ANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA"

Transkripsi

1 ANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA Muhammad Rahman Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP ITS ABSTRAK Mengingat semakin sempit lahan hunian untuk penyediaan perumahan bagi karyawan di dalam kampus ITS, maka sudah saatnya rencana pembangunan ke arah vertikal dalam bentuk rumah susun bagi dosen dan pegawai ITS dimulai. Hal ini disebabkan sebagian besar dosen dan pegawai ITS masih belum mempunyai rumah sendiri. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan tingkat kebutuhan rumah susun untuk dosen dan pegawai ITS baik yang sudah PNS ataupun masih honorer. Metode yang dipergunakan adalah kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa 76,70 % responden bersedia untuk tinggal di rumah susun bila pemerintah berencana membangun rusun dalam kampus ITS saat ini. Alasan utama yang dinyatakan oleh responden yang berminat adalah karena dekat dengan tempat kerja. Tipe rusun yang terbanyak dipilih oleh responden adalah tipe M 2 sebanyak %. Kemudian tipe yang lain adalah tipe > 54 M 2 sebesar 23,61 %, tipe M 2 sebanyak 22,22 %, tipe M 2 sebesar 18,06 %, dan prosentase terkecil 4,17 % adalah tipe < 21 M 2. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah rencana pembangunan rumah susun di ITS perlu dipertimbangkan. Berdasarkan analisa kebutuhan tingkat animo dan tipe rumah susun pilihan responden perlu dibangun rumah susun kelas sederhana dan menengah. Kata kunci: ITS Surabaya, Kebutuhan, Rumah susun 1. PENDAHULUAN Salah satu kendala dalam pembangunan perumahan terutama di kota-kota besar di Indonesia adalah dari sisi penyediaan lahan. Hal ini berlaku juga bagi ITS yang berada di kota besar kedua di Indonesia yaitu Surabaya. Dengan semakin menyempitnya lahan kosong pada zona hunian di dalam kampus ITS menyebabkan tidak lagi memungkinkan untuk pembangunan rumah biasa (landed hosue) bagi karyawan ITS. Alternatif pembangunan ke arah vertikal dalam bentuk rumah susun menjadi salah satu solusi yang rasional untuk diterapkan. Rencana pembangunan rumah susun dalam kampus ITS sudah dimasukkan dalam Master Plan ITS hasil revisi tahun 2002 sehingga perlu dicari tingkat kebutuhan rumah susun yang sesuai dengan harapan bagi dosen dan pegawai ITS yang belum mempunyai rumah sendiri ataupun sudah mempunyai rumah tetapi tinggal jauh dari tempat kerja di ITS. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kebutuhan rumah susun bagi dosen dan pegawai ITS dilihat dari tingkat animo terhadap rencana pembangunan rusun, alasan berminat dan tidak berminat, tipe dan kelas rusun serta tingkat kepentingan terhadap penyediaan fasilitas rumah susun. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Rumah Susun Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Pasal 1 Tahun 1985 definisi Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagianbagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing- ISBN No F-8

