Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2.

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lampiran 1. Prosedur uji zona hidrolisis kasein

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

Bab III Bahan dan Metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1 Formulir organoleptik

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

Lampiran 1 Metode total plate count

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Tatacara analisis kimia limbah tanaman jagung. Kadar Air (%) = (W1-W2) x 100% W1. Kadar Abu (%) = (C-A) x 100% B

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Lampiran 1. Prosedur Analisis

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Lampiran 1 Prosedur Analisis Proksimat (Takeuchi, 1988) 1.1 Prosedur analisis kadar air (X 1 + A) A

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

No. Perlakuan. Lampiran 3. Metode Pengukuran gosipol bebas (FAO, 1994)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Prosedur analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

LAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

III. BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

Kadar air (%) = B 1 B 2 x 100 % B 1

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

IV. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

METODE. Materi. Rancangan

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. Bahan dan Alat B. Metode Penelitian 1. Penentuan Kombinasi Gula Merah dan Gula Pasir 2. Formulasi Minuman Instan Coro

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Penentuan Bahan Dasar Minuman Santan

Transkripsi:

37 Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Tahap Oksidasi 1. Sampel ditimbang sebanyak 0.5 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 2. Katalis (K 2 SO 4 +CuSo 4.5H 2 O) dengan rasio 9:1 ditimbang sebanyak 3 gram dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl. 3. 10 ml H 2 SO 4 pekat ditambahkan ke dalam labu Kjeldahl dan kemudian labu tersebut dipanaskan dalam rak oksidasi/digestion pada suhu 400 o C selama 3-4 jam sampai terjadi perubahan warna cairan dalam labu menjadi hijau bening. 4. Larutan didinginkan lalu ditambahkan air destilasi 100 ml. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam labu takar dan diencerkan dengan akuades sampai volume larutan mencapai 100 ml. Larutan sampel siap didestilasi. Tahap Destilasi 1. Beberapa tetes H 2 SO 4 dimsukkan ke dalam labu, sebelumnya labu diisi setengahnya dengan akuades untuk menghindari kontaminasi oleh ammonia lingkungan. Kemudian didihkan selama 10 menit. 2. Erlenmeyer diisi 10 ml H 2 SO 4 0.05 N dan ditambahkan 2 tetes indicator methyl red diletakkan di bawah pipa pembuangan kondensor dengan cara dimiringkan sehingga ujung pipa tenggelam dalam cairan. 3. 5 ml larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung destilasi melalui corong yang kemudian dibilas dengan akuades dan ditambahkan 10 ml NaOH 30% lalu dimasukkan melalui corong tersebut dan ditutup. 4. Campuran alkaline dalam labu destilasi disuling menjadi uap air selama 10 menit terjadi pengembunan pada kondensor. 5. Labu erlenmeyer diturunkan hingga ujung pipa kondensor berada di leher labu, diatas permukaan larutan. Kondensor dibilas dengan akuades selama 1-2 menit. Tahap Titrasi 1. Larutan hasil destilasi ditritasi dengan larutan NaOH 0.05 N. 2. Volume hasil titrasi dicatat. 3. Prosedur yang sama juga dilakukan pada blanko.

38 Lanjutan Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Kadar Protein (%) = 0.0007 * x (Vb Vs) x 6.25 ** x 20 x 100% S Keterangan : Vb = Volume hasil titrasi blanko (ml) Vs = Volume hasil titrasi sampel (ml) S = Bobot sampel (gram) * = Setiap ml 0.05 NaOH ekivalen dengan 0.0007 gram Nitrogen ** = Faktor Nitrogen

39 Lampiran 2. Prosedur Analisis Kadar Lemak Metode ekstraksi Soxhlet 1. Labu ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 110 o dalam waktu 1 jam. Kemudian didiinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang bobot labu tersebut (X 1 ) 2. Sampel ditimbang sebanyak 3-5 gram (A), dan dimasukkan ke dalam selongsong tabung filter dan dimasukkan ke dalam soxhlet dan pemberat diletakkan di atasnya. 3. N-hexan 100-150 ml dimasukkan ke dalam soxhlet sampai selongsong terendam dan sisa N-hexan dimasukkan ke dalam labu. 4. Labu yang telah dihubungkan dengan soxhlet dipanaskan di atas water bath sampai cairan yang merendam sampel dalam soxhlet berwarna bening. 5. Labu dilepaskan dan tetap dipanaskan hingga N-hexan menguap. 6. Labu dan lemak yang tersisa dipanakan dalam oven selama 15-60 menit, kemudian didinginkan dalam desikator selama 15-30 menit dan ditimbang (X 2 ) Metode Folch 1. Labu silinder dioven terlebih dahulu pada suhu 110 o C selama 1 jam, didinginkan dalam desikaotr selama 30 menit kemudian ditimbang (X 1 ). 2. Sampel ditimbang sebanyak 2-3 gram (A) dan dimasukkan ke dalam gelas homogenize dan ditambahkan larutan kloroform / methanol (20xA), sebagian disisakan untuk membilas pada saat penyaringan. 3. Sampel dihomogenizer selama 5 menit setelah itu disraing dengan vacuum pump. 4. Sampel yang telah disaring tersebut dimasukkan dalamlabu pemisah yang telah diberi larutan MgCl 2 0.03 N(0.2xC), kemudian dikocok dengan kuat minimal selama 1 menit kemudian ditutup dengan aluminium foil dan didiamkan selama 1 malam. 5. Lapisan bawa yang terdapat dalam labu pemisah disaring ke dalam labu silinder kemudian dievaporator sampai kering. Sisa kloroform / methanol yang terdpat dalam labu ditiup dengan menggunakan vacuum setelah itu ditimbang (X 2 ) Kadar Lemak (%) = X 2 X 1 x 100% A

