ANALISA KEBIJAKAN REPAIR MAINTENANCE DAN KEBIJAKAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENGETAHUI BIAYA OPTIMAL PADA MESIN AYAK PT.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Madiun, untuk mendapatkan gambaran kondisi tempat penelitian secara umum,

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

PEMODELAN MINIMIZE TOTAL BIAYA PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES MANUFAKTURING PRODUK FURNITURE

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Langkah Langkah Dalam Pengolahan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

III. METODOLOGI KAJIAN

Bab III Metoda Taguchi

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

P r o s i d i n g 149

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Disini penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember

MINIMASI DOWNTIME TOOL PUNCH MESIN HEADING PADA PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN METODE AGE REPLACEMENT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN. Data yang digunakan untuk mengevaluasi Gardu Induk Bandar Sribhawono

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

MATERI 12 ANALISIS PERUSAHAAN

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

simulasi selama 4,5 jam. Selama simulasi dijalankan, animasi akan muncul pada dijalankan, ProModel akan menyajikan hasil laporan statistik mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL.3 NO. 3 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

Bab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

BAB III METODE PENELITIAN

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI PADA PRODUK ONCOM DALAM UPAYA MENGURANGI TINGKAT KECACATAN PRODUK MENGGUNAKAN ALAT BANTU STATISTIK

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

Hubungan Antara Panjang Antrian Kendaraan dengan Aktifitas Samping Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kampar,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STABILITAS TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK PADA PT. KEBON AGUNG MALANG

2.1 Gambaran Umum SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

III METODE PENELITIAN

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Transkripsi:

ANALISA KEBIJAKAN REPAIR MAINTENANCE DAN KEBIJAKAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENGETAHUI BIAYA OPTIMAL PADA MESIN AYAK PT. JAMU JAGO Audi Rakhmada ), Aries Susaty 2) Program Studi Tekik Idustri Fakultas Tekik Uiversitas Dipoegoro Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalag Semarag 5239 Email: audirakhmadha@gmail.com ) ; ariessusaty@gmail.com 2) Abstrak PT Jamu Jago didirika pada tahu 98 da sampai sekarag merupaka salah satu perusahaa jamu terkeal di Idoesia. Proses pembuata produk jamu ii membutuhka mesimesi, salah satu diataraya adalah mesi ayak. Mesi ii diguaka utuk meyarig hasil jamu dari mesi gilig yag aka meghasilka bubuk jamu yag sagat halus. Mesi 3 pada mesi ayak memiliki frekuesi pemakaia yag cukup tiggi da megalami frekuesi breakdow yag cukup tiggi pula. Peerapa kebijaka perawata yag dipakai PT Jamu Jago adalah corrective maiteace. Hasil total perhituga meujukka dalam waktu 8 bula biaya yag harus dikeluarka PT Jamu Jago dega masa pakai part 5 bula yaitu sebesar Rp 753.53,47 dimaa lebih murah dibadigka dega biaya corrective dalam 8 bula yaitu sebesar Rp 4.975.488. Kebijaka perawata prevetive maiteace diperoleh sebagai kebijaka dega biaya perawata redah dibadigka corrective maiteace. Kata kuci : prevetive maiteace, breakdow, corrective maiteace Abstract PT Jamu Jago was established i 98 ad today is oe of the famous herbal compay i Idoesia. To make a herbal medicie, a compay eed a machie, oe of which is a sifter machie. This machie is used to filter herbal medicie which will produce a very fiely powdered herbs. Machie 3 o sifter machie has a fairly high usage frequecy ad havig a high eough frequecy of breakdow. Policy of maiteace that used by PT Jamu Jago is corrective maiteace. The result shows that the total of 8 moths costs that PT Jamu Jago should pay with lifetime of part for 5 moth is Rp 753,53.47 which is cheaper tha the cost of corrective maiteace withi 8 moths is Rp 4,975,488. Prevetive maiteace policy is a policy with low maiteace cost tha corrective maiteace. Key words: prevetive maiteace, breakdow, corrective maiteace

