MUTU PELAYANAN PENDAFTARAN PRODUK PANGAN PADA DIREKTORAT PENILAIAN KEAMANAN PANGAN BADAN POM RI R A T M I N A H

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Pelanggan,Mutu Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan Pelanggan Mutu Pelayanan

KEADAAN UMUM INSTANSI MAGANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

Menimbang : Mengingat :

ANALISIS KESENJANGAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN PRODUK KOMPLEMEN (INSERT OT KOS & PK) BADAN POM RI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

Pendahuluan. A. Pengertian Pelayanan. Arista Atmadjati, S.E., M.M 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI BIDANG PANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA MUTU ATRIBUT PRODUK MAINAN EDUKATIF (Studi Kasus Produk Shofia Toys ) YULITA VERANDA USMAN

KAJIAN KESESUAIAN PRODUK MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DAN KONTRIBUSI TERHADAP KECUKUPAN GIZI BAYI/ANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY SERVQUAL, KUADRAN IPA, DAN INDEKS PGCV SKRIPSI. Oleh: HANIK ROSYIDAH JURUSAN STATISTIKA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

*Herlin Dwi Kartikasari **Abadyo Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS PELAYANAN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk. CABANG PEKANBARU

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran

KESESUAIAN KENYATAAN DAN HARAPAN KUALITAS PELAYANAN KLAIM ASURANSI PADA PT JASARAHARJA PUTERA PALEMBANG MENURUT PERSEPSI PELANGGAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

ANALISIS PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR. Oleh : Cecep Cahliana A

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA MUTU ATRIBUT PRODUK MAINAN EDUKATIF (Studi Kasus Produk Shofia Toys ) YULITA VERANDA USMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON. Oleh ROSMIA MEGAWATI H

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR. Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A

Hak cipta milik IPB, tahun 2009

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR

II. KAJIAN PUSTAKA AUDIT OPERASIONAL DAN KEPUASAN PELANGGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PRODUK IKAN SEGAR DI PASAR IKAN HIGIENIS EVERFRESH FISH MARKET PEJOMPONGAN, JAKARTA PUSAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini yaitu:

KESENJANGAN (GAP) PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN Studi Kasus Minimarket X di Jakarta Timur

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN KLAIM BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH DI PT. AJC MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

Kata Kunci: Kualitas Jasa, Perbaikan layanan, SERVQUAL, Importance Performance Analysis (IPA), Kano, Integrasi IPA-Kano. xvi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tulisan yang mereka buat, antara lain sebagai berikut: dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh (Umar, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan POM RI. PKPA Tahun 2017

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UNS

SKRIPSI DISUSUN OLEH : Gusti Bagus Prakasa JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEPUASAN NASABAH PEMBIAYAAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH AL SALAAM AMAL SALMAN KANTOR CABANG LEUWILIANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI DISUSUN OLEH : MOHAMAD RISAL ROZAK AMAK ALI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN ATAS BAURAN PEMASARAN PADA SUPERMARKET MILLENIUM DI NATAR - LAMPUNG SELATAN

Perizinan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Advertisement of Nutrition Message in Food Product. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH ATAS KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS PADA BANK SWASTA DI RIAU) Fenny Trisnawati & Lukman

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

Laporan Akhir. Survei Kepuasan Pelanggan. Direktorat Penilaian Obat Tradisional, Suplemen Makanan dan Kosmetik

ANALISIS RISIKO USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI PALABUHANRATU DEWI EKASARI

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN N0M0R : 02001/SK/KBPOM TENTANG

ANALISIS EKUITAS MEREK KECAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI BAURAN PEMASARAN DI KOTA TANGERANG (Studi Kasus: Kecap Merek ABC dan Bango)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

ANALISA SIKAP TERHADAP PERILAKU PENGUSAHA UKM PADA PELAKSANAAN KREDIT PROGRAM KEMITRAAN BNI DI SENTRA KREDIT KECIL (SKC) CABANG BOGOR.

INFORMASI LABEL KEMASAN MOCHIBO INFORMATION OF "MOCHIBO" AS A FOOD LABELLING ABSTRACT ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

Transkripsi:

MUTU PELAYANAN PENDAFTARAN PRODUK PANGAN PADA DIREKTORAT PENILAIAN KEAMANAN PANGAN BADAN POM RI R A T M I N A H SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir Mutu Pelayanan Pendaftaran Produk Pangan Pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan adalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan tugas akhir ini. Bogor, Agustus 2009 Ratminah NRP F 252050055

ABSTRACT RATMINAH. The Quality of Food Product Registration Services on Directorate of Food Safety and Evaluation, National Agency of Drugs and Food Control (NADFC). Under the direction of C. HANNY WIJAYA and DARWIN KADARISMAN. As a government public services the Directorate of Food safety and Evaluation, national agency of drugs and food Control (NADFC) should give an optimal service to the customer and should identify the quality attribute which meet the customer expectation. This study is one of the way to identify the quality attribute on Directorate of Food safety and Evaluation. The objectives of this study were : (a) to identify the quality attribute on Directorate of Food Safety and Evaluation, (b) to compare the quality service(s) on regular service(s), rapid service(s) and the change of food product service(s). The data s are used on this study consist of (1) primary data s (data s which come from the respondent who take and fill the questionnaire and (2) the secondary data s are the company which do food product registration service(s) on Directorate of Food Safety and Evaluation for regular service, rapid service and the change of food product service and it takes from November 2007 to January 2008) and the quality attribute of National Education Department as a comparison. The study showed that quality attribute which identify on Directorate of Food Safety and Evaluation were 34 quality attribute(s). There were 23 important quality attribute on regular services, 19 important quality attribute on rapid services and 20 important quality services on the change of food product services. A suitable grade of quality attribute globally showed that not yet meet the customer expectation because it did not get 100%. The suitable grade of regular service was 80.85%, rapid services was 81.92% and the change of food product service(s) was 73.85%. Based on the result of the evaluation, the rapid services get the best value and fulfill the customer expectation. The result of Importance and Performance Analysis (IPA) at first quadrant of Cartessius diagram showed the different result for each services type. The quality attribute at first quadrant on Cartessius diagram were the quality attribute which had to get priority to quality repair services because those were the important quality attribute for the customer. There were 9 quality attribute at first quadrant of Cartessius diagram on regular services, 4 quality attributes on rapid services and 9 quality attributes on the change of food product services. There are 2 quality attributes universal from 11 quality attributes at the first quadrant of Cartessius Diagram as follows quality attribute the coordination of related unit on NADFC and the quality attribute the bank on NADFC environment. It shows that both of the two quality attribute have to get priority quality repaired. The suitable grade of quality services on Directorate of Food Safety and Evaluation globally was enough for 3.45 of Likert scale score (satisfied enough up to satisfied).

