III. BAHAN DAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian

Lampiran 1. Denah Penelitian dan Bagan Plot Penelitian dan Letak Tanaman Sampel

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

METODE. Materi. Rancangan

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

METODE ANALISIS. ph H 2 O (1:5) Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

Desikator Neraca analitik 4 desimal

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

Kadar air (basis kering) = b (c-a) x 100 % c-a

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

LAMPIRAN. Lampiran 1 Kandungan dan Dosis Pupuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Lampiran 1. Analisis serapan P tanaman. Tahap I. Ekstraksi destruksi basah. A. Alat. Tabung reaksi. Penangas listrik. Corong. Labu ukur 50 ml.

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

Pupuk super fosfat tunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Permasalahan yang sering terjadi di kawasan perkotaan adalah kurangnya

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

Transkripsi:

9 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan PG Djatiroto, PTPN XI, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Lampiran 1), Laboratorium ICBB, Laboratorium Bioteknologi Tanah dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah. Penelitian dimulai sejak bulan Februari 2011 sampai bulan September 2011. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 23 sampel daun tebu transgenik IPB 1 dan satu sampel daun tebu isogenik. Untuk analisis klorofil digunakan sampel daun ke-3 dari atas dari tiap rumpun dalam satu leng tanaman, H 3 BO 3, ethanol, air, dan aquades. Untuk analisis N dan P digunakan sampel daun ke-2 dari bawah dari tiap rumpun dalam satu leng tanaman. Alat-alat yang dibutuhkan adalah pisau, gunting, penggaris/meteran, coolbox, kantung kertas, plastik klip, mortar, sentrifuse, cryotube, oven, tabung reaksi, vortex, spektrofotometer, neraca analitik ketelitian tiga desimal, tabung digestion dan blok digestion, tabung reaksi, alat destilasi, bulp, pipet dan pipet mikro, labu didih, erlenmeyer 100 ml, dan gelas ukur. 3.3. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan sumber keragaan yaitu perlakuan pemupukan, klon, dan ulangan. Ada empat perlakuan pemupukan yaitu a (pemupukan N 50% dan P 50%), b (pemupukan N 100% dan P 50%), c (pemupukan N 50% dan P 100%), d (pemupukan N 100% dan P 100%) dan diulang sebanyak tiga kali ulangan. Pengaruh perlakuan terhadap hasil analisis klorofil dan N dan P didasarkan atas hasil keragaman (ANOVA) dengan membandingkan nilai F hitung terhadap F tabel pada selang kepercayaan 95% (α 0,05). 3.4. Metode Penelitian 3.4.1. Perlakuan Sebanyak 24 klon tebu transgenik IPB 1 ditanam secara acak di kebun Sumbersuko V9/10 PG Djatiroto kabupaten Lumajang, Jawa Timur dengan empat

