Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran Matematika

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

PENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DAN RELEVANSINYA DENGAN KTSP 1. Oleh: Rahmah Johar 2

PEMBELAJARAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata

PEMBELAJARAN MATEMATIKA HUMANISTIK DAN KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) * Rahmah Johar

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang

Vol. XI Jilid 1 No.74 Januari 2017

Bagaimana Cara Guru Matematika Memfasilitasi Siswanya agar dapat Membangun Sendiri Pengetahuan Mereka?

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KHETRINA CITRA PUSPITA SARI 1 DWI AVITA NURHIDAYAH, M. Pd 2 1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemahaman Konsep FPB Dengan Pendekatan RME. Oleh: Lailatul Muniroh

Pematematikaan Horizontal Siswa SMP pada Masalah Perbandingan

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran merupakan aktivitas yang sistematis dan sistemik terdiri atas banyak

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mengupayakan agar siswa memperoleh hasil belajar yang tinggi

MAKALAH. Oleh: R. Rosnawati, dkk

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI PENDEKATAN BELAJAR MATEMATIKA

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

Penguasaan dan pengembangan Ilmu

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Matematika Realistik Di Sekolah Menengah Pertama

INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PMRI. Makalah dipresentasikan pada. Pelatihan PMRI untuk Guru-Guru SD di Kecamatan Depok dalam rangka

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno

ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PESTA ULANG TAHUN DAN MODEL PERMEN BATU MEMBANTU MEMPERJELAS KONSEP IRISAN DUA HIMPUNAN. Taufik 1

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN PECAHAN DI SMP. Di sampaikan pada Pelatihan Nasional PMRI Untuk GuruSMP Di LPP Yogyakarta Juli 2008

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

KURIKULUM MATEMATIKA TAHUN 1984 DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK. Tatang Herman

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMR BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Serambi Akademica, Vol. III, No. 2, November 2015 ISSN :

KONSEP SAMA DENGAN PADA PENJUMLAHAN DI SEKOLAH DASAR DAN PEMBELAJARANNYA Sugiman FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya insani. Untuk mencapai peran penting pendidikan tersebut, maka proses

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang

Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011

Jurnal MITSU Media Informasi Teknik Sipil UNIJA Volume 3, No. 1, April ISSN :

BAB II LANDASAN TEORI

Pembelajaran Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Melalui Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan bagian terpenting di dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO.

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BIDANG DATAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CTL DI SMP MUHAMMADIYAH I BANDA ACEH. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber-sumber daya pendidikan yang tersedia. pendidikan juga mengalami dinamika yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan secara formal, tepat dan akurat sehingga tidak memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut

LINTASAN BELAJAR UNTUK MEMBELAJARKAN MATERI SISTEM PERSAMAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DENGAN DENGAN PENDEKATAN PMR UNTUK SISWA KELAS VIII

BAB II KAJIAN TEORI. aplikasi dari konsep matematika. Pengenalan konsep-konsep matematika

TEORI BELAJAR PIAGET

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

INTI DASAR DASAR PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI. membilang, menjumlahkan, mengurangi, menambah, memperbanyak,

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik

Jurnal EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia

2016 PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DI KELAS V SD NEGERI 2 AMBON

SIKLUS KEDUA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. berat. Salah satu tantangannya adalah menghadapi persaingan ekonomi global.

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL Jozua Sabandar

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGGUNAAN ICEBERG DALAM PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

BAB II LANDASAN TEORI

II. KAJIAN TEORI. Perkembangan sebuah pendekatan yang sekarang dikenal sebagai Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional abad XXI bertujuan untuk mewujudkan cita-cita

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK SECARA TEMATIK DI KELAS I SD

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 3 ISSN X. Saharah, I Nyoman Murdiana, dan Baharuddin Paloloang

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2013 VOLUME 2, NO. 2. ISSN ABSTRAK

IMPLEMENTASI LESSON STUDY MELALUI PENDEKATAN PMRI PADA MATA KULIAH METODE STATISTIKA I

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup pengertian-pengertian dari judul penelitian agar didapat satu pengertian yang utuh dan

Andre Putrawan, Sri yulianti, Junaidi Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

PELATIHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MENGACU PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) BAGI GURU-GURU SMP DI YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam bidang pendidikan matematika beserta tuntutannya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK: SEJARAH, TEORI, DAN IMPLEMENTASINYA. Al Jupri Universitas Pendidikan Indonesia