2 Analisa Kebutuhan Rumah Susun untuk Dosen dan Pegawai Di ITS Surabaya masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Landasan pemikiran pembangunan rumah susun karena hal-hal berikut : a. Berkurangnya lahan pertanian produktif dan masalah lingkungan b. Masalah transportasi yang akut c. Beban biaya pembangunan yang ekspansif Menurut Modul C-5-7 Perencanaan dan Pengelolaan Rumah Susun Sederhana salah satu alternatif untuk memecahkan kebutuhan rumah di perkotaan yang terbatas adalah dengan mengembangkan model hunian secara vertikal berupa bangunan rumah susun. Untuk kelompok masyarakat golongan menengah atas rumah susun disediakan dalam bentuk rumah susun mewah (flat/condominimum) sedangkan untuk kelompok masyarakat menengah bawah dan masyarakat berpenghasilan rendah adalah rumah susun sederhana. Berdasarkan kelompok sasarannya, rumah susun sederhana dikategorikan dalam dua jenis yaitu rumah susun sederhana untuk dimiliki dan rumah susun sederhana sewa. Selanjutnya rumah susun sederhana sewa dibagi dalam dua kategori yaitu tanpa subsidi dan dengan subsisdi. Masing-masing kategori mempunyai sasaran prioritas sebagai berikut: a. Rumah susun sederhana milik diprioritaskan bagi kelompok masyarakat yang secara ekonomi mampu untuk membeli (tunai atau KPR) unit rumah susun. Intervensi pemerintah dalam batas memberi insentif kemudahan perijinan dan petunjuk teknis, karena pembangunannya menunjang kebijakan pemerintah; b. Rumah susun sederhana sewa tanpa subsidi, diprioritaskan bagi kelompok masyarakat yang secara ekonomi mampu, tetapi memilih untuk tinggal di rumah sewa karena alasan tertentu (belum memiliki rumah sendiri atau alasan lainnya) c. Rumah susun sederhana sewa bersubsidi 1) subsidi terbatas, diprioritaskan bagi kelompok masyarakat dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah yang mampu membayar meskipun terbatas. Intervensi pemerintah dapat dilakukan dalam penyediaan tanah, pembiayaan, pembangunan, maupun pengelolaannya, namun tetap diperhitungkan pengembalian dananya, agar dapat bergulir untuk proyek selanjutnya. 2) subsidi penuh, diprioritaskan bagi kelompok yang kemampuan ekonominya sangat terbatas, hanya mampu membayar sewa untuk menutup ongkos operasi dan pemeliharaan rutin saja. Intervensi pemerintah dilakukan dengan memberi subsidi pembangunan (tanah, bangunan, prasarana dan sarana dasar lingkungan) sepenuhnya. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 8 Tahun 1996 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembangunan Perumahan dan Permukiman di Daerah, satuan rumah susun terdiri dari : 1. Satuan Rumah Susun Sederhana adalah satuan rumah susun dengan luas lantai bangunan tidak lebih dari 45 m 2 dan biaya pembangunan per m 2 tidak melebihi dari harga satuan per m 2 tertinggi untuk pembangunan gedung bertingkat pemerintah klas C yang berlaku 2. Satuan Rumah Susun Menengah adalah satuan rumah susun dengan luas lantai 18 m 2 sampai 100 m 2 dan biaya pembangunan per m 2 antara harga satuan per m 2 tertinggi untuk pembangunan gedung bertingkat pemerintah klas C sampai dengan harga satuan per m 2 tertinggi untuk pembangunan gedung bertingkat pemerintah klas A yang berlaku 3. Satuan Rumah Susun Mewah adalah satuan rumah susun dengan biaya pembangunan per m 2 di atas harga satuan per m 2 tertinggi untuk pembangunan gedung bertingkat pemerintah klas A yang berlaku dengan luas lantai bangunan lebih dari 100 m2. Menteri Negara Perumahan Rakyat dalam sambutannya pada acara Pemancangan Pertama Percepatan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Di Kawasan Perkotaan oleh ISBN No F-9

3 Muhammad Rahman, Ria Asih Aryani Soemitro Bapak Presiden Republik Indonesia tanggal 5 April 2006 telah merumuskan skenario pembangunan rumah susun sederhana melalui pengelompokan sasaran menjadi 5 (lima) kelompok dengan kemungkinan sumber pembiayaan pembangunan sebagai berikut : 1. Pembangunan rumah susun sederhana sewa tidak pulih biaya bagi masyarakat berpenghasilan perbulan kurang atau sama dengan Rp 1 Juta, yang untuk sementara ini porsi pembiayaan masih oleh APBN dan/atau APBD; 2. Pembangunan rumah susun sederhana sewa pulih biaya yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan perbulan antara Rp 1 juta hingga Rp 1,7 juta, dengan pembiayaan APBN dan/atau APBD serta didorong kemungkinannya oleh badan usaha; 3. Pembangunan rumah susun sederhana sewa beli atau yang dapat di-kpr- kan, yang ditujukan bagi masyarkat berpenghasilan perbulan antara Rp 1,7 juta hingga Rp 2,5 juta dengan pembiayaan sepenuhnya oleh badan usaha swasta; 4. Pembangunan rumah susun sederhana milik, yang dapat diperoleh melalui KPR dan ditujukan kepada masyarakat berpenghasilan perbulan antara Rp 2,5 juta hingga 3,5 juta; 5. Pembangunan rumah susun sederhana milik yang dapat diperoleh melalui KPR dan ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan perbulan antara 3,5 juta hingga Rp 4,5 juta Analisa Kebutuhan Analisis kebutuhan adalah analisa deskriftif untuk mengetahui gambaran tingkat kebutuhan rumah susun dari segi tipe/kelas dan tingkat kepentingan penyediaan fasilitas rusun bagi dosen dan pegawai ITS Surabaya. 3. METODA PENELITIAN 3.1. Responden Penelitian Pada penelitian ini dilakukan survai primer kuesioner sehingga harus dilakukan penentuan populasi dan sampel. Seluruh dosen dan pegawai di ITS yang tidak tinggal di perumahan umum dosen dan pegawai merupakan populasi dalam penelitian ini Teknik Pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara proporsional dengan menggunakan dua tahapan, yaitu : Tahap I, menentukan sampel blok dengan metoda cluster random sampling. Pemilihan metoda ini didasarkan pada jumlah blok pada masing-masing fakultas dan unit kerja di ITS Surabaya. Oleh karena itu perlu ditentukan blok mana yang akan digunakan sebagai sampel blok. Tahap II, setelah sampel blok diketahui selanjutnya dilakukan penentuan sampel individu dengan metoda stratified random sampling pada blok terpilih. Pemilihan metoda ini didasarkan adanya perbedaan tingkat penghasilan calon responden pada masing-masing fakultas atau unit kerja di ITS 3.3. Metoda Analisa Untuk mendapatkan tingkat kebutuhan rumah susun bagi dosen dan pegawai ITS dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif terhadap hasil survai kuesioner yang disebarkan. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Dari sejumlah kuesioner yang disebar melalui metode wawancara dan pengisian sendiri kepada 36 orang dosen, 31 orang pegawai status PNS dan 27 orang honorer diketahui profil responden sebagai berikut: a. Usia Komposisi terbesar responden dalam penelitian ini baik dosen, pegawai maupun honorer berada pada kisaran usia 20 hingga 29 tahun. Namun ada pula responden yang berusia di atas 50 tahun meskipun hanya dalam prosentase jumlah yang sangat kecil, sebagaimana terlihat dalam gambar 1. Berdasarkan distribusi tersebut dapat diketahui bahwa responden sebagian besar berada pada usia produktif kerja. Gambar 1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia b. Jenis Kelamin ISBN No F-10

