembangunan prasarana lingkungan, sangat membantu masyarakat terutama masyarakat miskin karena lingkungan pemukiman menjadi lebih baik, jalan gang berpaving dan beraspal serta air limbah tidak tergenang sehingga masyarakat merasakan lingkungannya tidak kelihatan kumuh dan becek disaat hujan. Seperti penuturan MK informan bahwa : Pembangunan prasarana lingkungan oleh BKM sangat dirasakan oleh masyarakat miskin, karena dengan program pemerintah melalui P2KP menjadikan lingkungan menjadi bersih dan sudah tidak lagi becek disaat hujan sehingga aktifitas masyarakat miskin tidak terganggu Manfaat yang lain dengan adanya pembangunan prasarana lingkungan, untuk memperlancar masyarakat miskin dalam melakukan aktifitasnya. Hasil Pronangkis di Kelurahan Pakembaran secara umum, sangat membantu masyarakat dan pemerintahan Kelurahan Pakembaran, dalam penataan lingkungan yang penanganannya langsung dikerjakan oleh masyarakat, sehingga bisa memanfaatkan SDM dan potensi masyarakat, untuk kegiatan pembangunan lingkungan serta kepedulian masyarakat dalam merawat dan memilikinya. 7.2. Program Pemberdayaan Sosial Program pemberdayaan sosial di Kelurahan Pakembaran merupakan program berkelanjutan, untuk memberi kegiatan masyarakat berupa pelatihan kerja dan ketrampilan praktis bagi remaja putus sekolah dan usia kerja dari keluarga miskin, untuk dididik menjadi tenaga terampil. Jenis pemberdayaan sosial oleh badan keswadayaan masyarakat (BKM) Kelurahan Pakembaran, yaitu bengkel motor, bengkel pompa air, bengkel kulkas, ketrampilan menjahit, ketrampilan membuat kue. Pelaksanaan kegiatan tersebut BKM bekerja sama dengan Unit Balai Latihan Kerja (BLK) untuk melakukan kemitraan dengan Dinas Ketenagakerjaan dan sosial (Disnakersos) Kabupaten Tegal. Proses pemberdayaan sosial bagi warga miskin di Kelurahan Pakembaran, bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan bagi masyarakat miskin dengan diberikan berbagai pelatihan ketrampilan, yang diharapkan mereka mempunyai

berbagai pengalaman kerja dan ketrampilan sehingga setelah mendapatkan bekal bisa dimanfaatkan membuka usaha atau bekerja untuk memperoleh penghasilan. Pemberdayaan sosial bagi warga miskin di Kelurahan Pakembaran, merupakan upaya BKM untuk meningkatkan taraf kehidupan bagi masyarakat miskin agar meningkat kesejahteraanya, melalui pelatihan kerja yang bekerja sama dengan masyarakat peduli/ relawan di Kabupaten Tegal, yang mampunyai usaha dan keahlian pada bidang ketrampilan. Pada periode PJM tahun 2007-2009, teridentifikasi usulan peserta ketrampilan sebanyak 120 orang dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial oleh BKM. Pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja dan ketrampilan praktis untuk anak usia kerja di Kelurahan Pakembaran sebagai berikut : Tabel 9. Jumlah dan persentase usulan pelatihan kerja dan ketrampilan praktis membuat aneka kue pada anak usia kerja dari keluarga miskin dan realisasinya di Kelurahan Pakembaran tahun 2007-2009 Jenis Kegiatan dan jumlah usulan peserta ketrampilan Realisasi Kegiatan ( %) Bengkel Motor 30 orang 25 orang (83) Perbaikan pompa air 30 orang 20 orang (67) Perbaikan kulkas 15 orang 10 orang (67) Menjahit 25 orang 20 orang (80) Membuat aneka kue 20 orang 15 orang (75) Jumlah 120 orang 90 orang (75) Sumber Data Buku laporan tahunan PJM PronangkisBKM Kelurahan Pakembaran tahun 2007-2009 Dari identifikasi pada PJM Pronangkis 2007-2009 oleh BKM Kelurahan Pakembaran, usulan kegiatan pelatihan kerja dan ketrampilan praktis, anak keluarga miskin oleh BKM terealisasi anggaran sebesar 50 juta untuk pelaksanaan kegiatan 3 tahun, dalam pemberdayaan sosial yang sudah terealisasi 90 orang atau 75 persen, sehingga program pemberdayaan sosial untuk Kelurahan Pakembaran melalui pelatihan kerja dan ketrampilan praktis terlaksana efektif. Penilaian pemanfaatan pelatihan kerja dan ketrampilan praktis bagi anak keluarga miskin, diharapkan mampu memasuki dunia kerja dengan membawa bekal ketrampilan yang dimiliki, sehingga mampu berdaya tanpa menggantungkan pada orang lain. Dilahat dari program pemberdayaan sosial, untuk

