IRAWATI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, M.Pd Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION (STAD) DI SD NEGERI 15 KOTO BALINGKA

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PROSIDING ISBN :

Linda Ratnaningtyas D.W. 34

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1 SMPN 7 Kubung dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

Tilka Masoyang, Bonifasius Saneba, dan Anthonius Palimbong. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Kata Kunci : Hasil Belajar, Matematika, Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Maahas Pada Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantu Media Video

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

JEMBER TAHUN PELAJARAN

Oleh Asmayeti 1, Damanhuri Daud 2, Otang Kurniaman 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

FATRISIE PEMBENGO NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MICROSOFT POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 KOTA BENGKULU

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Model pembelajaran matematika di sd

OLEH : AINUR ROKHMAH NIM : P

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI METODE KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA KIT LISTRIK

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

Mahasiswa Program Studi Pendidikan kimia, Jurusan PMIPA,FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TIPE JIGSAW DI SEKOLAH DASAR

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS III SDN 131/VII TEMENGGUNG. Oleh BADARIA ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

: Pembelajaran Kooperatif tipe TAI, Keaktifan dan Hasil Belajar.

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Transkripsi:

1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS V SDN I BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA IRAWATI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, M.Pd Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini bermaksud meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilaksanakan sebanyak 2 Siklus, dan instrumen penelitian yang digunakan adalah Lembar pengamatan kegiatan guru, lembar pengamatan siswa dan analisis hasil belajar siswa. Hipotesis dalam penelitian ini adalah Jika peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep proses pembentukan tanah, maka hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Biau Kecamatan Biau Kabupaten Gorontalo Utara akan meningkat. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus I diperoleh 50 dan pada siklus II meningkat menjadi 95,8. Kemudian hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I diperoleh 41,30 dan siklus II mencapai 91,3. Siklus I hasil belajar siswa diperoleh daya serap klasikal siswa 72,39 %, rata-rata kelas mencapai 72,38 dan siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas 61,22 % atau 30 orang siswa. Sementara pada siklus II yang memperoleh 75 ke atas 83,67 % atau 41 orang siswa, rata-rata kelas 80,61 dan daya serap klasikal 80,61 %. Dengan melihat data pada siklus I dan siklus II, maka disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD hasil belajar siswa meningkat. Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Team Achievement Development), Proses Pembentukan Tanah BAB I PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan alam (IPA) secara umum bertujuan membantu siswa memahami konsepkonsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari dalam memiliki keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam di sekitarnya, maupun menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan kebenarannya. Kurikulum IPA di SD menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses pengetahuan alam dan menekankan agar siswa menjadi pelajar aktif. Hal ini berarti bahwa proses belajar mengajar ilmu pengetahuan alam (IPA) di SD tidak hanya berlandaskan pada teori pembelajaran perilaku, tetapi lebih menekankan pada prinsip-prinsip belajar dari teori kognitif. Dari observasi awal di kelas V SDN 1 Biau kecamatan Biau Kabupaten Gorontalo Utara, terdapat permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa, khususnya dalam materi proses pembentukan tanah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Biau Kecamatan Biau Kabupaten Gorontalo Utara, untuk tahun ajaran 2011/2012 yaitu dari dari 31 siswa yang memiliki nilai tertinggi rata-

