STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 6.17 Nilai Waktu saat Forecasting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. UCAPAN TERIMAKASIH...

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER PASAR KEMBANG DARI SEGI EKONOMI. Disusun oleh: Wahyu Kartika Sari ( )

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

RISKI RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Transportasi memegang peranan penting dalam perkotaan dapat salah satu

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN

Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Sulistiono. MT

TUGAS AKHIR ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN JALAN ARTERI RAYA SIRING-PORONG. Oleh : Giscal Dwi Sagita

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

Djoko Sulistiono 1, Hera widyastuti 2, Catur Arief Prastyanto 2 1 Mahasiswa S 2 Manajemen dan Rekayasa Transportasi Teknik Sipil FTSP ITS

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNGAN FLYOVER MELINTANG REL KERETA API

Analisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Rumah Sakit Royal Di Kawasan Rungkut Industri Surabaya

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLYOVER PERLINTASAN JALAN RAYA DAN REL KERETA API DI PETERONGAN JOMBANG DITINJAU DARI SEGI EKONOMI

terjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai

ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,

ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

ANALISA INVESTASI PEMBANGUNAN JALAN PALANGKA RAYA BUNTOK KABUPATEN BARITO SELATAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

Studi Kelayakan Pembangunan Flyover Di Simpang Gedangan Sidoarjo Di Tinjau Dari Segi Lalu Lintas Dan Ekonomi Jalan Raya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR TIMUR MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya

APLIKASI BENEFIT COST RATIO PADA STUDI ALTERNATIF INVESTASI PEMBANGUNAN JALAN MARABAHAN- MARGASARI KALIMANTAN SELATAN

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

BAB III METODOLOGI Lokasi Studi

BAB III METODOLOGI III-1

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

Perencanaan Pengendalian Lalu Lintas di Persimpangan Jalan Sekitar Jembatan Kuncir Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur

BAB I PENDAHALUAN I.1. Tinjauan Umum

DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN STASIUN PNGISIAN BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (SPBKB) RANUYOSO LUMAJANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB IV DESKRIPSI DATA. 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass. Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA

Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Barat Dalam Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mulai PENGUMPULAN DATA

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN - GEMPOL

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 2 LATAR BELAKANG

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN-GEMPOL

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

KINERJA LALU LINTAS JALAN DIPONEGORO JALAN PASAR KEMBANG TERHADAP PEMBANGUNAN JEMBATAN FLY OVER PASAR KEMBANG SURABAYA

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PENGOPERASIAN ANGKUTAN SEKOLAH DI KOTA DENPASAR (STUDI KASUS SEKOLAH RAJ YAMUNA) (030T)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.

BAB III METODOLOGI III-1

SEMINAR TUGAS AKHIR MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN SURABAYA ORGAN TRANSPLANT CENTER (SOTC) RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIMPANG KALI PENTUNG NGLANGGERAN - PUTAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL

STUDY KELAYAKAN JALAN AKSES JEMBATAN BARU PLOSO DI KABUPATEN JOMBANG - JAWA TIMUR. I Made Avadhuta Austinov Mahagana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

STUDI ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN SURABAYA GRAMEDIA EXPO

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

EVALUASI KINERJA JALAN DAN PENATAAN ARUS LALU LINTAS PADA AKSES DERMAGA FERRY PENYEBERANGAN SIANTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

MANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR PERSIMPANGAN JL. PASARMINGGU - JL. KALIBATA - JL. DUREN TIGA JL. PANCORAN TIMUR DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bagan alir untuk penulisan tugas akhir ini terdiri dari : Mulai. Studi Pustaka. Idintifikasi Masalah.

ANALISIS EKONOMI DARI RENCANA JALAN TOL YOGYAKARTA - KLATEN DENGAN METODE RASIO MANFAAT BIAYA

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

sementara (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996).