ABSTRACT RATMINAH. The Quality of Food Product Registration Services on Directorate of Food Safety and Evaluation, National Agency of Drugs and Food Control (NADFC). Under the direction of C. HANNY WIJAYA and DARWIN KADARISMAN. As a government public services the Directorate of Food safety and Evaluation, national agency of drugs and food Control (NADFC) should give an optimal service to the customer and should identify the quality attribute which meet the customer expectation. This study is one of the way to identify the quality attribute on Directorate of Food safety and Evaluation. The objectives of this study were : (a) to identify the quality attribute on Directorate of Food Safety and Evaluation, (b) to compare the quality service(s) on regular service(s), rapid service(s) and the change of food product service(s). The data s are used on this study consist of (1) primary data s (data s which come from the respondent who take and fill the questionnaire and (2) the secondary data s are the company which do food product registration service(s) on Directorate of Food Safety and Evaluation for regular service, rapid service and the change of food product service and it takes from November 2007 to January 2008) and the quality attribute of National Education Department as a comparison. The study showed that quality attribute which identify on Directorate of Food Safety and Evaluation were 34 quality attribute(s). There were 23 important quality attribute on regular services, 19 important quality attribute on rapid services and 20 important quality services on the change of food product services. A suitable grade of quality attribute globally showed that not yet meet the customer expectation because it did not get 100%. The suitable grade of regular service was 80.85%, rapid services was 81.92% and the change of food product service(s) was 73.85%. Based on the result of the evaluation, the rapid services get the best value and fulfill the customer expectation. The result of Importance and Performance Analysis (IPA) at first quadrant of Cartessius diagram showed the different result for each services type. The quality attribute at first quadrant on Cartessius diagram were the quality attribute which had to get priority to quality repair services because those were the important quality attribute for the customer. There were 9 quality attribute at first quadrant of Cartessius diagram on regular services, 4 quality attributes on rapid services and 9 quality attributes on the change of food product services. There are 2 quality attributes universal from 11 quality attributes at the first quadrant of Cartessius Diagram as follows quality attribute the coordination of related unit on NADFC and the quality attribute the bank on NADFC environment. It shows that both of the two quality attribute have to get priority quality repaired. The suitable grade of quality services on Directorate of Food Safety and Evaluation globally was enough for 3.45 of Likert scale score (satisfied enough up to satisfied).

RINGKASAN RATMINAH. Mutu Pelayanan Pendaftaran Produk Pangan Pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan Badan POM RI. Dibimbing oleh C. HANNY WIJAYA dan DARWIN KADARISMAN. Direktorat Penilaian Keamanan Pangan merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia yang menyelenggarakan pelayanan publik yaitu pelayanan pendaftaran produk pangan. Sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan publik maka Direktorat Penilaian Keamanan Pangan perlu mengetahui sejauh mana mutu pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan. Langkah yang telah ditempuh dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan yaitu dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9000:2000 dan melakukan pengukuran kepuasan pelanggan secara berkala. Untuk lebih mengoptimalkan kinerja mutu pelayanan pendaftaran produk pangan pada Direktorat penilaian keamanan pangan perlu diketahui atribut mutu yang diperlukan pelanggan dan yang dianggap penting oleh pelanggan sehingga mutu pelayanan yang diberikan dapat memenuhi harapan pelanggan. Salah satu cara yang diambil untuk mengetahui atribut mutu yang diperlukan dan dianggap penting oleh pelanggan dengan melakukan penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi atribut mutu pelayanan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan dan membandingkan kinerja mutu pelayanan yang terdapat pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan yaitu mutu kinerja pelayanan pendaftaran umum, pelayanan pendaftaran cepat dan pelayanan perubahan produk. Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari (1) data primer yaitu berupa data jumlah perusahaan yang melakukan pelayanan pendaftaran produk pangan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan untuk pelayanan pendaftaran umum, pelayanan pendaftaran cepat dan pelayanan perubahan produk pada bulan November 2007 sampai bulan Januari 2008, (2) data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden (3) data sekunder yaitu data atribut mutu pada Departemen Pendidikan Nasional sebagai perbandingan,. Identifikasi atribut mutu dilakukan melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Penentuan prioritas perbaikan mutu pelayanan dianalisa dengan menggunakan Importance and Performance Analysis. Penentuan nilai kinerja mutu pelayanan dilakukan dengan menggunakan skala lima tingkat (skala Likert) dengan nilai berkisar antata (1 sampai 5). Penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahapan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu identifikasi atribut mutu pelayanan pendaftaran produk pangan, uji coba kuesioner, penentuan responden, pelaksanan survei (penyebaran kuesioner), pengolahan dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut mutu yang teridentifikasi pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan berjumlah 34 atribut mutu. Atribut mutu yang penting pada pelayanan umum berjumlah 23 atribut mutu, pelayanan cepat 19 atribut mutu dan pelayanan perubahan produk 20 atribut mutu yang penting. Tingkat kesesuaian mutu pelayanan untuk setiap jenis pelayanan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan secara umum belum memenuhi harapan

