LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) 33-42"

Transkripsi

1

2

3

4 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 10 No 2 (2015) UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMK YUDHA KARYA MAGELANG Harina Fitriyani 1, Wahyuningsih 2 1 Universitas Ahmad Dahlan, rin_najmi@yahoo.co.id 2 SMK Yudha Karya Magelang, wachyou.syauqi@gmail.com ABSTRAK Motivasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Tanpa adanya motivasi, kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan lancar. Menumbuhkan motivasi belajar siswa adalah salah satu tugas guru dalam setiap proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ada tidaknya peningkatan motivasi belajar matematika siswa dengan menggunakan kelas XI OF SMK Yudha Karya Magelang dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan otomotif semester gasal SMK Yudha Karya Magelang tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data dikumpulkan dengan metode non tes, instrumen berupa lembar observasi, angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bawah melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas XI jurusan otomotif SMK Yudha Karya Magelang. Hal ini terbukti dari hasil lembar observasi siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan yaitu persentase keberhasilan penelitian motivasi siswa pada siklus I 47,42%, siklus II sebesar 57,24% ( Sedang) dan siklus III sebesar 61,46%. Hasil lembar observasi siswa juga didukung dengan hasil angket motivasi belajar yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya yaitu persentase keberhasilan penelitian motivasi belajar siswa pada siklus I mencapai 65,27% (tinggi), pada siklus II sebesar 65,51% ( tinggi) dan pada siklus III sebesar 68,5% (tinggi). Hasil wawancara juga menunjukkan adanya respon positif dari siswa tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kata Kunci : Motivasi Belajar, Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievment Divissions (STAD) PENDAHULUAN Faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses belajar siswa adalah motivasi. Tanpa adanya motivasi, kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar. Menumbuhkan motivasi belajar siswa adalah salah satu tugas guru dalam setiap proses pembelajaran. Sedangkan motivasi mungkin hanya akan muncul pada diri siswa manakala siswa merasa membutuhkannya. Apabila motivasi belajar ini sudah ada dalam diri siswa, maka siswa akan tekun mengikuti pembelajaran, tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah. 33

5 Berdasarkan pengamatan dari salah satu guru yang mengajar di SMK Yudha Karya, selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas untuk tahun ajaran 2012/2013 ini kebanyakan siswa kelas X masih kurang motivasi belajarnya dan cenderung bersikap pasif selama pembelajaran. Hanya sedikit siswa yang terlihat sudah mulai aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika belum bervariasi. Pembelajaran masih didominasi oleh guru dimana informasi hanya berlangsung satu arah, guru menerangkan materi ajar dan siswa mencatat, kemudian siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar matematika. Disamping itu siswa kurang semangat mengikuti pelajaran, banyak siswa yang absen maupun bolos pada saat pelajaran. Oleh karena itu, mendorong peneliti untuk meneliti lebih jauh lagi dengan cara berkolaborasi dengan guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berfokus pada peningkatan motivasi belajar matematika siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas. Adapun model pembelajaran yang akan diterapkan selama kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Alasan pemilihan model pembelajaran tipe STAD ini antara lain :1) Pembelajaran ini menggunakan kelompok-kelompok heterogen sehingga memungkinkan siswa untuk bekerjasama dengan teman sekelompoknya, 2) Adanya tes/kuis dalam pembelajaran ini yang mana siswa harus bekerja sendiri-sendiri, tidak diperbolehkan saling membantu, 3) Adanya penghargaan, sehingga diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Selama keseluruhan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dituntut untuk senantiasa aktif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, sehingga cocok bagi guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Selain itu, dapat digunakan untuk memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin dkk. Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut (Widyantini, 2008). 1. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa. Misal, antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu. 2. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa. 3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. 4. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antaranggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai. 5. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu 6. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. 7. Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya. 34