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

GITA VINDI HARDIANIDA

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari senin, hari kamis dan hari

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI


STUDI KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG KECAMATAN RONGKOP KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMETAAN TINGKAT KEPADATAN VOLUME KENDARAAN PADA RUAS JALAN JETIS KARAH DENGAN METODE LINEAR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi

Transkripsi:

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Amalia F. Mawardi, Djoko Sulistiono, Widjonarko dan Ami Asparini Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya Email: amaliafwirawan@gmail.com Abstrak Keberadaan jalan di wilayah Kabupaten Kotabaru, sebagai salah satu prasarana transportasi darat sangat diperlukan untuk menghubungkan beberapa wilayah dan mendorong pemerataan hasil pembangunan. Akses dari dan ke wilayah pusat Kotabaru selama ini hanya menggunakan jalan H Moh Alwi jalan Hasanuddin, sehingga apabila tidak di antisipasi maka kelak akan muncul permasalahan kemacetan di jalur ini. Sebagai langkah antisipasi permasalahan ini adalah dengan mengurai arus lalu-lintas dari dan menuju pusat kota melalui pembangunan jalan alternatif Siring Laut Pertamina. Karena itu dalam rangka mewujudkan jalan alternative ini perlu di lakukan studi kelayakan. Permasalahan apakah layak secara ekonomi pembangunan jalan baru tersebut. Metode untuk menilai kelayakan ekonomi pembangunan jalan baru adalah selisih keuntungan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) melalui jalan lama dengan jalan baru (B), dibandingkan dengan biaya pembangunan, termasuk biaya pemeliharaan (C). Penilaian kelayakan ekonomi juga ditinjau berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value (NPV) atau perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR). Dari hasil kajian diperoleh perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 0,0079. Net Present Value (NPV) pada saat Feasibility Study ini dibuat dengan mengasumsikan suku bunga bank sebesar 17% dan umur rencana 30 tahun, maka hasil perhitungan nilai NPV proyek pembangunan jalan alternatif Siring Laut Pertamina ini adalah - Rp. 325.854.945.895 (minus). Dengan demikian dari hasil tersebut dapat dikatakan pembangunan jalan alternative tersebut tidak layak. Kata Kunci : Transportasi darat, Jalan raya, Benefit Cost Ratio dan Net Present Value. 1. Pendahuluan Tujuan Pembangunan adalah meningkatkan taraf hidup penduduk. Kebutuhan yang harus dipenuhi salah satunya adalah pelayanan jasa transportasi, khususnya jalan raya, akibat meningkatnya permintaan penyediaan jasa angkutan yang makin meluas dengan kualitas yang harus makin meningkat pula. Kabupaten Kotabaru merupakan salah satu kabupaten yang paling luas di Propinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayahnya mencakup 25,21% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah Kabupaten Kotabaru adalah sebesar 9.422,46 km 2 yang terbagi menjadi 20 kecamatan dan terdiri dari 195 desa/kelurahan. Jalan sebagai prasarana transportasi darat meliputi segala bagian jalan, karena semua pusat kegiatan beserta wilayah pengaruhnya membentuk satuan wilayah pengembangan. Pusat pengembangan dimaksud dihubungkan dalam satu hubungan hierarkis dalam Manajemen Rekayasa Transportasi B - 17

