I. PENDAHULUAN. Dunia saat ini memasuki lingkaran globalisasi dan dalam perkembangannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di kepulauan ini. Transportasi merupakan tulang punggung perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan suatu faktor pendukung yang sangat

III. METODE PENELITIAN. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. Ketercapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh manajemen sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB I PENDAHULUAN. BPR Nusamba dalam definisi UU Perbankkan adalah salah satu jenis

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

Pada dasarnya setiap perusahaan melakukan aktivitas untuk mencapai. tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman menuntut perusahaan untuk berubah. Perubahan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai sebagai sumber daya manusia dalam organisasi memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditempatkannya sumber daya manusia pada urutan pertama unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KARIR TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL (TPK) KALIMANTAN SELATAN BULAN DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

2015 HUBUNGAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIER DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

menjadikannya sebagai bagian perusahaan yang sangat perlu diperhatikan. Terdapat banyak permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini

PERTUMBUHAN SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

BAB I PENDAHULUAN. Masalah rendahnya kinerja karyawan merupakan masalah yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. (Rivai, 2004: 309). Prestasi kerja karyawan akan membawa dampak bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Ade Busana merupakan salah satu perusahaan garment yang bergerak di. Perusahaan yang berlokasi di kawasan Cibogo Lembang ini

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung. (Perda) Kotamadya Bandung Nomor 7/PD/1974 dengan memiliki tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karyawan yang tidak puas dengan kerja mereka cenderung kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan terbesar yang ada di Indonesia.Dengan visi yaitu menjadi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menyukai segala sesuatu yang praktis, tetapi sekarang telah mengalami persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Badan Pengelola

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Eksekutif

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI FEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KATA PENGANTAR. BKDD Kab. Banyumas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja merupakan asset utama dan sangat

KATA PENGANTAR. BKDD Kab. Banyumas

Lampiran 1 : Data keuangan dan Permintaan (Data Skunder)

BAB I PENDAHULUAN. PIDO BUSANA merupakan salah satu perusahaan garment yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola dan pembuat gagasan. Menurut Hasibuan (200:9), manusia

PERKEMBANGAN JASA TRANSPORTASI

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

DATA DISTRIBUSI SIMPANAN PADA BPR DAN BPRS

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TIMUR AGUSTUS 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 5 Indeks Nilai Tukar Petani Kabupaten Ciamis

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan untuk mencapai profit

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi mempunyai alat-alat teknologi yang canggih, namun

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan melibatkan beberapa orang sebagai pelaksana tugas yang didisain untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu pimpinan dapat memberikan. melakukan kinerja didalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalamnya, karena pegawai merupakan subyek dalam proses kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

2014 PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam psikologi disebut dengan kepribadian. Kepribadian merupakan aspek psikologi. yang penting dalam menentukan perilaku individu.

I. PENDAHULUAN. teknologi sudah menjadikan persyaratan. Pembangunan sektor industri. merupakan program pemerintah jangka panjang dalam mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan perundang-undangan republik Indonesia. Dituntut untuk selalu

Laporan Bulanan Bulan Februari 2018 Balai Diklat Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Kupang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nopember 2017

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtunuwu (2015)

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara menerapkan prinsip good governance dengan mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resource) guna menjalankan fungsinya dengan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia saat ini memasuki lingkaran globalisasi dan dalam perkembangannya ilmu pengetahuan bersaing dengan teknologi secara pesat. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadi tolak ukur bagi perkembangan suatu negara. Penerapan teknologi informasi sangat dianggap penting, sebagai contoh pekembangan komputer, tidak sedikit perusahaan yang menitikberatkan keahlian mengoperasikan komputer kepada calon karyawannya, pengetahuan dalam mengoperasikan microsoft office dan menguasai e-mail menjadi modal utama bagi calon karyawan. Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah sangat modern, menyebabkan perubahan peran teknologi pada organisasi atau perusahaan. Saat ini, peran teknologi informasi amat besar, sehingga eksistensinya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Pembangunan infrastuktur jaringan Wide Area Network (WAN) dan pengembangan aplikasi sistem informasi guna mendukung operasi perusahaan. Calon karyawan dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan dalam teknologi dan mampu mengoperasikan komputer sebagai teknologi informasi yang diterapkan oleh perusahaan. Kemampuan seperti ini berkaitan dengan kecerdasan intektual. Oleh karena itu, perusahaan menggunakan psycho test sebagai proses seleksi

