OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM)

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal semakin tinggi. Menurut Susanti

STRATEGI PEMINDAHAN PEDAGANG DI LOKASI PELELANGAN IKAN KE BANGUNAN PASAR LABORA KABUPATEN MUNA

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

ANALISIS LAYANAN JALAN TOL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SURABAYA GRESIK)

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti kegiatan 5. Pelaksanaan

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO)

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Dimana tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan dasar yang akan

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMAKAIAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

III. METODE PENELITIAN

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PASAR PURING DI KOTA PONTIANAK

TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN RUSUNAWA DI SURAKARTA

P A T I L U M A J N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

KOLABORASI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU Lusi Dwi Putri 1)

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 18 /PERMEN/M/2007

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

BUPATI KUDUS TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) BUPATI KUDUS,

Penetepan Harga Sewa Ruang Rusunawa Sumur Welut Surabaya Dengan Metode Permenpera No.18 Tahun 2007

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA DI PURWOKERTO. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sarana komunikasi dan media elektronik sekarang ini mengalami

Analisa Kepuasan Penumpang Angkutan Kota terhadap Sistem Pelayanan Angkutan Kota di Kota Sidoarjo ABSTRAK

KONSEP OPTIMALISASI BUILDING PERFORMANCE DALAM PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA Lokasi Studi : Rumah Susun Sukaramai, Medan

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pencil case merek. dikarenakan wholesaler di Kota Surabaya menjanjikan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan penyedia barang/

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 02 /PERMEN/M/2009 TENTANG

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 10 /PERMEN/M/2007

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengembangan rumah susun bagi mahasiswa. RUSUNAWA dibangun berdasarkan

ANALISA KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT BERLANGGANAN AIR BERSIH (Studi Kasus: SPAM Brondong-Paciran Kabupaten Lamongan )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

ABSTRAK. Atribut Pelayanan, Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis, Karakteristik Pengguna Jasa, Terminal Makassar Metro.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

STRATEGI PENGELOLAAN PEMELIHARAAN FASILITAS GEDUNG KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Transportasi menjadi sangat penting dengan melihat

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO

PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA

OLEH : KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI DKI JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE ANALISIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

WALIKOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I P E N D A H U L U A N

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

IV. METODE PENELITIAN

RENCANA STRATEGIS DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN GROBOGAN Tahun 2011 sd Tahun 2016

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dalam hal ini adalah pengguna (Dosen dan Operator) Sistem Informasi

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TARIF SEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA TAHUN 2012 DI KABUPATEN SIDOARJO

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN DENGAN HIGHER EDUCATION PERFORMANCE (HEdPERF) DAN HIGHER EDUCATION SERVICE QUALITY (HiEdQUAL)

4. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000

TESIS ANALISIS TEKNIS PELAYANAN FASILITAS SISI DARAT BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 46 TAHUN : 2004 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 9 TAHUN 2004 TENTANG

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, salah satunya adalah kawasan perbatasan Sidoarjo - Surabaya (dalam hal ini Desa Wonocolo, Kecamatan Taman).

Transkripsi:

OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM) Sri Hartati 1, *), Tri Joko Wahyu Adi 2) dan Yusroniya Eka Putri Rachman W 3) Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya, 60111, Indonesia e-mail: tatic30@ymail.com 1), tri_joko@ce.its.ac.id 2), iput@ce.its.ac.id 3) ABSTRAK Dalam perkembangan kota, kehadiran lingkungan kumuh semakin merebak seiring dengan pesatnya jumlah pertumbuhan penduduk perkotaan. Untuk itu perlu penanganan intensif guna menyelesaikan permasalahan perumahan permukiman perkotaan. Salah satu konsep penanganannya adalah pembangunan rusunawa untuk masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan perkotaan. Kebijakan pembangunan rumah susun sederhana sewa tersebut merupakan salah satu alternatif dalam penanganan permasalahan perumahan dan permukiman di Kota Mataram. Rusunawa Selagalas dibangun untuk mengatasi kawasan padat dan tidak layak huni di Kelurahan Selagalas. Tujuan utama dalam penelitian untuk mengetahui tingkat kepuasan dan harapan penghuni terhadap fasilitas rusunawa dan mendapatkan masukan faktor-faktor pelayanan yang masih perlu ditingkatkan, serta untuk menentukan metode yang tepat dalam peningkatan kinerja fasilitas dan optimalisasi pengelolaan rusunawa. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner sebanyak 49 responden yang diambil sebagai sampel dari penghuni Rusunawa Selagalas Mataram, dan 9 responden dari pengelola Rusunawa Selagalas Mataram. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan analisis data menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Hasil dari analisis didapat variabel yang diprioritaskan untuk ditingkatkan. Untuk menentukan metode peningkatan kinerja dan optimalisasi pengelolaan digunakan metode Focus Group Discussion ( FGD). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa terdapat lima fasilitas yang menurut responden menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan karena belum memuaskan, yaitu: sarana pembuangan air limbah, fasilitas jemuran, ruang bukan hunian, hasil sewa, prasarana dan sarana. Metode untuk mengoptimalkan pengelolaan dan kinerja fasilitas rusunawa adalah: meningkatkan profesionalisme pengelola dan partisipasi penghuni dalam pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas rusunawa, mengoptimalkan pemanfaatan aset rusunawa, mempercepat proses hibah dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Kata kunci: Rusunawa, Importance Performance Analysis (IPA), Optimalisasi. PENDAHULUAN Penyelenggaraan rumah susun bertujuan untuk menjamin terwujudnya rumah susun yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan serta menciptakan permukiman yang terpadu guna membangun ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya, meningkatkan efisiensi dan efektifitas B-5-1

pemanfaatan ruang dan tanah, serta menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dalam menciptakan kawasan permukiman yang lengkap serta serasi dan seimbang dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sehingga dapat mengurangi luasan dan mencegah timbulnya perumahan dan permukiman kumuh, mengarahkan pengembangan kawasan perkotaan yang serasi, seimbang, efisien, dan produktif, dapat memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi yang menunjang kehidupan penghuni dan masyarakat dengan tetap mengutamakan tujuan pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), memberdayakan para pemangku kepentingan dibidang pembangunan rumah susun, dan memberikan kepastian hukum dalam penyediaan, kepenghunian, pengelolaan, dan kepemilikan rumah susun sesuai UU RI No. 20 Tahun 2011. Pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) sudah banyak diselenggarakan di kota-kota besar di Indonesia. Salah satunya Rusunawa Selagalas di Mataram, mempunyai beberapa fasilitas dan aset yang belum dimanfaatkan secara maksimal, berdasarkan keadaan yang ada maka perlu dilakukan optimalisasi fasilitas dan pengelolaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kepuasan penghuni terhadap pengelolaan rusunawa dan mendapat faktor-faktor pelayanan yang harus ditingkatkan dan menentukan cara untuk peningkatan kinerja dan optimalisasi pengelolaan rusunwa. METODE Untuk mengukur kepuasan responden terhadap faktor yang berkaitan dengan pengelolaan rusunawa digunakan kuesioner dengan format pertanyaan disesuaikan dengan metode Importance Performance Analysis (IPA). Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 49 orang responden pada penghuni rusunawa, dan 9 orang responden pada pengelola rusunawa selagalas mataram. Survey pendahuluan dilakukan untuk mengevaluasi kuesioner dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk menguji apakah setiap pertanyaan valid dan reliable. Pengumpulan data primer dilakukan melalui metode wawancara, penyebaran kuesioner, observasi dan Focus Group Discussion (FGD) : a. Untuk mengetahui profil penghuni, preferensi serta harapan dan kepuasan, dilakukan wawancara dan penyebaran kuesioner. Responden yang dilibatkan adalah para penghuni dan pengelola rusunawa. b. Observasi dilakukan sebatas pada pengamatan selintas terhadap kondisi fisik bangunan rumah susun dan lingkungan di sekitarnya. c. FGD dilakukan untuk mendiskusikan masalah dan menentukan strategi peningkatan kinerja fasilitas dan pengelolaan rusunawa. Pengumpulan data sekunder dilakukan secara survei instansional dalam bentuk laporan-laporan atau kajian yang terkait dengan topik penelitian. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi : a. Data kondisi rumah susun, diperoleh dari UPTD Rusunawa Selagalas Dinas Pekerjaan Umum Kota Mataram. b. Lay out (tata letak) Rusunawa c. Fasilitas-fasilitas yang ada di Rusunawa d. RTRW Kota Mataram e. Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan Rusunawa B-5-2