2 rata 6,5 sampai dengan nilai 7,8 hanya sekitar 35% (11 siswa), selebihnya sekitar 65% (20 siswa) memiliki nilai terendah yaitu 5,0 sampai 6,0. Rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa kelas V SDN 1 Biau kecamatan Biau Kabupaten Gorontalo Utara, diidentifikasi karena dalam pembelajaran IPA guru belum optimal dalam beberapa hal: (1) mendorong siswa agar aktif belajar, misalnya dengan memberikan dorongan-dorongan baik berupa pertanyaan, masalah, maupun tugas-tugas yang dapat membangkitkan siswa untuk berpikir dan berbuat, (2) mengelola kegiatan belajar mengajar, misalnya kapan tugas diberikan secara individual, pasangan atau kelompok, serta memperhatikan perbedaan latar belakang siswa secara individual, (3) menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar secara optimal, (4) memberikan penilaian baik proses maupun hasil belajar yang berasal pada rasa keadilan, (5) memberikan umpan balik secara teratur dan jujur, dan (6) mengungkapkan untuk menggambarkan dan menjelaskan berbagai fenomena alam dalam berbagai metode, strategi dan pendekatan yang cocok. Menurut Slavin (dalam Hernani, dkk, 2006: 6), pembelajaran kooperatif merupakan sekelompok siswa yang bekerja sama untuk belajar bertanggung jawab pada kelompoknya. Menurut Killen (dalam Suasti, 2003: 326), pembelajaran kooperatif merupakan suatu teknik intruksional dan filosofi pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerjasama dalam sekelompok kecil, guna memaksimalkan kemampuan belajarnya, belajar dari temannya dan belajar memimpin dirinya. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Hasil Belajar Pada Materi Proses Pembentukan Tanah 2.1.1 Pengertian Belajar Tentang Konsep Materi Proses Pembentukan Tanah Jati (2004:4) mengemukakan belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil belajar siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama. Nashar (2004: 17), mengemukakan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Pengertian hasil belajar ini dapat dipahami sebagai kemampuan yang diperoleh siswa, setelah mereka melalui kegiatan belajar. Dengan demikian maka hasil belajar dapat diketahui setelah siswa mengalami kegiatan belajar. Hamalik (2003: 159), mengartikan hasil belajar adalah pengukuran keseluruhan kegiatan yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga dari pengertian ini dapat dipahami bahwa hasil belajar merujuk pada prestasi belajar yaitu untuk mengukur penguasaan, pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan tersebut, maka hasil belajar tersebut adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu

3 proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu pengertian bentuk perubahan tingkah laku yang menetap. 2.2 Hakikat Metode STAD pada Materi Proses Pembentukan Tanah 2.2.1 Pengertian Metode STAD Menurut Herdian (2009) Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal dan teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah model yang menekankan pada aktivitas dan interaksi siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal melalui kerja tim atau kelompok. 2.2.1 Tujuan Metode STAD pada Materi Proses Pembentukan Tanah Menurut Prayitno (2008) tujuan metode STAD dalam proses belajar mengajar umumnya pada pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : a. Membiasakan siswa untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. b. Membiasakan siswa untuk bekerja sama yang memiliki tujuan yang sama. c. Para siswa diajarkan atau dibiasakan untuk melakukan sendiri langkah-langkah lembar kegiatan siswa dengan panduan dari guru. d. Para siswa dibiasakan untuk berbagi kepemimpinan demi tercapainya tujuan bersama berupa selesainya langkah-langkah pada LKS yang telah dibagikan pada setiap kelompok. e. Setiap siswa akan diminta mempertangungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. f. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. g. Siswa dibiasakan untuk dapat memberikan penghargaan kepada kelompok lain (misalnya stelah kelompok lain presentasi). h. Siswa diajarkan untuk bisa mendengarkan penjelasan kelompok/siswa lain.