6 Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, materi pembelajaran didesain untuk pembelajaran secara berkelompok. Dengan menggunakan LKS atau perangkat pembelajaran yang lain, siswa bekerja secara bersama-sama untuk menyelesaikan materi. Siswa saling membantu satu sama lain untuk memahami materi pelajaran, sehingga setiap anggota kelompok dapat memahami materi pelajaran secara tuntas. Menurut Slavin STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu: (1) presentasi Kelas, (2) Kelompok, (3) Kuis (tes), (4) Skor peningkatan individual, (5) Penghargaan kelompok. Terkait dengan pemberian penghargaan kelompok, Slavin dalam Widyantini (2008) menyatakan bahwa guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok. Ide utama yang diusung dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya saling memberi semangat dan membantu dalam menuntaskan keterampilan-keterampilan yang dipresentasikan guru. Apabila siswa menginginkan kelompok mereka mendapatkan penghargaan, maka mereka harus membantu teman satu kelompok dalam mempelajari materi yang diberikan oleh guru. Mereka harus memberi semangat teman satu kelompoknya supaya melakukan yang terbaik, meyakinkan bahwa belajar itu penting, bermanfaat, dan menyenangkan. Siswa bekerja sama setelah guru mempresentasikan materi pelajaran. Mereka dapat bekerja berpasangan dengan cara membandingkan jawaban-jawabannya, mendiskusikan perbedaan yang ada, dan saling membantu satu sama lain saat menghadapi jalan buntu. Mereka dapat mendiskuskan langkah yang dipakai untuk memecahkan masalah. Mereka mengajari teman satu kelompoknya apabila ada yang masih belum paham dengan materi yang diberikan guru, supaya kelompok mereka berhasil dalam kuis. Dalam tipe STAD ini, meskipun siswa bekerja sama namun mereka tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis, karena kuisnya bersifat individu. Motivasi merupakan unsur pokok dalam proses belajar mengajar. Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu (Morgan dalam Soekamto, 1997). Adanya motivasi dapat disimpulkan dari pengamatan tingkah laku. Apabila siswa mempunyai motivasi positif maka akan 1) memperlihatkan minat, mempunyai perhatian dan ingin ikut serta; 2) bekerja keras serta memberikan waktu kepada usaha tersebut; 3) terus bekerja sampai tugas terselesaikan (Worell&Stillwell dalam Soekamto, 1997). Motivasi dibagi menjadi dua jenis, motivasi instriksik dan motivasi ekstriksik. Apabilan sumber motivasi berasal dari dalam diri orang yang bersangkutan maka disebut motivasi intriksik. Sedangkan apabila sumber motivasi berasal dari lingkungan di luar diri orang yang bersangkutan maka disebut motivasi ekstriksik. Dalam hal proses belajar mengajar, motivasi instriksik lebih menguntungkan karena pada umumnya motivasi ini akan bertahan lebih lama. Motivasi ekstriksik dapat diberikan oleh guru dengan jalan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi kondusif. Selain itu juga, pemberian penguatan-penguatan oleh guru juga akan memberikan motivasi ekstriksik pada siswa. Untuk selanjutnya, pengulangan pemberian penguatan-penguatan oleh guru yang semula merupakan motivasi ekstriksik lambat laun diharapkan menjadi motivasi intrinsik. Ada empat aspek yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain sebagai berikut. 1. Orientasi keberhasilan, aspek dapat diamati dari sensitifitas siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi unggul dan kegiatan siswa dalam rangka pencapaian prestasi unggul tersebut. 2., aspek ini dapat diamati dari kecermatan siswa dalam menentukan target prestasi dan usaha menanggulangi penghambat pencapaian keberhasilan. 3. Inovasi, aspek ini dapat diamati dari usaha siswa dalam menemukan suatu cara yang lebih mudah dan singkat, dan kesukaan siswa dengan tantangan. 35