. PENDAHULUAN PT Jamu Jago didirika pada tahu 98 da sampai sekarag merupaka salah satu perusahaa jamu terkeal di Idoesia. PT Jamu Jago telah memproduksi lebih dari 38 macam jamu. Setiap tahuya seluruh produk ii bayak diguaka masyarakat Idoesia utuk meyembuhka peyakit, mejaga stamia, memperidah peampila da mejaga kesehata. Produk-produk Jamu Jago telah dipasarka higga luar egri atara lai ke Jepag, Malaysia, Sigapura, Caada da Australia. Jamu Jago selalu berkomitme utuk meghasilka produkproduk yag berkualitas da higieis di bawah pegawasa stadard mutu yag ketat. Utuk meghasilka jamu dega stadard mutu yag tiggi diperluka pula kodisi mesi yag baik sehigga tidak meghambat proses produksi. Terdapat beberapa faktor yag mempegaruhi proses produksi diataraya ketersediaa fasilitas (mesi)yag hadal, karea jika suatu mesi megalami kerusaka atau gaggua, maka proses produksi aka tergaggu, da aka berakibat pada gagalya produksi ataupu timbulya produk cacat serta terlambatya produk sampai ke taga kosume. Demikia hal-ya dega PT Jamu Jago, kerusaka mesi aka meyebabka kerugia pada perusahaa dimaa kerugia tersebut aka berdampak bagi kodisi keuaga perusahaa. Hal berikutya yag perlu diperhatika adalah bagaimaa perawata yag aka dilakuka terhadap mesi yag tersedia sehigga tetap dalam kodisi yag terbaik. Sistem perawata yag telah dikeal higga saat ii yaitu corrective maiteace da prevetive maiteace. Corrective maiteace merupaka sistem perawata yag dilakuka saat terjadi kerusaka (breakdow) pada mesi, sedagka prevetive maiteace merupaka sistem perawata yag dilakuka secara terjadwal tapa meuggu sampai suatu mesi megalami kerusaka. Pemiliha sistem perawata tersebut ditetuka berdasarka total biaya perawata palig miimum atara corrective da prevetive maiteace (Kostas, 98). Sedagka, sistem perawata yag dilakuka oleh PT. Jamu Jago adalah corrective maiteace. Berdasarka pegamata yag dilakuka di lapaga, proses pembuata produk jamu ii membutuhka mesi-mesi, salah satu diataraya adalah Mesi Ayak. Mesi ii diguaka utuk meyarig hasil jamu dari Mesi Gilig yag aka meghasilka bubuk jamu yag sagat halus. Pada kasus ii aka difokuska kepada mesi 3 dari mesi Ayak. Mesi ii dipilih dikareaka mesi ii memiliki frekuesi pemakaia yag cukup tiggi da megalami frekuesi kerusaka yag cukup tiggi pula. Mesi omor 3 pada mesi ayak ii merupaka mesi tertua di PT Jamu Jago sehigga membutuhka perawata secara berkala utuk mejaga produktivitas mesi. Mesi beroperasi selama 24 jam yag artiya mesi terus beroperasi setiap hari. Hasil pegamata yag dilakuka dilapaga terlihat bahwa Mesi Ayak miimal dalam sebula mesi ii megalami satu jeis kerusaka. Hal ii aka sagat merugika pihak perusahaa karea dapat meggagu proses produksi. Selai itu dapat berakibat pada tiggiya akibat biaya perbaika berupa peggatia part yaitu sebesar Rp 5.623.33. Utuk meguragi atau memiimalka adaya breakdow pada Mesi Ayak, diperluka suatu metode perawata mesi yag tepat utuk mejaga kehadala mesi. Tidak adaya proses pejadwala perawata secara berkala, meyebabka proses pegadaa part baru dilakuka ketika mesi megalami kerusaka. PT. Jamu Jago tidak memiliki ketersediaa part cadaga jika terjadi kerusaka. Mulai dari proses pegadaa higga proses perawata dapat membutuhka waktu dari 2 sampai 8 hari. Lamaya proses perawata tetuya hal tersebut dapat mempegaruhi produktivitas mesi ayak. Oleh sebab, itu diperluka adaya usula kebijaka perawata utuk memiimalka biaya perawata yag dikeluarka perusahaa. 2. TINJAUAN PUSTAKA Perawata (maiteace) merupaka kegiata yag berhubuga dega mempertahaka suatu mesi / peralata agar tetap dalam kodisi siap utuk beroperasi, da jika terjadi kerusaka maka diusahaka mesi / peralata tersebut dapat dikembalika pada kodisi yag baik.

