REAKSI BROMINASI ASETON SEBAGAI REAKSI MIRIP ENZIMATIS

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH PADA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA 2012 Jurusan Kimia Universitas Jenderal Sudirman, 6 Oktober 2012

Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science

Patiha., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 9, no. 2, hal.72-80

A. D. Rosalia, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 1, hal

PENENTUAN TETAPAN LAJU REAKSI BALIK DAN TETAPAN KESETIMBANGAN DENGAN PENDEKATAN REAKSI SEARAH DAN HUKUM LAJU REAKSI MAJU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :

Tabel 4. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-100%) dengan aktivitas unit enzim selulase. No Fraksi Aktivitas Unit (U/mL)

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase. Aktivitas Unit (U/mL)

Jason Mandela's Lab Report

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Bab 10 Kinetika Kimia

Ferry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1

PENENTUAN V maks DAN K M ENZIM TRIPSIN DALAM MENGKATALISIS HIDROLISIS KASEIN

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

PERCOBAAN 3 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin

TEKNIK FERMENTASI (FER)

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

Ind. J. Chem. Res., 2015, 2, KINETIC PARAMETERS DETERMINATION OF GLUCOAMYLASE ON HYDROLYSIS REACTION OF SAGOO STARCH (Metroxylon sp)

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

Kinetika Katalitik Ion-Ion Logam Transisi Pada Reaksi Penguraian Hidrogen Peroksida

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

LAJU REAKSI MEKANISME REAKSI

Jason Mandela's Lab Report

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

STABILITAS FORMALIN TERHADAP PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMANASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

KESETIMBANGAN KIMIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

Perubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan kondisi kesetimbangan

Sulistyani, M.Si.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter.

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB 9. KINETIKA KIMIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

Laporan Kimia Analitik KI-3121

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BY SMAN 16 SURABAYA : Sri Utami, S. P LAJU REAKSI KESIMPULAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Cara Pemeriksaan Kolesterol Total, kolesterol-hdl, Kolesterol-LDL dan. mutu dengan menggunakan serum kontrol yang nilainya normal dan abnormal.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

I. PENDAHULUAN. Fosfor (P) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

Laporan Praktikum METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah set alat destilasi

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

I. PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik,

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

KINETIKA & LAJU REAKSI

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

Bab III Metodologi Penelitian

Perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu. Secara matematis, untuk reaksi: A B Laju reaksi = r = -d[a]/dt = d[b]/dt

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5

3 Metodologi Percobaan

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

LEMBAR KERJA SISWA 3

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ODUL PETUNJUK PRAKTIKU REAKSI BROINASI ASETON SEBAGAI REAKSI IRIP ENZIATIS Oleh Drs. PATIHA,.S. FAKULTAS ATEATIKA DAN ILU PENGETAHUAN ALA UNIVERSITAS SEBELAS ARET SURAKARTA NOVEBER, 011

REAKSI BROINASI ASETON SEBAGAI REAKSI IRIP ENZIATIS aksud Percobaan Tujuan percobaan adalah membuktikan bahwa reaksi brominasi aseton dapat mirip dengan reaksi enzimatis dan menentukan tetapan κ dengan menggunakan beberapa persamaan. Dasar Teori Enzim adalah katalis dalam proses kimia pada mahluk hidup. Ada beberapa tipe mekanisme reaksi enzimatis; yang paling sederhana, yaitu yang dikenal sebagai reaksi enzimatik ichaelis-entenis, dipercayai berlangsung menuruti mekanisme reaksi k 1 k E + S ES E + P [1 k 1 Berdasarkan Pendekatan Keadaan antap, hukum lajunya dapat dinyatakan sebagai kkat[ E[ S v [ K [ S K adalah tetapan ichaelis-enten. Pola hubungan semacam [ ini hiperbolik; reaksi belum mempunyai tingkat reaksi yang pasti. Pada [S yang cukup besar (dari K ), hubungan ini berubah, dan [ akan menjadi v k [E [ kat Pada kondisi ini, substrat bereaksi dengan semua enzim yang ada, sehingga v mencapai harga maksimum (yang selanjutnya disebut v max ) dan reaksi menuruti mekanisme reaksi tingkat ke-nol atau v maks kkat[e [4 Tetapi pada konsentrasi substrat [S yang cukup kecil (dari K ), reaksi akan berlangsung menuruti mekanisme reaksi order ke-satu terhadap S dan [ akan menjadi v k [ E[ S K kat [5 Substitusi persamaan [4 ke dalam [5 akan menghasilkan