2 terhadap calon karyawan agar mendapatkan karyawan yang memiliki kecerdasan intelektual dan berkepribadian yang baik. Kecerdasan intelektual perlu diimbangi dengan kecerdasan emosional yang akan memberikan kesempatan pada diri untuk sukses dalam prestasi belajar, meniti karir, dan menjalani kehidupan sosial. Kecerdasan ini dapat memberikan kendali pada diri sendiri dan memaksimalkan potensi, sehingga menghasilkan karyawan yang berkualitas. Kualitas karyawan juga dapat dilihat dari kecerdasan emosionalnya. Kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja dan memahami pekerjaan yang dilakukan dapat menjadi nilai tambah karyawan. Menurut Goleman (2007: 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya, melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial. Masalahnya adalah karyawan tidak selalu konsisten dalam mengelola emosinya, sehingga upaya pelatihan karyawan perlu dilakukan. Kecerdasan emosional karyawan berkaitan dengan komitmen kerja karyawan yang bersinggungan dengan perasaan emosional karyawan terhadap pekerjaanya, nilai ekonomi atas pekerjaannya, dan alasan moral atau etis atas pekerjaannya. Perusahaan tidak hanya memberikan upaya pada karyawannya untuk memiliki kecerdasan emosional yang baik saja, tetapi juga memerhatikan dan berupaya menstabilkan komitmen kerja karyawan. Kecerdasan emosional karyawan yang baik, menunjukan pengendalian diri dan penempatan emosi yang tepat dalam jam kerja, yang berpengaruh pada komitmen kerja karyawan. Komitmen kerja melibatkan individu terhadap pekerjaanya. Komitmen kerja merupakan sebuah

3 variabel yang mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu terhadap pekerjaan tertentu dalam organisasi (Spector, 2000: 198). Komitmen kerja karyawan penting dalam perusahaan karena dengan komitmen kerja, karyawan menjadi lebih bertanggung jawab atas pekerjaannya. Robbins dan Judge (2008: 101) membedakan tiga dimensi terpisah terhadap komitmen, yaitu komitmen afektif, berkelanjutan, dan normatif. Komitmen afektif adalah perasaan emosional untuk pekerjaannya dan keyakinan dalam nilai-nilainya; komitmen berkelanjutan adalah nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dengan sebuah pekerjaan bila dibandingkan dengan meninggalkan pekerjaan tersebut; komitmen normatif adalah komitmen untuk bertahan dengan pekerjaan untuk alasan moral atau etis. Perusahaan perseroan PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) unit usaha Pematang Kiwah adalah unit usaha yang berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara PTPN VII Bandarlampung sebagai pusatnya, yang berfokus pada pengolahan karet. Unit usaha ini telah menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan proses bisnis, maka aplikasi sistem informasi akuntansi, Sumber Daya Manusia (SDM), dan Inventory Control yang telah menjadi bagian operasional perusahaan terus disempurnakan agar bisa memberikan nilai tambah bagi bisnis perusahaan. Tidak hanya dalam teknologi informasi, memperbaiki kualitas tenaga kerja sebagai sumber daya perusahaan melalui tahapan pengikutsertaan dalam berbagai pengembangan SDM, sebagai upaya PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang Kiwah untuk terus menaikkan kompetensi karyawannya. PT Perkebunan Nusantara VII memiliki pedoman perilaku karyawan yang diterapkan pada seluruh unit usaha, termasuk unit usaha Pematang Kiwah.