4 Analisa Kebutuhan Rumah Susun untuk Dosen dan Pegawai Di ITS Surabaya Responden laki-laki baik dari pegawai maupun honorer masih lebih banyak dibanding responden dari perempuan kecuali dari responden dosen. Responden pegawai laki-laki berjumlah 80,65 persen sedangkan responden perempuan 19,35 %. Artinya tingkat partisipasi responden laki-laki yang terlibat kuesioner rumah susun lebih banyak dari responden perempuan seperti yang terlihat pada gambar 2 berikut : Gambar 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin c. Tingkat Pendidikan Rata-rata responden yang bekerja sebagai dosen di ITS memiliki tingkat pendidikan yang cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari tingkat responden dosen yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu 69,44 % berpendidikan setingkat S-2 dan 30,56 % berpendidikan S-1. Sedangkan untuk responden pegawai tingkat pendidikan cukup bervariasi dari lulusan SD hingga bergelar S-2. Hal ini mungkin disebabkan ITS dahulu menerima pegawai dari tingkatan terendah sampai sarjana. Tetapi untuk responden kalangan honorer tingkat pendidikan berkisar dari lulusan SMP hingga perguruan tinggi (S-1). Gambar 3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan d. Penghasilan Sebagian besar responden berpenghasilan paling banyak antara Rp ,- s/d Rp ,- yaitu sebanyak 94,44 % dari kalangan responden dosen dan responden pegawai 74,19 %. Namun untuk responden honorer mereka semua berpenghasilan di bawah Rp ,-. Gambar 4 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan e. Status Perkawinan Dilihat dari status perkawinan jumlah responden yang berasal dari dosen dan pegawai yang sudah menikah lebih banyak daripada yang belum menikah. Sementara dari kalangan honorer perbandingan yang belum menikah sedikit lebih banyak daripada yang sudah menikah dengan perbandingan 51,85 % berbanding 48,15 %. Gambar 5 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan f. Masa Kerja Responden dari ketiga kalangan semuanya memiliki masa kerja yang bervariasi. Sebagian besar responden menyatakan telah bekerja di ITS dalam rentang waktu 1 5 tahun, yaitu sebanyak 66,67 % responden kalangan dosen, 22,58 % responden pegawai dan 66,67 % responden honorer. Ada juga beberapa responden pegawai yang telah mengabdi di ITS melebihi 20 tahun yaitu berjumlah 5 orang (16,37 %). Gambar 6 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja g. Tempat Tinggal Sekarang Ternyata sebagian besar responden baik dosen, pegawai dan honorer yang belum punya rumah sendiri masih ikut tinggal di rumah orang tua atau mertua. Dari responden kalangan dosen yang menempati rumah orang tua atau mertua sebanyak 55,56 %, responden pegawai 54,84 % dan responden honorer 48,15 %. Terlihat dari seluruh responden terdapat juga yang sudah tinggal di rumah susun sederhana sewa sebanyak 1 orang dari responden dosen. Gambar 7 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Sekarang h. Jumlah Penghuni Tempat Tinggal Sekarang ISBN No F-11