40 Lampiran 3. Prosedur Analisis Kadar Air 1. Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 100 o C selama 1 jam dan kemudian dimasukkan dalam dessikator selama 30 menit dan ditimbang (X 1 ) 2. Bahan ditimbang 2-3 gram (A) 3. Cawan dan bahan dipansakan dalam oven pada suhu 110 o C selama 4 jam kemudian dimasukkan dalam desikator selam 30 menit dan ditimbang (X 2 ) Kadar Air (%) = (X 1 +A)-X 2 x 100% A

41 Lampiran 4. Prosedur Analisis Kadar Abu 1. Cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 100 o C selama 1 jam dan kemudian dimasukkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang (X 1 ) 2. Bahan ditimbang 2-3 gram (A) 3. Cawan dan bahan dipansakan dalam tanur pada suhu 600 o C sampai mnejadi abu kemudian dimasukkan dalam desikator selam 30 menit dan ditimbang (X 2 ) Kadar Abu (%) = X 2 X 1 x 100%

42 Lampiran 5. Prosedur Analisis Kadar Serat Kasar 1. Kertas filter dipanaskan dalam oven selama 1 jam pada suhu 110 o C setelah itu didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang (X 1 ) 2. Sampel ditimbang sebnayak 0.5 gram (A) dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml 3. H 2 SO 4 0.3 N sebanyak 50 ml ditambahkan ke dalam Erlenmeyer kemudian dipanaskan di atas pembakar Bunsen selama 30 menit. Setelah itu NaOH 1.5 N sebanyak 25 ml ditambahkan ke dalam Erlenmeyer dan dipanskan kembali selama 30 menit. 4. Larutan dan bahan yang telah dipanaskan kemudian disraing dalam corong Buchner dan dihubungkan pada vacuum pump untuk mempercepat filtrasi. 5. Larutan dan bahan yang ada pada corong Buchner kemudaian dibilas secara berturut-turut dengan 50 ml air panas, 50 ml H 2 SO 4 0.3 N, 50 ml air panas, dan 25 ml acetone. 6. Kertas saring dan isinya dimasukkan dalam cawan porselin, lalu dipanaskan dalam oven 105-110 o C selama 1 jam kemudian didinginkan dalam desikator 5-15 menit dan ditimbang (X 2 ). 7. Setelah itu dipanaskan dalam tanur 600 o C hingga berwarna putih atau menjadi abu (± 4 jam). Kemudian dimasukkan dalam oven 105-110 o C selama 15 menit, didinginkan dalam desikator selama 5-15 menit dan ditimbang (X 3 ). Kadar Serat Kasar (%) = (X 2 X 1 X 3 ) x 100% A

43 Lampiran 6. Metode Uji Aktifitas Enzim Aktifitas enzim selulase (Ghosse,1987) Penentuan nilai aktifitas enzim selulase dilakukan dengan pencampuran enzim sebanyak 0,5 ml dengan kertas saring 50 mg, buffer sitrat phosphate ph 4,8; 0,005 M sebanyak 1 ml. Selanjutnya dilakukan inkubasi pada suhu 50 C selama 1 jam. Reaksi dihentikan dengan penambahan DNS (3,5 dinitro salicilyc acid) sebanyak 3 ml. Kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit. Setelah dingin disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 rpm selama 15 menit. Selanjutnya dapat dilakuka pengukuran gula pereduksi yang dibebaskan (reducing sugar) menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 575 nm. Satu unit aktifitas enzim didefinisikan sebagai jumlah enzim yang menghasilkan 1µmol glukosa per menit. Uji aktifitas enzim amylase (Bergmeyer dan Grassi, 1983) Penentuan nilai aktifitas enzim amylase dilakukan dengan pencampuran enzim sebanyak 1 ml dengan 1% pati dalam buffer sitrat 0,005 M ph 5,7 sebanyak 1 ml. Selanjutnya dilakukan inkubasi pada suhu 37 C selama 30 menit. Reaksi dihentikan dengan penambahan DNS (3,5 dinitro salicilyc acid) sebanyak 3 ml. Kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit. Setelah dingin disentrifugasi dengan kecepatan 3.000 rpm selama 15 menit. Selanjutnya dapat dilakuka pengukuran gula pereduksi yang dibebaskan (reducing sugar) menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 575 nm. Satu unit aktifitas enzim didefinisikan sebagai jumlah enzim yang menghasilkan 1µmol glukosa per menit. Uji aktifitas enzim protease (Bergmeyer dan Grassi, 1983) Prinsip penetapan metode Bergmeyer dan Grassi ini didasarkan bahwa kasein akan dihidrolisis oleh protease menjadi peptide dan asam amino. Asam amino dipisahkan dari substrat yang tersisa dengan penambahan TCA, sedangkan protein yang tidak terhidrolisis akan mengendap dengan adanya TCA. Asam amino yang