7 4. Tanggung jawab, aspek ini dapat diamati dari kesempurnaan dalam penyelesaian tugas, serta percaya diri dan tangguh dalam menyelesaikan tugas. Fajar Shadiq di dalam artikelnya menyatakan bahwa motivasi dan proses pembelajaran matematika di kelas akan sangat ditentukan oleh pandangan dan keyakinan seorang siswa maupun orang tuanya terhadap matematika dan tujuan belajar matematika itu sendiri. Karenanya, ketidaksempurnaan memahami matematika dan tujuan pelajaran matematika dari seorang siswa dan orang tuanya sedikit banyak akan menyebabkan ketidaksempurnaan pada motivasi dan proses pembelajarannya. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan suatu masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini yaitu bagaimana capaian motivasi belajar siswa kelas XI OF SMK Yudha Karya dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe STAD?. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan otomotif semester gasal SMK Yudha Karya Magelang tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data dikumpulkan dengan metode non tes, instrumen berupa lembar observasi, angket dan wawancara. Selanjutnya setelah data terkumpul, data dianalisis menggunakan metode deskriptif dengan persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Siklus I Berdasarkan pada tiap aspek motivasi belajar siswa yang diamati dalam pembelajaran pada siklus I diperoleh data hasil observasi motivasi belajar siswa sebagai berikut : Tabel 1 Data hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I Aspek yang No diamati Indikator Skor Persentase Sensitif terhadap hal-hal yang berkaitan % Orientasi dengan peningkatan prestasi unggul 2 keberhasilan Kegiatan pencapaian prestasi unggul % 3 4 Cermat menentukan target prestasi % Usaha menanggulangi penghambat pencapaian keberhasilan % 5 Menemukan suatu cara yang lebih mudah Inovasi dan singkat % 6 Menyukai tantangan % 7 8 Tanggung jawab Kesempurnaan penyelesaian tugas % Percaya diri dan tangguh dalam menyelesaikan tugas Skor Total 239 Persentase 47.42% % Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa aspek yang sudah memenuhi kriteria tinggi adalah sensitive terhadap hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi unggul dengan presentasenya 66.67% dan untuk aspek yang lainnya masih dalam 36

8 kriteria sedang, rendah dan sangat rendah. Sedangkan untuk kriteria motivasi untuk keseluruhan aspek yang diamati masih kriteria sedang. Berdasarkan angket motivasi belajar siswa yang telah dibagikan kepada siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 2 Hasil Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus I Aspek Orientasi keberhasilan Inovasi Tanggung jawab Indikator Persentase 66.67% 57.38% 74.29% 69.21% 61.59% 71.43% 73.65% 62.14% Kriteria Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi 2. Siklus II Berdasarkan pada tiap aspek motivasi belajar siswa yang diamati dalam pembelajaran pada siklus II diperoleh data hasil observasi motivasi belajar siswa sebagai berikut : Tabel 3 Data hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II Aspek yang No diamati Indikator Skor Persentase Sensitif terhadap hal-hal yang berkaitan ,16% Orientasi dengan peningkatan prestasi unggul 2 keberhasilan Kegiatan pencapaian prestasi unggul 85 55,92% 3 4 Cermat menentukan target prestasi 20 52,63% Usaha menanggulangi penghambat pencapaian keberhasilan 27 71,05% 5 Menemukan suatu cara yang lebih mudah Inovasi dan singkat 25 65,79% 6 Menyukai tantangan 12 31,58% 7 8 Tanggung jawab Kesempurnaan penyelesaian tugas 25 65,79% Percaya diri dan tangguh dalam menyelesaikan tugas Skor Total 261 Persentase 57,24% 19 50% Dari tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa ada 4 aspek yang sudah memenuhi kriteria tinggi yaitu sensitive terhadap hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi unggul, usaha menanggulangi penghambat pencapaian keberhasilan, menemukan suatu cara yang lebih mudah dan singkat, kesempurnaan penyelesaian tugas. Sedangkan untuk aspek yang lainnya masih dalam kriteria sedang dan rendah. Secara keseluruhan kriteria motivasi belajar yang diamati masih kriteria sedang. Berdasarkan angket motivasi belajar siswa yang telah dibagikan kepada siswa pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4 Hasil Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus I Aspek Orientasi keberhasilan Inovasi Tanggung Jawab Indikator Persentase 67,02% 63,82% 71,58% 68,42% 62,46% 63,51% 66,67% 63,95% Kriteria Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi 37