10 perlakuan dan tiga kali ulangan (Lampiran 2). Berikut adalah denah tanam tebu transgenik IPB 1 dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Kode setiap perlakuan dan ulangan terdiri dari tiga digit. Digit pertama berupa huruf kapital menyatakan jenis klon, digit kedua berupa huruf kecil menyatakan perlakuan pemupukan, dan digit ketiga berupa angka menyatakan ulangan (Aa1 menunjukkan klon tebu trasngenik IPB 1-34 dengan perlakuan pemupukan N 50% dan P 50% ulangan 1). Utara La1 Ka1 Ja1 Ia1 Ha1 Ga1 Fa1 Ea1 Da1 Ca1 Ba1 Aa1 Xa1 Wa1 Va1 Ua1 Ta1 Sa1 Ra1 Qa1 Pa1 Oa1 Na1 Ma1 Kb1 Jb1 Ib1 Hb1 Gb1 Fb1 Eb1 Db1 Cb1 Bb1 Ab1 Lb1 Wb1 Vb1 Ub1 Tb1 Sb1 Rb1 Qb1 Pb1 Ob1 Nb1 Mb1 Xb1 Jc1 Ic1 Hc1 Gc1 Fc1 Ec1 Dc1 Cc1 Bc1 Ac1 Lc1 Kc1 Vc1 Uc1 Tc1 Sc1 Rc1 Qc1 Pc1 Oc1 Nc1 Mc1 Xc1 Wc1 Id1 Hd1 Gd1 Fd1 Ed1 Dd1 Cd1 Bd1 Ad1 Ld1 Kd1 Jd1 Ud1 Td1 Sd1 Rd1 Qd1 Pd1 Od1 Nd1 Md1 Xd1 Wd1 Vd1 La2 Ka2 Ja2 Ia2 Ha2 Ga2 Fa2 Ea2 Da2 Ca2 Ba2 Aa2 Xa2 Wa2 Va2 Ua2 Ta2 Sa2 Ra2 Qa2 Pa2 Oa2 Na2 Ma2 Kb2 Jb2 Ib2 Hb2 Gb2 Fb2 Eb2 Db2 Cb2 Bb2 Ab2 Lb2 Wb2 Vb2 Ub2 Tb2 Sb2 Rb2 Qb2 Pb2 Ob2 Nb2 Mb2 Xb2 Jc2 Ic2 Hc2 Gc2 Fc2 Ec2 Dc2 Cc2 Bc2 Ac2 Lc2 Kc2 Vc2 Uc2 Tc2 Sc2 Rc2 Qc2 Pc2 Oc2 Nc2 Mc2 Xc2 Wc2 Id2 Hd2 Gd2 Fd2 Ed2 Dd2 Cd2 Bd2 Ad2 Ld2 kd2 Jd2 Ud2 Td2 Sd2 Rd2 Qd2 Pd2 Od2 Nd2 Md2 Xd2 Wd2 Vd2 La3 Ka3 Ja3 Ia3 Ha3 Ga3 Fa3 Ea3 Da3 Ca3 Ba3 Aa3 Xa3 Wa3 Va3 Ua3 Ta3 Sa3 Ra3 Qa3 Pa3 Oa3 Na3 Ma3 Kb3 Jb3 Ib3 Hb3 Gb3 Fb3 Eb3 Db3 Cb3 Bb3 Ab3 Lb3 Wb3 Vb3 Ub3 Tb3 Sb3 Rb3 Qb3 Pb3 Ob3 Nb3 Mb3 Xb2 Jc3 Ic3 Hc3 Gc3 Fc3 Ec3 Dc3 Cc3 Bc3 Ac3 Lc3 Kc3 Vc3 Uc3 Tc3 Sc3 Rc3 Qc3 Pc3 Oc3 Nc3 Mc3 Xc3 Wc3 Id3 Hd3 Gd3 Fd3 Ed3 Dd3 Cd3 Bd3 Ad3 Ld3 Kd3 Jd3 Ud3 Td3 Sd3 Rd3 Qd3 Pd3 Od3 Nd3 Md3 Xd3 Wd3 Vd3 Gambar 2. Denah Tanam Tebu Transgenik IPB 1 Perlakuan pemupukan yang diberikan adalah pemupukan N sebanyak 50% dan P sebanyak 50% (a). Perlakuan kedua adalah pemupukan N sebanyak 100% dan P sebanyak 50% (b). Perlakuan ketiga adalah pemupukan N sebanyak 50% dan P sebanyak 100% (c). Dan perlakuan keempat adalah pemupukan N sebanyak