penanggulangan kemiskinan pelatihan kerja dan ketrampilan praktis sangat dibutuhkan masyarakat miskin, karena memberi bekal terampilan pada anggota keluarga miskin pada usia kerja, sehingga bisa dimanfaatkan untuk membantu keluarga setelah mereka bekerja. Namum pada pemberdayaan sosial pada masyarakat miskin, bagi BKM dan stakeholders di Kelurahan Pakembaran perlu melakukan beberapa tahapan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka setelah mendapatkan pelatihan sehingga ada kesinambungan (sustainable) dengan mengupayakan adanya beberapa tahapan pemberdayaan yaitu; 1) Memberikan bekal peralatan untuk praktek setelah mereka selesai mendapatkan pelatihan, 2) Mengikut sertakan mereka dalam magang kerja pada masyarakat/ perusahaan yang mempunyai usaha, 3) Adanya legalitas palatihan kerja dengan memberikan sertipikat kelulusan sebagai bukti mempunyai ketrampilan, 4) Melakukan pasar sosial dan lelang sosial pada acara yang diselenggarakan minimal tingkat Kabupaten, dengan mengundang Bupati dan jajarannya, Pengusaha yang ada di wilayah Kabupaten Tegal atau mengikuti pameran pembangunan yang setiap tahunnya diadakan pemerintah Kabupaten Tegal, sekaligus memamerkan hasil kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan mereka, 5) Menghubungkan dengan dunia kerja dan dunia usaha untuk menyalurkan bakat mereka, 6) Melakukan pembinaan dan bimbingan secara bertahap sampai mereka benar-benar mampu untuk berdikari, 7) Mengadakan monitoring dan evaluasi program setiap tahunya. Dengan melaksanakan tahapan tersebut diharapkan masyarakat yang sudah mendapatkan bekal ketrampilan bisa melakukan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. 7.3. Program Peningkatan Ekonomi Mikro dan Menengah. Program Peningkatan Ekonomi Mikro dan Menengah, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka upaya-upaya kearah peningkatan kapasitas dan ketrampilan masyarakat miskin dan pengangguran perlu mendapat porsi khusus termasuk upaya untuk mengembangkan peluang usaha dan akses sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, BKM bersama masyarakat menyusun program penanggulangan kemiskinan, sebagai rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh masyarakat di Kelurahan Pakembaran untuk menciptakan peluang usaha, kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat miskin, serta kegiatan-kegiatan produksi lain.

Dengan demikian program peningkatan ekonomi mikro dan menengah merupakan opsi dalam penanggulangan kemiskinan yang jadi pilihan masyarakat, maka peningkatan ekonomi mikro dan menengah melalui pinjaman bergulir, akan sangat bergantung pada kemampuan BKM dan unit pengelola keuangan (UPK) dalam mengelola pinjaman bergulir. Proses program pemberdayaan yang berkelanjutan bagi masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran, BKM membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM), dan menyediaan modal pinjaman bergulir dari dana bantuan langsung masyarakat (BLM), guna mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan tahapan proses yaitu ; 1 ) Menguji Kelayakan anggota KSM untuk memulai pinjaman bergulir, 2) Memberi pelatihan dasar pengelolaan bantuan bergulir bagi calon penerima bantuan bergulir, 3) Memberi pendampingan pada KSM dalam rangka pengelolaan pinjaman bergulir, serta melaksanakan monitoring dan pengawasan pengelolaan pinjaman bergulir sebagai upaya melakukan perbaikan usahanya secara terus menerus. Bantuan stimulan dari pemerintah bertujuan untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin dalam program penanggulangan kemiskinan (Pronangkis), melalui Pemanfaatan dana pinjaman bergulir bagi masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran pada tahun PJM Pronangkis 2007-2009 sebagai berikut :