PMRI MENYENANGKAN DAN DEMOKRATIS * Rahmah Johar

P 9 Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Di SMP Kelas Vii

DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN BILANGAN 1-29 BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SD NEGERI 117 PALEMBANG

Transkripsi:

Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran Matematika Yuhasriati 1 1 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah Abstrak Matematika pada hakikatnya matematika merupakan suatu ilmu yang didasarkan atas akal (rasio) yang berhubungan benda-benda dalam pikiran yang abstrak atau matematika memiliki objek kajian yang abstrak. Pembelajaran yang dapat dilakukan dengan mempertimbangkan penerapan pendekatan realistik. Prinsip dasar desain pembelajaran matematika realistik, yaitu; 1) Penemuan kembali secara terbimbing dan prosen pematematisasi secara progresif, 2).Penomena bersifat mendidik. 3) Mengembangkan model sendiri. Pembelajaran matematika yang realistik merupakan pembelajaran matematika yang lebih terpusat pada kegiatan belajar siswa dengan dunia nyata sebagai titik pangkal pembelajaran. Langkah-langkah penerapan pendekatan realistik dalam pembelajaran Matematika adalah 1) Menghadirkan masalah kontekstual 2) Menyelesaikan masalah kontekstual. 3) Mendiskusikan selesaian masalah kontekstual. 4) Menyimpulkan materi pembelajaran. Kata Kunci: pendekatan realistik, pembelajaran matematika Pendahuluan Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting baik dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam membentuk kepribadian manusia. Peranan matematika telah merasuk ke semua sendi kehidupan manusia. Matematika sebagai alat bantu telah banyak diaplikasikan untuk mempermudah, mengefektifkan, dan mengefisienkan pekerjaan-pekerjaan manusia. Dalam hal ini Sutjipto (2005:25) menyatakan bahwa Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting dikuasai siswa di sekolah karena banyak kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataannya, penguasaan siswa terhadap pelajaran Matematika belakangan tampak masih sangat rendah. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Negoro (dalam Suparta, 2000:87) yaitu, Tingkat penguasaan siswa SMP dan SMU terhadap pelajaran Matematika hanya 34%; begitu pula dengan rata-rata nilai Matematika untuk setiap disinyalir terendah dibandingkan dengan pelajaran yang lain. Hasil penelitian Sutjipto (2005:29), dari data hasil tes tentang konsep pecahan menunjukkan bahwa hanya 40 siswa (14%) yang dapat menjawab soal dengan benar. Salah satu faktor yang sangat strategis yang perlu dibenahi adalah faktor proses pembelajaran, sehingga siswa dapat belajar secara bermakna. Dalam hal ini Degeng 81

Yuhasriati (1989:36) mengemukakan bahwa, dari semua variabel pembelajaran, variabel strategi pembelajaran yang berpeluang besar untuk dapat dimanipulasi oleh setiap guru atau perancang pengajaran sehingga dapat mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa. Salah satu upaya yang dapat ditempuh dengan melakukan pembenahan pada aspek pembelajaran. Pembelajaran yang dapat dilakukan dengan mempertimbangkan penerapan pendekatan realistik. Pendekatan realistik seharusnya diterapkan dalam pembelajaran matematika pada hakikatnya matematika menurut Soedjadi (2000:13) merupakan suatu ilmu yang didasarkan atas akal (rasio) yang berhubungan benda-benda dalam pikiran yang abstrak atau matematika memiliki objek kajian yang abstrak. Karena keabstrakan dari objek dari matematika maka pembelajaran perlu dilakukan dengan pendekatan realistik. Pembelajaran dengan pendekatan realistik yaitu menggunakan dunia nyata yang konkret sebagai titik pangkal pembelajaran. Hal ini sangat relevan dengan pembelajaran matematika yang dikembangkan oleh Freudenthal (dalam Suryanto, 2000:110) yang menurutnya, matematika harus dihubungkan dengan kenyataan, berada dekat dengan siswa dan relevan dengan kehidupan masyarakat agar memiliki nilai manusiawi. Pendekatan realistik diterapkan dalam pembelajaran matematika sejalan dengan teori belajar yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang termaktub dalam Kurikulum KTSP, dalam hal ini Yuhasriati (2007:6) menyatakan bahwa pendekatan realistik diterapkan dalam pembelajaran matematika relevan dengan anjuran kurikulum KTSP, yaitu mengunakan masalah nyata dalam proses pembelajaran. Dari uraian di atas penulis akan membahas tentang 1) Apa itu pendekatan realistik. 2) Bagaimana langkah-langkah penerapan pendekatan realistik dalam pembelajaran Matematika. Pembahasan 1. Pendekatan Realistik dalam Pembelajaran Matematika Pada hakikatnya matematika merupakan suatu ilmu yang didasarkan atas akal (rasio) yang berhubungan benda-benda dalam pikiran yang abstrak. Beberapa karakteristik dari matematika menurut Soedjadi (2007:13) adalah 1) memiliki objek kajian yang abstrak, 2) Bertumpu pada kesepakatan, 3) Berpola pikir deduktif, 4) Konsisten dalam sistem, 5) Memiliki simbul yang kosong dari arti, dan 6) memperhatikan semesta pembicaraan. Selanjutnya H.W. Fowler (dalam Muslich, 2008:221) menyatakan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang abstrak sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan strategi yaag tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa. Menurut sejarah, matematika ditemukan dari hasil pengamatan dan pengalaman, dan dikembangkan dengan analogi dan coba-coba (trial and error). Selanjutnya 82

