NILAI NUTRISI DAN SIFAT FUNGSIONAL KESEHATAN PROTEIN RICH FLOUR (PRF) KORO KRATOK (Phaseolus lunatus L.) SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI NUTRISI DAN SIFAT FUNGSIONAL KESEHATAN PROTEIN RICH FLOUR (PRF) KORO KRATOK (Phaseolus lunatus L.) SKRIPSI

NILAI NUTRISI DAN FUNGSIONAL KESEHATAN PROTEIN RICH FLOUR (PRF) KORO KOMAK (Lablab purpureus (L) sweet ) SKRIPSI

PRODUKSI CASSAVA SOUR STARCH DENGAN VARIASI MEDIA STARTER BAKTERI ASAM LAKTAT DAN LAMA FERMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

SIFAT NUTRISIONAL PROTEIN RICH FLOUR (PRF) KORO PEDANG (Canavalia ensiformis L.) Nutritional Properties of Jack Bean PRF (C. ensiformis L.

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

I. PENDAHULUAN. Pangan fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat

Kode/Nama Rumpun Ilmu** :165/Teknologi Pangan dan Gizi EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

BAB I PENDAHULUAN. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi tepung. terigu cukup tinggi. Berbagai produk pangan yang diolah menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

ii Nilai Gizi Pangan

I. PENDAHULUAN. hidup manusia. Dewasa ini telah banyak dikembangkan produk pangan yang

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

BAB I PENDAHULUAN. Pola konsumsi pangan di Indonesia saat ini belum sesuai dengan. Harapan (PPH) merupakan rumusan komposisi pangan yang ideal yan g

7 Manfaat Daun Singkong

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN ALBUMIN UNTUK PENURUNAN KADAR TANIN DAN PENINGKATAN KUALITAS SERBUK MINUMAN INSTAN BIJI PETAI CINA

KARYA ILMIAH TERTULIS

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK GALAKTOMANAN DARI DAGING BUAH KELAPA

vii Tinjauan Mata Kuliah

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

SKRIPSI. Disusun oleh: Priska Prissilia NPM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

PENDAHULUAN mg/dl. Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bahwa belum makan kalau belum mengkonsumsi nasi. Adanya kebiasaan ini

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

STUD1 PENGOLAHAN DAN KARAKTERISTIK MUTU SARI KACANG HIJAU. Ole h FARUKIL ULUM F

STUD1 PENGOLAHAN DAN KARAKTERISTIK MUTU SARI KACANG HIJAU. Ole h FARUKIL ULUM F

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

BABI PENDAHULUAN. tidak mengandung laktosa, sari kedelai juga tidak mengandung kasein

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS... ABSTRAK... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... vi KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDUGAAN UMUR SIMPAN TEPUNG KOMPOSIT KIMPUL- KORO-LEMURU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

Keterangan mengenai takaran saji merupakan informasi pertama yang tercantum dalam format Informasi Nilai Gizi.

BAB I PENDAHULUAN. 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

BAB I LATAR BELAKANG

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

Bidang Kajian Pangan Dan Gizi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya populasi penduduk usia lanjut, perubahan gaya hidup terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Energi Protein (KEP) merupakan salah satu. permasalahan gizi di Indonesia (Herman, 2007). Balita yang menderita KEP

Transkripsi:

NILAI NUTRISI DAN SIFAT FUNGSIONAL KESEHATAN PROTEIN RICH FLOUR (PRF) KORO KRATOK (Phaseolus lunatus L.) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Strata Satu (S-1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Oleh: Sofyan Pramudyo NIM. 031710101127 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2008