Tabel 10. Jumlah dan presentase masyarakat miskin pemanfaat modal pinjaman perguliran untuk usaha, tahun pronangkis 2007-2009 di Kelurahan Pakembaran No Jenis Usaha dan jumlah usulan pemanfaat modal pinjaman Realisasi usulan dan ( %) 1 Pedagang di pasar 57 orang 40 (70) 2 Warung Sembako 43 orang 25 (85) 3 Warung Nasi 55 orang 27 (49) 4 Warung jajan dan gorengan 75 orang 55 (73) 5 Pedagang kaki 58 orang 61 (76) 6 Pedagang keliling 27 orang 19 (70) 7 Tokang becak 40 orang 15 (37) 8 Sopir angkot 30 orang 9 (3 ) 9 Penjahit 15 orang 11 (73) 10 Penjuan bens 16 orang 11(67,7) 11 Bengkel motor 13 orang 10 (77) 12 Gerai lukisan 3 orang 2 (66,6) 13 Dagang ayam 10 orang 6 (60 ) 14 Pedagang kambing 13 orang 5 (38 ) 15 Pedagang buah 5 orang 3 (98) 16 Pedagang bakso 5 orang 3(98 ) 17 Tukang sablon 3 orang 2( 66,6) Jumlah 490 orang 309 (63 ) Sumber Data Buku pinjaman KSM oleh BKM Kelurahan Pakembaran periode tahun 2007-2009 Kebutuhan dasar masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran, salah satunya tersedianya modal usaha bagi masyarakat miskin untuk meningkatkan usahanya. Pada program peningkatan ekonomi mikro dan menengah BKM Kelurahan Pakembaran menganggarkan dua kali PJM, tahun 2004-2006 sebesar 80 juta dan tahun 2007-2009 sebesar 67 juta, untuk pemberdayaan masyarakat miskin dalam kelompok swadaya masyarakat (KSM). Proses pemberian pinjaman yang dilakukan BKM Kelurahan Pakembaran melalui dua cara yaitu melalui kelompok swadaya masyarakat (KSM) dan perorangan. Perbedaan pemberian pinjaman kelompok, proses pinjaman melalui proposal kelompok swadaya masyarakat (KSM) dengan angsuran 10 kali atau 10 bulan dengan bunga 1,5 persen perbulan dan untuk perorangan hanya foto copy KTP dan mengisi surat perjanjian mengangsur, dengan 2 persen perbulan. Program tersebut memberikan kesempatan bagi masyarakat miskin, untuk memperoleh modal perguliran secara mudah tanpa agunan. Pinjaman modal untuk ekonomi mikro dan menengah di Kelurahan Pakembaran oleh BKM, dibentuk unit pengelola keuangan (UPK)

sebagai pelaksana harian yang mengelola simpan pinjam modal usaha bagi masyarakat miskin melalui kelompok dan perorangan. Tanggapan masyarakat terhadap pinjaman bergulir untuk modal usaha sangat positif dan sangat bermanfaat terutama terhadap peminjam untuk pengembangan usaha. Seperti yang dituturkan oleh ST salah satu anggota KSM ekonomi.... saya salah satu anggota KSM ekonomi yang berjualan sayuran dan lauk keliling, dia menuturkan dirinya lebih menyukai berjualan keliling karena hasilnya bisa dipastikan setiap harinya, tanpa adanya keterikatan pada aturan orang lain dan kalau pas rizkinya, keuntunganya lebih banyak, hasilnya sebagian untuk mengangsur dan ditabung dan sisinya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk membantu suami. Sebagian besar masyarakat miskin Kelurahan Pakembaran, menggantungkan pendapatannya pada usaha, seperti dagang di pasar, penjual belanja keliling, pedagang kaki lima, penjual makanan dan minuman keliling, dan yang lainya bekerja pada sektor jasa. Dengan adanya modal perguliran untuk masyarakat miskin dari pemerintah, yang dikelola oleh BKM diharapkan bisa membantu modal usaha bagi masyarakat miskin. Hasil program peningkatan ekonomi mikro dan menengah dimulai tahun 2004-2009 oleh BKM Kelurahan Pakembaran, baru mampu memberi bantuan pinjaman perguliran untuk usaha masyarakat yang tergabung dalam Kelompok swadaya masyarakat (KSM), sebanyak 31 kelompok yang beranggotakan 309 orang atau 63 persen, dan aset perguliran yang dikelola Unit Pengelola Keuangan sebesar Rp 350 juta. Program peningkatan ekonomi mikro dan menengah yang dilaksanakan di Kelurahan Pakembaran secara kwantitas mengalami perkembangan yang baik, karena bisa memberi pinjaman pada masyarakat miskin mencapai 63 persen dengan pinjaman perkelompok mencapai 15 juta yang diangsur sepuluh bulan dan untuk pinjaman pribadi sampai Rp 10 juta. Penilaian pengelolaan dan pengaturan bantuan peningkatan ekonomi mikro dan menengah oleh BKM di Kelurahan Pakembaran perlu melihat prinsipprinsip pemberdayaan untuk meningkatkan sesejahteraan masyarakat miskin yaitu ; 1) Dana bantuan langsung masyarakat (BLM) yang dialokasikan untuk pinjaman bergulir milik masyarakat bukan miskin perorangan, yang bertujuan untuk membantu program penanggulangan kemiskinan, oleh karenanya harus menjangkau masyarakat miskin sebagai tujuan utama P2KP, 2) Pengelolaan bergulir berorientasi pada proses pembelajaran untuk penciptaan peluang usaha