Peraa dari adaya pemeliharaa aka terasa apabila sistem mulai megalami gaggua atau tidak dapat beroperasi (Kostas, 98). Perawata (maiteace) adalah suatu kegiata utuk memelihara atau mejaga agar fasilitas da peralata pabrik serta megadaka perbaika, peyesuaia, atau peggatiam yag diperluka utuk medapatka kodisi operasi yag memuaska sesuai dega yag direcaaka (Edword, 98). Kegiata utuk memelihara atau mejaga fasilitas atau peralata pabrik da megadaka kegiata pemeliharaa, perbaika peyesuaia, maupu peggatia sebagia peralata yag diperluka agar saraa fasilitas pada kodisi yag diharapka da selalu dalam kodisi siap pakai. 2. Tujua Sistem Perawata Meurut Corder (992), tujua perawata yag utama adalah sebagai berikut:. Memperpajag usia keguaa aset. 2. Mejami ketersediaa optimal peralata yag dipasag utuk produksi atau jasa da medapatka laba ivestasi maksimum yag meugki. 3. Mejami kesiapa operasioal dari seluruh peralata yag diperluka dalam kegiata darurat setiap waktu. 4. Mejami keselamata orag yag megguaka saraa tersebut. Meurut Kostas (98), tujua perusahaa meerapka kebijaka maiteace adalah sebagai berikut:. Utuk meguragi frekuesi terjadiya breakdow. 2. Utuk meguragi tigkat keparaha dari breakdow yag terjadi. 3. Mejaga kodisi da kierja mesi / alat agar tetap baik dalam beroperasi. 4. Mejaga agar kualitas output yag dihasilka tetap terjaga. 5. Utuk megecek da megukur keadaa sparepart serta meetuka ukura settigaya (kalibrasi). 6. Meyiapka persoel, fasilitas, da metode agar mampu megerjaka tugastugas perawata. 2.3 Distribusi Frekuesi Breakdow Time Betuk dari frekuesi distribusi breakdow aka mecermika kekompleksa da kualitas desai dari suatu kompoe. Terdapat empat jeis kasus dega distribusi frekuesi breakdow yag berbeda, atara lai:. Case, dalam hal ii kompoe termasuk ke dalam jeis yag sederhaa. Kompoe ii cederug utuk breakdow setelah rutime medekati ilai rata-rata. 2. Case 2, dalam hal ii kompoe termasuk jeis yag cukup kompleks (bayak terjadi iteractig parts) sehigga bayak yag aka mejadi peyebab kompoe tersebut breakdow. Selai itu, waktu breakdow juga sulit utuk diprediksi. 3. Case 3, dalam hal ii kompoe haris diberika perawata da perlakua yag baik pada saat awal pemakaiaya sehigga rutime aka mejadi lebih lama. 4. Case 4, dalam hal ii distribusiya aka megikuti betuk dis-shaped, dimaa probabilitas failureya tiggi saat awal pemakaia (ifat mortality) da pada saat dekat dega akhir umur pemakaia kompoe tersebut (old-age mortality). Secara umum terdapat garis besar yag dapat dijadika sebagai baha acua, atara lai:. Dega asumsi bahwa biaya dowtime tidak terlalu besar, maka prevetive maiteace lebih disukai utuk dilaksaaka, jika waktu yag dibutuhka utuk pelaksaaaya lebih sedikit daripada waktu yag dibutuhka utuk repair (Tm <Tr). 2. Prevetive maiteace dapat dipilih utuk dilakuka jika pada saat ispeksi teridetifikasi adaya kemugkia / probabilitas breakdow yag tiggi. 3. Prevetive maiteace dapat dilakuka pada saat buka jam kerja jika meyagkut suatu sistem produksi yag sagat kompleks (misal dalam suatu pabrik besar). Jadi prevetive maiteace yag telah direcaaka sebaikya tidak dilaksaaka pada saat jam kerja.