RINGKASAN Nilai Nutrisi dan Sifat Fungsional Kesehatan Protein Rich Flour (PRF) Koro Kratok (Phaseolus lunatus L.); Sofyan Pramudyo, 031710101127; 2008: banyak hal 70; Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Koro kratok merupakan salah satu jenis koro-koroan yang dapat digunakan sebagai sumber bahan pangan berprotein. Kandungan proteinnya 14,4 26,4%; 1,5% lemak dan karbohidrat 58% dengan kandungan energi 1450 kj/100 g biji. Tingginya kandungan karbohidrat dan kandungan protein pada koro kratok, mempunyai prospek yang bagus sebagai bahan baku pembuatan Protein Rich Flour (PRF). Selain itu, bahan pangan olahan yang bersumber dari PRF koro kratok kemungkinan sangat berguna bagi penderita diabetes karena kandungan indeks glisemik pada biji koro kratok rendah. Akan tetapi, nilai nutrisi dan sifat fungsional kesehatannya belum diketahui, sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap nilai nutrisi dan sifat fungsional kesehatan PRF koro kratok. Penelitian dilaksanakan dalam 2 tahap. Penelitian tahap I adalah pembuatan PRF koro kratok yang dilakukan dengan metode ekstraksi basah menggunakan air. Pada penelitian tahap II dilakukan untuk menentukan nilai nutrisi dan sifat fungsional kesehatan PRF koro kratok. Penelitian ini dilakukan dengan analisa ulangan sebanyak 3 kali. Pengolahan data hasil analisa menggunakan metode deskriptif. PRF koro kratok mempunyai nilai nutrisi sebagai berikut: kadar air 10,60%; kadar protein 30,86%; kandungan asam amino terbesar adalah asam glutamat sebesar 4,81% (%w/w protein), sedangkan asam amino terkecil adalah metionin sebesar 0,44% (%w/w protein); asam amino pembatasnya adalah metionin dan sistein; kadar lemak 1,70%; kadar pati 51,29%; kadar amilosa dan amilopektin sebesar 37,33% dan 13,96%; kadar total gula 0,23%; kadar abu 1,84%; kadar vitamin B 1 0,37 mg/100 g; vii

kadar vitamin B 2 5,07 mg/100 g; daya cerna protein dengan enzim pepsin, tripsin, dan campuran pepsin-tripsin berturut-turut 8,83%; 36,61%; dan 53,63%; dan kadar antitripsin sebesar 50,74 unit/gram. Sifat fungsional kesehatan PRF koro kratok meliputi kadar serat sebesar 2,15% dan indeks glisemiknya sebesar 48,95. Rendahnya nilai indeks glisemik tersebut, mengindikasikan bahwa PRF koro-koroan baik digunakan untuk diet penderita diabetes melitus (kencing manis). viii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSEMBAHAN... ii HALAMAN MOTTO... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN DOSEN PEMBIMBING... v HALAMAN PENGESAHAN... vi RINGKASAN... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB 1. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 4 2.1 Koro Kratok (Phaseolus lunatus L.)... 4 2.2 Protein Rich Flour (PRF) Koro Kratok... 5 2.3 Nilai Nutrisi... 6 2.3.1 Zat Gizi... 6 2.3.1.1 Air... 7 2.3.1.2 Protein... 7 2.3.1.3 Lemak... 11 2.3.1.4 Pati... 12 xi

2.3.1.5 Mineral... 15 2.3.1.6 Vitamin... 15 2.3.2 Zat Anti Gizi... 19 2.3.3 Zat Racun... 20 2.3.4 Nilai Fungsional... 21 2.3.4.1 Serat... 21 2.3.4.2 Indeks Glisemik... 22 BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN... 27 3.1 Bahan dan Alat Penelitian... 27 3.1.1 Bahan... 27 3.1.2 Alat... 27 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 28 3.2.1 Tempat Penelitian... 28 3.2.2 Waktu Penelitian... 28 3.3 Metode Penelitian... 28 3.4 Analisa Data Hasil Penelitian... 28 3.5 Pelaksanaan Penelitian... 29 3.6 Prosedur Analisa... 30 3.6.1 Kadar Air... 30 3.6.2 Kadar Protein... 32 3.6.3 Komposisi dan Penentuan Skor Asam Amino... 32 3.6.4 Daya Cerna Protein... 33 3.6.5 Kadar Lemak... 34 3.6.6 Kadar Pati... 35 3.6.7 Kadar Amilosa dan Amilopektin... 36 3.6.8 Kadar Total Gula... 37 3.6.9 Kadar Abu... 37 3.6.10 Kadar Vitamin B1 (Thiamin)... 38 3.6.11 Kadar Vitamin B2 (Riboflavin)... 38 xii