4 2.3 Penerapan Metode STAD pada Materi Proses Pembentukan Tanah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Dalam proses belajar mengajar khususnya materi proses pembentukan tanah yang dilakukan oleh guru sebagai pelaksana pengajaran harus dapat menciptakan kondisi yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan terjadi interaksi antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi yang tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu siswa akan lebih memahami dan mengerti konsep-konsep IPA secara benar. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten baik bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang (Santoso, 2011). Pembelajaan kooperatif yang dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD dapat menumbuhkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Pengajaran fisika yang disajikan dengan model pembelajaran STAD memungkinkan untuk memberikan pengalaman-pengalaman sosial sebab mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota kelompoknya. Keberhasilan anggota kelompok merupakan tugas bersama. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian 3.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menyajikan materi proses pembentukan tanah melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, yang diajarkan pada 49 siswa kelas V SDN 1 Biau. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus yaitu siklus I dan Siklus II. 3.1.2 Observasi Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, pada tanggal 7 maret 2013 diperoleh hasil belajar siswa dari jumlah siswa sebanyak 49 orang, hanya 21 siswa atau 42,9 % yang telah memiliki hasil belajar di atas KKM yang telah ditentukan. Sedangkan siswa lainnya memperoleh nilai di bawah KKM. Tabel 1. Persentase Hasil Belajar Siswa Pada Mata pelajaran IPA Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012-2013 No Nilai KKM Kategori Jumlah siswa Persentase 1 75-100 75 Tuntas 21 42,9 % 2 10-69 75 Belum Tuntas 28 62,1 % Jumlah 49 100% 3.1.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 1 Hasil pengamatan kegiatan guru pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dan aspek yang diamati sebanyak 18 aspek. Hasil pengamatan kegiatan guru ini dapat di lihat pada tabel berikut.

5 Kriteria 3.1.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1 Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I Berdasarkan data di atas diperoleh 0 % kriteria sangat baik pada RPP I dan RPP II sebesar 16,7 % dengan nilai persentase rata-rata 8,35 % kriteria sangat baik, kriteria baik diperoleh pada RPP I sebesar 37,5 % dan RPP II 45,8% dengan nilai persentase rata-rata 41,65 %, kriteria cukup pada RPP I mencapai 54,2 % dan RPP II 33,3 % hingga mencapai rata-rata 43,75 % dan kriteria kurang pada RPP I diperoleh 8,3 % dan RPP II adalah 4,2 % sehingga rata-rata persentase kriteria kurang mencapai 6,25 %. Berdasarkan indikator kinerja yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang akan menjadi acuan ada kriteria sangat baik dan baik (penjumlahan keduanya) pada siklus I ini presentase rata-rata kriteria sangat baik dan baik mencapai 49,7 %. Hasil ini masih dibawah dari nilai yang ditentukan yakni minimal 75 %. 3.1.5 Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Hasil pengamatan kegiatan guru pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dan aspek yang diamati sebanyak 18 aspek. Hasil pengamatan kegiatan guru ini dapat di lihat pada tabel berikut. Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I Aspek yang dinilai Persentase Ratarata (%) Presentase (%) RPP-I RPP-II 0 16,7 8,35 % 37,5 45,8 41,65 % 54,2 33,3 43,75 % 8,3 4,2 6,25 Jumlah (SB+B) 37,5 62,5 49,7 3.1.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus Kriteria Aspek yang dinilai Presentase (%) RPP-I RPP-II 0 16,7 37,5 45,8 54,2 33,3 8,3 4,2 Tabel 3. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Aspek yang dinilai Presentase (%) RPP-I RPP-II 0 0 30,4 52,2 60,9 43,5 8,7 4,3 Persentase Ratarata (%) Sangat Baik Baik Cukup Kurang 8,35 % 41,65 % 43,75 % 6,25 Jumlah (SB+B) 37,5 62,5 49,7 Persentase Ratarata (%) Sangat Baik Baik Cukup Kurang 0 % 41,3 % 52,2 % 6,5 Jumlah (SB+B) 30,4 52,2 41,3

6 3.1.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 2 Gambar 6. Grafik Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II Series1, Sangat Baik, 47.8 Series1, Baik, 43.5 Series1, Cukup, 8.7 Series1, Kurang, 0 Berdasarkan data di atas diperoleh 47,8 % kriteria sangat baik, kriteria baik diperoleh mencapai 43,5 %, kriteria cukup diperoleh 8,7 % dan kriteria kurang 0 %. Persentase rata-rata kriteria sangat baik dan baik mencapai 91,3 %. 3.1.8 Hasil Belajar Siklus 2 Setelah melakukan kegiatan pembelajaran dan evaluasi pada siklus II, peneliti dan guru mitra melakukan diskusi tentang kegiatan siswa yang diamati selama proses belajar mengajar berlangsung dan hasil yang diperoleh siswa setelah evaluasi. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan siswa dan hasil evaluasi siswa sudah menunjukkan tercapainya hasil belajar pada siklus II. Karena hasil belajar yang diperoleh 83,67 %. 3.2 Pembahasan Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep proses pembentukan tanah di kelas V SDN 1 Biau kecamatan Biau kabupaten Gorontalo Utara. Pencapaian pembelajaran yang baik melalui proses peningkatan kegiatan guru dan kegiatan siswa sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 7 dan lampiran 8. Berdasarkan data yakni pada siklus I yang mencapai ketuntasan sebesar 61,22 % atau 30 siswa dengan rata-rata kelas 72,38 dan daya serap klasikal mencapai 72,39 %, pada siklus II terjadi peningkatan dalam hal ini yang mencapai ketuntasan belajar adalah 83,7% atau 41 siswa dengan rata-rata kelas mencapai 80,6 dan daya serap klasikalnya 80,6%.

7 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep proses pembentukan tanah. Peningkatan proses belajar mengajar (kegiatan guru, kegiatan siswa) berdampak pada hasil belajar siswa juga. Sebagaimana ditunjukkan dalam siklus I yang mencapai ketuntasan sebesar 61,22 % atau 30 siswa dengan rata-rata kelas 72,38 dan daya serap klasikal mencapai 72,39 %, pada siklus II terjadi peningkatan dalam hal ini yang mencapai ketuntasan belajar adalah 83,7% atau 41 siswa dengan rata-rata kelas mencapai 80,6 dan daya serap klasikalnya 80,6%. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti menyarankan beberapa hal yakni sebagai berikut: a. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD agar sering digunakan dalam proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan hasil belar siswa khususnya konsep proses pembentukan tanah pada tingkat sekolah dasar (SD). b. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) digunakan oleh guru di sekolah dasar (SD) pada konsep yang lain agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Daroni. 2002. Pembelajaran Kooperatif IPA Melalui Model Jigsaw, lembaran ilmu kependidikan universitas negeri semarang,th. XXXI- No. 2. Semarang: Universitas Negeri Malang. Depdiknas. 2009. Penulis Karya Ilmiah. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Hakkairanen, Kai. 2008. Pembelajaran Cooperative Tipe STAD. Online: http//www.articel.net/jigsaw/hakkiranen. Html Hallen. 2002. Bimbingan Konseling. Jakarta : Ciputat Pers Hamalik, Oemark. 2003. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Herdian. 2009. Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division: http://herdy07.wordpress.com Hernani, dkk. 2006. Pembelajaran Kooperatif Sebagai Salah Satu Alternatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Siswa. Jakarta : Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan IPA Nashar. 2004. Peranan Motivasi Dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta : Delia Press Pannen, paulina. 2001. Kontruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta : PAUPPAI,Universitas Terbuka. Predi, Karuru. 2006. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Setting Pembelajran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Ipa Siswa SLTP. Online: http://depdiknas.go.id/jurnal/2003/45/predy_karuru.htm Prayitno, Anton. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD Terhadap Kualitas Belajar Matematika Siswa SMP. http://fkip.wisnuwardhana.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=20 [31 Maret 2013] Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip Dan Tekhnik Evaluasi pengajaran. Jakarta: Remaja Rosdakarya Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Santoso, Eko Budi. 2011. Model Pembelajaran STAD. http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-stad.html

8 Setianingsih, H. 2007. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada Pembelajaran Matematika pokok Bahasan Segiempat Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 1 Slawi Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang Setyawan. 2009. Pembelajaran Kontruktivisme. Online http://andhisetyawan. blogspot.com./2009/05/teori-kontruktivisme.html Sidi, Indra Jati. 2004. Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta; Puskur Balitbang Depdiknas Suasti, Yurni. 2003. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa SMU Pembangunan UNP Melalui Modifikasi Cooperative Learning Model Jigsaw, Buletin Pembelajaran, vol. 26-No. 04 Universitas Padang Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.