4 Pedoman perilaku ini merupakan pedoman bagi seluruh pengurus perusahaan dan pekerja PT Perkebunan Nusantara VII dalam bersikap dan berperilaku untuk melaksanakan tugas sehari-hari serta dalam berinteraksi dengan rekan kerja, mitra usaha, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, melalui penerapan pedoman perilaku inilah dapat tercerminkan kecerdasan emosional karyawan. Kecerdasan emosional bisa saja terbentuk oleh keadaan lingkungan kerjanya. Kecerdasan emosional yang baik akan membentuk pribadi yang positif bagi perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah, dijelaskan bahwa masih kurangnya perhatian manajemen dalam mengelola kecerdasan emosional karyawannya. Terdapat beberapa karyawan yang datang terlambat ke kantor, kemudian beberapa diantara karyawan yang tidak dapat mengatur suasana hati ketika berada dalam jam kerja, masalah yang dialami karyawan di luar kantor terbawa hingga mengganggu konsentrasi kerja, sehingga melupakan sejenak komitmen kerja yang seharusnya dilaksanakan. Pelatihanpelatihan untuk meningkatkan kepekaan karyawan dalam bertugas hanya mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pusat. Pihak manajemen PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah tidak memiliki arsip lengkap mengenai pelatihan yang telah dilakukan, sehingga sulit untuk dijadikan tolak ukur sebagai kajian evaluasi kerja karyawan. Individu dengan kecerdasan emosional yang kurang baik, tidak mampu berpikir jernih, mudah tertekan, kurang memiliki prinsip kerja sehingga menurunkan motivasi dalam perusahaan. Rentetan permasalahan ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosional pada perusahaan ini masih kurang terkendali. Perusahaan yang besar sangat membutuhkan komitmen kerja dalam diri karyawan. PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang Kiwah

5 memerhatikan komitmen pengurus perusahaan dan pekerja. Implementasi komitmen tersebut dilakukan sebagai bentuk disiplin perusahaan mempertahankan maupun meningkatkan kinerja karyawan yang nantinya akan berujung pada performa perusahaan PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah. PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah memiliki komposisi karyawan tetap berdasarkan pendidikan karyawan Tahun 2013, sebagai berikut: Tabel 1. Komposisi Karyawan Tetap Tahun 2013 Pendidikan Tahun 2013 (Orang) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nop Des S-1 9 9 9 9 9 9 8 8 8 8 8 8 D-3 8 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 SMA 63 62 62 60 59 60 59 59 58 58 57 57 SMP 19 19 19 20 20 19 19 19 17 17 18 18 SD 111 111 109 108 107 104 100 99 99 99 98 97 JUMLAH 204 203 201 198 196 193 187 186 183 183 182 181 Sumber: PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah, 2013 Komposisi karyawan berdasarkan Tabel 1, PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah memiliki perbedaan jumlah karyawan tiap bulannya. Pada bulan Januari 2013 terdapat 204 orang karyawan yang terus menurun hingga bulan Desember 2013. Akhir Tahun 2013 terdapat 181 orang karyawan tetap yang masih aktif di PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah. Komposisi karyawan PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah didominasi oleh karyawan yang berpendidikan SD. Jumlah karyawan terus berubah, data terbaru menunjukkan hingga bulan Januari 2014 tercatat 178 orang karyawan tetap di PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah. Hal ini dapat dilihat melalui Tabel 2, sebagai berikut :

6 Tabel 2. Rekapitulasi Komposisi Karyawan Tetap Bulan Januari 2014 Pendidikan Golongan (orang) IA IB IC ID IIA IIB IIC IID IIIA IIIB IVB MBT Total (orang) S-1 2 2 2 1 1 8 D-3 1 1 SMA 1 17 15 5 10 3 2 1 1 55 SMP 12 1 1 1 1 1 1 18 SD 5 76 1 6 8 96 JUMLAH 6 105 17 12 11 6 3 2 4 1 1 10 178 Sumber: PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah, Januari 2014 Keterangan : SD : Sekolah Dasar SMP : Sekolah Menengah Pertama SMA : Sekolah Menengah Atas D-3 : Diploma 3 S-1 : Strata 1 Tabel 2 menunjukkan PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah memiliki karyawan tetap sebanyak 178 orang. Karyawan dengan latar belakang pendidikan S-1 berjumlah 8 orang; D-3 berjumlah 1 orang; SMA berjumlah 55 orang; SMP berjumlah 18 orang; SD sebanyak 96 orang tenaga kerja. Golongan pekerja ini didasarkan atas pendidikan, untuk tingkat SD, SMP, dan SMA termasuk golongan IA, IB, dan 2A, kemudian tingkat D-3, S-1, dan S-2 termasuk golongan 2B, 3A, dan 3B. Selanjutnya, penggolongan terus berubah mengikuti kenaikan golongan yang terjadi secara berkala empat tahun sekali. Pegawai MBT (Masa Beban Tugas) adalah karyawan yang telah berusia 55 tahun atau memasuki masa pensiun. Komitmen kerja karyawan secara sederhana dapat dinilai melalui tingkat kemangkiran dalam bertugas. Kemangkiran tersebut sebagai bentuk pelarian dari tanggung jawab yang telah diberikan perusahaan kepada karyawan. Istilah