bentuk jaringan jalan yang menunjukkan struktur tertentu. Dengan struktur tersebut, bagian jaringan jalan akan memegang peranan masingmasing sesuai dengan hierarkinya. Dilihat dari aspek sumber daya (resources), jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat yang mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam kerangka tersebut, jalan mempunyai peranan untuk mewujudkan sasaran pembangunan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-udangan di bidang jalan, yaitu UU No. 38 Tahun 2004 Pasal 5 ayat (1) yang menyatakan bahwa : jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Keberadaan jalan di wilayah Kabupaten Kotabaru, sebagai salah satu prasarana transportasi darat sangat diperlukan untuk menghubungkan beberapa wilayah dan mendorong pemerataan hasil pembangunan. Berdasarkan data yang ada jalan di wilayah Kabupaten Kotabaru terdiri dari jalan propinsi 109,52 km, jalan kabupaten 526,28 km. Kemudian bila dirinci berdasarkan jenis perkerasan, sesuai data tahun 2014 berupa jalan aspal 230,08 km (36,18%), jalan kerikil 185 km (29,09%), dan jalan tanah 220,72 km (34,72%). Akses dari dan ke wilayah pusat Kotabaru selama ini hanya menggunakan jalan H Moh Alwi jalan Hasanuddin, sehingga apabila tidak di antisipasi maka kelak akan muncul permasalahan kemacetan di jalur ini. Sebagai langkah antisipasi permasalahan ini adalah dengan mengurai arus lalu-lintas dari dan menuju pusat kota melalui pembangunan jalan alternatif Siring Laut Pertamina. Sebagai langkah awal dalam rangka mewujudkan jalan alternative ini perlu di lakukan studi kelayakan. Permasalahan apakah layak secara ekonomi pembangunan jalan baru tersebut. 2. Metodologi Langkah Pertama, pengumpulan data primer dan data sekunder. Data Primer yang diperlukan adalah Kondisi Lingkungan, Data LHR, Kondisi Geometrik Eksisting, Hambatan Samping, Kondisi Perkerasan Eksisting, Kondisi Sistem Drainase. Sedangkan Data Sekunder adalah Data Tanah, Data hidrologi, Data Topografi, Daftar Harga Satuan Pekerjaan. Langkah Kedua adalah Pengolahan Data dan Analisa Biaya Pembangunan & BOK : a. Perencanaan geometric jalan diawali dengan Pemilihan Trase dari Aspek Geometri Jalan, Aspek Hidrologi, Aspek Lalu Lintas, dan Aspek Geoteknik. Kemudian dilengkapi dengan perencanaan alinemen horizontal dan vertical serta penampang melintang jalan. b. Perencanaan Konstruksi jalan meliputi penentuan jenis konstruksi, Perencanaan Perkerasan jalan baik jalan eksisting maupun jalan baru. B - 18 Manajemen Rekayasa Transportasi

c. Perencanaan system drainase, bangunan pelengkap dan fasilitas jalan. d. Gambar Pra Perencanaan. e. Pemilihan Trase, Penilaian berdasar aspek Jarak Tempuh, Geometrik, biaya pembangunan/peningkatan dan Waktu tempuh. Skoring dengan skala likert, menggunakan angka 1 4. Angka 1 untuk alternative terburuk sebaliknya angka 4 diberikan untuk alternative terbaik dari setiap aspek. Jumlah total terbesar menjadi alternative terpilih. Langkah Ketiga adalah Analisa ekonomi. Dalam pembahasan Analisa Ekonomi terdapat perhitungan analisa terhadap struktur, analisa manfaat dan analisa kelayakan secara teknis dan ekonomi. Dasar Penilaian Kelayakan adalah BCR(Benefit Cost Ratio) dan NPV(Net Present Value). Evaluasi kelayakan ekonomi, proyek akan diterima bila nilai NPV > 0. Net B/C > 1 merupakan tanda dibolehkannya pelaksanaan proyek sedangkan Net B/C < 1 merupakan tanda tidak dibolehkannya pelaksanaan proyek. 3. Hasil dan Pembahasan A. Pengumpulan dan Pengolahan Data Volume lalu lintas dan kelayakan dalam rencana pembuatan jalan Siring Laut - Pertamina, diawali dengan survey road side interview dan survey volume lalu-lintas, di titik-titik yang di tentukan. Sedangkan untuk mengetahui dampak sosial dan respon masyarakat terhadap rencana pembangunan jalan ini di lakukan interview pada masyarakat. Interview di lakukan di sekitar jalan Siring dan perkampungan di sekitar rencana jaringan jalan. Hasil survey adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan Trase Survey awal adalah pengamatan terhadap alternative jalan yang dapat dilalui dan direncanakan menghubungkan Siring Laut dan Pertamina. Sehingga diperoleh perkiraan waktu tempuh serta jarak dari 4 Alternatif jalan. Alternatif 1 melalui jalan eksisting, alternative 2 dan 3 melalui bukit sedangkan alternative 4 merupakan jalan di atas laut. Rute perjalanan dipilih berdasarkan pertimbangan waktu tempuh yang rendah. Hal ini sangat dipengaruhi panjang ruas jalan dan kondisi perkerasannya, Lihat gambar 1. Gambar 1. Rute Alternatif Siring Laut- Pertamina Sumber : Hasil Analisa 2. Volume lalu lintas Volume ini merupakan dasar penting menentukan pengembangan jalan, perbaikan fasilitas, fasilitas jalan raya atau jalan. Data yang diperoleh dalam survey dengan satuan kendaraan /jam, diolah menjadi LHR kemudian dilakukan survey prediksi lalu lintas Manajemen Rekayasa Transportasi B - 19