11 100% dan P sebanyak 100% (d). Masing-masing perlakuan diatas mengikuti dosis standar pemupukan yaitu pupuk ZA 8 kuintal/ha, SP-36 2 kuintal/ha, dan KCl 1 kuintal/ha. 3.4.2. Teknik Pengambilan Sampel Sampel pengamatan ditetapkan dan ditandai secara acak pada tiap-tiap rumpun sehingga memudahkan pada saat pengukuran keragaan dan pengambilan sampel. Keragaan suatu klon tanaman adalah hasil pengukuran rata-rata dari setiap sampel pengamatan terpilih pada tiap rumpun dalam satu leng. Keragaan yang diukur meliputi panjang batang, diameter batang dan jumlah batang. Untuk analisis N dan P diambil daun ke-2 dari bawah yang berwarna hijau dari tiap-tiap sampel. Sedangkan untuk analisis klorofil diambil daun ke-3 dari atas. 3.4.3. Penanganan Sampel Untuk analisis N dan P daun yang sudah terpilih diambil dan dipotongpotong dengan ukuran lebih kurang 20 cm. Daun yang sudah diambil dimasukkan ke dalam kantong kertas dan segera dikeringkan. Untuk analisis klorofil, daun yang sudah diambil dipotong lebih kurang 20 cm dan dimasukkan kedalam plastik klip kemudian dimasukkan dalam coolbox yang berisi es agar tetap segar. 3.4.4. Pemilihan Klon Terbaik Berdasarkan Keragaan Pemilihan klon terbaik didasarkan atas hasil pengukuran yang dilakukan Rifki (2012). Setelah terpilih tujuh klon terbaik berdasarkan skoring keragaan (Lampiran 3), selanjutnya dilakukan analisis kandungan hara N dan P. 3.4.5. Analisis Tanaman di Laboratorium 3.4.5.1. Analisis Kandungan Klorofil Analisis kandungan klorofil dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode Wintermans dan De Mots (1965): 1. 0,1 g sampel daun yang masih segar dicuci dengan air mengalir, kemudian dikeringkan dengan kertas pengering atau tissue. Daun dipotong menjadi bagian kecil untuk memudahkan dalam penggerusan.

12 2. 0,5 ml 10 mm asam borat (H 3 BO 3 ) dingin ditambahkan pada daun di atas mortar. Kemudian daun digerus sampai halus. Ketika melakukan penggerusan dilakukan di atas es agar klorofil tidak rusak. 3. Hasil gerusan (ekstrak) dipindahkan ke dalam tabung sentrifuge polyethylene (cryotube) ukuran 1,5 ml. 4. Ekstrak kemudian disentrifuge dengan kecepatan 15000 rpm selama 5 menit. Pengukuran Klorofil: a. 40 µl ekstrak klorofil diambil dari cryotube, kemudian dimasukkan ke dalam cryotube yang baru. Etanol ditambahkan hingga volumenya mencapai 1,5 ml. kemudian dikocok dengan vortex agar tercampur rata. b. Ekstrak klorofil diinkubasi pada suhu 4 C di dalam ruang gelap selama 30 menit. c. Setelah itu disentrifuge dengan kecepatan 10000 rpm selama 5 menit. d. Ekstrak klorofil hasil dari sentrifuge (supernatant) dipindahkan ke cuvette spektrofotometer ukuran 5 ml. e. Absorban diukur pada panjang gelombang λ 649 nm dan λ 665 nm. Etanol 96% digunakan sebagai pembanding. Perhitungan: 1. Klorofil a = (13,7 x A665) (5,76 x A649) = µg klorofil/ml 2. Klorofil b = (25,8 x A649) (7,60 x A665) = µg klorofil/ml 3. Kandungan Klorofil Total = Klorofil a + Klorofil b 3.4.5.2. Analisis Kandungan Nitrogen pada Tanaman Penetapan unsur N pada tanaman menggunakan metode Pengabuan Basah: 1. Membuat larutan pereaksi: a. Untuk destruksi: Asam sulfat pekat ( 95 97 % ) p.a. dan H 2 O 2 pekat (30 %) p.a. b. Untuk destilasi: Larutan NaOH 50 %, HCl 0,1 N, Indikator Conway, Asam Borat 4 %