7 mangkir dalam PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang Kiwah diartikan sebagai ketidakhadiran karyawan pada hari kerja tanpa alasan yang dapat diterima oleh perusahaan. Tingkat persentase kemangkiran dalam tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5 : Tabel 3. Persentase Kemangkiran Karyawan Tetap PTPN VII Unit Usaha Pematang Kiwah Pada Tahun 2013 Jumlah Hari Jumlah Jumlah Karyawan Kerja Hari Hari Kemangkiran Bulan /Bulan Kerja Mangkir (%) (orang) (hari) (hari) (hari) Januari 204 25 5.100 18 0,35 Februari 203 24 4.872 11 0,23 Maret 201 24 4.824 24 0,50 April 198 26 5.148 6 0,12 Mei 196 25 4.900 13 0,27 Juni 193 24 4.632 14 0,30 Juli 187 27 5.049 8 0,16 Agustus 186 24 4.464 1 0,02 September 183 25 4.575 15 0,33 Oktober 183 26 4.758 5 0,11 Nopember 182 25 4.550 2 0,04 Desember 181 25 4.525 1 0,02 Rara-rata kemangkiran (%) 0,20 Sumber: PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah, 2013 Keterangan : Jumlah Hari Kerja = Jumlah karyawan X Hari kerja per bulan Persentase kemangkiran = X 100%

8 Tabel 4. Persentase Kemangkiran Karyawan Tetap PTPN VII Unit Usaha Pematang Kiwah Pada Tahun 2012 Bulan Jumlah Karyawan (orang) Hari Kerja /Bulan (hari) Jumlah Hari Kerja (hari) Jumlah Hari Mangkir (hari) Kemangkiran (%) Januari 226 25 5.650 5 0,09 Februari 226 25 5.650 5 0,09 Maret 223 26 5.798 5 0,08 April 222 24 5.328 23 0,43 Mei 219 26 5.694 8 0,14 Juni 217 26 5.642 41 0,73 Juli 215 26 5.590 34 0,61 Agustus 212 25 5.300 40 0,75 September 211 25 5.275 30 0,57 Oktober 210 26 5.460 23 0,42 Nopember 209 25 5.225 25 0,48 Desember 206 25 5.150 34 0,66 Rata-rata 0,42 Sumber: PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah, 2012 Tabel 5. Persentase Kemangkiran Karyawan Tetap PTPN VII Unit Usaha Pematang Kiwah Pada Tahun 2011 Bulan Jumlah Karyawan (orang) Hari Kerja /Bulan (hari) Jumlah Hari Kerja (hari) Jumlah Hari Mangkir (hari) Kemangkiran (%) Januari 238 25 5.950 14 0,38 Februari 236 22 5.192 8 0,25 Maret 235 26 6.110 8 0,21 April 235 25 5.875 15 0,41 Mei 232 25 5.800 20 0,56 Juni 233 24 5.592 29 0,84 Juli 232 24 5.952 15 0,41 Agustus 231 23 5.313 6 0,15 September 230 26 5.980 5 0,14 Oktober 230 26 5.980 7 0,19 Nopember 228 26 5.928 8 0,17 Desember 227 27 6.129 11 0,22 Rata-rata 0,33 Sumber: PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah, 2011