pelanggan karena tidak ada yang mencapai 100%. Tingkat kesesuaian mutu pada pelayanan cepat mempunyai nilai lebih tinggi dibanding pelayanan umum dan perubahan produk dengan nilai 81,92%. Berdasarkan hasil perhitungan disimpulkan bahwa pelayanan cepat mempunyai nilai tingkat kesesuaian tertinggi dan dengan demikian telah memenuhi harapan pelanggan. Hasil Importance and Performance Analysis (IPA) pada kuadran I Diagram Kartesius menunjukkan hasil yang berbedabeda untuk tiap jenis pelayanan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan. Atribut mutu yang terdapat pada kuadran I merupakan atribut mutu yang harus mendapatkan prioritas perbaikan mutu pelayanan. Pada Kuadran I diagram Kartesius untuk pelayanan umum terdapat 9 atribut mutu, pelayanan cepat 4 atribut mutu dan pada pelayanan perubahan produk 9 atribut mutu. Atribut mutu atribut mutu yang terdapat pada Kuadran I dari setiap jenis pelayanan harus mendapatkan prioritas perbaikan mutu karena atribut mutu atribut mutu tersebut merupakan atribut mutu yang dianggap penting oleh pelanggan. Pada kuadran I Diagram Kartesius dari tiap jenis pelayanan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan terdapat 2 atribut mutu yang sama yaitu Koordinasi dengan unit terkait dan ketersediaan bank di lingkungan Badan POM RI. Hal tersebut menunjukkan bahwa 2 atribut mutu tersebut merupakan atribut mutu yang harus diprioritaskan perbaikan mutunya. Tingkat kinerja mutu pelayanan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan secara umum cukup memuaskan dengan skor 3,45 skala Likert ( antara cukup puas sampai dengan puas).

@ Hak Cipta milik IPB,tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undangundang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah ; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

MUTU PELAYANAN PENDAFTARAN PRODUK PANGAN PADA DIREKTORAT PENILAIAN KEAMANAN PANGAN BADAN POM RI R A T M I N A H Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesi pada Program Studi Teknologi Pangan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Judul Tugas Akhir Nama Mahasiswa Nomor Pokok : Mutu Pelayanan Pendaftaran Produk Pangan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan,Badan POM RI : Ratminah : F252050055 Disetujui Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. C. Hanny Wijaya, M.Agr. Ir. Darwin Kadarisman, M.Sc. ( Ketua ) ( Anggota ) Diketahui Ketua Program Studi Magister Profesi Teknologi Pangan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Lilis Nuraida, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S. Tanggal ujian : Tanggal lulus :

Penguji Luar Komisi pada Ujian akhir : Prof.Dr.Ir.Winiati Pudji Rahayu,MSc

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan. Laporan tugas akhir berjudul Mutu Pelayanan Pendaftaran Produk Pangan Pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Teknologi Pangan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Ibu Prof.Dr.Hany Wijaya,MAgr dan Bapak Darwin Kadarisman,MSc selaku Ketua dan Anggota Komisis Pembimbing atas bimbingan dan arahannya selama proses penyusunan laporan tugas akhir ini hingga selesai 2. Ibu Prof. Dr.Ir. Winniati Pudji Rahayu,M.Sc selaku dosen penguji atas bantuan dan dukungan serta arahannya selama sidang ujian akhir 3. Badan Pengawas Obat dan Makanan yang telah memberikan beasiswa kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan pada sekolah pascasarjana 4. Ibu dr. M. Hayatie Amal, MPH., selaku Direktur Penilaian Keamanan Pangan yang telah memberikan ijin dan dukungan melakukan penelitian pada Direktorat penilaian Keamanan Pangan dan hingga tugas akhir ini selesai 5. Ibu Ir.Tien Gartini,MSc., selaku Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana dan dukungan selama penyelesaian tugas akhir ini. 6. Bapak dan Ibu KaSubdit dilingkungan Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan serta Direktorat Standarisasi Produk Pangan, Kedeputian III, Badan POM atas dukungan dalam memberi semangat untuk penyelesaian tugas akhir ini. 7. Rekanrekan di Direktorat Penilaian Keamanan Pangan yang selalu memberikan dukungan semangat untuk penyelesaian tugas akhir ini 8. Ibu Tika, sebagai asisten koordinator program studi pascasarjana teknologi pangan yang selalu membantu pelaksanaan sidang komisi dan memberikan dukungan semangat untuk penyelesaian tugas akhir ini.

9. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam penyelesaian tugas akhir ini 10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis juga berharap laporan tugas akhir ini dapat memberikan dukungan kontribusi pemikiran dan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan memerlukannya. Depok, Agustus 2009 Ratminah

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 27 April 1964 sebagai anak pertama dari 6 bersaudara dari pasangan Bapak Tuslam dan Ibu Ratiyem. Penulis menempuh pendidikan sarjana pada tahun 1984 di Universitas Indonesia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Jurusan Farmasi dan lulus tahun 1991.Pada tahun 1995 penulisan melanjutkan pendidikan profesi Apoteker pada Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok dan lulus tahun 1996. Sejak tahun 1997 penulis bekerja sebagai pegawai negeri sipil pada Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman pada Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan yang pada tahun 2000 menjadi Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Saat ini penulis masih aktif sebagai pegawai negeri sipil pada Sub Direktorat Penilaian Pangan Khusus, Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang Pascasarjana Program Profesi Studi Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor melalui beasiswa yang diperoleh dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN...xi PENDAHULUAN Latar Belakang...1 Tujuan...2 TINJAUAN PUSTAKA Pelanggan, Mutu Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan...3 Pendaftaran produk pangan...9 Profil Direktorat Penilaian Keamanan Pangan...13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu...23 Bahan...23 Metode...23 HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Pelanggan Direktorat Penilaian Keamanan Pangan...34 Identifikasi Atribut mutu pelayanan Direktorat Penilaian Keamanan Pangan...35 Uji validitas dan uji realibilitas kuesioner...36 Atribut mutu pelayanan yang penting...36 Tingkat kesesuaian dan kesenjangan mutu pelayanan...40 Prioritas perbaikan mutu berdasarkan Diagram Cartesius...42 Perbandingan kinerja mutu pelayanan.47 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan...50 Saran.51 DAFTAR PUSTAKA 52 DAFTAR LAMPIRAN... 55 vii