dan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat miskin, serta kegiatankegiatan produktif lainya, dibawah pengendalian BKM sebagai pengelola program yang mempunyai wewenang dalam tataran pengawasan dan penentu kebijakan, 3) BKM dalam memberi bantuan pinjaman bergulir dibantu oleh tenaga pelaksana pengelolaan keuangan yang mempunyai kemampuan dan telah mempunyai sertifikat dari pelatihan dasar yang diadakan konsultan program dan pengelola keuangan bertanggung jawab sepenuhnya pada BKM, 4) Pengelolaan pinjaman bergulir harus mempunyai sitem pembukuan yang standar, serta sistem pelaporan keuangan yang memadai, dengan pengawasan konsultan dan BKM yang setiap tahunya memenuhi standar audit independen. Dalam memberikan pelayanan pada masyarakat miskin, pada penanggulangan kemiskinan oleh BKM harus memperhatikan bagi calon peminjam, yang sesuai dengan kriteria kemiskinan yang sudah masuk PJM pronangkis, untuk digunakan usaha atau warga masyarakat non miskin yang benar-benar menjamin akan mampu menciptakan peluang usaha serta kesempatan kerja untuk peningkatan pendapatan masyarakat miskin diwilayahnya, maka sebelum menggulirkan pinjaman bagi calon peminjam, harus memberikan pelatihan serta pendampingan untuk menanamkan pengertian pada calon peminjam, tentang prosedur dan tanggungjawab peminjam dalam menyusun perencanaan usaha. Sebagai pembelajaran masyarakat perlu adanya pelayanan pinjaman secara bertahap, menerapkan sistem tanggung renteng melalui perjanjian secara tertulis, berdasarkan pada cacatan prestasi sesuai dengan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan usahanya, dengan demikian apabila pemberdayaan masyarakat melalui pinjam bergulir mempunyai cacatan yang bagus dapat mendapatkan pinjaman terus dan meningkat yang disesuaikan dengan kemampuan pengembalian serta kebutuhan modal produktif, dalam rangka menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja untuk peningkatan pendapatan bagi masyarakat miskin, dalam meningkatkan kesejahteraanya. Sebagai pemanfaat program penanggulangan kemiskian, kelompok swadaya masyarakat (KSM) harus memenuhi kriteria pemberdayaan pada peningkatan ekonomi mikro dan menengah, maka harus dilakukan uji kelayakan oleh BKM dengan kriteria yaitu ; 1) KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, 2) KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota yang secara sukarela,

demokratis, partisipatif, akuntabel, transpatan dan kesetaraan, 3) Penetapan anggota KSM yang masuk kategori keluarga miskin sesuai kriteria yang ditentukan oleh masyarakat sendiri, 4) mempunyai ikatan pemersatu yang kuat antar anggota, dengan pelaksanaan administrasi dan pembukuan kegiatan anggota dan rencana kerja bersama, 4) Mempunyai motifasi untuk berusaha dan bekerja atau dapat pula mempunyai peluang usaha dan kesempatan kerja untuk meningkatkan pendapatan bagi masyarakat miskin.