9 3. Siklus III Dari hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus III terlihat bahwa motivasi belajar siswa sudah meningkat dari siklus II. Presentase kehadiran siswa masih kurang karena terlihat pada hanya 20 dari 32 siswa yang mengikuti pembelajaran. Oleh karenanya siswa hanya dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masingnya terdiri dari 5 siswa. Penempatan siswa dalam kelompok disusun oleh guru pada hari itu juga. Hasil analisis observasi motivasi belajar siswa pada siklus III dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Data hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus III Aspek yang No diamati Indikator Skor Persentase Sensitif terhadap hal-hal yang berkaitan ,25% Orientasi dengan peningkatan prestasi unggul 2 keberhasilan Kegiatan pencapaian prestasi unggul 81 51,63% 3 4 Cermat menentukan target prestasi 25 62,5% Usaha menanggulangi penghambat pencapaian keberhasilan % 5 Menemukan suatu cara yang lebih mudah Inovasi dan singkat 36 90% 6 Menyukai tantangan 13 32,5% 7 8 Tanggung jawab Kesempurnaan penyelesaian tugas 31 77,5% Percaya diri dan tangguh dalam menyelesaikan tugas Skor Total 295 Persentase 61,46% 20 50% Dari tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa ada 5 indikator yang sudah memenuhi kriteria tinggi yaitu sensitive terhadap hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi unggul, cermat menentukan target prestasi, usaha menangulangi penghambat pencapaian keberhasilan, menemukan suatu cara yang lebih mudah dan singkat, dan kesempurnaan penyelesaian tugas. Sedangkan untuk aspek yang lainnya masih dalam kriteria sedang dan rendah. Secara keseluruhan kriteria motivasi belajar yang diamati sudah ada peningkatan dibandingkan pada siklus II dan termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan angket motivasi belajar siswa yang telah dibagikan kepada siswa pada siklus III diperoleh hasil bahwa motivasi belajar siswa meningkat dari siklus II. Data hasil motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6 Hasil Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus III Aspek Orientasi keberhasilan Inovasi Tanggung Jawab Indikator Persentase 72 % 68,13% 73,67% 72,33% 62,67% 72% 65,67% 63,75% Kriteria Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi 4. Pembahasan Hasil penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus mengenai pembelajaran matematika dengn menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

10 menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari analisis hasil observasi dan angket pada ketiga siklus serta tanggapan positif dari hasil wawancara. Berdasarkan lembar observasi motivasi belajar siswa, diperoleh persentase motivasi belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut: Tabel 7 Persentase rata-rata motivasi belajar matematika siswa berdasarkan hasil observasi Persentase No Aspek Indikator Siklus I Siklus II Siklus III Sensitif terhadap hal-hal yang 1 berkaitan dengan peningkatan prestasi Orientasi unggul keberhasilan 2 Kegiatan pencapaian prestasi unggul Inovasi Cermat menentukan target prestasi Usaha menanggulangi penghambat pencapaian keberhasilan Menemukan suatu cara yang lebih mudah dan singkat 6 Menyukai tantangan 7 8 Tanggung jawab Kesempurnaan penyelesaian tugas Percaya diri dan tangguh dalam menyelesaikan tugas Rata-rata 66,67% 41,67% 52,38% 59,52% 42,86% 16,67% (Sangat rendah) 54,76% 42,86% 47,42% 63,16% 55,92% 52,63% 71,05% 65,79% 31,58% (Rendah) 65,79% 50% (sedang) 57,24% 76,25% 50,63% (sedang) 62,50% 70% 90% (Sangat Tinggi) 32,5% (Rendah) 77,5% 50% 61,46% Berdasarkan hasil observasi motivasi belajar siswa pada tabel 7 di atas, secara umum ada peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan rata-rata kriteria siklus I 47,42% dan siklus II 57,24% meningkat lagi menjadi 61,46%. Kategori motivasi belajar siswa dari kategori sedang pada siklus I dan siklus II meningkat menjadi kategori tinggi pada siklus III. Meskipun peningkatan ini tidak cukup tinggi namun melihat kondisi siswanya di kelas, hal ini sudah memberikan hasil yang baik. Dari kedelapan indikator motivasi belajar, indikator menyukai tantangan memiliki persentase yang paling rendah. Meskipun selama 3 siklus tindakan, indikator ini selalu mengalami peningkatan namun peningkatannya tidak cukup besar yaitu dari 16, 67% pada siklus I meningkat menjadi 31,58% pada siklus II dan terakhir 32,5% pada siklus III. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar yang diisi oleh siswa, motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini. Tabel 8 Persentase motivasi belajar matematika siswa berdasarkan hasil angket Persentase No Aspek Indikator Siklus I Siklus II Siklus III Sensitif terhadap hal-hal yang 1 berkaitan dengan peningkatan Orientasi prestasi unggul keberhasilan 2 Kegiatan pencapaian prestasi unggul 66,67% 57,38%% 67,02% 63,82% 72% 68,13% 3 Cermat menentukan target prestasi 74,29% 71,58% 73,67% 39