DAFTAR TABEL Halaman 1. Jumlah produk pangan yang didaftarkan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan periode tahun 2001 sampai dengan Maret 2007.. 20 2. Hasil evaluasi sasaran mutu ratarata (jumlah hari kerja) pada pelayanan umum, pelayanan cepat dan pelayanan perubahan produk periode April 2006 s/d Januari 2007 21 3. Hasil evaluasi kepuasan pelanggan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan periode Agustus 2007 s/d Oktober 2007.....22 4. Interval Nilai IKM/Konversi IKM per unsur dalam penilaian kinerja unit di lingkungan Badan POM RI...24 5. Jumlah responden pada masingmasing sub populasi pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan....30 6. Skala Likert 5 tingkat untuk pengukuran tingkat kepentingan dan tingkat Kinerja mutu pelayanan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan. 31 7. Profil responden yang dominan pada DitPKP untuk tiap jenis pelayanan.35 8. Nilai ratarata uji validitas dan reabilitas kuesioner berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan...37 9. Daftar atribut mutu pelayanan yang penting pada pelayanan umum, pelayanan cepat dan pelayanan perubahan produk...38 10. Tingkat kesesuaian mutu pada pelayanan umum, pelayanan cepat dan pelayanan perubahan produk...42 11. Prioritas perbaikan mutu pelayanan pada pelayanan umum, pelayanan cepat dan pelayananperubahan produk...44 12. Tingkat prioritas perbaikan mutu pelayanan pada pelayanan umum,pelayanan cepat dan pelayanan perubahan produk.45 13. Daftar atribut mutu yang harus dipertahankan prestasi kinerja mutu pada Pelayanan umum, cepat dan perubahan produk 46 viii

14. Perbandingan kinerja mutu pelayanan tingkat kepuasan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan berdasarkan dimensi mutu pada pelayanan umum, pelayanan cepat dan pelayanan perubahan produk 48 15. Perbandingan kinerja mutu tingkat kesesuaian pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan berdasarkan dimensi mutu pada pelayanan umum, pelayanan cepat dan pelayanan perubahan produk 49

DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Diagram kesenjangan mutu jasa menurut Parasuraman et all (1985) 5 2 Konsep kepuasan pelanggan menurut Tjiptono (2000).6 3 Faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan menurut Irawan (2003).7 4 Struktur Organisasi Direktorat Penilaian Keamanan Pangan..13 5 Skema prosedur pelayanan pendaftaran umum...18 6 Skema prosedur pelayanan pendaftaran cepat.19 7 Skema prosedur pelayanan perubahan produk 19 8 Diagram alir penelitian 25 9 Diagram Kartesius tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pelanggan menurut Supartono (2001)...34

DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Atribut mutu pelayanan pendidikan pada departemen Pendidikan Nasional.54 2 Atribut mutu Direktorat Penilaian Keamanan hasil FGD...... 55 3 Hasil uji validitas pelayanan pendaftaran umum...56 4 Hasil uji validitas pelayanan pendaftaran cepat......57 5 Hasil uji validitas pelayanan perubahan produk....58 6 Hasil uji realibilitas tingkat kepentingan pelayanan pendaftaran umum...59 7 Hasil uji realibilitas tingkat kepuasan pelayanan pendaftaran umum..60 8 Hasil uji realibilitas tingkat kepentingan pelayanan pendaftaran cepat....61 9 Hasil uji realibilitas tingkat kepuasan pelayanan pendaftaran cepat.62 10 Hasil uji realibilitas tingkat kepentingan pelayanan perubahan produk...63 11 Hasil uji realibilitas tingkat kepuasan pelayanan perubahan produk...64 12 Nilai rataan tingkat kepuasan/tingkat kinerja pada pelayanan umum..65 13 Atribut mutu yang penting pada pelayanan pendaftaran umum..66 14 Tingkat kesesuaian dan kesenjangan pada pelayanan umum.. 67 15 Diagram Cartesius pada pelayanan umum.. 68 16 Nilai rataan tingkat kepuasan / tingkat kinerja pada pelayanan cepat.69 17 Atribut mutu yang penting pada pelayanan cepat... 70 18 Tingkat kesesuaian dan kesenjangan pada pelayanan cepat...71 19 Diagram Cartesius pada pelayanan cepat.. 72 20 Nilai rataan tingkat kepuasan / kinerja pelayanan perubahan produk...73 21 Atribut mutu yang penting pada pelayanan perubahan produk..74 22 Tingkat kesesuaian dan kesenjangan pada pelayanan perubahan produk...75 23 Diagram Cartesius pelayanan perubahan produk 76 24 Daftar produk pangan yang dapat didaftarkan pada pelayanan Pendaftaran cepat.. 77 xi

PENDAHULUAN Latar Belakang Pendaftaran produk pangan merupakan suatu langkah awal proses penilaian produk pangan olahan. Kegiatan ini dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, khususnya Direktorat Penilaian Keamanan Pangan dalam rangka pengawasan keamanan pangan olahan yang diperdagangkan untuk melindungi konsumen. Keluaran dari proses pendaftaran produk pangan ini adalah nomor pendaftaran yang untuk produk pangan impor diawali dengan kode ML dan produk pangan dalam negeri diawali dengan kode MD Jumlah produk pangan dalam dan luar negeri yang melakukan pendaftaran meningkat dari tahun ke tahun.sebagai gambaran, pada tahun 2001, produk pangan yang terdaftar berjumlah 2409 buah (1981 MD dan 428 ML) dan pada tahun 2005 (saat mulai diterapkan sistem jaminan mutu ISO 9001:2000) meningkat menjadi 8128 buah (5980 MD dan 2148 ML). Kenaikan tersebut mencapai 190% atau ratarata 47,5% per tahun. Kenaikan jumlah tersebut juga berkaitan dengan mulai diberlakukannya pendaftaran ulang produk pangan. Dalam rangka pendaftaran produk pangan ini, Direktorat Penilaian Keamanan Pangan,BPOM RI telah meluncurkan dua jenis pelayanan pendaftaran yaitu pelayanan pendaftaran produk pangan umum (reguler) dan pelayanan pendaftaran produk pangan cepat (rapid evaluation) dengan waktu proses penilaian yang berbeda. Disamping itu, Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI juga menyelenggarakan pelayanan perubahan produk yaitu pelayanan perubahan data produk yang sudah mendapatkan nomor persetujuan pendaftaran tetapi perubahan data produk tersebut tidak boleh mengakibatkan nomor persetujuan pendaftarannya menjadi berubah. Produk pangan yang telah melakukan perubahan data produk maka produk dengan data lama tidak boleh diedarkan lagi. Contoh pelayanan perubahan produk antara lain perubahan desain label produk, perubahan nama dagang produk, perubahan komposisi yang tidak mengakibatkan perubahan jenis produk, dan lainlain. Direktorat Penilaian Keamanan Pangan Badan POM RI telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 dan memperoleh sertifikat pada bulan