5 Muhammad Rahman, Ria Asih Aryani Soemitro Sebagian besar responden dosen, pegawai dan honorer terungkap bahwa pada tempat tinggal yang dihuni sekarang ditempati oleh 5 orang atau lebih yaitu 55,56 % dari responden dosen, 58,06 % dari responden pegawai dan 42,31 % dari responden honorer. Fakta ini mengindikasikan sebagian besar responden masih ikut bersama orang tua atau mertua mereka. Gambar 8 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Penghuni Tempat Tinggal Sekarang i. Jarak Antara Tempat Tinggal Sekarang dengan Tempat Kerja Sebagian besar responden kalangan dosen, pegawai dan honorer menyatakan jarak antara tempat tinggal sekarang dengan tempat kerja di ITS di atas 8,5 Km. Responden honorer yang menempuh jarak lebih dari 8,5 Km ke ITS sebanyak 55,56 %, diikuti responden pegawai sebesar 48,39 % dan responden dosen 38,89 %. Namun demikian terdapat juga responden yang tinggal kurang dari 1 Km dari ITS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian responden ada yang tinggal kost atau kontrakan dekat ITS. Gambar 9 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal dengan Tempat Kerja j. Alat Tranportasi Yang Digunakan Sepeda motor menjadi pilihan umum dari sebagian besar responden sebagai alat transportasi ke tempat kerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden mereka menyatakan memilih menggunakan sepeda motor karena lebih murah dibandingkan bila harus menggunakan kendaraan umum atau mobil pribadi. Tetapi tetap ada sebagian responden yang memakai mobil pribadi atau menggunakan kendaraan umum ke tempat kerja. Persen Mobil Sepeda Pribadi Motor Kend umum Sepeda Lainnya Biasa Alat Transportasi yang digunakan Dosen Pegawai Honorer Gambar 10 Distribusi Responden Berdasarkan Alat Transportasi Menuju Tempat Kerja k. Biaya Transportasi Menuju Tempat Kerja Biaya transportasi perbulan responden juga bervariasi. Tampak dalam gambar di bawah sebagian besar reponden mengeluarkan biaya perjalanan kurang dari 200 ribu perbulan. Responden honorer yang menghabiskan biaya transportasi kurang dari 200 ribu sebanyak 51,85 %, diikuti responden dosen sebesar 50,00 % dan responden pegawai menyusul dengan 45,16 %. Gambar 11 Distribusi Responden Berdasarkan Biaya Transportasi Menuju Tempat Kerja 4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk mengetahui kemampuan ukur masingmasing pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan, maka dilakukan uji validitas terhadap tingkat kepentingan fasilitas rumah susun terhadap 72 orang responden yang berminat terhadap rusun untuk menguji instrumen penelitian apakah valid dan reliabel. Uji validitas adalah pengujian terhadap alat ukur, dimana setiap pertanyaan dalam alat ukur dapat mengukur aspek yang sama. Ukuran validitas diperoleh dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi momen produk untuk setiap item pertanyaan. Setelah dilakukan ISBN No F-12

6 Analisa Kebutuhan Rumah Susun untuk Dosen dan Pegawai Di ITS Surabaya perhitungan dengan menggunakan taraf signifikan (α) = 5 % dan n = 72 maka diperoleh tabel 1 di bawah ini: Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Jika diketahui t hitung lebih besar dari t tabel maka pertanyaan tersebut valid, tetapi jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid. Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa semua pertanyaan valid. Syarat lain yang penting untuk sebuah kuesioner adalah reliabel. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda Untuk mengetahui reliabilitas sebuah kuesioner maka dilakukan uji reliabilitas untuk semua pertanyaan dalam kuesioner untuk setiap item pertanyaan. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan taraf signifikan (α) = 5 % dan n = 72 maka diperoleh tabel 2 di berikut ini : Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Jika diketahui r 11 lebih besar dari r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel, tetapi jika r 11 lebih kecil dari r tabel maka pertanyaan terrsebut tidak reliabel. Dari tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa semua pertanyaan reliabel sehingga dapat dipakai pada pengujian selanjutnya. 4.3 Analisa Tingkat Kebutuhan Analisa ini dilakukan dengan melakukan survai primer mengenai minat responden terhadap rencana pembangunan rumah susun bagi dosen dan pegawai di ITS. Besar animo responden dapat menunjukkan tingkat kebutuhan rumah susun pada saat ini dilihat dari sisi tipe/kelas rusun. Dari hasil penyebaran kuesioner terhadap dosen dan pegawai ITS dapat diketahui hasil sebagai berikut : a. Tingkat Animo Responden Dari hasil kuesioner responden yang diteliti, ternyata yang berminat untuk tinggal di rumah susun sebanyak 72 orang responden (76,70 %), sedangkan 22 responden (23,30 %) menyatakan tidak beminat untuk tinggal di rumah susun dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3 Tingat Animo Responden Terhadap Rumah Susun Gambar 12 Prosentase Tingkat Animo Responden Terhadap Rusun Bila diteliti dari jawaban responden, ternyata prosentase yang berminat untuk tinggal di rumah susun lebih banyak dari honorer 85,10 %, disusul oleh pegawai 83,87 % dan terakhir dari dosen 63,80 %. Bila hasil jawaban berminat atau tidak berminat berdasarkan tingkat penghasilan akan didapat prosentase jawaban yang agak berbeda sebagai berikut : Tabel 4 Tingat Animo Responden Terhadap Rumah Susun Berdasarkan Tingkat Penghasilan Responden Gambar 13 Prosentase Tingkat Animo Responden Terhadap Rusun Berdasarkan tingkat Penghasilan Hasil survai mengindikasikan bahwa tingkat animo responden dengan penghasilan Rp ,- s/d Rp ,- sebesar 90,00 %, diikuti responden dengan penghasilan Rp ,- sebanyak 85,10 % dan terakhir penghasilan Rp s/d Rp sejumlah 68,42 %. b. Alasan yang dikemukakan Berdasarkan hasil jawaban kuesioner masing-masing responden dikemukakan alasan berminat atau tidak berminat terhadap rencana pembangunan rumah susun di ITS dalam tabel 5 berikut : ISBN No F-13

7 Muhammad Rahman, Ria Asih Aryani Soemitro Tabel 5 Alasan Berminat Tinggal di Rusun Gambar 14 Prosentase Minat Pasar Rusun 30,37 % responden dosen berminat tinggal di rusun karena dekat dengan tempat kerja dan juga faktor biaya yang murah. Faktor lainnya responden ingin merasakan suasana baru 13,04 %. Bagi responden pegawai sebagian memilih berminat tinggal di rusun karena alasan dekat tempat kerja dan biaya murah dibandingkan dengan tempat tinggal semula yang dinyatakan oleh 53,85% dan 34,62 %. Sedangkan responden dari kalangan honorer berminat tinggal di rusun karena dekat dengan tempat kerja dan biaya murah. Dekat tempat kerja dipilih sebanyak 69,57 % dan biaya murah sebanyak 30,43 %. Hal yang penting untuk dijadikan pertimbangan responden bersedia mau tinggal di rumah susun antara lain: pertama, faktor kedekatan rumah susun dengan tempat kerja; kedua, biaya yang dikeluarkan lebih murah, ketiga, hal lainya berkaitan dengan ingin merasakan suasana baru; keempat, tidak ada pilihan lain dan kelima, fasilitas rumah susun lebih baik. Sementara bagi mereka yang menjawab tidak bersedia tinggal di rumah susun dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 5 Alasan Tidak berminat Tinggal di Rusun Gambar 15 Prosentase Alasan Tidak berminat Tinggal di Rusun Sedangkan alasan responden tidak berminat tinggal di rumah susun antara lain adalah; pertama, ikatan emosional dengan tempat tinggal sekarang dan kurang nyaman dengan fisik rumah susun; kedua, belum terpikir untuk tinggal di rumah susun dan ketiga, tingkat privasi yang rendah tinggal di rumah susun. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner, dari 72 orang responden yang berminat untuk tinggal di rumah susun, 3 responden membutuhkan luas unit rumah susun < 21 m 2, 45 orang memilih luas unit antara m 2 dan 15 orang memilih luas unit > 54 m 2. Hal ini menunjukkan bahwa satuan rumah susun yang diinginkan responden adalah satuan rumah susun sederhana dan menengah. Tabel 6 Minat Responden Terhadap tipe Rumah susun Gambar di bawah ini merupakan prosentase minat pasar rumah susun berdasarkan pilihan responden yang berminat. Gambar 16 Tipe rusun pilihan responden d. Fasilitas Rumah Susun Untuk melihat sejauh mana kepentingan responden yang berminat terhadap penyediaan fasilitas rumah susun, maka dilakukan penilaian tingkat kepentingan responden terhadap penyediaan fasilitas rumah susun. Berdasarkan penilaian tingkat kepentingan calon penghuni terhadap fasilitas rumah susun diperoleh hasil sebagai berikut : Penentuan fasilitas-fasilitas yang berpengaruh ditentukan dari nilai ratarata. Nilai rata-rata (mean) setiap fasilitas dihitung dari jumlah nilai total responden terhadap suatu fasilitas dibagi dengan jumlah responden. Mean (rata-rata) yang didapat disusun secara berurutan. Besar kecilnya mean fasilitas menunjukkan besar kecilnya tingkat kepentingan fasilitas tersebut dalam proses penentuan fasilitas rumah susun di ITS. Tabel 7 menunjukkan hasil isian setiap responden dan nilai rata-rata setiap fasilitas, sedangkan tabel 8 menunjukkan urutan nilai rata-rata fasilitas rumah susun. c. Tipe dan kelas rumah susun ISBN No F-14

8 Analisa Kebutuhan Rumah Susun untuk Dosen dan Pegawai Di ITS Surabaya 3. Supranto, J. (2007), Teknik Sampling Untuk Survey & Eksperimen, Rineka Cipta, Jakarta. Tabel 7 Hasil Isian Responden dan Nilai Rata-rata Setiap Fasilitas Tabel 8 Urutan Nilai Rata-rata Fasilitas Nilai tertinggi rata-rata jawaban responden adalah 4,90 sedangkan nilai terendah adalah 3,68. Hasil perhitungan yang didapat menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan (fasilitas) mempunyai nilai ratarata di atas 3,5 sehingga semua fasilitasfasilitas pada tabel 5.9 di atas merupakan fasilitas-fasilitas yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi. Besarnya tingkat kepentingan berdasarkan urutan nilai ratarata. 5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah : Rencana pembangunan Rumah Susun bagi dosen dan pegawai ITS perlu dipertimbangkan. Berdasarkan analisa kebutuhan tipe/kelas yang diminati responden merupakan rumah susun kelas sederhana dan menengah. DAFTAR PUSTAKA 1. Komarudin (1997), Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman, Penerbit Yayasan REI-PT. Rakasindo, Jakarta. 2. Suparno Sastra, M. dan Marlina, Endi (2007) Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, Sebuah konsep, Pedoman dan Strategi Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, Penerbit Andi, Yogyakarta ISBN No F-15

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO Dyah Purnamasari Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email : dyahpurnamasari@yahoo.com Retno Indryani

Lebih terperinci

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya) EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya) Widiastuti Hapsari dan Ria Asih Aryani Soemitro Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG M. Rizal 1, Wahju Herijanto 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.571, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Perumahan. Kawasan Permukiman. Hunian Berimbang. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH DI KABUPATEN TANAH LAUT

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH DI KABUPATEN TANAH LAUT Tedy Mulyana *), Retno Indryani **) Program Magister Teknik Bidang Keahlian Manajemen Aset FTSP ITS E-mail : temulyana@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Responden 1. Jenis Kelamin Berdasarkan kategori jenis kelamin responden hasil deskripsi selengkapnya disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1. Deskripsi Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Karakteristik Rumah Tangga Responden BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Analisisis Deskriptif 4.1.1. Data Karakteristik Rumah Tangga Responden Dari hasil penyebaran kuisioner didapat data

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM)

OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM) OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM) Sri Hartati 1, *), Tri Joko Wahyu Adi 2) dan Yusroniya Eka Putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Antara lain disebabkan adanya peluang kerja dari sektor industri dan perdagangan.

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN TUJUAN PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN KALIGAWE DI SEMARANG)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN TUJUAN PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN KALIGAWE DI SEMARANG) FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN TUJUAN PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN KALIGAWE DI SEMARANG) Lalu Mulyadi 1, Tiong Iskandar 1, Didik Haryoto 2 1 Dosen Pascasarjana

Lebih terperinci

PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA RUMAH SUSUN PEKUNDEN KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA RUMAH SUSUN PEKUNDEN KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR PENGENAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PADA RUMAH SUSUN PEKUNDEN KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: BAIQ ELNY SUSANTI L2D 000 401 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Deskriptif 4.1.1. Data Karakteristik Rumah Tangga 1). Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden Tabel 4. 1 Jenis Pekerjaan dan Pendapatan Responden Pekerjaan

Lebih terperinci

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN RUSUNAWA DI SURAKARTA

TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN RUSUNAWA DI SURAKARTA TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN RUSUNAWA DI SURAKARTA Masturina Kusuma Hidayati Magister Perencanaan Kota dan Daerah Universitas Gadjah Mada (UGM) E-mail : rimamastur6@gmail.com

Lebih terperinci

44 Universitas Indonesia

44 Universitas Indonesia BAB IV HASIL SURVEI DAN ANALISIS 4. 1. Metodologi Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Menurut Singarimbun dan Sofian (1995,

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memberikan kesimpulan sebagai berikut : prosedur pelayanan di UPTSA tergolong mudah sehingga kualitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. memberikan kesimpulan sebagai berikut : prosedur pelayanan di UPTSA tergolong mudah sehingga kualitas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan komposisi pengunjung yang menggunakan jasa pelayanan

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS Ika Setiyaningsih 1, Renaningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah susun adalah sebuah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan. PT. Graha Optimasi Triasindo adalan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang consultan, kontaktor dan developer, khususnya pada bagian developher

Lebih terperinci

Analisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya HASIL SURVEI. Gambar 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Analisis Permintaan Pelayanan Taksi Argometer di Bandar Udara Juanda Surabaya HASIL SURVEI. Gambar 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin HASIL SURVEI 4.1. KEADAAN UMUM RESPONDEN Hasil survei menunjukkan jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki yaitu 788 responden (78.8%). Sisanya sebanyak 212 responden (21.2%) adalah responden

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1280, 2013 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Perumahan. Kawasan Permukiman. Hunian Berimbang. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO Dwi Joko Fachrur Rozi 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Transportasi menjadi sangat penting dengan melihat

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Transportasi menjadi sangat penting dengan melihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sarana yang menunjang aspek kehidupan manusia untuk memperoleh kemudahan dalam mencapai tempat yang diinginkan. Transportasi menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan korelatif antara dua variabel, variabel independent (tingkat pendidikan,

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG

PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG Haris Fakhrozi 1, Putu Artama Wiguna 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Kuesioner disebar kepada 100 orang nasabah Bank Tabungan Negara cabang Pekalongan dengan kriteria nasabah yang akan atau sedang memanfaatkan pelayanan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Perusahaan PT.Summerville Indonesia merupakan peerusahaan swasta yang bergerak di bidang perdagangan dan developer properti yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Rumah (papan) adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain makanan (pangan), dan pakaian (sandang). Ketersediaan lahan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini adalah penelitian quasi-eksperimen yang menggunakan nonequivalent model grup kontrol. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang terdiri

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAKA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAKA ESA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 136 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAKA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi Sidang Tugas Akhir Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya Di Kelurahan Tambak Wedi Mia Ermawati (3610100035) Dosen Pembimbing: Ema Umilia, ST., MT Hertiari Idajati, ST. MSc Isi Presentasi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PENDIDIKAN PADA PERGURUAN TINGGI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PENDIDIKAN PADA PERGURUAN TINGGI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PENDIDIKAN PADA PERGURUAN TINGGI Moses L. Singgih 1), Rahmayanti 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1 Uji Validitas Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik menggunakan kuesioner. Adapun kuesioner disebarkan kepada para pengguna SIMAK- BMN di lingkungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pertanian di Kabupaten Lampung Tengah dengan mengambil pegawai Badan

METODE PENELITIAN. Pertanian di Kabupaten Lampung Tengah dengan mengambil pegawai Badan 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Lampung Tengah dengan mengambil pegawai Badan Ketahanan Pangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Juniarko dkk, 2012;

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik (Juniarko dkk, 2012; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah merupakan salah satu hak yang mendasar bagi manusia dalam mencapai kehidupan yang lebih layak selain kebutuhan sandang dan pangan. Rumah atau tempat tinggal berfungsi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA DAN YAMAHA DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG

ANALISIS PERBANDINGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA DAN YAMAHA DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG ANALISIS PERBANDINGAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MEREK HONDA DAN YAMAHA DI KALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA KALIMALANG Nama : Fidyah Anggraeni Npm : 13213444 Kelas : 3EA21 Fakultas : Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu penelitian yang bersifat penjelasan pada setiap variabelnya melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dinamika kolerasi antar faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dinamika kolerasi antar faktor-faktor risiko dengan efek, dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan desain cross sectional, Alasan menggunakan ini yaitu penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini diawali dengan membagikan kuesioner kepada seluruh pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Majapahit Semarang)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Majapahit Semarang) BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Cabang Majapahit Semarang) Pegadaian syari ah cabang majapahit semarang adalah suatu badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian dan metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimen dengan rancangan deskriptif korelasi yaitu suatu metode

Lebih terperinci

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Kesimpulan, Diskusi, dan Saran akan mengemukakan hasil umum yang diperoleh setelah melakukan penelitian, diskusi tentang hasil penelitian beserta kekurangankekurangan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta yang mencakup Jabodetabek merupakan kota terpadat kedua di dunia dengan jumlah penduduk 26.746.000 jiwa (sumber: http://dunia.news.viva.co.id). Kawasan Jakarta

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK OLEH PALUPI SRI NARISYWARI SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan 20 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan cara pengambilan sampel data kebisingan lalu lintas dan wawancara terhadap penduduk yang dilakukan dengan cara purposive

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 18 /PERMEN/M/2007

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 18 /PERMEN/M/2007 PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 18 /PERMEN/M/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERHITUNGAN TARIF SEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA YANG DIBIAYAI APBN DAN APBD Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KUESIONER (UNTUK BURUH/PEKERJA)

KUESIONER (UNTUK BURUH/PEKERJA) 120 Lampiran -1 KUESIONER (UNTUK BURUH/PEKERJA) Pekerja merupakan salah satu komponen penting yang mendukung proses industrialisasi. Tanpa pekerja industri tidak akan berjalan. Penyediaan perumahan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, dimana metode ini merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan tentang gambaran data hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan jawaban dari responden, proses pengolahan data serta analisis hasil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian explanatory untuk memahami pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, melalui penelitian survey untuk mendapat generalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sarana komunikasi dan media elektronik sekarang ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sarana komunikasi dan media elektronik sekarang ini mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sarana komunikasi dan media elektronik sekarang ini mengalami kemajuan yang pesat dimana saat itu seluruh lapisan masyarakat luas mulai membutuhkan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR 118 PEREMAJAAN RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan, perumahan, dan pemukiman pada hakekatnya merupakan pemanfaatan lahan secara optimal, khususnya lahan di perkotaan agar berdaya guna dan berhasil guna sesuai

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian METODOLOGI Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik survei dalam bentuk penelitian deskriptif korelasional. Penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi maka dapat menimbulkan perubahan juga pada. masyarakatnya dimana mereka menuntut kelancaran transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi maka dapat menimbulkan perubahan juga pada. masyarakatnya dimana mereka menuntut kelancaran transportasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era perkembangan sekarang ini pemasaran merupakan faktor penting dalam menentukan maju berkembangnya suatu perusahaan. Pemasaran adalah suatu kegiatan dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menerangkan atau membuat

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUMAH DI PERUMAHAN PURI SURYA JAYA GEDANGAN SIDOARJO

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUMAH DI PERUMAHAN PURI SURYA JAYA GEDANGAN SIDOARJO ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUMAH DI PERUMAHAN PURI SURYA JAYA GEDANGAN SIDOARJO Feri Harianto 1 dan Fendy Aries Prasetyo 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Aditama Surabaya, Telp

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUMAHAN 1.1.1 Pertumbuhan Sektor Perumahan Nasional Peta bisnis properti di Indonesia menunjukkan terjadinya kecenderungan penurunan kapitalisasi pada tahun 2007,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian dilaksanakan selama dua kali yaitu yang pertama pada tanggal 22 April 2014 dan yang kedua pada tanggal 15 Mei 2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bertambahnya jumlah penduduk dan semakin maraknya kegiatan perekonomian mendorong timbulnya peningkatan kebutuhan lahan pemukiman, Sementara itu, ketersediaan lahan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data, BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab V akan membahas statistik deskriptif data, gambaran umum responden, uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data, gambaran umum responden,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan. 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan disajikan gambaran data penelitian yang didapat dari hasil jawaban responden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data tersebut.

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi EKSPEKTASI PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. DHARMA PRATAMA SEJATI DI PAITON BAGIAN KONTRAKTOR DITINJAU DARI PENINGKATAN UPAH KARYAWAN DAN PENINGKATAN TARAF KESEHATAN KARYAWAN TAHUN 2013 JURNAL PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang terkenal dengan gudegnya, masyarakatnya yang ramah, suasana yang damai tentram, nyaman dapat dirasakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA PENELITIAN

BAB V ANALISA DATA PENELITIAN BAB V ANALISA DATA PENELITIAN A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Uji Validitas Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju kearah profesionalisme dan menunjang terciptanya pemerintah yang baik,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan salah

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Putra Baru Swalayan Putra Baru Swalayan merupakan salah satu dari bisnis ritel yang ada di Indonesia. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi

Lebih terperinci

Bab III. Metode Penelitian. menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah

Bab III. Metode Penelitian. menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah Bab III Metode Penelitian A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non-eksperimen dengan metode kuantitatif menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. bendahara SKPD diatas 1 tahun. Penyebaran kuesioner dilakukan pada bulan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. bendahara SKPD diatas 1 tahun. Penyebaran kuesioner dilakukan pada bulan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Responden Responden penelitian adalah bendahara penerimaan dan pengeluaran SKPD pada Pemerintah Kabupaten Tabanan yang sudah melaksanakan tugas sebagai bendahara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan responden (sampel) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengumpulan data pada penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Wilayah Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSPEKTORAT JENDERAL DIKLAT METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL PARUNG BOGOR, MEI 2005 TEKNIK SAMPLING

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSPEKTORAT JENDERAL DIKLAT METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL PARUNG BOGOR, MEI 2005 TEKNIK SAMPLING DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSPEKTORAT JENDERAL DIKLAT METODOLOGI PENELITIAN SOSIAL PARUNG BOGOR, 25 28 MEI 2005 TEKNIK SAMPLING Oleh: NUGRAHA SETIAWAN UNIVERSITAS PADJADJARAN TEKNIK SAMPLING Oleh:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang guna mencari tahu kenapa proyek ini dibutuhkan dan seberapa layak proyek ini diadakan, rumusan permasalahan permasalahan yang ada, tujuan yang

Lebih terperinci

LAPORAN BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG SEMESTER I TAHUN 2017

LAPORAN BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG SEMESTER I TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG SEMESTER I TAHUN 2017 BALAI

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. BPS Monografi Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara. Semarang : Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara.

DAFTAR PUSTAKA. BPS Monografi Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara. Semarang : Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2011. Kecamatan Semarang Tengah Dalam Angka 2010. Semarang : BPS Semarang. BPS. 2011. Kecamatan Semarang Utara Dalam Angka 2010. Semarang : BPS Semarang. BPS. 2011. Kota Semarang Dalam

Lebih terperinci

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( )

MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN. M. Jamal Muttaqin ( ) MARKET POTENTIAL RESEARCH PASAR TRADISIONAL PD PASAR SURYA DI CABANG SURABAYA SELATAN M. Jamal Muttaqin (1307 100 069) Latar Belakang Urgensi Pasar Tradisional Menyusutnya Pasar Tradisional Semakin banyak

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis data responden pada ketiga tipe perumahan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor yang mempengaruhi bangkitan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif analitis karena analisis hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden dari penelitian ini adalah warga Desa Kedungjaran Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN Untuk memperoleh hasil pemrograman yang maksimal, proses analisa yang dilakukan sebaiknya bersumber pada data yang tersusun dengan sempurna. Data yang sudah terkumpul kemudian

Lebih terperinci

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB TEMU ILMIAH IPLBI 06 Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB Febby Nugrayolanda Program Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Intensitas penggunaan angkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya kualitas hidup dari manusia itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap makhluk hidup membutuhkan suatu ruang dimana dia dapat merasakan kenyamanan, keamanan dan perlindungan dari segala aspek yang ada disekitarnya

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Fenomena kepadatan penduduk merupakan permasalahan yang sudah tidak asing terjadi di kota kota di Indonesia terutama yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena umum yang terjadi hampir

Lebih terperinci