11 4 5 (TInggi) Inovasi Usaha menanggulangi penghambat pencapaian keberhasilan Menemukan suatu cara yang lebih mudah dan singkat 6 Menyukai tantangan 7 8 Tanggung jawab Kesempurnaan penyelesaian tugas Percaya diri dan tangguh dalam menyelesaikan tugas Rata-rata 69,21% 61,59% 71,43% 73,65% 62,14% 65,27% 68,42% 62,46% 63,51% 66,67% 63,95% 65,51% 72,33% 62,67% 72% 65,67% 63,75% 68,5% Berdasarkan hasil angket, diperoleh rata-rata motivasi belajar siswa per siklusnya mengalami peningkatan. Rata-rata motivasi belajar siswa pada tiap siklus termasuk dalam kategori tinggi yaitu pada siklus I mencapai 65,27 %, pada siklus II mencapai 65,51% dan pada siklus III mencapai 68,5%. Persentase tiap indikator memiliki kecenderungan naik, namun masih ada persentase indikator yang mengalami penurunan yaitu indikator kesempurnaan penyelesaian tugas yang mempunyai persentase 73,65% pada siklus I dan 66,67% pada siklus II dan menurun lagi pada siklus III menjadi 65,67%. Hal ini dimungkinkan karena siswa kurang teliti membaca angketnya bahkan peneliti menjumpai ada siswa yang mengisi angket tanpa membaca tiap butir pernyataannya. Hal ini yang diduga peneliti menyebabkan adanya perbedaan yang cukup besar antara hasil observasi dan angket. Dalam penelitian ini, selain menggunakan data hasil observasi dan angket, peneliti juga menggunakan data berupa wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa. Berdasarkan hasil wawancara, motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, ditandai dengan tanggapan yang baik dari siswa dan guru mengenai pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan hasil analisis hasil observasi, angket dan wawancara dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata skor motivasi belajar siswa pada setiap siklus tindakan, dan tanggapan positif dari siswa berdasarkan hasil wawancara. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempermudah siswa memahami materi pelajaran karena siswa dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tapi juga beraktivitas dalam kelompoknya untuk memahami materi maupun mengerjakan soal. Siswa dilatih untuk diskusi dengan teman-temannya. Di akhir pembelajaran, siswa dilatih untuk mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya melalui presentasi di depan kelas. Hal ini sangat baik untuk melatih kemampuan komunikasi siswa di depan orang banyak. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui model pembelajarn kooperatif tipe STAD yang dilakukan pada siswa kelas XI OF SMK Yudha Karya Magelang Tahun ajaran 2012/2013 dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar matematika setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi siswa yang menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I mencapai 47,42% dengan kriteria sedang, pada siklus II 57,24% dengan kriteria tinggi dan meningkat lagi pada siklus III 61,46% dengan kriteria tinggi. 40

12 Adanya peningkatan motivasi belajar matematika juga bisa dilihat dari hasil angket siswa pada siklus I memperoleh persentase 65,27%, pada siklus II memperoleh persentase 65,51% dan meningkat lagi pada siklus III memperoleh persentase 68,5%. Kriteria persentase motivasi siswa dari ketiga siklus termasuk dalam kriteria tinggi. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe STAD mendapatkan respon yang positif dari siswa artinya siswa dapat menerima dengan baik serta tertarik dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan ada beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu: 1. Bagi siswa Siswa hendaknya selalu menanamkan motivasi untuk belajar dalam dirinya karena motivasi belajar siswa sangat mempengaruhi dan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. 2. Bagi guru Dalam proses belajar mengajar matematika, sebaiknya guru menggunakan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Disamping sebagai variasi dalam penyampaian materi pelajaran, pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD juga dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. 3. Bagi sekolah Sekolah menganjurkan kepada guru untuk menggunakan variasi-variasi pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi siswa misalnya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD saat pembelajaran. 4. Bagi peneliti Bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian sejenis, hendaknya direncanakan lebih matang sehingga diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR RUJUKAN Djaafar, T.Z Konstribusi Strategi Pembelajaran terhadap Hasil Belajar. Jakarta : Depdiknas. Hamalik, O Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Hudoyo, H. dkk Strategi Belajar Mengajar Matematika Kontemporer. Malang : UNM Muslimin, dkk Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Unesa University Press. Riduwan, Skala Pengukuran Variable-variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta. Shadiq, F. Untuk Apa Belajar Matematika. Yogyakarta : PPPPK Matematika. Diakses pada tanggal 5 maret Soedjadi Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta : Depdiknas. Soekamto, T & Winataputra, U.S, Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka. 41