44 telah diisolasi dapat langsung diukur absorobansinya pada panjang gelombang 280 nm diwarnai terlebih dahulu dengan pereaksi folin ciocalteau agar dapat dilakukan pembacaan pada sinar tampak. Materi dan prosedur penggujian : Materi Blanko (ml) Standar (ml) Sampel (ml) Buffer phosphate (0,05 M; ph 8,0) 1,00 1,00 1,00 Substrat kasein (20 mg/ml, ph 8,0) 1,00 1,00 1,00 Enzim dalam CaCb (20 mmol/l) - - 0,20 Tirosin standar 5 mmol/l - 0,20 - Akuades inkubasi pada suhu 37 C selama 10 menit TCA (0,1 M) 2,00 2,00 2,00 Akuades - - 0,20 Enzim dalam CaCl 2 (2 mmol/l) 0,20 0,20 - Diamkan pada suhu 37 C selama 10 menit, kemudian sentrifugase 3.500 rpm selama 10 menit Filtrat 1,50 1,50 1,50 Na 2 CO 3 (0,4 M) 5,00 5,00 5,00 Folin Ciocalteau 1,00 1,00 1,00 Diamkan pada suhu 37 C selama 20 menit, kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 578 Setiap sampel yang dihitung aktifitasnya memiliki 3 nilai absorbansi, yaitu absorbansi blanko, standard dan sampel. Satu unit aktifitas menyatakan jumlah enzim yang dapat menghasilkan produk satu mikro mol per menit (Bergmeyer et al., 1983). Aktifitas protease dihitung dengan : OD sampel OD blanko U.ml = OD standard OD blanko Keterangan : U = aktifitas dalam international unit per menit; OD = absorbansi

45 Uji aktifitas enzim lipase (Tiez and Feedreck dalam Barlongan, 1990) Substrat lipase stabil (minyal zaitun) 1,5 ml ditambahkan 0,1 ml Tris HCl 0,1M sebagai buffer dengan ph 8,0. Kemudian ditambahkan 1,0 ml ekstrak enzim. Campuran homogenkan dan di inkubasi selama 6 jam pada suhu 37 C. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 3 ml etil alcohol 95%. Titrasi sampel dengan NaOH 0,001 N dengan menggunakan trymophthalein 0,9% (w/v) dalam etanol sebagai indicator. Prosedur yang sama dilakukan pada blanko. Satu unit aktifitas lipase didefinisikan sebagai volume NaOH 0,005 N yang dibutuhkan untuk menetralisir asam lemak yang dilepaskan selama 6 jam inkubasi substrat, setelah dikoreksi dengan blanko.

46 Lampiran 7. Prosedur Analisis Kecernaan 1. Timbang 0,1-0,2 gram sampel/bahan, masukkan ke dalam labu kjedahl 2. Tambahkan 5 ml nitrit acid pekat ke dalam labu 3. Panaskan dengan hati-hati selama 30 menit sampai volume larutan menjadi ± 1 ml 4. Setelah dingin, tambahkan 3 ml perchoric acid pekat ke dalam labu kemudian panaskan kembali 5. Setelah asap putih terlihat dan larutan berubah dari hijau menjadi kuning atau oranye, campuran dipanaskan selama ±10 menit 6. Dinginkan, lalu encerkan sampai volume 100 ml. Nilai absorban larutan ditentukan oleh spektrofotometer dengan panjang gelombang 350 nm (Takeuchi, 1988)

47 Lampiran 8. Hasil Analisis Kecernaan Bungkil Kelapa dan Kromuim (Cr 2 O 3 ) dan Pakan dan Feses Ikan Mas (Cyprinus carpio) Perlakuan Kecernaan Kromium Total Protein DE Energi Pakan Feses K1 68.33 77.85 5761.01 72.43 0.675 1.802 K2 68.68 77.65 5671.01 71.03 0.563 1.812 K3 65.03 75.29 5071.01 71.03 0.472 1.601 Rerata 67.35 76.93 5501.01 71.50 0.57 1.74 A1 67.97 79.70 5580.66 70.45 0.487 1.530 A2 67.11 77.81 5475.81 69.50 0.492 1.490 A3 63.86 75.61 5170.43 68.85 0.51 1.450 Rerata 66.32 77.71 5408.97 69.60 0.50 1.49 B1 63.10 74.65 5040.01 64.17 0.582 1.420 B2 63.61 76.29 5020.01 64.72 0.561 1.440 B3 63.86 75.59 4620.01 65.52 0.431 1.450 Rerata 63.52 75.51 4893.34 64.80 0.52 1.44 Keterangan : K = Pakan Acuan A = Bungkil kelapa dengan penambahan enzim B = Bungkil kelapa tanpa penambahan enzim