13 2. Mengerjakan destruksi contoh a. Contoh tanaman sebanyak 0,5 g dimasukkan kedalam tabung digestion, tambahkan asam sulfat pekat 5 ml dan H 2 O 2 pekat 2 ml. b. Contoh tanaman yang telah ditambahkan asam sulfat pekat dan H 2 O 2 pekat dipanaskan dalam blok digestion pada suhu 235 o C selama satu jam. Angkat dan biarkan mendingin, tambahkan lagi 2 ml H 2 O 2 pekat. c. Contoh tanaman dipanaskan kembali pada suhu yang sama selama satu jam. Destruksi selesai bila keluar uap putih dan didapat ekstrak jernih. Kerjakan blanko. d. Angkat tabung, dinginkan dan kemudian ekstrak diencerkan dengan aquades hingga tepat 50 ml. Ekstrak digunakan untuk pengukuran N dan P. 3. Pengukuran N dengan cara destilasi a. 20 ml ekstrak contoh dipipet ke dalam labu didih. Tambahkan air bebas ion (aquades) sebanyak 100 ml. b. Penampung NH 3 yang dibebaskan yaitu erlenmeyer yang berisi 10 ml asam borat 4% yang ditambah lima tetes indikator Conway dan dihubungkan dengan alat destilasi disiapkan untuk proses selanjutnya. c. Dengan gelas ukur, 20 ml NaOH 50 % di tambahkan ke dalam labu didih yang berisi contoh dan secepatnya ditutup. d. Kemudian didestilasi hingga volume penampung mencapai 50-75 ml. Destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N. Catat volume titrasi (ml) Untuk contoh (V c ) dan blanko (V b ). Perhitungan: Keterangan : V c,b = ml titar contoh dan blanko 100 = konversi ke % N = normalitas larutan baku HCl 14 = bobot setara N

14 3.4.5.3. Analisis Kandungan Fosfor pada Tanaman Penetapan unsur P pada tanaman menggunakan metode Pengabuan Basah: 1. Membuat larutan pereaksi: a. Untuk destruksi: Asam sulfat pekat ( 95 97 % ) p.a. dan H 2 O 2 pekat (30 %) p.a. b. Untuk destilasi: Larutan NaOH 50 %, HCl 0,1 N, Indikator Conway, Asam Borat 4 % 2. Membuat larutan untuk spektrofotometer a. Larutan Pb NH 4 Molybdat sebanyak 3,8 g dilarutkan dalam 300 ml air pada suhu 60 o C, dinginkan. Kemudian 5 gr H 3 BO 3 dilarutkan dalam 500 ml air dan ditambahkan 75 ml HCl pekat. Larutan Molybdat ditambahkan dan diencerkan menjadi 1 liter. b. Larutan Pc 3. Mengerjakan destruksi contoh a. 0,5 g contoh tanaman ditimbang dan dimasukkan kedalam tabung digestion, tambahkan Asam Sulfat pekat 5 ml dan H 2 O 2 pekat 2 ml. b. Kemudian dipanaskan dalam blok digestion pada suhu 235 o C selama satu jam. Angkat dan biarkan mendingin, tambahkan lagi 2 ml H 2 O 2 pekat. c. Contoh tanaman dipanaskan kembali pada suhu yang sama selama satu jam. Destruksi selesai bila keluar uap putih dan didapat ekstrak jernih. Kerjakan blanko. d. Tabung diangkat, dinginkan dan kemudian ekstrak diencerkan dengan aquades hingga tepat 50 ml. Ekstrak digunakan untuk pengukuran N dan P. 4. Pengukuran P dengan spektofotometer a. Masing-masing 1 ml ekstrak contoh dipipet dan dimasukkan dalam deret standar PO 4 ke dalam tabung kimia. b. Kemudian 4 ml air bebas ion ditambahkan dan dikocok (pengenceran 10x). Masing-masing 5 ml dipipet dan diekstrak encer contoh dan deret standar ke dalam tabung reaksi.

15 c. Kemudian ditambahkan 5 ml larutan Pb, dan lima tetes Pc. P dalam larutan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm. Perhitungan: Buat deret standar P 0, 1, 2, 3, 4, 5 ppm (dalam labu ukur 50 ml), larutan standar P adalah 50 ppm. Keterangan : ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar dengan pembacaannya setelah di koreksi blanko. 100 = faktor konversi ke % 1000 = faktor konversi ke ppm fp = faktor pengenceran (10)