2.4 Pemiliha Kebijaka Repair atau Prevetive Maiteace Dalam memilih atara kebijaka repair maiteace da prevetive maiteace, dapat dilakuka dega perhituga megguaka metode-metode yag telah ada dega tujua utuk mecari biaya total maiteace (Total Maiteace Cost) yag palig redah. 2.5 Metode Repair Policy Metode ii dapat dicari megguaka rumus sebagai berikut: TMC (repair policy) = TCr = Expected cost of repair TCr = B. Cr B = N..() Tb Tb = t piti.......(2) Dimaa: TCr : Expected cost of repair per miggu B : Jumlah rata-rata breakdow per miggu utuk N alat per mesi Cr : Biaya perbaika Tb : Rata-rata rutime per alat sebelum rusak N : Jumlah alat atau mesi 2.6 Metode Prevetive Maiteace Policy Metode ii dapat dicari dega megguaka rumus sebagai berikut: TMC () = TCr () + TCm ()..(3) Dimaa: TMC () : Biaya total perawata per miggu TCr () : Biaya repair per miggu TCm () : Biaya prevetive maiteace per miggu Adapu lagkah-lagkah yag aka dilakuka adalah sebagi berikut: ) Hitug jumlah breakdow kumulatif yag diharapka dari kerusaka (B) utuk semua mesi selama periode prevetive maiteace (Tp = miggu) 2) Tetuka jumlah rata-rata breakdow per miggu (B) sebagai perbadiga B/. 3) Perkiraa biaya repair per miggu : TCr () = ( B ) Cr..(4) 4) Perkiraa biaya prevetive maiteace per miggu : N. Cm TC () =...(5) 5) Biaya total perawata : TMC () = TCr () + TCm ()...(6) 3. Pegumpula da Pegolaha Data 3. Pegumpula Data Data yag dikumpulka adalah data lamaya mesi ayak tersebut megalami breakdow. Dimaa data ii dihitug dari selisih atara waktu mesi tersebut dioperasika higga mesi berheti beroperasi karea diperbaiki atau digati salah satu atau beberapa kompoe. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel. Selai itu, data jeis kerusaka, jeis peagaa, biaya, da waktu peagaa pada masigmasig mesi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel Data Breakdow Mesi Periode Jumlah Kerusaka Jauari 22 2 Februari 22 Maret 22 2 Apr-2 Mei 22 Jui 22 Juli 22 2 Agustus 22 Sep-2 Oktober 22 Nov-2 Desember 22 Jauari 23 Tabel 2 Data Jeis Kerusaka,Jeis Peagaa, Biaya, da Waktu Peagaa Mesi ayak Jeis Jeis Lama N Biaya Kerusaka Peagaa Peagaa o (Rp) (jam) 2 3 4 5 6 7 8 2226 Pael 2226 2226 2226 Gaggua Alira Listrik 639 2226 Perbaika - Gati part Perbaika - 49.28 7

9 638 2226 638 732.7 3 732.7 3 3.2 Peetua Biaya Repair Maiteace Perhituga biaya repair maiteace utuk masig-masig mesi adalah sebagai berikut: Biaya teaga kerja perusahaa Rp 6.68/jam, perhituga ii diperoleh dega megguaka data Upah Miimu Regioal Semarag tahu 23 yaki sebesar Rp..29./bula, dimaa masa hari kerja perusahaa dalam sebula ialah 2 hari da jam kerja 8 jam. Biaya sparepart yag diguaka adalah biaya peggatia part yag petig, yaitu Rp. Jumlah teaga kerja yag dibutuhka utuk memperbaiki mesi berjumlah 2 orag, dega waktu utuk repair jam Dari uraia diatas maka dapat diperoleh : Cr = {(waktu utuk memperbaiki x jumlah teaga kerja x biaya teaga kerja per jam) + biaya material/spare part } Cr = {( jam x 2 orag x Rp 6.68/jam) + (Rp )}= Rp 62.936/breakdow 3.3 Perhituga Biaya Perawata Prevetif (Cm) Perhituga biaya prevetive maiteace utuk masig-masig mesi adalah sebagai berikut: Biaya teaga kerja perusahaa Rp 6.68/jam, perhituga ii diperoleh dega megguaka data Upah Miimu Regioal Semarag tahu 23 yaki sebesar Rp..29./bula, dimaa masa hari kerja perusahaa dalam sebula ialah 2 hari da jam kerja 8 jam. Jumlah teaga kerja yag dibutuhka utuk memperbaiki mesi berjumlah 2 orag, dega waktu utuk prevetive jam Tidaka prevetive yag dilakuka adalah cukup dega membersihka bearig 2226 dega megguaka kuas. Cm = {(waktu utuk perawata x jumlah teaga kerja x biaya teaga kerja per jam) + biaya material/spare part} Cm = {( jam x 2 orag x Rp 6.68/jam) = Rp 2.336 /mesi. 3.4 Biaya Repair Policy yag Diperkiraka Biaya yag timbul dalam repair policy ii adalah biaya repair da biaya dowtime: TMC (repair policy) = TCr + TCd Oleh karea ketika mesi rusak terjadi produksi tidak terheti maka total cost of dowtime tidak ada (TCd=). Sebelum kita meetuka TCr, kita harus meghitug terlebih dahulu rata-rata ru-time tiap mesi (Tb), kemudia meghitug rata-rata breakdow tiap bula (B). Biaya yag timbul dalam repair policy ii adalah biaya repair da biaya dowtime : Biaya repair Cr = {( jam x 2 orag x Rp 6.68/jam) + (Rp )} = Rp 62.936 Rata-rata ru-time per mesi sebelum failure Tb = T p + T 2p 2 + T 3p 3 +...+ T 5p 5 = () + 2(,8) + 3() +... + 52() = 2 miggu Perkiraa biaya repair policy per miggu TCr = N. Cr =. Rp 62.936 Tb 2 = Rp 3.96,8 Jadi, perkiraa biaya repair policy per miggu adalah TMC = TCr + TCd = Rp 3.96,8+ Rp = Rp 3.96,8 3.5 Biaya Prevetive-Maiteace Policy yag Diperkiraka Prevetive Maiteace Policy utuk = miggu ) Perkiraa jumlah kumulatif kerusaka B = Np = () = kerusaka/miggu 2) Jumlah rata-rata kerusaka per miggu B = B = = kerusaka/miggu 3) Perkiraa biaya repair per miggu TCr () = B.Cr = (Rp 62.936) = Rp /miggu 4) Perkiraa biaya prevetive maiteace per miggu