13 Suherman, E Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA- UPI Widyantini Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta : PPPPTK Matematika. Zuriah, N Penelitian Tindakan dalam bidang pendidikan dan Sosial. Malang : Banyumedia Publishing. 42

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang INSTRUMEN OBSERVASI PADA PENELITIAN TENTANG IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA PEMBELAJARAN PAI KELAS IV DI SDN 15 PADANG PASIR, PADANG A. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT DWI ASTUTI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT (STAD) Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan usaha sadar dari seorang guru untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan apa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA SMA Negeri 1 Ulujami

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

Lebih terperinci

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

17 Media Bina Ilmiah ISSN No 17 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SISWA KELAS VII.3 SMPN 4 MATARAM TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Tempat Penelitian Tempat atau lokasi penelitian di kelas IV SD Negeri Kalibalik 03 Kecamatan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan Bintang Zaura 1 dan Sulastri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Arma Mariangke, Imran, dan Dwi Septiwiharti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS IV/ A SD NEGERI 08 KEPAHIANG Ramon Sinkiriwang Putrama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Konsep Teoretis 1. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman atau understanding berasal dari kata dasar paham, yang berarti

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) JUDUL : MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS XI SMAN 48 SEMESTER

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh

Lebih terperinci

Arie Suci Margasari Universitas Muhammadiyah Purworejo

Arie Suci Margasari Universitas Muhammadiyah Purworejo PENGGUNAAN METODE STAD (STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SESORAH PADA SISWA KELAS XI TKR-C SMK NAWA BHAKTI KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Arie Suci Margasari arie.suci46@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION AND TEAM ACCELERATED INSTRUCTION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION AND TEAM ACCELERATED INSTRUCTION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION AND TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VII Oleh Beni Asyhar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemahaman Konsep 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yaitu pemahaman dan konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau

Lebih terperinci

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses penyampaian pelajaran dibutuhkan pendekatan-pendekatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses transfer atau perpindahan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut harus menjadi motivator, fasilitator, dan juga pengontrol

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Pembelajaran Matematika di SD BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VI

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VI Contoh Proposal PTK Matematika SMP: MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS VI Posted by noerhaji ali khosim on

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN. Akhmad Bisri Arifin

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN. Akhmad Bisri Arifin PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN Akhmad Bisri Arifin Kepala SDN Kaligoro Kec. Kutorejo, Kabupaten Mojokerto Email:

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia selalu mendapat prioritas utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistim pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU Hamzah dan Susilo, Peningkatan Prestasi Belajar Penjumlahan Pecahan, 81 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI PADA SISWA KELAS V SDN INPRES CENGGU Hamzah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIID SMP N 1 Kembaran Kabupaten Banyumas dengan jumlah siswa 32 yang terdiri dari 16 siswa lakilaki dan 16 siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan atau membangun manusia dan hasilnya tidak dapat dilihat dalam waktu yang singkat melainkan

Lebih terperinci

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 216 ISSN 2477-224 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA SD Negeri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII, merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran biologi disekolah. Sistem gerak merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) untuk mata pelajaran Matematika yang dilaksanakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, hasil

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Barisan dan Deret dengan. penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited

BAB VI PENUTUP. 1. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Barisan dan Deret dengan. penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited BAB VI PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian dan analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Barisan dan Deret

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG BIOLOGI DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 BANAWA Nurmah nurmaharsyad@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Internet Comunication and Tehnology (ITC) dewasa ini tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan sejalan dengan adanya perubahan dalam sistem