untuk jalan alternative, Hasil Lihat tabel 1 dan 2. Tabel 1. Volume LHR yang lewat Siring Laut Pertamina Waktu Survey Volume LHR yang lewat (kendaraan/jam) MC LV HV 06.00-07.00 447 139 1 Sumber: Hasil perhitungan Tabel 2. Volume LHR yang lewat Pertamina Siring Laut Waktu Survey Volume LHR yang lewat (kendaraan/jam) MC LV HV 06.00 07.00 449 63 29 Sumber: Hasil perhitungan Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 terlihat bahwa volume lalu-lintas jenis sepeda motor mendominasi jalan di sekitar ruas Hasan Basri dan sekitar Pertamina. Terlihat kendaraan menuju kota maupun ke arah luar kota di dominasi oleh jenis kendaraan ini. Jenis lalu lintas berikutnya adalah kendaraan ringan, seperti mobil pribadi, pick up dan lain-lain. Data tersebut kemudian diolah menjadi data kendaraan per hari, selanjutnya analisa volume yang diestimasi melalui jalan eksisiting dan jalan alternative dengan rumus : Dimana : V R = Volume lalu lintas terdistribusi pada rute-rute alternatif t R = Waktu Tempuh V =Volume lalu lintas padasegmen Kemudian dilakukan pengembangan data agar juga diketahui Kinerjanya sampai dengan 5 th kedepan. Derajat kejenuhannya (DS) dihitung untuk 3 titik pengamatan. Titik Pengamatan 1 (Di Pertamina menuju Siring) kinerja lalu lintas dengan indikator LOS(Level of Services) adalah B, demikian juga titik pengamatan 2(Di Siring Menuju Pertamina), sedangkan titik 3 (Di ruas jalan utama (H Moh Alwi jalan Hasanuddin) memiliki kinerja LOS C. 3. Survey Road Side Interview Survey Road site interview dilakukan untuk mengetahui asal dan tujuan, serta pendapat masyarakat terhadap rencana pembangunan jalan alternatif Siring Laut Pertamina. Survey di lakukan di pinggir jalan berdasarkan jenis kendaraan yang melewati jalan sekitar Siring dan Pertamina. Hasil survey asal tujuan (OD) perjalanan menunjukkan bahwa sebagian besar (66%) perjalanan baik dari arah Pertamina (luar kota) maupun dari arah Siring (kota) mempunyai tujuan ke pasar, sekolah, kantor yang ada di sepanjang ruas jalan antara Siring Pertamina. Perjalanan yang lainnya lewat sepanjang jalan Siring Laut Pertamina hanya (34%), perjalanan inilah yang berpotensi akan menggunakan ruas jalan alternatif Siring Laut Pertamina dalam aktivitasnya, sehingga prosentase angka estimasi tersebut yang diolah dalam data volume menjadi data LHR. Jenis kendaraan yang mendominasi di sekitar jalan Siring Laut Pertamina pada saat survey di lakukan adalah sepeda motor hampir 69%, dengan tujuan perjalanan masyarakat yang beragam, mulai dari usaha/bisnis, sekolah, pribadi, hingga kantor. Rute B - 20 Manajemen Rekayasa Transportasi