3.6.12 Kadar Anti Tripsin... 39 3.6.13 Kadar Serat... 41 3.6.14 Indeks Glisemik... 42 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN... 44 4.1 Kadar Air... 44 4.2 Kadar Protein... 45 4.3 Komposisi Asam Amino... 45 4.4 Daya Cerna Protein... 46 4.5 Kadar Lemak... 47 4.6 Kadar Pati... 48 4.7 Kadar Amilosa dan Amilopektin... 48 4.8 Kadar Total Gula... 48 4.9 Kadar Abu... 48 4.10 Kadar Vitamin B1 (Thiamin) dan B2 (Riboflavin)... 49 4.11 Kadar Antitripsin... 49 4.12 Kadar Serat... 49 4.13 Indeks Glisemik... 50 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN... 51 5.1 Kesimpulan... 51 5.2 Saran... 51 DAFTAR PUSTAKA... 52 LAMPIRAN... 55 xiii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1 Komposisi Biji Koro Kratok... 5 2.2 Komponen Kimia PRF Koro-koroan (%)... 6 2.3 Perbedaan Amilosa dan Amilopektin... 14 2.4 Kandungan Senyawa Antigizi dan Racun pada Beberapa Jenis Koro... 20 2.5 Kategori Pangan Menurut Indeks Glisemik... 23 4.1 Nilai Nutrisi dan Sifat Fungsional Kesehatan PRF Koro Kratok dan Biji Koro Kratok... 44 4.2 Komposisi Asam Amino PRF Koro Kratok... 45 4.3 Skor Kimia Asam Amino Essensial PRF Koro Kratok... 46 4.4 Daya Cerna PRF Koro Kratok... 47 xiv

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Struktur Asam Amino dan Bentuk Isomer Optik D-alanin dan L-alanin... 9 2.2 Struktur Amilosa... 13 2.3 Struktur Amilopektin... 14 3.1 Diagram Alir Pembuatan PRF Koro Kratok... 31 xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Kadar Air PRF Koro Kratok... 56 2. Kadar Protein PRF Koro Kratok... 57 3 Komposisi Asam Amino PRF Koro Kratok... 58 4 Daya Cerna Protein PRF Koro Kratok... 59 5 Kadar Lemak PRF Koro Kratok... 60 6 Data dan Kurva Standar Nelson... 61 7 Kadar Pati PRF Koro Kratok... 62 8 Data dan Kurva Standar Amilosa PRF Koro Kratok... 63 9 Kadar Amilosa PRF Koro Kratok... 64 10 Kadar Total Gula PRF Koro Kratok... 65 11 Kadar Abu PRF Koro Kratok... 66 12 Kadar Vitamin B 1 dan B 2 PRF Koro Kratok... 67 13 Kadar Antitripsin PRF Koro Kratok... 68 14 Kadar Serat PRF Koro Kratok.... 69 15 Indeks Glisemik PRF Koro Kratok... 70 xvi

1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Semakin tingginya populasi penduduk dalam suatu negara menyebabkan adanya suatu tuntutan yang tinggi pula dalam peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Indonesia merupakan suatu negara yang pertumbuhan penduduknya cukup tinggi, yaitu sekitar 1,36% per tahun, sampai saat ini kecukupan kalori dan protein masyarakat Indonesia masih rendah sebesar 48,7 g/kapita/hari (Anonim, 2003). Konsumsi kalori dan protein yang rendah oleh masyarakat Indonesia itu disebabkan oleh mahalnya harga pangan sumber protein, sehingga diperlukan suatu alternatif pangan yang relatif terjangkau oleh masyarakat tanpa mengurangi nilai gizinya. Salah satu alternatif tersebut yaitu pengadaan bahan sumber protein. Protein merupakan salah satu komponen gizi terpenting yang harus dipenuhi terutama untuk masa masa pertumbuhan. Pemenuhan kebutuhan akan protein tersebut dapat dipenuhi dari dua sumber, yaitu protein hewani dan protein nabati. Dalam pola pangan penduduk Indonesia, protein nabati masih memegang peranan penting dalam pemenuhan gizi. Diperkirakan bahwa lebih dari 80% protein yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia berasal dari protein nabati (Widowati dan Damardjati, 2001). Koro koroan (non-oil legumes) merupakan salah satu sumber protein yang cukup bagus yang masih terbatas pemanfaatannya. Umumnya koro koroan mengandung protein antara 18% sampai dengan 25% dari biji (Maesen dan Somaatmadja, 1993). Menurut Subagio (2003), kandungan protein dari beberapa jenis koro koroan di Indonesia cukup tinggi, yaitu: koro pedang, komak, dan kratok berturut-turut sebesar 21,7; 17,1 dan 14,2 persen. Saat ini, telah diketahui bahwa protein koro koroan dapat dipertimbangkan sebagai pangan sumber protein, sebab keseimbangan asam aminonya baik, bio-availabilitas yang tinggi, dan rendahnya zat