Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

dokumen-dokumen yang mirip
Pengawetan pangan dengan pengeringan

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

MENERAPKAN TEKNIK PENGOLAHAN SUHU TINGGI KD 1 PRINSIP-PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENGOLAHAN

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

Pendinginan dan Pembekuan. Kuliah ITP

Pengolahan dengan suhu tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

PENGENDALIAN HACCP PADA PENGALENGAN IKAN

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

BAB II LANDASAN TEORI

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BLANSING. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB

PENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Bilangan Peroksida Tanpa. Perlakuan Waktu Warna Aroma Tekstur.

9/13/2012. penyimpanan maupun pengolahan, maka diharapkan dapat meminimalkan penurunan mutu terutama mutu gizi pada bahan makanan tersebut.

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Tabel 1. Kontak dengan peralatan pengolahan besi. Sampel Warna Tekstur Warna Tekstur

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MATA PELAJARAN : PRAKARYA SEMESTER : II Tema : Pengolahan

III. TINJAUAN PUSTAKA

STERILISASI. Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Mochamad Nurcholis, STP, MP. Food Packaging and Shelf Life 2013

Pengeringan Untuk Pengawetan

BLANSING. mrngurangi terjadinya pengkaratan kaleng dan memperoleh keadaan vakum yang baik dalam headspace kaleng. dalam wadah

Nama : Fitriyatun Nur Jannah Nim : Makul : Teknologi Pangan TEKNOLOGI PENGAWETAN MAKANAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang : Dasar Tek Pengolahan Pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora

2016, No Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Ikl

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

Draft PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL

Pengawetan bahan pangan

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

TEKNOLOGI HASIL TERNAK. Kuliah ke 2

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN

CABE GILING DALAM KEMASAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN PANGAN STERIL KOMERSIAL

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

mikrobiologi dan keamanan pangan, dan Kegiatan Belajar 4 membahas mengenai kerusakan biologis dan mikrobiologis ikan.

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

Program Studi Teknologi Pangan

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

STABILITAS VITAMIN LARUT AIR SELAMA PENGOLAHAN PANGAN Bag 2 Vitamin C

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

LAPORAN ILMU TEKNOLOGI PANGAN Pembotolan Manisan Pepaya. Oleh :

BAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Teknik pengawetan makanan yang mengandung air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGEMASAN VACUUM DAN CUP SEALER

STERILISASI COCKTAIL NENAS DALAM CUP PLASTIK. Fachraniah, Elfiana, dan Elwina *) ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

VI. PENGAWETAN MAKANAN MENGGUNAKAN SUHU TINGGI

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN PANGAN DENGAN SUHU TINGGI SITI AMINAH FIKKES - UNIMUS

ANALISA KADAR VITAMIN DAN MINERAL BUAH KARIKA DIENG (CARICA PUBESCENS LENNE) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN AAS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengasapan pangan. Kuliah ITP

Transkripsi:

Pengalengan buah dan sayur Kuliah ITP

Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengalengan atau pembotolan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pengalengan atau pembotolan terhadap mutu pangan

Indikator Setelah perkuliahan ini, mahasiswa dapat : Menyebutkan definisi pengalengan atau pembotolan Menyebutkan dan menjelaskan prinsip pengalengan atau pembotolan Menyebutkan dan menjelaskan perubahan yang terjadi saat pengalengan atau pembotolan Menyebutkan dan menjelaskan pengaruh pengalengan atau pembotolan terhadap mutu pangan serta kerusakan apa yang bisa dihambat oleh pengalengan atau pembotolan Melakukan proses pengalengan atau pembotolan skala kecil di laboratorium Menjelaskan kelebihan dan kekurangan pengalengan atau pembotolan dibandingkan metode pengolahan atau pengawetan yang lain yang sudah dipelajari

Buah dan sayur mengalami perubahan-perubahan lepas panen (mekanis, mikrobia, enzim-enzim) yang bisa mengakibatkan kerusakan mekanis perlu penanganan yang hati-hati Mikroorganisme, enzim dihentikan dan diinaktifkan Pengalengan Penggunaan zat pengawet Kombinasi pengawet dan panas.

A. Pengalengan Prinsip : mensterilkan bahan makanan dalam suatu wadah yang tertutup rapat. Menggunakan panas perlu dievaluasi: Sifat Rasa Nilai gizi Sifat sensoris yang disukai konsumen

Tahap Pengalengan makanan Persiapan bahan mentah Blanching Pengisian Exhausting (proses penghampaan udara) Penutupan Sterilisasi Pendinginan cepat

Penyiapan bahan Persiapan bahan : pemilihan, pencucian dan pemotongan tujuan : mendapatkan bahan yang trebaik dari segi kenampakan warna, kesragaman bentuk, memisahkan dari kotoran Pengecilan ukuran bahan yang besar (nanas, sawo, mangga, mentimun) tujuan : mempermudah pemasukan. Memperbaiki kenampakan Menaikkan kapasitas wadah Memenuhi selera konsumen.

Blanching Tujuan : inaktifasi enzim Mengurangi mikroorganisme Mempermudah pemasuka (elastisitas) Jika dilakukan di dalam wadah: Mencelupkan dalam air panas Dikukus Dimasukkan kedalam kaleng kemudian memakai uap

Pengisian bahan dalam wadah: rapi, rapat dan menarik. Biasanya ditambah larutan pengisi: larutan gula (untuk buah), asam (untuk buah), garam (untuk sayuran) Tujuan : sebagai penghantar panas, penambah rasa, sebagai pengisi kaleng.

Exhausting : usaha penghilangan udara/gas terutama 0 2 untuk mencegah oksidasi, mencegah pertumbuhan mikroorganisme selama penyimpanan Sterilisasi : membebaskan bahan pangan dari mikroorganisme. Acid food (buah-buahan) : 100 o C, 30 menit. ph dibawah 4,6 Low acid food (sayuran, daging) :121 o C, 15 menit, ph 7,4 dan tekanan udara 2atm. Dasar pertimbangan : spora mikroba tertentu sporanya tahan panas dan dapat membentuk racun berbahaya (sulit dideteksi secara visual) ex. Clostridium botulinum (pada pangan yang ph >4,6)

Pendinginan cepat tujuan : Mencegah terjadi pemanasan berkelanjutan (over heating ) Membuat shock bakteri Dilakukan pada air dingin bertekanan atau air yg mengalir Pendinginan secepat mungkin 25 o C agar panas yg masih di miliki mampu menguapkan sisa air yg menempel pd lekukan lekukan kaleng Sisa air mempercepat proses korosi pada penyimpanan kebocoran kaleng.

Jangan lupa Pemberian etiket menarik konsumen dan memberi informasi : isi kaleng tanggal kadaluarsa cara pemakaian

C. Pengaruh pengalengan terhadap Warna bahan makanan : terjadi degradasi warna bila terjadi reaksi dengan logam timah. Degradasi warna berlebihan jika suhu tinggi waktu pendek. Degradasi warna berkurang jika suhu turun waktu lama. Terjadi pencoklatan enzimatis bila terjadi reaksi dengan O 2 /udara.

Cita rasa kerusakan cita rasa meningkat bila suhu tinggi, waktu pemanasan terlalu lama

Penyimpanan makanan kaleng nilai gizi dapat dipertahankan bila suhu penyimpanan tidak terlalu tinggi. perubahan bahan kimia dapat dibatasi, bila suhu ruang simpan terjaga tetap di atas titik beku produk kaleng. kemasan gelas dapat dilindungi oleh cahaya, cahaya dapat mengkatalisis reaksi.

Keausan eksternal kaleng Kemasan berkeringat dapat menimbulkan karat. Kelembaban yang tinggi, suhu kaleng rendah menyebabkan terbentuk embun. Hal-hal yang perlu diperhatikan: Kondisi udara kering. Suhu rendah Sirkulasi di timbunan kaleng Kaleng disimpan dalam keadaan kering

Pengaruh pengalengan terhadap: Protein : pemanasan menyebabkan denaturasi, pengalengan dan pemanasan tidak mengubah viskositas larutan protein dengan nyata. Lemak : adanya ion logam dan cahaya menyebabkan reaksi oksidasi menigkat. air dapat mempercepat ketengikan oksidatif, pada suhu yang tinggi (40 o F) nilai gizi lemak menurun.

Karbohidrat : terjadi karamelisasi (pencoklatan) Vitamin : tiamin menjadi labil, riboflavin bersifat stabil terhadap panas, peka cahaya, asam askorbat pada suhu tinggi, waktu pendek, terjadi kerusakan.