yang dipilih oleh 92% masyarakat dari dalam kota menuju luar kota atau sebaliknya, adalah melalui jalan Hasan Basri Siring Laut, merupakan jalan utama menuju ke pusat kota dari arah Tanjung Serdang ataupun sebaliknya. Sebaliknya jalan Singabana Stadion harus memutar dan melewati perbukitan, dengan kondisi jalan yang sempit dan cenderung curam, maka sedikit orang yang akan menggunakan rute jalan ini, dengan waktu perjalanan sekitar 30 menit, Tetapi masyarakat yang terwakili oleh sebagian besar responden menyatakan perlunya di bangun jalan baru sebagai alternatif jalan yang ada saat ini. 4. Survey Sosial Masyarakat Survey sosial, dilaksanakan dengan penyebaran kuesioner ke masyarakat sekitar ruas jalan antara Siring Laut Pertamina dan masyarakat di pesisir sekitar rencana jalan tersebut. Secara umum respon dari masyarakat terhadap rencana pembangunan jalan baru cukup baik dan setuju dengan ada rencana pembangunan jalan baru. Alasan mereka setuju terhadap pembangunan jalan baru adalah dapat mempercepat perjalanan dan perbaikan ekonomi/sosial masyarakat. 5. Pemilihan Trase Pemilihan trase terhadap 4 alternatif rute termasuk jalan eksisiting. Skoring pemilihan alternative jalan terpilih, menunjukkan bahwa Rute 1 atau jalan eksisting merupakan rute terbaik, sedangkan rute 4 sebagai rute alternative, mendapatkan angka tertinggi dalam aspek geometric dan kecepatan, sehingga 1alternatif dan rute eksisting ini yang kemudian dievaluasi kelayakannya, Skoring pemilihan rute Lihat tabel 3. Tabel 3. Hasil Skoring pemilihan Rute Alternatif Siring Laut-Pertamina Pilihan Rute KRITERIA 1 2 3 4 Jarak Tempuh 3 3 2 1 Geometrik 3 2 2 4 Biaya Pembangunan/ Peningkatan 4 4 4 1 Kecepatan 3 3 3 4 Total 13 12 11 10 Sumber : Hasil Analisa B. Analisa Biaya Pembangunan & BOK (Biaya Operasional Kendaraan) Analisa Biaya Pembangunan Analisis biaya pembangunan jalan alternatif Siring Laut Pertamina dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian pembiayaan yaitu Biaya Pembebasan Lahan, berdasarkan atas nilai jual hasil proses negosiasi harga antara pemilik lahan dengan tim pembebasan lahan dari Pemerintah Kabupaten Kotabaru, dan Biaya Konstruksi Pembangunan Jalan, meliputi biaya pematangan lahan, biaya struktur perkerasan jalan, struktur bangunan pelengkap jalan, seperti saluran tepi (side ditch) dan goronggorong, serta biaya konstruksi jembatan. Biaya Konstruksi Jalan adalah perbaikan jalan lama menjadi lebar 7 m dan biaya jalan baru dalam hal ini jalan jembatan Siring Laut- Pertamina dengan lebar 9m sehingga Manajemen Rekayasa Transportasi B - 21