9 Berdasarkan Tabel 3, pada Tahun 2013 pencapaian terbaik dalam menekan kemangkiran terdapat pada bulan Agustus dan Desember dengan persentase 0,02 persen, sedangakan persentase kemangkiran terbanyak terdapat pada bulan Maret dengan persentase kemangkiran 0,50 persen, sedangkan rata-rata kemangkiran mencapai 0,20 persen. Berbeda pada Tabel 4, Tahun 2012 penurunan persentase kemangkiran terbaik terjadi pada bulan Januari sebesar 0,08 persen dan persentase kemangkiran terbanyak pada bulan Agustus sebesar 0,75 persen dan rata-rata mangkir 0,42 persen. Selain itu, dalam Tahun 2011 pada Tabel 5, terlihat bahwa usaha terbaik untuk memperkecil persentase kemangkiran mencapai angka 0,14 persen pada bulan September sedangkan persentase kemangkiran terbanyak, terjadi pada bulan Juni sebesar 0,84 persen dan rata-rata kemangkiran sebesar 0,33 persen. Tiga tahun terakhir tersebut, persentase kemangkiran tiap bulannya mengalami naik turun. Rentang angka-angka tersebut cukup mengalami kesenjangan yang jauh tiap tahunnya. Terlihat seberapa besar kesanggupan karyawan dalam memenuhi tanggung jawab. Karyawan dimasukkan dalam kategori mangkir, jika tidak ada alasan yang jelas ketika karyawan tersebut tidak hadir di perusahaan dan meninggalkan pekerjaan yang seharusnya telah menjadi tanggung jawabnya pada hari itu. PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah memiliki prosedur tersendiri bagi karyawan yang tidak berkomitmen dalam menjalankan tugasnya. Sanksi sederhana yang diberikan perusahaan berupa teguran ringan dari atasan pada bawahan secara lisan, kemudian jika berlanjut akan diberikan teguran tertulis,

10 surat peringatan satu, dan surat peringatan dua. Kurangnya komitmen karyawan dapat dilihat melalui tabel punishment tertulis bagi karyawan sebagai berikut : Tabel 6. Punishment tertulis bagi karyawan pada Tahun 2013 Nama Karyawan Bulan Jenis Peringatan Alasan Lazuardi Yuska Januari Teguran Mangkir Een Sumarni Januari Teguran Mangkir Slamet Sar Maret Teguran Mangkir Wasiyo Maret Teguran Mangkir Jumeri Maret Teguran Mangkir Juanto Maret Teguran Mangkir Rusman Maret Teguran Mangkir M. Soleh Maret Teguran Mangkir Aliatune Maret Teguran Mangkir Djatmoko Ardy Maret Teguran Mangkir Subejo Maret Teguran Mangkir M. Soleh April Surat Peringatan I Mangkir Wagiyo Juni Teguran Mangkir Legimin Desember Surat Peringatan I Mangkir Sumber: PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah, 2013 Berdasarkan Tabel 6 mengenai punishment tertulis bagi karyawan, beberapa tahapan peringatan telah dilontarkan oleh perusahaan dalam satu tahun terakhir. Teguran-teguran tertulis banyak diberikan pada bulan Maret 2013. Hal ini menjadi indikasi bahwa komitmen kerja karyawan pada PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah kurang kuat. Satu tahun terakhir, selama dua belas bulan PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah mengalami beberapa kali perubahan pegawai. Hal ini mengakibatkan jumlah pegawai yang berbeda-beda tiap bulannya dan memberikan hasil akhir 178 karyawan pada bulan Januari 2014. Berikut data perubahan pegawai dapat dilihat pada Tabel 7 :

11 Tabel 7. Perubahan Karyawan Tetap Pada Februari 2013-Januari 2014 Bulan / Tahun Alasan Perubahan Februari 2013 Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 Agustus 2013 September 2013 November 2013 Desember 2013 Jumlah Mutasi SK No.DSKP/Kpts/01/ 2013 (Mutasi) SK.No.7.5/Kpts/062/2013 (Penerimaan) SK.No.7.5/Kpts/062/2013 (Mutasi) SK.No.7.5/Kpts/062/2013 (Mutasi) SK.No.7.5/Kpts/062/2013 (Mutasi) SK.No.7.5/Kpts/062/2013 (Mutasi) SK.7.5/Kpts/167/13 (Mutasi) SK.7.5/Kpts/167/13 (Mutasi) SK.D.SKP/Kpts/209/13 (Mutasi) SK.DSKP/Kpts/253/2013 (Mutasi) SK.DSKP/Kpts/253/2013 (Mutasi) SK.DSKP/Kpts/253/2013 (Penerimaan) SK.DSKP/Kpts/253/2013 (Penerimaan) SK.DSKP/Kpts/253/2013 (Penerimaan) 10 Surat Keterangan Sumber: PTPN VII unit usaha Pematang Kiwah, 2013-2014 Perubahan karyawan terjadi untuk beberapa bulan dalam periode Tahun 2013 kecuali pada bulan Oktober, jumlah karyawan tetap sama dengan bulan sebelumnya. Perubahan karyawan dapat berupa pensiun kerja, penerimaan, dan mutasi. Pada bulan Desember 2013 terdapat 181 orang karyawan, termasuk di

12 dalamnya tiga orang karyawan yang mengalami pensiun pada bulan selanjutnya. Sehingga tercatat pada bulan Januari 2014 terdapat 178 orang karyawan tetap. PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang Kiwah dalam menjalankan perusahaannya memerhatikan mengenai perilaku yang diterima oleh pergaulan sosial bagi karyawannya baik aturan hukum, maupun aturan moral atau etika. Melihat hal ini maka kecerdasan emosional cukup berperan untuk memengaruhi perilaku karyawan, kemudian ekspektasi PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang Kiwah dalam memerhatikan komitmen pengurus dan pekerjanya sebagai usaha guna mewujudkan Good Corporate Gorvernance berujung pada kenyataan bahwa adanya ketidakstabilan dalam menjaga komitmen kerja karyawan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penelitian ini diberi judul Pengaruh kecerdasan emosional terhadap komitmen kerja karyawan pada PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang Kiwah. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah Apakah kecerdasan emosional berpengaruh pada komitmen kerja karyawan pada PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang Kiwah?.

13 1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap komitmen kerja karyawan pada PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang Kiwah. 1.4 KEGUNAAN PENELITIAN Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah : 1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan khusus mengenai tata cara penulisan skripsi yang baik dan berguna untuk melatih penulis agar dapat menetapkan suatu permasalahan dan mencari penyelesaiannya. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai apa saja yang dibutuhkan untuk meningkatkan komitmen kerja karyawan dan memberikan tambahan masukan bagi perusahaan mengenai seberapa jauh pengaruh kecerdasan emosional terhadap komitmen kerja karyawan pada PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang Kiwah. 3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat membantu memberikan informasi khususnya bidang Human Resources Management (HRM), dalam upaya mempertahankan komitmen kerja dengan memerhatikan kecerdasan emosional karyawan dan memberikan referensi kepada pihak-pihak yang berkepentingan langsung pada penelitian ini, sekaligus dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu terhadap bidang yang terkait.

14 1.5 KERANGKA PEMIKIRAN Sejalan dengan uraian sebelumnya, maka orientasi penulisan ini adalah melihat pengaruh kecerdasan emosional terhadap komitmen kerja. Kecerdasan Emosional (X) - Kesadaran diri - Pengaturan diri - Motivasi - Empati - Keterampilan sosial (Goleman, 2007: 513) Gambar 1. Kerangka Pemikiran Komitmen Kerja (Y) - Komitmen Afektif - Komitmen Berkelanjutan - Komitmen Normatif (Robbins dan Judge, 2008: 101) Bagan tersebut dapat terlihat kecerdasan emosional memengaruhi komitmen kerja. Perusahaan membutuhkan komitmen kerja untuk mendapatkan kinerja yang baik dan meraih tujuan perusahaan. Komitmen kerja mencerminkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan yang dipengaruhi oleh kecerdasan emosional. 1.6 HIPOTESIS Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013: 64). Berdasarkan kerangka pemikiran dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap komitmen kerja karyawan pada PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang Kiwah.