Variabel penelitian diambil dari berbagai materi (UU No. 20 Tahun 2011, PP No. 4 Tahun 1988, Permenpera No. 14/PERMEN/M/2007, Permenpera No. 22/PERMEN/M/2008, Draft pengelolaan dan Penghunian (2012), Narhendroputro (2009), maupun pendapat ahli. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Analisa deskriptif Analisa deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi eksisting rusunawa dan pihak yang terkait dengan rusunawa termasuk penghuni dan pengelola rusunawa. Hasil pengamatan dan data sekunder disajikan dengan statistik deskriptif, yaitu statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisa dan membuat kesimpulan secara umum. (Sugiyono, 2006). 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian dilakukan untuk mengukur tingkat validitas dengan metode korelasi momen produk dan mengukur tingkat reliabilitas dengan metode Alfa Cronbach data hasil survey kuesioner dan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. 3. Analisis Importance Performance Analysis (IPA) Analisa tingkat kepuasan responden terhadap kondisi yang ada menggunakan data dari kuesioner. Kuesioner yang diajukan kepada responden diberikan pilihan jawaban dengan menggunakan skala lima tingkat (likert). Dalam analisa ini terdapat dua buah variabel yang diwakili oleh huruf X dan Y, dimana X adalah tingkat kinerja atau kepuasan dari responden sedangkan Y adalah tingkat kepentingan/harapan responden (Setiawan, 2005). 4. Focus Group Discussion (FGD) Dari analisa Importance Performance Analysis diperoleh variabel-variabel yang mendapat prioritas untuk ditingkatkan kinerjanya, maka dilaksanakan FGD untuk menentukan metode peningkatan kinerja dan optimalisasi pengelolaan rusunawa. Adapun langkah-langkah untuk melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) adalah sebagai berikut: (Irwanto,2006) 1. Persiapan Sebelum melaksanakan FGD peneliti harus menginformasikan dan meminta persetujuan pengelola rusunawa selagalas untuk mengadakan FGD, setelah mendapat persetujuan kemudian mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti: menyiapkan materi diskusi, menentukan jumlah peserta, menentukan tempat pelaksanaan FGD dan menjadwalkan waktu pelaksanaan FGD. 2. Pelaksanaa Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan Kantor UPTD Rusunawa Selagalas Kota Mataram, peserta adalah staf dan kepala UPTD dengan jumlah peserta 5 orang. Materi diskusi adalah menentukan metode untuk mengoptimalkan fasilitas dan pengelolaan rusunawa 3. Menyimpulkan Hasil FGD Membuat laporan dari hasil pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD). Secara garis besar tahapan proses penelitian ini dapat dijelaskan dalam gambar berikut: B-5-3

B-5-4

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. Bagan Alir Penelitian Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi atau momen product (r). Berdasarkan hasil perhitungan semua variabel N=49 nilainya lebih besar di bandingkan dengan r tabel dengan harga N=49 dan α = 5%, 0,281 sebagai angka kritis (r tabel) pada hasil kuesioner penghuni rusunawa, sedangkan pada hasil kuesioner pengelola rusunawa semua variabel nilainya lebih besar dengan harga N=9 dan α = 5%, 0,668 sebagai angka kritis r (tabel), maka semua variabel dinyatakan valid. B-5-5