November 2005. Kebijakan ini ditempuh untuk meningkatkan kinerja pelayanan dalam rangka mengantisipasi meningkatnya volume kerja dan tuntutan pelanggan terhadap mutu pelayanan. Disamping itu, evaluasi kinerja pelayanan dan pengukuran indeks kepuasan pelanggan telah dilakukan sejak tahun 2005 berdasarkan pedoman Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (SK MENPAN No.63/KEP/M.PAN/7/2003 dan SK MENPAN No.25/KEP/M.PAN/2/2004). Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang diperoleh pada umumnya baik dengan mutu pelayanan B ( kisaran 2,51 3,75 ) dari tingkat mutu A, B, C dan D ( kisaran 1,0 4,0 ). Dengan meningkatnya persyaratan pelanggan terhadap mutu pelayanan serta berkembangnya atributatribut mutu pelayanan, Badan POM RI perlu melakukan pengembangan mutu atribut pelayanan di lingkungannya dan mengukur kepuasan pelanggan secara lebih komprehensif. Disamping itu, perlu juga dipelajari efektivitas penerapan 3 jenis pelayanan yang diberikan Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, ( pelayanan pendaftaran umum (reguler), pelayanan pendaftaran cepat dan pelayanan perubahan produk ) dengan membandingkan kinerja mutunya. Tujuan Penelitian yang telah dilakukan bertujuan mengidentifikasi atribut mutu pelayanan pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan dan membandingkan kinerja mutu pada pelayanan pendaftaran umum, pelayanan pendaftaran cepat dan pelayanan perubahan produk. Kegunaan Hasil penelitian Mutu Pelayanan Pendaftaran Produk Pangan Pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan,Badan POM RI diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk perbaikan mutu pelayanan dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan publik dimasa mendatang dan sebagai masukan bagi Direktorat Penilaian Keamanan Pangan dalam rangka reformasi birokrasi untuk memperbaiki pedoman panduan mutu pelayanan pendaftaran pangan.

TINJAUAN PUSTAKA Pelanggan,Mutu Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan Pelanggan Pelanggan merupakan fokus utama dalam membahas kepuasan dan mutu pelayanan. Pelanggan memegang peranan penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, pengertian pelanggan adalah seseorang yang secara kontinyu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut. Menurut Lupiyoadi (2001) pelanggan pada dasarnya mencari nilai terbesar ( value maximizer) yang diberikan produk / jasa. Pencarian nilai oleh pelanggan terhadap produk / jasa perusahaan, kemudian menimbulkan teori yang disebut dengan customer deliveried value, yaitu besarnya selisih nilai yang diberikan oleh pelanggan terhadap produk/jasa perusahaan yang ditawarkan kepadanya (customer value ) dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk / jasa tersebut (customer cost ) dan hasil akhirnya berupa keuntungan (profit) yang diterima oleh pelanggan. Nilai yang diberikan oleh pelanggan diukur berdasarkan keandalan (reability), ketahanan (durability), dan kinerja (performance) terhadap bentuk fisik, pelayanan karyawan perusahaan dan citra produk / jasa. Adapun pelanggan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para pendaftar atau perusahaan yang mendaftarkan produknya ke Direktorat Penilaian Keamanan Pangan. Mutu Pelayanan Menurut Garvin (1986), mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia / tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah sehingga kualitas produk juga harus disesuaikan. Perubahan kualitas produk tersebut harus disertai dengan perubahan atau peningkatan ketrampilan tenaga kerja, perubahan proses

produksi dan tugas, serta perubahan lingkungan perusahaan atau organisasi agar produk dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Menurut Nasution (2001) pada dasarnya kepuasan pelanggan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Apabila mutu jasa yang diterima konsumen lebih baik atau sama dengan yang diharapkan, konsumen cenderung akan mencobanya kembali karena merasa puas. Akan tetapi, bila perceived services lebih rendah dari expected services, maka konsumen akan kecewa dan memutuskan hubungannya dengan perusahaan jasa yang bersangkutan. Dalam hal ini jasa yang diberikan oleh Direktorat Penilaian Keamanan Pangan merupakan jasa yang bersifat mandatory / suatu kewajiban karena pelanggan yang datang (pendaftar) melaksanakan pendaftaran atas dasar peraturan yang berlaku sehingga mutu jasa yang diharapkan pelanggan (pendaftar) lebih ke arah ketepatan waktu pelayanan. Parasuraman et al. (1985) membentuk model mutu jasa (Gambar 1) yang memfokuskan syaratsyarat utama untuk memberikan mutu jasa yang diharapkan. Model tersebut mengidentifikasikan lima kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu : 1). Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Manajemen tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan. 2) Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi mutu jasa Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan, tetapi tidak menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik. 3) Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dan penyampaian jasa. Para personil mungkin tidak terlatih baik dan tidak mampu memenuhi standar. 4) Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan atau janjijanji yang diobral dalam iklan, brosur atau media promosi lainnya. 5) Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Hal ini terjadi bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan memiliki persepsi yang keliru mengenai mutu jasa.