generalisasi yang dibuat perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan pola pikir deduktif, sehingga matematika disebut ilmu deduktif. Para ahli pendidikan matematika menyadari bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika dengan pendekatan deduktif yang jauh dari dunia nyata siswa. Untuk itu mengingat keabstrakan dari objek matematika maka pembelajaran untuk siswa yang baru pertama sekali mempelajari suatu materi perlu diupayakan dengan pendekatan induktif agar pembelajaran yang terjadi dapat berlangsung dalam dunia yang lebih nyata, sehingga akan mempermudah siswa memahaminya. Kemudian untuk seterusnya dapat beralih dengan pendekatan deduktif, karena akhirnya siswa tetap diharapkan mampu berpikir deduktif. Sebagaimana karakteristik dari matematika itu sendiri. Inilah kunci penting yang harus diketahui dan dimiliki oleh guru matematika. Pembelajaran matematika dengan pendekatan induktif merupakan pembelajaran yang memungkinkan untuk mengaitkan materi yang akan disajikan dengan realita di sekitar siswa (dunia nyata). Pendekatan induktif digunakan dengan maksud disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa dari konkret ke abstrak. Selanjutnya jika siswa sudah berada pada tahap berpikir formal diharapkan mereka dapat belajar dengan pendekatan deduktif. Pendekatan realistik dicetuskan oleh seorang ahli pendidikan matematika pada Institut Freudental di Belanda bernama Hans Freudental. Pendekatan realistik merupakan pendekatan induktif dalam pembelajaran matematika yang memiliki landasan berpikir (filosofi) kontruktivisme. Pembelajaran dengan pendekatan realistik, siswa mengkonstrusikan sendiri pengetahuannya. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau kaedah yang siap untuk diambil dan diingat. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Guru tidak mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mampu mengkonstruksikan pengetahuan dalam benaknya sendiri. Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan menstransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain. Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkostruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajran, siswa membangun sendiri pengetahuannya melalui kerterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Disini siswa yang menjadi pusat kegiatan, bukan guru. Hal ini didasarkan pada hakikat siswa sebagai individu yang mempunyai potensi untuk mencari dan mengembangkan dirinya. Lingkunganlah yang harus diciptakan untuk menunjang potensi siswa tersebut. Dalam rangka ini guru tidak perlu berdaya upaya menjejali siswa dengan segudang informasi, sehingga membuat anak didik tidak kreatif dalam mencari, menemukan, dan mengkonstruksikan pengetahuannya. 83

Yuhasriati Pembelajaran dengan pendekatan realistik lebih menekankan atau diutamakan pada strategi memperoleh pengetahuan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan tansfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih diutamakan dari pada hasil pembelajaran. Pendekatan realistik dalam pembelajaran matematika merupakan batu sendi pembelajaran matematika sekolah yang dapat menanamkan konsep matematika secara utuh pada siswa. Karakteristik pembelajaran dengan pendekatan realistik menurut Mukhlis (2005:23) adalah: 1) Mengawali pembelajaran matematika dengan masalah nyata, 2) Menggunakan model sebagai suatu jembatan antara real dan abstrak yang dapat membantu siswa belajar matematika pada level abstraksi. 3) Menggunakan produksi dan kontribusi siswa sendiri atau strategi sebagai hasil dari mereka, (doing mathematic). 4) Memaksimalkan interaksi antara siswa- siswa, siswa- guru, dan siswa-sumber belajar. 5) mengaitkan materi matematika dengan topik matematika lainya (intertwin). Karakteristik pembelajaran dengan pendekatan realistik dikembangkan dari prinsip dasar desain pembelajaran matematika realistik, yaitu; 1) Penemuan kembali secara terbimbing dan prosen pematematisasi secara progresif, 2).Penomena bersifat mendidik. 3) Mengembangkan model sendiri. Ide utama dari pendekatan realistik adalah bahwa siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa (Gravemeijer, 1994). Dalam pandangan ini aktivitas anak merupakan hal yang penting. Oleh karena itu guru harus menyediakan ide-ide matematika untuk siswa. Hal ini hanya mungkin jika guru memberikan reaksi kepada siswa sehingga memungkinkan mereka untuk dapat menguasai matematika. Pendekatan realistik dalam pembelajaran menggunakan dunia nyata yang konkret sebagai titik pangkal pembelajaran. Hal ini sangat relevan dengan pembelajaran matematika yang dikembangkan oleh Freudenthal (dalam Suryanto, 2000:110) yang menurutnya, matematika harus dihubungkan dengan kenyataan, berada dekat dengan siswa dan relevan dengan kehidupan masyarakat agar memiliki nilai manusiawi. Pandangannya menekankan bahwa bahwa materi matematika harus dapat ditransmisikan sebagai aktifitas manusia (human activity). Pembelajaran harus memberikan kesempatan siswa untuk reinvent (menemukan/menciptakan) matematika melalui praktek (doing it). Belajar sambil melakukan aktifitas (learning by doing) pengalaman belajar yang didapat oleh siswa lebih tahan lama tersimpan dalam benak siswa. Dengan demikian dalam pendidikan matematika, matematika seharusnya tidak sebagai sistem yang tertutup tetapi sebagai suatu aktifitas dalam proses pematematikaan. Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian materi secara realistik, 84

dengan menggunakan dunia nyata atau masalah nyata sebagai titik pangkal (starting point). Masalah nyata yang dimaksud bukan hanya karena titik tolak pembelajaran berhubungan dengan dunia nyata dalam arti sehari-hari, tetapi juga menekankan pembelajaran dengan menyajikan sitiasi yang dapat dibayangkan (to image ) oleh siswa itu sendiri. Jadi penekanannya pada membuat masalah itu menjadi nyata dalam pikiran siswa. Oleh karena itu situasi masalah yang digunakan untuk pembelajaran dengan pendekatan kontekstual harus mempunyai konteks atau kaitan dengan dunia nyata yang dipahami oleh siswa dalam arti sehari-hari, atau berkaitan dengan dunia yang dapat dibayangkan oleh siswa. Dalam hal ini Suryanto (2000:112) menyatakan bahwa dunia nyata yang dapat dibayangkan oleh siswa dapat berupa dunia pantasi, dunia dongeng, atau dunia matematika, asal saja dunia itu nyata dalam benak siswa. Pembelajaran dengan pendekatan realistik harus memandang bahwa materi pelajaran matematika bukan sebagai hasil yang siap pakai. Pembelajaran yang berdasarkan pandangan bahwa matematika adalah hasil yang siap pakai hanya akan menuntut siswa mereproduksi materi yang telah diberikan atau membeo. Dalam hal demikian, kegiatan yang dapat ditugaskan kepada siswa adalah menerapkan rumus atau melakukan subtitusi. Ini tidak akan membuat kesan belajar yang relatif permanen dalam diri siswa. Tetapi pembelajaran matematika harus dipandang sebagai kegiatan, yaitu pembelajaran yang sebenarnya penekanannya pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu (learning how to learn). 2. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik Langkah-langkah pembelajaran yang digunakan mencakup 5 karakteristik pembelajaran matematika realistik, adalah sebagai berikut. Langkah I. Menghadirkan masalah kontekstual Guru memberikan masalah kontekstual yang dikemas dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Masalah kontekstual yang disajikan harus konkret dalam pemahaman siswa. LKS tersebut diberikan kepada setiap kelompok. Langkah II. Menyelesaikan masalah kontekstual. Siswa menyelesaikan masalah kontekstual yang termuat dalam LKS secara berkelompok. Siswa diberi kebebasan untuk berdiskusi dalam kelompoknya dan menggunakan strateginya masing-masing untuk menyelesaikan masalah tersebut sehingga terjadi interaksi siswa dalam kelompok. Langkah III. Mendiskusikan selesaian masalah kontekstual. Berbagai jawaban dan pendapat siswa didiskusikan dalam diskusi kelas. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawaban dengan kelompok lain. Guru memperhatikan aktivitas siswa dalam bertanya, memberikan pendapat, juga 85