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan menunjukan bahwa nilai Alpha Cronbach (α) lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diandalkan (reliabel) untuk dilakukan analisi lebih lanjut. Tabel 1. Total Skor Penilaian Responden Terhadap Tingkat Kepuasan Serta Tingkat Kepentingan Penghuni Rusunawa Selagalas Kode Variabel Skor Rata-Rata Kepuasan Skor Rata- Rata Kepentingan 1 Ketentuan penyewaan 3,76 4,57 2 Harga sewa rusunawa 3,84 4,49 3 Kenyamanan ruang hunian 3,90 4,57 4 Pencahayaan 3,88 4,33 5 Penghawaan 3,73 4,43 6 Fasilitas dapur 3,67 4,20 7 Fasilitas Parkir 3,90 3,86 8 Fasilitas Kamar Mandi/WC 3,84 4,41 9 Sarana pembuangan air limbah 3,71 4,41 10 Fasilitas Jemuran 3,57 4,29 11 Fasilitas Aula 3,67 3,84 12 Fasilitas Air Bersih 4.02 4,67 13 Fasilitas Listrik 4,00 4,59 14 Fasilitas Mushalla 3,82 4,20 15 Fasilitas ruang komersial 3,33 3,63 16 Fasilitas Taman Bermain 3,41 3,61 17 Ruang Temat Berkumpul 3,45 3,69 18 Fasilitas Pemadam Kebakaran 3,82 4,33 19 Sarana olah raga 3,49 3,96 Rata-Rata keseluruhan 3,73 4,21 IV I III II Gambar 2. Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis Berdasarkan Fasilitas Rusunawa Selagalas. B-5-6

Kuadran 4 : Tingkatkan Kinerja Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor yang sangat penting namun kondisi pada saat ini belum memuaskan bagi penghuni Rusunawa Selagalas Mataram, sehingga pihak pengelola harus mengupayakan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja pada berbagai faktor tersebut. Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini merupakan prioritas untuk ditingkatkan agar minat penghuni dapat terus dipertahankan. Dan variabel dalam kuadran ini adalah sebagai berikut: a. Sarana pembuangan air limbah (9) Saluran pembuangan air limbah sering tersumbat, secara teknis saluran air limbah sudah baik, karena kurang disiplinnya penghuni yang sering membuang sampah pada saluran. b. Fasilitas Jemuran (10) Fasilitas jemuran di Rusunawa Selagalas Kota Mataram merupakan bagian ruang dari satuan unit hunian, yang letaknya dibalkon, peraturan dan tata tertip tinggal di Rusunawa Selagalas Kota Mataram tidak diperbolehkan menjemur terlalu banyak dan dilarang menjemur di selasar depan unit hunian, untuk menghindari terjadinya kekumuhan dan bila ada penghuni yang tidak mau mentaati konsekwensinya tidak dibolehkan memperpanjang sewa, dengan adanya peraturan tersebut penghuni merasa kesulitan untuk menjemur bila cuciannya banyak, jadi salah satu alternatif untuk permasalahan ini, pengelola sudah membangun fasilitas tempat jemur bersama di belakang bangunan rusunawa yang masih tersedia lahan yang cukup luas dan tidak menggangu pemandangan. Tabel 2. Total Skor Penilaian Responden Terhadap Tingkat Penilaian Serta Rata-Rata Prioritas Pengelola Rusunawa Selagalas Kode Variabel Skor Rata-Rata Penilaian Skor Rata- Rata Prioritas 1 Ruang Hunian 4,22 2,67 2 Ruang Bukan Hunian 3,78 2,89 3 Hasil Sewa 3,78 2,67 4 Prasarana dan Sarana 3,56 3,00 5 Kebersihan/Sampah 4,67 2,56 6 Keamanan 4,67 2,44 7 Taman/Lingkungan 4,33 2,22 Rata-Rata Keseluruhan 4,14 2,64 B-5-7

IV I III II Gambar 3 Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis Berdasarkan Pengelolaan Rusunawa Selagalas. Kuadran 4 : Tingkatkan Kinerja a. Ruang Bukan Hunian (2) Pemanfaatan ruang bukan hunian seperti fasilitas tempat usaha yang ada di Rusunawa Selagalas Kota Mataram yang seharusnya diperuntukkan untuk kegiatan ekonomi belum dikelola dengan baik masih dibiarkan kosong. Dan menurut wawancara dengan pengelola ruang bukan hunian belum dimanfaatkan karena kendala belum selesai proses hibah dari Pusat (Kementerian Pekerjaan Umum) ke Pemerintah Kota Mataram. b. Hasil Sewa (3) Belum adanya peraturan tentang tarif sewa, karena proses hibah yang belum dilaksanakan. Tarif sewa yang diberlakukan sekarang masih rendah, merupakan kesepakatan pengayuban penghuni dengan pengelola. c. Prasarana dan Sarana (4) Prasarana dan Sarana dirusunawa selagalas kota mataram masih kurang seperti belum adanya Pos Jaga, Taman bermain, Tempat olah raga, Tempat Usaha (kios) dan jenset untuk mengoperasikan hidrant pemadam kebakaran. Berdasarkan hasil wawancara dan Focus Group Discussion (FGD), untuk meningkatkan prioritas fasilitas dan pengelolaan rusunawa selagalas adalah dengan metode sebagai berikut: 1. Meningkatkan Profesionalisme Pengelola dan Partisipasi Penghuni Rusunawa 2. Mengoptimalkan Pemanfaatan Aset Rusunawa 3. Mempercepat Proses Hibah dari pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah B-5-8

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisa Importance Performance Analysis (IPA) terdapat fasilitas yang mendapat prioritas untuk di tingkatkan kinerja dan pengelolaannya adalah : (1). Sarana Pembuangan Air Limbah, (2). Fasilitas Jemuran, (3). Ruang Bukan Hunian, (4). Hasil Sewa, (5). Prasarana dan Sarana. 2. Berdasarkan hasil pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) diperoleh solusi untuk mengoptimalkan fasilitas rusunawa yang masih harus ditingkatkan kinerja dan pengelolaanya sebagai berikut: (1). Meningkatkan profesionalisme pengelola dan partisipasi penghuni, dalam pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas rusunawa dengan cara melakukan pembinaan dan pengawasan. (2). Mengoptimalkan pemanfaatan aset rusunawa yang belum termanfaatkan. (3). Mempercepat proses hibah dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah dengan cara pemerintah daerah harus berperan aktif dalam mengusulkan proses hibah dengan menyiapkan semua persyaratan untuk pelaksanaan hibah dan berkoordinasi dengan Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengajukan proses hibah ke Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan. Saran 1. Untuk penelitian selanjutnya dapat dianalisa tentang penetapan harga sewa Rusunawa Selagalas Kota Mataram untuk mendapatkan tarif sewa yang sesuai dan terjangkau untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) agar dapat menutupi biaya pemeliharaan. 2. Melakukan kajian ekonomis terhadap pemanfaatan fasilitas rusunawa untuk mendapatkan tambahan dana untuk pemeliharaan dan operasional selain dana hasil sewa unit hunian. DAFTAR PUSTAKA Irwanto, (2006). Focus Group Discussion. Yayasan Obor Indonesia Setiawan R. (2005). Analisa Tingkat Kepuasan Pengguna Kereta Api Komuter Surabaya-Sidoarjo. Surabaya. Sevilla, Consuelo G., Jesus A. Ochave, Twila G. Punsalan, Bella P. Regala,Gabriel G. Uriarte. (2006). Pengantar Metode Penelitian. Cetakan Pertama. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia. Sugiarto dkk (2003), Teknik Sampling, Penerbit Gramedia, Jakarta. Sugiyono (2012), Statistika Untuk Penelitian, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun. B-5-9