Besar Biaya Konstruksi Pembangunan adalah sebesar Rp. 328.468.321.046 Perhitungan BOK Perhitungan BOK meliputi biaya bergerak dan Biaya Tetap. Biaya Bergerak antara lain biaya penggunaan bahan bakar, konsumsi oli, pemeliharaan kendaraan, konsumsi ban, penyusutan kendaraan, jumlah perjalanan crew. Biaya tetap adalah Perhitungan perkiraan tentang kwantitas yang digunakan dalam perhitungan enam komponen biaya operasi kendaraan per 1000 km, yaitu konsumsi bahan bakar, pemakaian oli, pemeliharaan kendaraan, penyusutan, konsumsi ban dan jumlah perjalanan crew tersebut diatas selanjutnya dikalikan dengan harga satuan bahan bakar, oli, pemeliharaan, harga kendaraan baru, penyusutan, ban dan jumlah crew yang digunakan oleh pemakai jalan. Semua biaya tersebut selanjutnya bisa diperkirakan untuk setahun dengan mengalikan nilai-nilai yang didapat itu dengan jumlah kilometer yang dijalani oleh setiap golongan kendaraan yang dikaji. C. Analisa Ekonomi Analisa Ekonomi merupakan salah satu indikator dalam menilai kelayakan, selain analisa teknis (Kedalaman laut, daya dukung tanah dll) dan analisa sosial. Analisa Teknis meninjau Kedalaman laut dan Daya dukung Tanah. Analisa Sosial, dari sisi sosial kemasyarakatan berdasarkan hasil survey wawancara terlihat bahwa respon masyarakat cukup baik, masyarakat setuju dan mendukung terhadap rencana pengembangan jaringan jalan ini. Akan tetapi tahapan pekerjaan selanjutnya yaitu berupa analisa dampak lingkungan harus di lakukan apabila pekerjaan ini akan di laksanakan, terutama bagi warga terdampak. Mengidentifikasi manfaat (Benefit) proyek dapat di lakukan dengan mengetahui seberapa jauh rencana jalan yang dibuat mampu memberikan perubahan pada daerah pengaruh. Perubahan ini didefinisikan dengan membandingkan kondisi tanpa adanya proyek dengan kondisi adanya proyek. Secara umum dirumuskan: Manfaat = Kondisi Daerah Dengan Proyek Kondisi Daerah Sebelum Proyek (Selisih) Tabel 4. BOK dan Cost Unsur Biaya (Rupiah) Jalan Lama Jalan Baru BOK 26.102.554.938 25.431.723.759 Waktu 37.245.649.596 35.303.105.624 Tempuh Cost 328.468.321.046 Sumber : Hasil Perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit (B) = {(BOK jalan lama BOK jalan baru)+ Biaya (waktu lewat jalan lama waktu lewat jalan baru)} x selisih panjang jalan = Rp. 2.613.375.151 Cost (C) Biaya pembangunan jalan alternatif Siring Laut - Pertamina, dan biaya pemeliharaan jalan selama 30 tahun, untuk jalan sepanjang 5 km, lebar 9 m sesuai tabel 4 adalah Rp.328.468.321.046,-. B - 22 Manajemen Rekayasa Transportasi

Berdasarkan nilai benefit dan cost diatas, maka BCR = 0,0079 < 1. Net Present Value (NPV) Perhitungan NPV ini bertujuan memberikan pendekatan untuk menilai kinerja ekonomi dari suatu proyek dengan memperhitungkan besarnya selisih nilai manfaat dan nilai biaya dari sebuah perencanaan sepanjang masa perencanaan proyek tersebut. Dengan mengasumsikan suku bunga bank sebesar 17 % (saat penelitian ini dibuat), maka hasil perhitungan nilai NPV proyek pembangunan jalan alternatif Siring Laut Pertamina (Alternatif 4, Jalan di atas Laut) ini sebagai berikut : NPV = B C = Rp. 2.613.375.151 Rp.328.468.321.046 = - Rp. 325.854.945.895 Alternatif Siring Laut - Pertamina adalah Tidak Layak Secara Ekonomi (Not Feasibel). Daftar Pustaka MKJI (1997), Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota Pujawan, I Nyoman (2009), Ekonomi Teknik, Guna Widya Surabaya Saxen, Subbash (1989), A Course in Traffic Planning and Design, Dhampat Rai & Sons Nai Sarak Delhi. 4. Kesimpulan Dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: 1. Biaya yang diperlukan untuk Pembangunan Jalan alternatif Siring Laut - Pertamina (Alternatif 4, Jalan di atas Laut) adalah sebesar Rp. 328.468.321.046. 2. Dengan menggunakan asumsi biaya pembangunan jalan dan biaya pemeliharaan selama umur rencana, hasil perhitungan analisa BCR dan NPV diperoleh nilai nilai Benefit Cost Ratio (BCR) = 0,0079 < 1 sedangkan Net Present Value (NPV)= - Rp. 325.854.945.895,. (minus) 3. Berdasarkan hasil analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan Jalan/Jembatan Manajemen Rekayasa Transportasi B - 23

Halaman ini sengaja dikosongkan B - 24 Manajemen Rekayasa Transportasi