Lebih terperinci

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama Suci Dahlya Narpila Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pengalaman mengajar di kelas VIII C SMP Negeri 1 Pardasuka selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran 2010-2011 menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS Setiawati, Benedictus Kusmanto Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna Indrawati Sumuri Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lebih bisa cepat mengerti dan siap akan menghadapi perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia lebih bisa cepat mengerti dan siap akan menghadapi perubahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SD Negeri 01 Rembun Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

SANGGAR RAHAYU Intan Sari Rufiana M.Pd 1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

SANGGAR RAHAYU Intan Sari Rufiana M.Pd 1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 2 NGROGUNG NGEBEL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SANGGAR RAHAYU Intan Sari

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd. JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 1 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kelas V SDN Tatarandang Pada Materi FPB Dan KPK Heriyanto Nggodulano. A., Dasa Ismaimusa, dan Mustamin Mahasiswa Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan proses globalisasi telah terjadi juga proses transformasi sosial, ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah dan perguruan tinggi untuk lebih menyiapkan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney Insani, Samsurizal M. Suleman, dan Fatma Dhafir Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia dipandang sebagai variabel terpenting yang mempengaruhi tercapainya kesejahteraan umat manusia (Wahidmuri 2010:15).

Lebih terperinci

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions) Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad (student teams achievement divisions) terhadap prestasi belajar dengan memperhatikan motivasi belajar siswa pada materi pokok

Lebih terperinci

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm. 141-146 141 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SUMBER DAYA ALAM MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan serangkaian interaksi yang baik antar siswa dengan guru yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu,

Lebih terperinci

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di tingkat sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Aktivitas Belajar Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya di lingkungan itu" (Piaget dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN Rismauli Syarifah Saragih Guru TK ABA 30 Medan Surel : rismaulisyarifah@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia, komponen yang selama ini dianggap sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran serta guru 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan proses belajar mengajar disekolah tidak terlepas dari peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi tantangan atau permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks dan juga makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan

Lebih terperinci

Rosita, Achmad Ramadhan, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Rosita, Achmad Ramadhan, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Pokok Bahasa Energi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Siwalempu Rosita, Achmad Ramadhan, dan Ratman Mahasiswa

Lebih terperinci

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Konsentrasi Larutan dan Perhitungan Kimia Kelas X Teknik Gambar Bangunan A SMK Negeri 3 Palu Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP 2 SUSUKAN kelas VII F semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa, terdiri dari siswa

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA Oleh: Erny Untari ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester III. METODE PENELITIAN A. Seting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester genap tahun pelajaran 2010-2011. Jumlah siswa pada kelas tersebut ada 32 orang

Lebih terperinci

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DI SMA NEGERI 1 STABAT Suherman Guru Fisika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman sendiri. Dengan belajar seseorang akan mengalami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Rusman (2011:201) Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori kontruktivisme. Soejadi dalam Teti Sobari,

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIC SMPN 3 PALOPO Titik Pitriani Muslimin

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6 ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 2, Mei - Agustus 2015 STKIP PGRI Banjarmasin UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan sains dan teknologi di era modern ini. Dalam mempelajari matematika tidak cukup bila hanya dibaca dihafal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan setiap negara. Melalui pendidikan, generasi muda penerus bangsa terus mampu mengembangkan diri sesuai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Bruner beranggapan bahwa belajar dengan menggunakan metode penemuan (discovery) memberikan hasil yang baik sebab anak dituntut untuk berusaha

Lebih terperinci

Dyah Muawiyah, Budi Utami *, dan Bakti Mulyani. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Dyah Muawiyah, Budi Utami *, dan Bakti Mulyani. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 6 No. 1 Tahun 2017 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 10-15 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran dapat di artikan sebagai pedoman atau acuan dalam menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa yang terletak di Jalan Pangeran Emir M. Noer no. 33 Palapa, Tanjung Karang, Bandar Lampung

Lebih terperinci

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS, Surakarta, Indonesia Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 4 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS

Lebih terperinci

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan di Indonesia peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru demi tercapainya keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat penting untuk dipelajari oleh siswa dalam dunia pendidikan. Matematika diberikan pada setiap jenjang pendidikan

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan sekarang ini sangat pesat. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat ilmu pengetahuan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci