BAB I PENDAHULUAN. bantu dalam pengembangan ilmu lain. Matematika seolah-olah menjadi penjawab

dokumen-dokumen yang mirip
18. SOAL-SOAL NOTASI SIGMA, BARISAN, DERET DAN INDUKSI MATEMATIKA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 2 LATIHAN 1. Jawab: Jawab:

STRATEGI PENALARAN DAN KOMUNIKASI. Barisan dan Deret bilangan

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir: Kajian Matematika Murni UJI KEKONVERGENAN PADA DERET KOMPLEKS

CONTOH SOAL UAN BARIS DAN DERET

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

Matematika Dasar : BARISAN DAN DERET

BARISAN DAN DERET. AFLICH YUSNITA F, M.Pd. STKIP SILIWANGI BANDUNG

KARTU SOAL PILIHAN GANDA

Uji Komptensi. 2. Tentukan jumlah semua bilangan-bilangan bulat di antara 100 dan 200 yang habis dibagi 5

MAKALAH BARISAN DAN DERET TAK HINGGA. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas. Mata Kuliah Kapita Selekta Matematika SMA DOSEN PENGAMPU :

BARISAN & DERET GEOMETRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

51. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

BAB I PENDAHULUAN. : k N} dan A(m) menyatakan banyaknya m suku pertama (x n ) yang menjadi suku (x nk ), maka A(m)

SOAL MATEMATIKA IPA UJIAN NASIONAL BARISAN DAN DERET

Dwi Lestari, M.Sc: Konvergensi Deret 1. KONVERGENSI DERET

BARISAN DAN DERET. U t = 2 1 (a + U 2k 1 ), U n = ar n 1 U t = a Un

BARISAN DAN DERET. Matematika Dasar

21. BARISAN DAN DERET

Antiremed Kelas 09 Matematika

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan

B. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

Pembahasan Soal Barisan dan Deret Geometri UN SMA

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

KAJIAN PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF & BERPIKIR KREATIF

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas atau

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MATEMATIKA 2. DERET Series ASEP MUHAMAD SAMSUDIN, S.T.,M.T. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan adalah proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang

NAMA : KELAS : LEMBAR AKTIVITAS SISWA BARISAN DAN DERET 1. Beda Barisan Aritmatika. b =.. RUMUS SUKU KE N: King s Learning Be Smart Without Limits

1) Perhatikan bentuk di bawah: U 1 U 2 U 3 U 4 U n 2, 5, 8, 11, dengan: U 3 = suku

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

Barisan dan Deret. Bab. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Definisi 1 Deret Tak Hingga adalah suatu ekspresi yang dapat dinyatakan dalam bentuk:

CONTOH SOAL CONTOH SOAL CONTOH SOAL TENTUKAN JUMLAH DERET GEOMETRI TAK HINGGA BERIKUT

BAB I PENDAHULUAN. 1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2009),h.

Barisan dan Deret. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Pola Bilangan Beda Rasio Suku Jumlah n suku pertama A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

KARTU SOAL URAIAN. KOMPETENSI DASAR (KD): 4.1 Menentukan suku ke-n barisan dan jumlah n suku deret aritmatika dan geometri

Diusulkan oleh: Nama : Pita Suci Rahayu Nim : Kelas/Semester: C/1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perhitungan Nilai Golden Ratio dengan Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar

Dari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BARISAN DAN DERET MATERI PENDAMPING OLIMPIADE MATEMATIKA MA/SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang dihadapi. Dalam proses pembelajaran, guru maupun siswa juga

BARISAN DAN DERET 1. A. Barisan dan Deret Aritmatika 11/13/2015. Peta Konsep. A. Barisan dan Deret Aritmatika

44. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

2 Namun pembelajaran matematika di sekolah memiliki banyak sekali permasalahan. Majid (2007:226) menyatakan bahwa masalah belajar adalah suatu kondisi

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

PREDIKSI UAN MATEMATIKA 2008 Oleh: Heribertus Heri Istiyanto, S.Si Blog:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemahaman siswa

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menerima pembuktian secara induktif, didefenisikan ke unsur-unsur yang didefenisikan, ke aksioma atau postulat dan

BAB I PENDAHULUAN. matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, utamanya sains

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Materi W6b BARISAN DAN DERET. Kelas X, Semester 2. B. Barisan dan Deret Aritmatika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Panduan Belajar. Selamat Belajar. iii

PROPOSAL PENELITIAN. Diajukan untuk penyusunan skripsi di Jurusan Pedagogik pada Program Studi PGSD. oleh

BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN

09. Mata Pelajaran Matematika

4 + 3 = 13 + = 4. , maka nilai 2x + y. 3. Jika x dan y adalah penyelesaian dari sistem persamaan A. 1 B. 3 C. 4 D. 5 E. 7

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

Matematika Bahan Ajar & LKS

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

Universitas Muhammadiyah Surakarta 1) 2) Kata Kunci: memantau dan mengevaluasi; merencana; metakognitif

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D. Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan makin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan terasa penting serta perlunya metematika untuk dipelajari sebagai ilmu bantu dalam pengembangan ilmu lain. Matematika seolah-olah menjadi penjawab atas segala permasalahan dan menjadi penyelesaian atas segala kebutuhan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari permasalahan yang sederhana sampai dengan permasalahan yang komplek, mulai dari operasi-operasi yang mudah sampai dengan operasi-operasi yang rumit (Ruseffendi: 2007). Selain itu matematika dapat meningkatkan kemampuan berfikir logika, pemahaman ruang serta kemampuan membuat generalisasi. Sehingga pada gilirannya diharapkan dapat membentuk sikap aktif, kreatif dan objektif. Generalisasi dalam bidang matematika adalah suatu proses perkembangan pemecahan masalah dalam bidang matematika (Trianto: 2007). Dengan demikian, matematika merupakan suatu alat yang menyederhanakan penyajian dan pemahaman masalah, selain itu dengan menggunakan bahasa matematika, suatu masalah dapat menjadi lebih sederhana untuk disajikan, dipahami, dianalisis dan dipecahkan. Sebagai sebuah ilmu yang senantiasa berkembang, berbagai konsep matematika kian menjadi alat analisis yang penting dalam ilmu pengetahuan. Salah satu konsep matematika dalam analisis itu adalah deret, deret merupakan bidang studi matematika yang memperkaya pengetahuan, diantaranya deret sangat 1

berperan dalam membantu menyelesaikan masalah sains dan teknologi, serta berbagai manfaatnya dalam keseharian. Sebagai contoh sederhana peristiwa di sekitar kita yang menggunakan konsep barisan dan deret adalah bola pingpong yang jatuh ke lantai dengan ketinggian hasil pantulan yang berkurang secara beraturan. Melalui rumusan pengurangan tinggi pantulan, tinggi pantulan pada pantulan ke n dapat kita ketahui. Selain itu jarak yang ditempuh bola sampai berhenti pun dapat dihitung. Pada contoh peristiwa diatas angka ketinggian hasil pantulan bola pingpong adalah barisan, dan jarak yang ditempuh bola pingpong ketika bergerak naik turun adalah deret (Renreng: 1990). Deret pada dasarnya terdiri atas tiga aspek yang saling berkaitan erat dan seimbang antara satu dengan yang lainnya yaitu aspek yang pertama adalah aspek teori, sedang aspek aplikasi adalah kelanjutan dari perkembangan aspek teori dan aspek metode. Dalam penjelasannya deret sendiri adalah jumlah yang ditunjukan oleh suku-suku suatu barisan, deret bisa dibedakan menjadi deret konvergen dan deret divergen. Sedang macam-macam deret diantaranya adalah deret kompleks, dengan suku-suku bilangan kompleks (Mursita: 2011). Dengan demikian perlu ada suatu cara untuk menguji kekonvergenan suatu deret yang salah satunya adalah deret kompleks. Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menguraikan pembahasan di atas dengan judul: Uji Kekonvergenan Pada Deret Kompleks. 2

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada prinsipnya adalah untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang akan diselesaikan. Hal terpenting pada penulisan rumusan masalah adalah harus singkat, padat, dan jelas, serta dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis serta hubungan antara variabel-variabel tersebut. Dengan melihat uraian latar belakang tersebut di atas maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara menguji konvergensi deret? 2. Bagaimana cara menguji kekonvergenan pada deret kompleks? 1.3 Batasan Masalah Dalam banyak fenomena, penggunaan deret diperlukan untuk memperoleh hasil kuantitatif yang bersifat hampiran ketika memecahkan persoalan yang cukup rumit secara sistematis. Dalam penulisan ini agar tidak menimbulkan salah tafsir dari isi yang terkandung dalam penulisannya, maka perlu adanya batasan masalah. Batasan masalah yang disebut adalah sebagai berikut: 1. Barisan dan deret geometri. 2. Barisan dan deret kompleks dengan suku-suku bilangan kompleks. 3. Uji kekonvergenan pada deret kompleks. 3

1.4 Tujuan Pembahasan Beberapa hal yang melatarbelakangi pembahasan ini adalah agar penulis serta pembaca memiliki gambaran tentang uji kekonvergenan deret kompleks, dalam hal ini penulis akan menguraikan keterkaitan pembahasan rumusan masalah di atas. Berdasarkan rumusan masalah di atas, beberapa tujuan yang akan dicapai dalam pembahasan ini, antara lain: 1. Untuk mengetahui cara menguji konvergensi deret. 2. Untuk mengetahui cara menguji kekonvergenan pada deret kompleks. 1.5 Manfaat Pembahasan Beberapa manfaat yang diharapkan penulis dalam pembahasan ini adalah meningkatkan proses pengembangan pengetahuan ilmu matematika, terutama pada konsep deret serta pada pelaksanaan pembangunan pada umumnya. Dalam arti luas uraian pada bab ini berisi alasan kelayakan atas masalah yang dibahas. Beberapa manfaat yang menyebabkan dilaksanakannya pembahasan ini antara lain: 1. Bagi penulis, pembahasan ini untuk menambah masukan tentang uji kekonvergenan pada deret kompleks 2. Bagi pembaca, yaitu sebagai tambahan pengetahuan yang berhubungan dengan uji kekonvergenan pada deret kompleks, sehingga pada saatnya dapat memperkaya wawasan. 4

1.6 Penegasan Istilah Penegasan istilah atau sering disebut definisi operasional dimaksudkan agar tidak terjadi salah tafsir terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam pembahasan, pada penjabaran uji kekonvergenan pada deret kompleks penulis merasa perlu menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam pembahasannya. Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Barisan adalah suatu fungsi dengan daerah asal (domain) himpunan bilangan asli {1,2,3, } 2. Barisan kompleks adalah bilangan kompleks yang diurutkan dengan suatu pola tertentu, biasanya ditulis dalam bentuk: z 1, z 2, z 3, atau {z 1, z 2, z 3, } atau disingkat {z n } 3. Deret kompleks merupakan penjumlahan suku-suku dari bilangan kompleks, bila barisan dinyatakan dengan pola z 1, z 2, z 3, maka deret kompleks dinyatakan dengan pola: S 1 = z 1 ; S 2 = z 1 + z 2 ; S 3 = z 1 + z 2 + z 3 dan seterusnya. 5

1.7 Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas akhir dengan judul uji kekonvergenan pada deret kompleks, penulis menjabarkannya dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, menjelaskan tentang: latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan pembahasan, manfaat pembahasan, penegasan istilah dan sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Pada kajian pustaka ini, dijabarkan teori tentang: barisan dan deret, Bilangan kompleks serta Barisan dan deret kompleks. BAB III : PEMBAHASAN Pada bab pembahasan ini menjelaskan tentang: uji konvergensi deret dan uji kekonvergenan pada deret kompleks. BAB IV : PENUTUP Pada bab penutup ini, dijelaskan tentang: Kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA 6