Komunikasi dari mulut ke mulut Kebutuhan pribadi Pengalaman masa lalu Gap 5 Jasa yang diharapkan Konsumen Pemasar Gap 1 Gap 3 Jasa yang diterima Penyerahan jasa Terjemahan atas persepsi ke dalam spesifikasi Mutu Jasa Gap 4 Komunikasi eksternal ke konsumen Gap 2 Persepsi manajemen atas harapan konsumen Gambar 1 Diagram kesenjangan Mutu Jasa menurut Parasuraman et all. (1985 ) Kepuasan Pelanggan Menurut Zeithaml dan Bitner (2000) kepuasan pelanggan adalah respon konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya dan merupakan suatu penilaian (judgement) terhadap feature produk / jasa, atau barang / jasa itu sendiri, telah memberikan tingkat pemenuhan kebutuhan (fullfilment) yang memuaskan. Kotler (2000) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai perasaan puas atau tidak puasnya seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Dalam definisi tersebut terlihat riil manfaat yang diterima oleh konsumen dengan apa yang dibayangkan sebelumnya. Dalam hal ini tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Sebaliknya bila kinerja sesuai dengan harapan, maka pelanggan akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Pelanggan

yang puas akan memberikan komentar yang baik tentang perusahaan atau organisasi. Pengertian kepuasan pelanggan oleh (Rangkuti 2002, diacu dalam Nila Amalia 2005) didefinisikan sebagai respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian. Tjiptono (2000) mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurangkurangnya memberikan hasil sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul bila hasil yang didapat tidak memenuhi harapa pelanggan. Ada kesamaan diantara beberapa definisi kepuasan pelanggan di atas, yaitu menyangkut komponen kepuasan pelanggan (harapan dan kinerja/hasil yang dirasakan). Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa). Sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli (Tjiptono 2000). Secara konseptual, kepuasan pelanggan dapat digambarkan seperti yang ditunjukan dalam Gambar 2. Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan PRODUK Nilai produk bagi pelanggan Harapan pelanggan terhadap produk Tingkat kepuasan Pelanggan Gambar 2 Konsep kepuasan pelanggan menurut Tjiptono (2000).

Menurut Irawan (2003), terdapat lima faktor yang menentukan tingkat kepuasan pelanggan, yaitu : 1. Kualitas produk. Konsumen atau pelanggan akan merasa puas apabila hasil evaluasi menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. 2. Kualitas pelayanan. Komponen pembentuk kepuasan pelanggan ini terutama industri jasa. Pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan. 3. Faktor emosional. Konsumen yang merasa bangga mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu akan cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasannya bukan karena kualitas dari produk tersebut tetapi nilai sosial yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek produk tersebut. 4. Harga. Produk yang mempunyai kualitas sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberika value lebih tinggi kepada pelanggannya. 5. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa. Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa akan cenderung merasa puas terhadap produk atau jasa tersebut. Skema faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dapat dilihat pada Gambar 3. Kualitas layanan Kualitas produk Faktor emosional Kepuasan Pelanggan Loyalitas Harga Biaya dan kemudahan Gambar 3 Faktorfaktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan menurut Irawan (2003).

Menurut Kotler (2000) untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan ada beberapa cara pengukuran yaitu : 1. Complaint and suggestion system ( sistem keluhan dan saran) Caranya adalah perushaan atau organisasi membuka kotak saran dan menerima keluhankeluhan yang dialami oleh konsumen. Dalam hal ini, ada perusahaan yang memberikan amplop yang telah ditulis alamat perusahaan untuk digunakan menyampaikan saran, keluhan dan kritik setelah pelanggan atau konsumen sampai ditempat tujuan. Saransaran tersebut dapat juga disampaikan melalui kartu komentar dan costumer hot line. Infiormasi tersebut dapat memberikan ide ide dan masukan kepada perusahaan untuk mengantisipasi dan cepat tanggap terhadap kritik dan saran tersebut. 2. Customer satisfaction surveys ( survei kepuasan pelanggan ) Tingkat keluhan yang disampaikan leh konsumen tidak bisa disimpulkan secara umum untuk mengukur kepuasan pelanggan pada umumnya. Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelannggan dilakukan melaui survei, baik dengan pos, telepon,atau wawancara pribadi, atay mengirimkan angket ke orangorang tertentu. 3. Ghost shopping ( pembeli bayangan) Cara ini dilakukan dengan menyuruh orangorang tertentu sebagai pembeli ke perusahaan lain atau ke perusahaannya sendiri, pembelipembeli misteri ini melaporkan keunggulan dan kelemahan pelayan yang melayaninya, serta melaporkan segala sesuatu yang bermanfaat sebagai bahan pengambilan keputusan oleh manajemen. Bukan saja orangorang lain yang disewa untuk menjadi pembeli bayangan, tetapi juga manajer sendiri harus turun ke lapangan, belanja ke toko saingan di mana dia tidak dikenal. Pengalaman manajer ini sangat penting, karena data dan informasi yang diperoleh langsung dialami sendiri. 4. Lost customer analysis ( analisis pelanggan yang beralih) Perusahaanperusahaan yang kehilangan pelanggan mencoba menghubungi langganan tersebut dan dibujuk untuk mengungkapkan mengapa berhenti, pindah keperusahaan lain, adakah sesuatu masalah yang terjadi yang tidak bisa diatasi. Dari kontak seperti ini akan diperoleh informasi untuk memperbaiki

kinerja perusahaan itu sendiri agar pelanggan tidak kecewa dengan cara meningkatkan kepuasannya. Menurut Tjiptono (2000), pengukuran kepuasan pelanggan dengan menggunakan metode survei kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : 1. Directly reported satisfaction Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan dengan jawaban menggunakan skala, seperti sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas. 2. Derived dissatisfaction Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan. 3. Problem Analysis Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalahmasalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. Kedua, saran saran untuk melakukan perbaikan. 4. Importance performance analysis Dalam teknik ini, responden diminta memberikan persepsinya terhadap berbagai elemen (atribut) jasa yang ditawarkan berdasarkan tingkat kepentingan setiap elemen (atribut) tersebut. Selain itu responden juga diminta memberikan persepsi tentang seberapa baik kinerja perusahaan untuk masingmasing elemen (atribut) tersebut. Persepsi tersebut ditentukan berdasarkan skala Likert. Pendaftaran Produk Pangan Pendaftaran produk pangan merupakan tindakan preventif dalam rangka melindungi masyarakat terhadap produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan mutu, kemananan dan gizi pangan. Pendaftarn produk pangan juga merupakan salah satu upaya dalam pengawasan terhadap produk pangan sebelum produk tersebut di jual di pasaran (pre market approval). Produk pangan olahan yang diproduksi oleh industri pangan sebelum diedarkan di pasaran harus di evaluasi terlebih dahulu untuk menjamin keamanan, mutu dan gizi pangan serta pelabelan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sistem pre market approval

disetiap negara berbedabeda. Hal tersebut disesuaikan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku di setiap negara tersebut, khususnya peraturan di bidang Pangan. Di Indonesia, pre market approval atau pre market evaluation wajib dilaksanakan oleh setiap produsen pangan terhadap produk pangan yang diproduksinya sebelum produk tersebut di jual di pasaran. Ketentuan tersebut tercantum dalam UndangUndang RI No.7 tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah No.28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Dalam PP No. 28 tahun 2004 disebutkan bahwa setiap pihak yang memproduksi pangan atau memasukkan pangan ke wilayah Indonesia wajib mendaftarkan pangan yang diproduksinya atau pangan yang diimpornya ke Badan Pengawas Obat dan Makanan sebelum produk tersebut di edarkan di pasaran. Badan Pengawas Obat dan Makanan merupakan lembaga pemerintah non Departemen yang diberi wewenang dalam mengawasi peredaran obat, kosmetika, obat tradisional, supplemen makanan dan pangan, sebelum beredar dan setelah diedarkan di pasaran. Selain Indonesia, ada beberapa negara yang juga menerapkan sistem seperti ini, antara lain Philipina dan Thailand. Beberapa negara, tidak mewajibkan pendaftaran produk pangan (pre market evaluation) sebelum produk diedarkan di pasaran tetapi pemerintah di negara tersebut mewajibkan pendaftaran terhadap industri pangan yang akan memproduksi pangan olahan dan akan di jual di pasaran. Sebelum industri pangan tersebut dapat memproduksi produk pangan maka industri pangan tersebut wajib memenuhi persyaratan Good Manufacturing Paractices dan wajib memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku tentang Pangan di negara tersebut. Apabila industri pangan tersebut telah memenuhi semua ketentuan maka industri tersebut diijinkan untuk memproduksi pangan dan diperbolehkan langsung menjualnya ke pasaran tanpa harus di daftarkan terlebih dahulu. Namun bila industri pangan tersebut akan mencantumkan klaim gizi atau klaim fungsi zat gizi atau klaim kesehatan pada label produk pangan yang dijualnya maka industri pangan tersebut wajib mengajukan notifikasi ke badan yang berwenang untuk memberikan ijin terhadap pencantuman klaim tersebut di label produknya. Negara negara yang menganut sistem notifikasi untuk pencantuman klaim pada

label antara lain Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Canada, Jepang dan Jerman. Negaranegara yang tidak mewajibkan pre market evaluation umumnya dikarenakan kinerja post market evaluation serta Low enforcement sudah berjalan dengan baik. Pendaftaran Pangan di Indonesia bertujuan melindungi masyarakat terhadap peredaran produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan gizi pangan. Kewajiban melakukan pendaftaran produk pangan di Indonesia berlaku bagi pangan hasil produksi dalam negeri dan pangan impor (hasil produksi luar negeri) sesuai peraturan Permenkes RI No.382/Menkes/Per/I/89 tentang Pendaftaran Makanan yang telah diperbaharui menjadi Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor HK.00/05.1.2569 tentang Kriteria dan Tata Laksana Penilaian Produk Pangan. Penilaian produk pangan adalah proses penilaian dalam rangka pengawasan produk pangan sebelum diedarkan yang meliputi keamanan, mutu dan gizi serta label produk pangan untuk memperoleh nomor pendaftaran pangan. Setiap produk pangan yang diedarkan di wilayah Indonesia wajib memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi serta label pangan. Pendaftaran produk pangan diwajibkan bagi perusahaan yang memproduksi produk pangan olahan yang terkemas dan berlabel sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah. Pangan Olahan adalah makanan dan minuman hasil proses dengan cara atau metoda tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan. Setiap produk pangan yang didaftarkan akan dievaluasi atau dinilai, baik dari segi keamanan, mutu, gizi dan label produk pangan. Penilaian produk pangan sebelum beredar merupakan tindakan preventif yang dilakukan pemerintah dalam rangka melindungi masyarakat terhadap produkproduk pangan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi serta pelabelan produk pangan yang menyesatkan. Penilaian keamanan, mutu dan gizi pangan menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan untuk setiap produk pangan mempunyai SNI yang berbedabeda.

Selain produk pangan yang wajib didaftarkan, ada beberapa produk pangan yang tidak wajib didaftarkan yaitu produk pangan yang mempunyai kriteria sebagai berikut : a. pangan olahan yang daya tahannya tidak lebih dari 7 (tujuh) hari pada suhu kamar b. pangan olahan yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia dalam jumlah kecil untuk keperluan penilaian produk pangan, penelitian dan konsumsi sendiri. Produk pangan olahan yang telah dinilai dan memenuhi persyaratan akan diberikan surat persetujuan pendaftaran produk pangan yang di dalanya terdapat nomor pendaftaran. Nomor pendaftaran produk pangan adalah nomor yang diberikan bagi pangan olahan dalam rangka peredaran pangan. Nomor pendaftaran produk pangan terdiri dari 12 (dua belas) digit dan dalam setiap digit berisi kode dari produk tersebut. Produk pangan yang dapat memperoleh nomor pendaftaran produk pangan harus memenuhi kriteria tentang : a. Keamanan yang meliputi batas maksimum cemaran mikroba, cemaran kimia, cemaran fisika dan cemaran bahan berbahaya lainnya. b. Jaminan mutu yang dinilai dari proses produksi sesuai dengan Cara Produksi Makanan Yang Baik (CPMB) c. Gizi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan antara lain Informasi Nilai Gizi dan angka Kecukupan Gizi d. Keterangan dan atau pernyataan pada label harus benar dan tidak menyesatkan, baik mengenai tulisan,gambar atau bentuk apapun lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mencantumkan sekurangkurangnya keterangan tentang nama produk ; berat bersih atau isi bersih dan nama serta alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia.

Profil Direktorat Penilaian Keamanan Pangan BADAN POM RI SEKRETARIS UTAMA (SESTAMA) KEDEPUTIAN I BIDANG PENGAWASAN OBAT DAN PRODUK BIOLOGI PUSAT RISET OBAT DAN MAKANAN (PROM) PUSAT PENGUJIAN OBAT DAN MAKANAN NASIONAL (PPOMN) PUSAT PENYIDIKAN INSPEKTORAT BADAN POM BIRO UMUM KEDEPUTIAN II BIDANG PENGAWASAN OBAT TRADISIONAL, KOSMETIKA DAN PRODUK KOMPLEMEN DIREKTORAT STANDARISASI PRODUK PANGAN DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PANGAN DIREKTORAT SUREILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN DIREKTORAT PENGAWASAN BAHAN BERBAHAYA KEDEPUTIAN III BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA DIREKTORAT PENILAIAN KEAMANAN PANGAN SUBDIREKTORAT PENILAIAN MAKANAN MINUMAN DAN BTP SUBDIREKTORAT PENILAIAN PANGAN KHUSUS SUBDIREKTORAT PENILAIAN PANGAN OLAHAN TERTENTU SEKSI PENILAIAN MAKANAN SEKSI PENILAIAN PANGAN FUNGSIONAL SEKSI PENILAIAN MAKANAN BAYI SEKSI PENILAIAN MINUMAN DAN BTP SEKSI PENILAIAN MAKANAN IRADIASI, ORGANIK DAN PHRG SEKSI PENILAIAN MAKANAN DIET KHUSUS Gambar 4 Struktur Organisasi Badan POM RI. Direktorat Penilaian Keamanan Pangan merupakan salah satu unit organisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI berada di bawah Kedeputian III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya yang dibentuk berdasarkan : a. Keputusan Presiden Nomor 166 tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintah non Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 173 tahun 2000. b. Keputusan Kepala Badan POM No.0200.1/SK/KBPOM, tanggal 26 Februari 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan POM setelah mendapat persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 34/M.PAN/2/2001 tanggal 1 Februari 2001. Direktorat Penilaian Keamanan Pangan mempunyai isi dan Misi sesuai dengan isi dan Misi Badan Pengawas Obat dan Makanan yaitu : isi : Obat dan Makanan terjamin Aman, Bermanfaat dan Bermutu Misi : Melindungi Masyarakat Dari Obat dan Makanan Yang Berisiko Terhadap Kesehatan Direktorat Penilaian Keamanan Pangan memiliki tugas pokok di bidang Penilaian Keamanan pangan, yaitu : menyiapkan perumusan kebijakan, menyiapkan penyusunan pedoman dan standar, menyiapkan penyusunan kriteria dan prosedur, pelaksanaan pengendalian dan pelaksanaan bimbingan teknis dan evaluasi. Untuk menunjang menjalankan tugas pokok tersebut, fungsi Direktorat Penilaian Keamanan Pangan adalah : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang penilaian pangan dan bahan tambahan pangan. b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang penilaian pangan khusus. c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang penilaian pangan olahan tertentu. d. Penyusunan rencana dan program penilaian keamanan pangan. e. Koordinasi kegiatan fungsional pelaksanaan kebijakan teknis di bidang peniliaan keamanan pangan.

f. Evaluasi dan penyusunan laporan penilaian keamanan pangan. g. Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Direktorat Penilaian Keamanan Pangan memberikan pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Direktorat Penilaian Keamanan Pangan membawahi tiga Sub Direktorat yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : 1. Sub Direktorat Penilaian Makanan dan Bahan Tambahan Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur evaluasi dan pelaksanaan penilaian pangan dan BTP. Dalam melaksanakan tugasnya, menyelenggarakan fungsi : a. Penyusun rencana dan program penilaian makanan dan bahan tambahan pangan. b. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan penilaian makanan. c. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan penilaian minuman dan bahan tambahan pangan. d. Evaluasi dan penyusunan laporan penilaian makanan dan bahan tambahan pangan. e. Pelaksanaan urusan tata operasional di lingkungan Direktorat. 2. Sub Direktorat Penilaian Pangan Khusus mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur evaluasi dan pelaksanaan penilaian pangan khusus. Dalam melaksanakan tugasnya, menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana dan program penilaian pangan khusus. b. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan penilaian pangan hasil rekayasa genetika (PHRG) dan iradiasi.

c. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan penilaian pangan fungsional. d. Evaluasi dan penyusunan laporan penilaian pangan khusus 3. Sub Direktorat Penilaian Pangan Olahan Tertentu mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur evaluasi dan pelaksanaan penilaian pangan olahan tertentu. Dalam melaksanakan tugasnya, menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana dan program penilaian pangan olahan tertentu. b. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan penilaian makanan bayi dan balita. c. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta pelaksanaan penilaian makanan diet khusus. d. Evaluasi dan penyusunan laporan penilaian pangan olahan tertentu. Pada masa mendatang, Direktorat Penilaian Keamanan Pangan ingin menjadi suatu institusi yang dipercaya oleh customer dan stakeholder terkait sebagai institusi yang profesional, yang akan mewujudkan good governance melalui peningkatan mutu pelayanan. Terwujudnya pelayanan publik yang profesional dan berkualitas (prima) merupakan salah satu ciri kepemerintahan yang baik yang harus memperhatikan tuntutan dan dinamika masyarakat yang pada saat ini berada dalam suasana perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan serta teknologi. Upaya peningkatan mutu pelayanan publik harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan serta harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran Direktorat Penilaian Keamanan Pangan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, Direktorat Penilaian Keamanan Pangan berusaha memberikan pelayanan