v v [ S K maks [6 Fenomena ini menarik. Berbeda dengan reaksi yang biasanya diperkenalkan pada pemula, reaksi ini mengikuti hukum laju yang berbeda pada awal dan akhir reaksi. Karena itu, adalah penting bagi mahasiswa untuk melakukan percobaan kinetika reaksinya. Akan tetapi, karena harga enzim sangat mahal dan mudah rusak, tentulah agak sulit untuk mewujudkannya. Karena itu, perlu untuk mencari reaksi yang mirip, dengan pereaksi yang murah, mudah diperoleh, dan relatif mudah percobaannya. Reaksi brominasi aseton diharapkan dapat memenuhi kriteria ini. Reaksi ini banyak digunakan sebagai model prktikum kinetika kimia namun hanya diperlakukan sebagai reaksi biasa. Reaksi brominasi aseton pada temperatur kamar menuruti persamaan reaksi C( O) Br C( O) Br Br H [7 A P dipercayai berlangsung melalui mekanisme reaksi C k 1 ( O) H [ C( A k -1 I k [ C( H O [ C( HO [8 I k - E [ C( Br C( O) Br H k E P Berdasarkan Pendekatan Keadaan antap, hukum lajunya adalah d[ P kkk1 / k dt k [ H 1 [ A[ H k [ Br [ Br Karena Br berwarna, kinetika reaksinya pada umumnya dilakukan dengan mengikuti perubahan [Br sebagai fungsi waktu dan pada kondisi [H + dan [A yang relatif berlebihan terhadap [Br. Penentuan hukum lajunya biasanya menggunakan metode laju awal dan didapati bahwa, reaksi masing-masing tingkat ke-satu terhadap [A dan [H + dan ke-nol terhadap [Br. Br [9

Telaah seksama atas [ bisa menghasilkan penafsiran yang agak berbeda. Jika [Aseton o berlebihan dan [H + o sedikit berlebihan terhadap [Br o, pada awalnya reaksi memang mungkin berlangsung order ke-nol terhadap [Br (karena k [Br jauh lebih besar dari k - [H + ). Tetapi, karena selama reaksi berlangsung [H + relatif tetap (karena donasi dari Aseton) sedang [Br terus berkurang, maka pada akhirnya k [Br akan menjadi lebih kecil dari k - [H + ) dan reaksi menjadi order ke-satu terhadap [Br. Hasil yang sama akan diperoleh bila [H + o dibuat sedikit lebih besar lagi. Persamaan [9 dapat diubah menjadi d[ P ( kk dt ( k 1 / k 1 / k )[ A[ H )[ H [ Br [ Br [10 Selanjutnya, (karena [A sangat berlebihan dan [H + relatif tetap) jika k k 1 [A[H + / k -1 = k * [11 dan (k - / k )[H + = κ [1 maka [1 akan menjadi * d[ P k [ Br [1 dt [ Br jika k * dianggap sebagai υ maks dan κ sama dengan K, maka [1 menjadi mirip dengan [. Sebenarnya tetapan K dapat ditentukan dengan menggunakan [. Tetapi yang paling umum adalah dengan mengunakan model linear. Ada beberapa persamaan yang dapat digunakan. Lineweaver-Burk (194; 658) membalik persamaan [ dan memperoleh 1 1 K [14 v v v [ S maks maks Harga v maks dapat dihitung dari intersep sedang K dari lereng kurva linear 1/v lawan 1/[S. Untuk keperluan ini umumnya digunakan metode laju awal. Cara yang lain adalah dengan menggunakan persamaan Eadie (194) - Hoofstee (1959). K v v v maks [S [15 Harga v maks dapat dihitung dari intersep sedang K dari lereng kurva linear v lawan v/[s. Untuk keperluan ini umumnya digunakan metode laju awal.

Espenson (1995: 4-5) menyatakan bahwa kinetika reaksi enzimatis, dan secara umum, reaksi yang mempunyai hukum laju yang mirip dengannya, dapat dipelajari dengan menggunakan persamaan tenggang-tetap (time-lag) [ A t [ A t [ A t k A ln [16 [ t Persamaan [16 diturunkan dengan mengintegralkan persamaan [1. Dalam praktek, reaksi diamati pada tiap rentang waktu tetap hingga reaksi berlangsung kira-kra 90%. Data kemudian dipasangkan dengan rentang waktu σ yang sama. Harga κ dapat dihitung dari lereng kurva linear [A t -[A t+σ lawan ln{[a t /[ A t+σ }. Kedua persamaan Lineweaver-Burk dan Eadie Hoofstee merupakan model metode diferensial sedang Espenson model integral. Laidler (1987) menyatakan harga tetapan kinetika yang paling dapat dipercaya adalah yang diperoleh dari persamaan integral. etode Bahan Larutan Br 0,00 ; larutan HCl 0,100 ; Aseton 4,000 Alat Utama Spektrofotometer uv-visible; stop-watch; spet 5 ml Cara Kerja 1. Hidupkan Spektrofotometer dan kemudian tentukan titik 0-nya dengan menggunakan aquades sebagai blanko.. Ke dalam sebuah kuvet, masukkan secara berurutan, 1,0 ml Aseton 4,,0 ml akuades, dan 1,0 ml larutan Br 0,00, serentak dengan menghidupkan stop-watch; gojog dan tentukan absorbansinya pada = 400 nm. Nyatakan sebagai A 0.. Ke dalam kuvet yang lain, masukkan secara berurutan, 1,0 ml Aseton 4, 0,5 ml HCl 1,000, 1,5 ml akuades, dan 1,0 ml larutan Br 0,00, serentak dengan menghidupkan stop-watch; gojog dan tentukan absorbansinya pada = 400 nm pada detik ke 10 dan setiap 10 detik berikutnya hingga tersisa 10% 4. Lakukan kali ulangan.

5. Lakukan langkah dan 4 tetapi dengan komposisi 1,0 ml Aseton 4, 1,0 ml HCl 1,000, 1,0 ml akuades, dan 1,0 ml larutan Br 0,00. 6. Lakukan lagi langkah dan 4 tetapi dengan komposisi 1,0 ml Aseton 4, 1,5 ml HCl 1,000, 0,5 ml akuades, dan 1,0 ml larutan Br 0,00. 7. Gunakan 7 data pada awal reaksi dan 7 pada akhir reaksi (secara terpisah) pada masingmasing percobaan untuk menentukan hukum laju dengan menggunakan persamaan integral untuk kemungkinan order ke-nol, ke-satu, kedua, dan ke-tiga. Tentukan hukum laju berdasarkan harga koefisien regresi yang paling mendekati ±1,000. 8. Pilih percobaan yang mengikuti mekanisme reaksi enzimatis. Tentukan v maks dari lereng kurva yang order ke-nol dan selanjutnya gunakan untuk menentukan κ berdasarkan harga lereng kurva order ke-satu. 9. Tentukan harga κ menggunakan persamaan-persamaan [ [14, dan [15.; Gunakan 7 data pada awal reaksi, 7 pada akhir reaksi, dan 7 data yang mencakupi kondisi pada awal dan akhir reaksi. 10. Tentukan juga κ menggunakan persamaan Espenson [16. 11. Perbandingkan hasil yang diperoleh. Laporkan! Tugas/Pertanyaan 1. Buktikan persamaan [, [9, [14, [15, dan [16.. Turunkan hukum laju reaksi dengan menggunakan Pendekatan Tahap Penentu Laju (anggap tahap lambat dan 1 dan cepat dan mendekati kesetimbangan.. Sebutkan kelebihan dan kekurangan persamaan [14, [15, [16, relatif terhadap persamaan integral. 4. Teknik mana yang memberikan harga tetapan κ yang paling mendekati kebenaran? Jelaskan alasan Anda. 5. Apa fungsi ion H + berdasarkan mekanisme reaksi? Bisakah hal ini divalidasi dalam percobaan ini? 6. Bisakah persamaan [9 digunakan untuk menerangkan fakta yang diperoleh pada percobaan tentang reaksi brominasi aseton sebagai reaksi sederhana? 7. Bisakah persamaan [ dibuktikan dengan metode laju awal?

Daftar Pustaka Eadie, E. A. 194. J. Biol. Chem. 146. 85. Espenson, J. H. 1995. Chemical Kinetics and Reaction echanisms, nd Ed. New York: cgraw-hill, Inc. Hofstee, B. H. J. 1959. Nature, Lond. 184. 196. Lineweaver, H. and D. Burk. 194. J. Am. Chem. Sos. 56. 658. Patiha, 011. Teknik dan Persamaan Baru yang Efektif untuk Penentuan Tetapan ichaelis- enten dan yang irip. Laporan penelitian Fundamental tak Terpublikasikan. Surakarta: FIPA UNS.