Yuhasriati memposisikan dirinya sebagai mediator dalam diskusi. Langkah ini sampai semua siswa memahami konsep secara benar. Langkah IV. Menyimpulkan materi pembelajaran Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari hasil diskusi kelas, sehingga diperoleh suatu konsep yang benar. Untuk menambah keterampilan matematika terutama prosedur pengerjaan guru memberikan tugas-tugas yang dikerjakan di luar kelas. Simpulan 1. Pembelajaran Matematika yang realistik berorientasi pada pematematikasasian dari pengalaman dalam dunia nyata 2. Pembelajaran matematika yang realistik cocok diterapkan untuk siswa tingkat sekolah dasar yang taraf kognitifnya masih pada tingkat berpikir konkret, dunia nyata anak dapat menjembatani objek matematika yang bersifat abstrak 3. Pembelajaran matematika yang realistik merupakan pembelajaran matematika yang lebih terpusat pada kegiatan belajar siswa dengan dunia nyata sebagai titik pangkal pembelajaran. 4. Langkah-langkah penerapan pendekatan realistik dalam pembelajaran Matematika adalah 1) Menghadirkan masalah kontekstual 2) Menyelesaikan masalah kontekstual. 3) Mendiskusikan selesaian masalah kontekstual. 4) Menyimpulkan materi pembelajaran Daftar Pustaka Annonim. 2003 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Degeng, I Nyoman Sudana. 1997. Strategi Pembelajaran Mengorganisasikan Isi dengan Model Elaborasi. Malang: IKIP Malang Gravemeijer, K.P.E., 1994 Developing Realistics Mathematics Education. Utrecht: CD-β Press, The Netherlands. Hudojo, Herman. 2000. Suatu Usaha untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Belajar Matematika. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional; Pengajaran Matematika di Sekolah Menengah. Jurusan MIPA Universitas Negeri Malang.25 Maret 2000. Johar, Rahmah. 2008. Interaksi Siswa dalam Pembelajaran Matematika Realistik pada Materi Keliling dan Luas Persegipanjang di Kelas IV MIN Rukoh Banda Aceh. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains. Vol 15 No.1 Juni 2008. Halaman 69-78. Universitas Negeri Surabaya. 86

Mukhlis. 2005. Pembelajaran Matematika Realistik intuk Materi Pokok Bahasan Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 1 Pallangga. Tidak Diterbitkan. Tesis PPs Unesa. Surabaya. Muslich, Masnur. 2008. KTSP, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Soedjadi, R. 2007. Masalah Kontekstual sebagai Batu Sendi Matematika Sekolah. Surabaya: Pusat Sain dan Matematika Sekolah Unesa. Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Bumi Algesindo Suryanto. 2000. Pendekatan realistik: Suatu Inovasi Pembelajaran Matematika. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Juni 2000 tahun XIX No. 3 LPM. Halalama 16-31 Universitas Negeri Jogjakarta. Sutjipto, 2005. Apa yang Salah dengan Matematika. Buletin PUSPENDIK. Vol.2/No. 1/ Juli 2005. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian Pendidikan DEPDIKNAS. Treffers, A, 1991. Didactical Background of a Mathematics Program for Primary Education. Dalam Streefland, L (Ed.). Realistics Mathematics Education in Primary School. Utrecht: CD β Press. Yuhasriati, 2007. Relevansi Pembelajaran Marematika Realistik (PMR) dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matemátika Realistik (PMRI) Jurusan Pendidikan Matemática FKIP Unsyiah di Banda Aceh tanggal 9 April 2007 87