N.Cm (Rp 2336) TCm () = = = Rp 2.336/miggu 5) Biaya total maiteace TMC () = TCr () + TCm () = Rp + Rp 2.336,- = Rp 2.336/miggu Prevetive Maiteace Policy utuk = 2 miggu ) Kumulatif jumlah breakdow dalam 2 miggu : B 2 = N(p + p 2) + B p = ()( +,82) + ()() =,82 mesi 2) Rata-rata jumlah breakdow per miggu: B = B = B 2 2 =,82 2 =,9 mesi / miggu 3) Perkiraa biaya repair per miggu : TCr(2) = B. Cr = (,9) (Rp 62.396) = Rp 56596 / miggu 4) Biaya prevetive maiteace per miggu mejadi : TCm(2) = = N.Cm ()(Rp 2.336 ) 2 = Rp 6.68 / miggu 5) Total biaya maiteace per miggu mejadi : TMC(2) = TCr(2) + TCm(2) + TCd = Rp 56596 + Rp 6.68 + Rp = Rp 62.764 / miggu Utuk perhituga Prevetive Maiteace Policy = 3 miggu sampai dega = 37 miggu pada mesi ayak dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Perhituga biaya prevetif-maiteace policy utuk Mesi ayak No B B TCr TCm TCd TMC... 2336.. 2336. 2 2.82.9 56539.64 668.. 6277.64 3 3.82.6 37693.9 42.. 485.9 4 4.25.54 3349.79 384.. 36493.79 5 5.25.43 26727.83 2467.2. 2995.3 6 6.22.37 22896.22 256.. 24952.22 7 7.22.32 9625.33 762.286. 2387.6 8 8.222.28 7257.2 542.. 8799.2 9 9.33.35 262.84 37.667. 22992.5.44.4 2525.98 233.6. 26359.58.437.4 247.88 2.455. 25832.33 2 2.47.39 24366.83 28.. 25394.83 3 3.57.44 27272.99 948.923. 2822.9 4 4.579.4 25725.73 88.43. 2666.87 5 5.64.4 2547.96 822.4. 26294.36 6 6.67.39 23964.97 77.. 24735.97 7 7.77.42 26229.3 725.647. 26954.78 8 8.726.4 2574.69 685.333. 2576.2 9 9.778.4 25453.2 649.263. 262.47 2 2.79.4 2458.9 66.8. 2597.89 2 2.89.39 23959.98 587.429. 24547.4 22 22.832.38 2352.59 56.727. 2473.32

23 23.854.37 2388.7 536.348. 23624.42 24 24.865.36 2245.8 54.. 22929.8 25 25.57.42 2633.7 493.44. 26797.4 26 26..42 2634.9 474.462. 2685.55 27 27.73.43 272.86 456.889. 27478.74 28 28.93.43 26494.28 44.57. 26934.85 29 29.246.43 2673.7 425.379. 2739.8 3 3.956.32 9825.5 4.2. 2236.35 3 3.4.33 2349.5 397.936. 2747.45 32 32.9.34 223.59 385.5. 2589.9 33 33.52.35 272.47 373.88. 2276.29 34 34.48.34 23.4 362.824. 2365.97 35 35.223.35 2726.57 352.457. 2279.3 36 36.245.35 254.79 342.667. 2847.45 37 37.7.32 9676.56 333.45. 29.97 4. ANALISIS Aalisis yag dilakuka terhadap kebijaka sistem perawata pada lapora ii adalah aalisis didtribusi kerusaka mesi ayak da aalisis jadwal perawata. 4. Aalisis Distribusi Kerusaka Mesi Dalam meetuka sistem perawata, probabilitas frekuesi breakdow dari mesi sagat perlu utuk diketahui terlebih dahulu. Probabilitas ii diguaka utuk megetahui tipe dari distribusi frekuesi breakdow dari tiap mesi. Dega grafik probabilitas breakdow utuk tiap mesi, maka aka diketahui tipe dari distribusi breakdow masig-masig mesi tersebut. Gambar Grafik Probabilitas Kerusaka Mesi Dari grafik probabilitas kerusaka mesi ayak pada Gambar, terlihat bahwa distribusi breakdow-ya megikuti distribusi distribusi Breakdow Case 3, dalam hal ii kompoe harus diberika perawata da perlakua yag baik pada saat awal pemakaiya sehigga ru time-ya mejadi lebih lama. 4.3.2 Aalisa Jadwal Maiteace Berdasarka hasil perhituga, diperoleh bahwa total maiteace cost pada alteratif pejadwala prevetive maiteace mesi ayak adalah sebesar Rp 8.799,2 yag dilaksaaka pada miggu ke-8. Namu, biaya ii belum merupaka gambara kodisi biaya prevetive maiteace yag palig kecil karea belum ditemukaya biaya yag megalami lojaka. Jadi, dapat dikataka bahwa total biaya dega megguaka kebijaka prevetive maiteace jauh lebih murah dibadigka dega kebijaka repair. Utuk itu, kebijaka yag baik diterapka adalah kebijaka prevetive maiteace. Utuk lebih jelasya, gambara perbadiga biaya repair dega biaya prevetive maiteace dapat dilihat pada Gambar 2.

Kostas, Dervitsiotis. 98. Operatio Maagemet. New York: Mc Graw Hill Iteratioal Book Compay Gambar 2 Grafik Perbadiga Repair da Prevetive Policy Mesi Ayak Berdasaka grafik diatas dapat dilihat bahwa alteratif pejadwala yag palig optimal ialah prevetive maiteace atau dega kata lai kebijaka prevetif maiteace membutuhka biaya yag lebih sedikit. Hasil total perhituga meujukka dalam waktu 8 bula biaya yag harus dikeluarka PT Jamu Jago dega masa pakai part 5 bula yaitu sebesar Rp 753.53,47 dimaa lebih murah dibadigka dega biaya corrective dalam 8 bula yaitu sebesar Rp 4.975.488. Maka dari itu pejadwala prevetive dipilih. 5. KESIMPULAN Tipe distribusi frekuesi breakdow pada mesi ayak megikuti distribusi frekuesi Breakdow Case 3, dalam hal ii kompoe harus diberika perawata da perlakua yag baik pada saat awal pemakaiya sehigga ru time-ya mejadi lebih lama. Kebijaka perawata yag sebaikya diterapka pada mesi ayak adalah dega kebijaka prevetive maiteace. Karea kebijaka prevetive maiteace meghasilka biaya yag jauh lebih miimum dibadigka dega biaya repair. Hasil total perhituga meujukka dalam waktu 8 bula biaya yag harus dikeluarka PT Jamu Jago dega masa pakai part 5 bula yaitu sebesar Rp 753.53,47 dimaa lebih murah dibadigka dega biaya corrective dalam 8 bula yaitu sebesar Rp 4.975.488. Maka dari itu pejadwala prevetive dipilih. Daftar Pustaka Corder, Atoy. 996. Tekik Maajeme Pemeliharaa. Jakarta: Erlagga Edword, Rakesh 996. Maajeme Operasi. Jakarta: Biarupa Aksara